21
Jasa bisnis lainnya pada Tw. III-2008 mencatat defisit USD0,4 miliar relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
Jasa bisnis lainnya terdiri dari jasa perdagangan merchanting, jasa sewa operational leasing dan
berbagai jasa keahlian profesional seperti jasa konsultan hukum, jasa akuntansi, jasa arsitektur,
rekayasa dan teknik, jasa riset dan pengembangan, dan lainnya. Negara berkembang, termasuk Indonesia,
pada umumnya lebih banyak menggunakan jasa tersebut dari bukan penduduk non resident sehingga
nilainya selalu defisit. Demikian juga dengan jasa-jasa lain konstruksi, asuransi, keuangan, komputer
informasi, royalti lisensi, serta personal, budaya rekreasi semuanya mencatat defisit. Sebagian besar
jasa-jasa tersebut mencatat defisit yang relatif menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang
mengalami perlambatan sehingga mengurangi impor jasa selama triwulan III.
Di antara jasa lainnya, hanya jasa komunikasi dan jasa pemerintah yang mencatat surplus. Sampai saat ini
transaksi incoming jasa komunikasi yang mencakup jasa telekomunikasi dan pos kurir masih lebih besar
daripada transaksi outgoing. Selama periode laporan, jasa komunikasi mencatat surplus neto sebesar USD76
juta, menurun dari pada triwulan sebelumnya USD115 juta. Demikian juga, penerimaan devisa dari
pembelanjaan kedutaanperwakilan negara asing berupa belanja pegawai, barang, pemeliharaan, dan
belanja perjalanan, masih lebih besar dibandingkan pembiayaan kedutaanperwakilan Indonesia di luar
negeri. Selama periode laporan jasa pemerintah mencapai neto surplus USD61 juta, relatif sama dengan
angka pada triwulan sebelumnya USD65 juta.
4. Neraca Pendapatan
Defisit neraca pendapatan income pada Tw. III- 2008 mencatat USD4,2 miliar, lebih rendah dari defisit
USD4,5 miliar pada triwulan sebelumnya. Defisit neraca pendapatan mencerminkan bahwa kewajiban
penduduk kepada bukan penduduk lebih besar daripada tagihanaset penduduk kepada bukan
penduduk. Penurunan defisit tersebut berasal dari berkurangnya pendapatan investasi langsung Direct
Investment terutama profit transfer perusahaan migas yang menurun dari USD2,1 miliar menjadi USD1,9
miliar. Turunnya harga minyak telah mengurangi bagian dari keuntungan penjualan migas yang menjadi hak
kontraktor asing.
Selain itu penurunan defisit neraca pendapatan juga disumbangkan oleh menurunnya repatriasi hasil
keuntungan perusahaan PMA nonmigas ke luar negeri mencapai USD0,9 miliar, sedikit lebih rendah dari
periode sebelumnya USD10,0 miliar. Krisis keuangan global ditengarai turut memberi dampak pada
penurunan kinerja perusahaan yang pada gilirannya mengurangi tingkat keuntungan yang menjadi bagian
pemegang saham asing.
-5,000 -4,000
-3,000 -2,000
-1,000 1,000
Q.1 Q.2
Q.3 Q.4
Q.1 Q.2
Q.3 Q.4
Q.1 Q.2
Q.3 2006
2007 2008
Grafik 19 Perkembangan Neraca Pendapatan
Investment Income Direct Investment Income
Portfolio Investment Income Other Investment Income
juta USD
22
Secara keseluruhan,
penurunan pendapatan
investasi langsung Direct Investment juga tercermin dari profitabilitas perusahaan PMA di Indonesia Foreign
Direct Investment yang sedikit menurun menjadi 18,3 dari 18,7 pada triwulan sebelumnya.
Tabel 23 Implied YieldInterest Rate
Di sisi lain, defisit pendapatan neto dari investasi portofolio meningkat menjadi USD0,9 miliar dari
triwulan sebelumnya defisit USD0,3 miliar. Peningkatan defisit tersebut terkait dengan
meningkatnya pembayaran deviden atas surat berharga saham yang dimiliki asing menjadi USD0,7 miliar dari
sebelumnya USD0,3 miliar. Sementara itu, pendapatan neto investasi dari surat berharga utang mencapai
defisit USD0,3 miliar, sedikit meningkat dari periode sebelumnya defisit USD0,1 miliar. Peningkatan defisit
pendapatan investasi portofolio tersebut seiring dengan kenaikan persentase imbal hasil investasi surat berharga
penduduk milik asing di dalam negeri dari 5,1 menjadi 5,6, lebih tinggi daripada kenaikan imbal
hasil investasi surat berharga asing milik penduduk di luar negeri dari 3,3 menjadi 3,6.
Sementara itu, pendapatan investasi lainnya mencatat defisit USD0,3 miliar, lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya defisit USD0,9 miliar. Hal itu terutama akibat meningkatnya
pembayaran bunga utang luar negeri khususnya sektor swasta akibat kenaikan posisi utang luar negeri
meskipun rata-rata bunga utang sedikit menurun menjadi 3,0 dari 3,1 pada triwulan sebelumnya.
5. Transfer Berjalan