Impor Nonmigas Neraca Perdagangan Nonmigas

13 Di sisi permintaan, volume ekspor ke negara tujuan utama ekspor, AS dan Jepang, masih tumbuh positif, masing–masing sebesar 19,9 dan 4,6. Selain didorong oleh naiknya permintaan, ekspor udang ke Jepang juga dipicu oleh adanya pembebasan bea masuk bagi 51 produk perikanan Indonesia yang dimulai pada awal Juli 2008. Beberapa produk perikanan yang mendapat pembebasan bea masuk, antara lain udang, lobster, kaki kodok, mutiara dan ikan hias. Di samping pembebasan bea masuk produk perikanan oleh Jepang, hambatan ekspor produk perikanan yang dilakukan oleh Uni Eropa juga telah dicabut sejak Juli 2008. Uni Eropa sendiri merupakan negara tujuan utama ekspor udang setelah AS dan Jepang dengan pangsa sebesar 14,3.

1.2 Impor Nonmigas

Pertumbuhan impor nonmigas pada Tw.III-2008 yang masih tinggi 44,6 terkait dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang masih cukup tinggi dan meningkatnya permintaan impor bahan baku untuk kebutuhan ekspor. Kenaikan impor tertinggi terutama berasal dari Cina 73,6 sehingga menempatkan Cina sebagai negara asal impor utama di Indonesia pangsa 16,5, menggeser Jepang dengan pangsa 13. Meskipun demikian, impor dari Jepang masih tumbuh cukup signifikan 46,3. Pertumbuhan impor yang tinggi terutama terjadi pada barang modal 66,8, diikuti oleh bahan baku 40,4 dan barang konsumsi 34,8. Tingginya impor barang modal dan bahan baku sejalan dengan besarnya kebutuhan industri untuk memenuhi konsumsi domestik ataupun ekspor. 2 4 6 8 10 12 14 16 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 2007 2008 ribu Ton Grafik 12 Volume Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan Utama Amerika Serikat Jepang 5 10 15 20 25 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 2007 2008 Grafik 13 Pangsa Impor Nonmigas Menurut Negara Asal Sg Jpn RRC USA Tha Kor 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 4,000 8,000 12,000 16,000 20,000 24,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 2007 2008 Juta USD juta USD Grafik 14 Nilai Impor Nonmigas Bahan Baku Barang Konsums RHS Barang Modal RHS 14 Tabel 11 Pangsa Impor dalam Memenuhi Permintaan Akhir Berdasarkan Jenis Industri Berdasarkan analisis input-output tahun 2005, sebagian besar dari impor tersebut digunakan oleh berbagai industri untuk memproduksi barang-barang untuk keperluan konsumsi rumah tangga 44 dan pembentukan modal tetap bruto 31. 2 Di sisi lain, impor barang konsumsi terbesar adalah barang-barang konsumsi semi-durable serta kendaraan bermotor. Barang-barang konsumsi tersebut terutama berasal dari Cina dan Thailand. Hal ini sesuai dengan kondisi di pasar domestik dimana banyak barang- barang konsumsi impor dari Cina dengan harga yang relatif murah meskipun kualitas dan pelayanan pasca pembelian masih kurang memadai. Tabel 12 Nilai Impor Barang Konsumsi dari Beberapa Negara Asal Utama 2 Catatan Riset Direktorat Riset dan Kebijakan Moneter, dalam rangka Rakor NPI Tw.III-2008. Sementara itu, impor kendaraan bermotor roda empat banyak berasal dari Thailand sejalan dengan mulai dijadikannya negara ini sebagai basis produksi kendaraan oleh para produsen mobil, seperti Honda dan Toyota. Komoditas impor yang terkait dengan tingginya permintaan domestik, baik untuk konsumsi maupun sebagai bahan baku produksi, adalah pupuk HS31 dan baja HS72. Impor pupuk pada Tw. III-2008 mencapai USD715 juta atau tumbuh 263,8 terutama berasal dari negara Kanada, Afrika dan Rusia. Tingginya angka impor tersebut merupakan dampak dari pembebasan impor pupuk yang diberikan pemerintah kepada para pengusaha untuk mengimpor sesuai dengan kebutuhan. Hal ini didorong oleh masih tingginya ketergantungan pasar domestik terhadap pupuk impor dan masih adanya kendala dalam distribusi yang menimbulkan kelangkaan pupuk di berbagai daerah. Menurut Asosiasi Niaga Pupuk Indonesia ANPI, setiap tahun 80 kebutuhan pupuk di Indonesia, kecuali No. Sektor Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori Ekspor Barang dan Jasa 1 Industri Pengilangan minyak bumi 12.21 14.73 5.67 2.73 7.52 2 Industri kimia 10.62 12.88 5.95 19.60 19.07 3 Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 9.70 5.04 32.12 29.08 13.49 4 Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 9.05 5.39 11.19 4.99 5.13 5 Industri pengolahan dan pengawetan makanan 2.97 0.13 0.01 0.80 0.06 6 Industri tekstil, pakaian dan kulit 2.79 0.21 0.16 1.16 0.60 7 Industri gula 2.65 0.15 0.02 0.54 0.15 8 Industri kertas, barang dari kertas dan karton 2.49 4.14 0.51 4.05 2.62 9 Industri makanan lainnya 1.99 0.37 0.03 0.13 0.17 10 Industri barang karet dan plastik 1.85 0.87 0.98 1.45 0.85 11 Industri minyak dan lemak 1.58 0.01 0.00 0.32 0.04 12 Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 1.42 1.37 1.08 1.39 0.95 13 Industri pupuk dan pestisida 1.36 0.39 0.03 0.24 0.39 14 Industri dasar besi dan baja 1.34 2.13 12.42 7.31 2.75 15 Industri barang dari logam 1.17 1.22 7.95 3.37 1.02 44.2 5.5 30.7 2.1 17.5 Share terhadap Total Kebutuhan Impor Periode Negara Asal Nilai juta USD Share Nilai juta USD Share Cina 456 21.6 892 32.8 Thailand 346 16.4 463 17.0 Singapura 148 7.0 166 6.1 Korea Selatan 106 5.0 166 6.1 Lainnya 1,052 49.9 1,033 38.0 Total 2,108 100 2,720 100 Tw. III-2007 Tw. III-2008 15 urea, diimpor dari negara lain baik berupa bahan baku maupun produk jadi. Jenis pupuk yang diimpor antara lain Kalium Chlorida KCL, Ammonia Sulfat ZA dan SP3. Tabel 13 Nilai Impor Pupuk dari Beberapa Negara Asal Utama I mpor baja pada Tw. III-2008 sebesar USD2,3 miliar atau tumbuh 91,4. Tingginya impor baja disebabkan oleh kenaikan konsumsi di sektor otomotif, elektronik, konstruksi dan galangan kapal yang membutuhkan baja sekitar 7,5 juta ton per tahun, sementara industri domestik hanya mampu berproduksi sebesar 4-4,5 juta ton. Baja yang diimpor terutama berasal dari Jepang pangsa 18, Cina 14,5 dan Australia 7,5. Tabel 14 Nilai Impor Baja dari Beberapa Negara Asal Utama Salah satu Komoditas impor yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan untuk ekspor adalah impor kapas HS52 yang merupakan bahan baku bagi industri tekstil domestik. Impor kapas pada Tw. III-2008 sebesar USD455 juta atau tumbuh 5,2, jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya 40,7. Melambatnya impor kapas ini sejalan dengan penurunan volume ekspor TPT akibat terjadinya krisis finansial global. Impor kapas terutama berasal dari AS pangsa 28,5 dan Cina 14,3, sementara pasokan kapas dalam negeri hanya dapat memenuhi 0,5 dari total kebutuhan kapas. Terbatasnya pasokan antara lain akibat dari produktivitas kapas yang rendah 500 kgha. Tabel 15 Nilai Impor Kapas dari Beberapa Negara Asal Utama Impor alat-alat telekomunikasi SITC 764 pada triwulan III 2008 tumbuh sebesar 97,0 mencapai USD2,2miliar. Peningkatan impor peralatan telekomunikasi ini sejalan dengan kenaikan kebutuhan investasi dalam rangka pengembangan jaringan telekomunikasi, diantaranya adalah program pembangunan 1000 tower BTS. Selain itu, pesatnya perkembangan industri telekomunikasi turut menyumbang tingginya permintaan alat-alat tersebut. Peralatan telekomunikasi yang diimpor antara lain berupa peralatan transmisi, peralatan lainnya untuk Digital Line System, peralatan penerima, sambungan telepon peralatan terkait, kabel komunikasi dan peralatan telekomunikasi lainnya. Sebagian besar peralatan ini diimpor dari Cina, Singapura dan Hongkong. Tabel 16 Nilai Impor Alat-alat Telekomunikasi dari Beberapa Negara Asal Utama Impor Hydrocabon SITC 511 pada triwulan III sebesar USD829 juta atau tumbuh 75,8. Tingginya impor bahan kimia ini terkait dengan ketergantungan industri kimia terhadap pasokan bahan baku dari luar negeri. Industri yang menggunakan hydrocarbon Periode Negara Asal Nilai juta USD Share Nilai juta USD Share Kanada 26 13.3 191 26.7 Afrika 7 3.6 125 17.5 Rusia 31 15.8 108 15.1 Lainnya 132 67.3 291 40.7 Total 196 100.0 715 100.0 Tw. III-2007 Tw. III-2008 Periode Negara Asal Nilai juta USD Share Nilai juta USD Share Jepang 205 17.2 411 18.0 Cina 209 17.5 331 14.5 Australia 50 4.2 171 7.5 Lainnya 729 61.1 1,370 60.0 Total 1,193 100.0 2,283 100.0 Lainnya -73 -146.0 -1,290 -754.4 Total 2,108 100 2,865 100 Tw. III-2007 Tw. III-2008 Periode Negara Tujuan Nilai juta USD Share Nilai juta USD Share Amerika Serikat 121 28.0 129 28.4 Cina 66 15.3 65 14.3 Afrika 51 11.8 54 11.9 Lainnya 194 44.9 207 45.5 Total 432 100.0 455 100.0 Tw. III-2007 Tw. III-2008 Periode Negara Asal Nilai juta USD Share Nilai juta USD Share China 218 19.4 741 33.6 Singapura 263 23.5 265 12.0 Hongkong 103 9.2 207 9.4 Lainnya 537 47.9 993 45.0 Total 1,120 100.0 2,206 100.0 Tw. III-2007 Tw. III-2008 16 sebagai bahan baku antara lain industri pupuk, industri cat dan industri kimia lainnya. Bahan baku kimia ini banyak diimpor dari India, Malaysia dan Thailand. Tabel 17 Nilai Impor Hydrocabon dari Beberapa Negara Asal Utama Impor flat rolled product not clad SITC 673 yang merupakan bahan baku bagi industri baja pada Tw. III- 2008 sebesar USD659 juta atau tumbuh 189,6. Pertumbuhan impor bahan baku baja ini untuk memenuhi tingginya permintaan baja yang berasal dari sektor transportasi kendaraan bermotor, telekomunikasi proyek pembangunan 1000 tower, dan properti. Selain itu, program konversi minyak tanah ke gas elpiji yang membutuhkan tabung baja juga memicu peningkatan permintaan komoditas tersebut di dalam negeri. Sementara itu, Gabungan Industri Pengerjaan Mesin dan Logam Gamma menyatakan bahwa lonjakan impor baja terkait dengan realisasi kesepakatan kerja sama ekonomi economic partnership agreementEPA antara Indonesia dan Jepang yang mulai diberlakukan pada 1 Juli 2008. Dalam kesepakatan tersebut, produk baja Jepang yang masuk ke Indonesia tidak dikenakan bea masuk BM. Selain Jepang, impor baja berasal dari Cina dan Korea Selatan. Tabel 18 Nilai Impor Bahan Baku Baja dari Beberapa Negara Asal Utama

2. Neraca Perdagangan Migas