18
Sementara itu, produksi minyak mentah Indonesia selama Tw III-2008 relatif sama dengan rata-rata
produksi pada Tw.II-2008. Pada periode laporan, rata- rata produksi minyak mencapai 0,982 juta barel per hari
bph, sementara rata-rata produksi periode sebelumnya sebesar 0,981 juta bph. Produksi minyak tersebut
didukung oleh adanya produksi dari beberapa lapangan yang dikelola oleh KPS seperti JOB Pertamina-Petrochina
Jatim, PT. Chevron Riau, Conoco Philips Grisik, Sumsel, PT. Medco Sumsel, PT. Vico Kaltim, PT.
Petrochina Jambi, PT. Conoco South Natuna, BP West Java Block A dan PT. Chevron Kaltim. Produksi
yang dapat dipertahankan pada level yang relatif sama tersebut mencerminkan adanya kenaikan produksi, baik
dari sumur baru maupun optimalisasi sumur lama yang dapat mengimbangi natural declining sumur-sumur tua.
Konsumsi BBM selama laporan sedikit mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan konsumsi
periode sebelumnya. Peningkatan volume konsumsi BBM di triwulan III sebesar 101 juta barel triwulan
sebelumnya sebesar 99 juta barel tidak dikuti oleh peningkatan volume impor produk BBM. Hal ini
ditengarai oleh adanya penambahan produksi BBM hasil kilang seperti yang tercermin dari penurunan volume
ekspor minyak mentah pada periode yang sama.
2.2. Gas Neraca perdagangan gas selama Tw. III-2008
mencatat kenaikan surplus menjadi USD4,8 miliar dari periode Tw II-2008 yang mencapai USD4,4 miliar. Lebih
besarnya surplus selama kurun Juli – September 2008 dimaksud, lebih didorong oleh bertambahnya volume
ekspor gas terutama LNG. Selain didorong oleh volume ekspor, peningkatan ekspor gas juga
dipengaruhi oleh naiknya harga gas.
Tabel 21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas
Sumber: BP. Migas, data diolah
Peningkatan volume ekspor gas pada Tw.III-2008 disumbang oleh naiknya ekspor LNG dan gas alam yang
masing-masing meningkat sebesar 7 MBTU dan 6 MBTU menjadi 259 MBTU dan 84 MBTU. Lebih
tingginya volume ekspor dimaksud, antara lain
30 40
50 60
70 80
90 100
110 120
130 140
04 05 06 0708 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S
2007 2008 USDbbl
Grafik 15 Perkembangan Harga Minyak
SLC Harga Ekspor
WTI OPEC
Sumber: OPEC, Ditjen Migas, Bank Indonesia
20.0 25.0
30.0 35.0
40.0
0.800 0.900
1.000 1.100
1.200
Jan Jun
Dec Jun
Dec Jun
J F MAM J J A S 2005
2006 2007
2008 juta barelbln
Juta bph
Grafik 16 Produksi Minyak dan Konsumsi BBM
Oil Production Konsumsi RHS
Tw. II Tw. III
LNG Volume mmbtu
253 259
Nilai juta USD 3,462
3,699 Harga USDmmbtu
13.7 14.3
LPG Volume 000 metric ton
35 -
Nilai juta USD 28
- Harga USDMTon
802 -
Natural Gas Volume mmbtu
78 84
Nilai juta USD 978
1,164 Harga USDmmbtu
12.6 13.9
Neraca Perdagangan Gas Ekspor juta USD
4,468 4,863
Impor juta USD 34
82 Net juta USD
4,434 4,781
Ekspor Gas
2008
19
dipengaruhi oleh besarnya produksi gas selama kurun waktu laporan guna menutupi kekurangan pengiriman
periode sebelumnya. Berdasarkan nilai kontrak yang telah disetujui, ekspor LNG dan gas alam terutama
ditujukan untuk negara Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.
Kenaikan volume ekspor gas turut mempengaruhi nilai ekspor sehingga menambah surplus neraca
perdagangan gas. Nilai ekspor gas mengalami peningkatan dari periode sebelumnya sebesar USD396
juta menjadi USD4,9 miliar yang ditopang oleh naiknya nilai ekspor LNG sebesar 6,9 setara USD237 juta dan
gas alam sebesar 19,1 setara USD 186 juta. Sementara itu, pada periode laporan tidak terdapat
ekspor LPG terkait dengan kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor LPG guna pemenuhan kebutuhan
domestik dalam rangka konversi energi dari minyak tanah ke LPG.
Hingga saat ini terdapat cadangan gas bumi di Indonesia sekitar 170,1 TSCF triliun standar cubic feet
dengan komposisi 112,5 TCSF merupakan cadangan terbukti dan 57,7 TCSF adalah cadangan potensial. Bila
dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, cadangan gas bumi di tahun 2008 mengalami
peningkatan.
Tabel 22 Cadangan Gas Indonesia
billion cubic feet
Sumber: Ditjen Migas
Neraca Jasa
Defisit neraca jasa pada Tw. III-2008 mencapai USD3,6 miliar, relatif masih sama dengan angka pada
periode triwulan sebelumnya. Penyumbang terbesar defisit neraca jasa berasal dari jasa transportasi.
Sementara jasa travel pada periode laporan mencatat kenaikan penerimaan devisa yang lebih besar daripada
triwulan sebelumnya.
Jasa transportasi pada triwulan III mencatat defisit yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya, yaitu
sekitar USD3,0 miliar. Angka defisit tersebut terutama berasal dari jasa angkutan barang freight, khususnya
nonmigas, yang sedikit naik dari USD2,1 miliar menjadi USD2,2 miliar seiring dengan meningkatnya volume
impor barang. Sementara itu, defisit jasa angkutan barang migas menurun dari USD0,7 miliar menjadi
USD0,6 miliar, sejalan dengan penurunan volume impor minyak. Tingginya defisit jasa transportasi tersebut
terkait dengan dominasi armada asing dalam pengangkutan barang impor. Pemberdayaan industri
pelayaran nasional dalam mendukung perdagangan internasional melalui kewajiban semua pengiriman
komoditas nasional dengan menggunakan armada domestik masih sulit untuk diterapkan.
Di sektor pariwisata, selama Tw. III-2008 mencatat
surplus sebesar USD0,4 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya USD0,3 miliar. Surplus tersebut
disebabkan oleh meningkatnya jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia inbound dari 1,6 juta orang
menjadi 1,7 juta orang, atau tumbuh sekitar 11,4 q.t.q. Peningkatan kunjungan wisman tersebut
mendorong penerimaan devisa jasa travel dari USD1,5 miliar menjadi USD1,6 miliar.
Negara asal wisman yang datang ke Indonesia masih didominasi oleh Singapura pangsa 16,
Tahun Cadangan
Terbukti
91 91
97 94
106 113
Potensial
87 98
89 93
59 58
Total
178 188
186 187
165 170
2006 2008
2007 2003
2004 2005
-4000 -3500
-3000 -2500
-2000 -1500
-1000 -500
500 1000
Q.1 Q.2
Q.3 Q.4
Q.1 Q.2
Q.3 Q.4
Q.1 Q.2
Q.3 2006
2007 2008
Grafik 17 Perkembangan Neraca Jasa
Transportasi Travel
Jasa Lainnya Jasa, net
Juta USD
20
Malaysia 11, Jepang 10, Australia 8, Cina 5 dan Korea Selatan 4. Jepang dan Australia
termasuk negara utama asal wisman yang tumbuh cukup tinggi, masing-masing sekitar 29 dan 25
q.t.q. Sementara wisman dari Arab Saudi, meskipun pangsanya masih relatif rendah, tumbuh signifikan
hingga mencapai 80 q.t.q. Tujuan utama wisman berkunjung ke Indonesia
adalah Bali dengan pangsa 41, diikuti Jakarta 28 dan Batam 18. Dengan adanya beberapa kegiatan
terkait Visit Indonesian Year 2008, pariwisata Bali sepanjang triwulan ketiga tumbuh sekitar 15 q.t.q.
Negara asal wisman terbanyak yang berkunjung ke Bali adalah Jepang pangsa 19, Australia 17, Taiwan
6, dan Cina 5. Jepang dan Australia kembali menjadi dua negara utama asal wisman ke Bali yang
pertumbuhannya meningkat cukup signifikan, yaitu masing-masing 39 dan 30 q.t.q. Dampak
pencabutan travel warning dari AS pada triwulan II 2008 masih memberikan persepsi positif pada
kunjungan wisman dari negara lain, khususnya Eropa. Wisman Eropa yang berkunjung ke Bali terutama
berasal dari Inggris, Perancis, Belanda dan Rusia dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 34 q.t.q. Dampak
positif lain seperti windfall profit kenaikan harga minyak pada negara-negara Timur Tengah juga terlihat dari
kenaikan kunjungan wisman asal Arab Saudi dan Bahrain ke Bali yang meningkat lebih dari dua kali lipat
dibandingkan periode triwulan II 2008. Secara kumulatif Januari-September, jumlah
wisman telah mencapai 4,6 juta orang atau meningkat 12,2 y.o.y dibanding jumlah wisman pada periode
yang sama tahun 2007 sebanyak 4,1 juta orang. Berarti setelah tiga triwulan berlalu, baru 23 dari target
kunjungan wisman 2008 sebanyak 7 juta orang yang berhasil dicapai. Kendala utama yang menghadang
program tahun kunjungan wisata 2008 menurut Pemerintah antara lain transportasi, promosi dan
masalah travel warning ke Indonesia yang masih diterapkan oleh beberapa negara. Maskapai
penerbangan dalam negeri belum sepenuhnya mampu menjangkau kebutuhan angkutan ke daerah-daerah
tujuan wisata. Sementara promosi masih dilakukan secara terbatas meskipun sudah ada peningkatan
anggaran pariwisata. Partisipasi pemerintah daerah dinilai masih belum optimal dalam berpromosi dan
mengelola obyek wisata daerah. Untuk mengejar peningkatan wisman sampai akhir tahun, pemerintah
telah menerapkan injury time strategy seperti fokus pada promosi di pasar Singapura, Malaysia, Tiongkok
dan Australia. Sementara untuk menyiasati dampak krisis keuangan global, Pemerintah sedang menggenjot
kunjungan wisman dari wilayah perbatasan di Riau, Entikong, Papua, berupa 411 paket wisata bersama
Garuda Indonesia di empat destinasi tersebut.
Berbeda dengan kunjungan wisman yang masih tumbuh cukup tinggi, selama triwulan III, jumlah WNI
pergi ke luar negeri mencapai 1,4 juta orang, atau hanya tumbuh sekitar 2,0 dari triwulan sebelumnya.
Sementara pengeluaran devisa terkait dengan perjalanan WNI ke luar negeri tersebut mencapai
USD1,2 miliar relatif masih sama dengan triwulan sebelumnya. Negara tetangga di ASEAN masih
menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan nusantara wisnus, yaitu Singapura pangsa 44, Malaysia
25 dan Thailand 4. Sedangkan Australia 6 dan Amerika 4 adalah negara tujuan utama
kunjungan wisnus di luar ASEAN.
-600 -400
-200 200
400 600
800
-600 -500
-400 -300
-200 -100
100 200
300 400
500 600
700
J F M A M J J A S O N D J F M A M J
J A S O N D J F M A M J J A S
2006 2007
2008
juta USD
Grafik 18 Perkembangan Jasa Travel
Jumlah Inbound ribu orang Jumlah Outbound ribu orang
Travel Balance ribu orang Devisa Inflows juta USD RHS
Travel Balance juta USD RHS Devisa Outflows juta USD RHS
ribu orang
21
Jasa bisnis lainnya pada Tw. III-2008 mencatat defisit USD0,4 miliar relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
Jasa bisnis lainnya terdiri dari jasa perdagangan merchanting, jasa sewa operational leasing dan
berbagai jasa keahlian profesional seperti jasa konsultan hukum, jasa akuntansi, jasa arsitektur,
rekayasa dan teknik, jasa riset dan pengembangan, dan lainnya. Negara berkembang, termasuk Indonesia,
pada umumnya lebih banyak menggunakan jasa tersebut dari bukan penduduk non resident sehingga
nilainya selalu defisit. Demikian juga dengan jasa-jasa lain konstruksi, asuransi, keuangan, komputer
informasi, royalti lisensi, serta personal, budaya rekreasi semuanya mencatat defisit. Sebagian besar
jasa-jasa tersebut mencatat defisit yang relatif menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang
mengalami perlambatan sehingga mengurangi impor jasa selama triwulan III.
Di antara jasa lainnya, hanya jasa komunikasi dan jasa pemerintah yang mencatat surplus. Sampai saat ini
transaksi incoming jasa komunikasi yang mencakup jasa telekomunikasi dan pos kurir masih lebih besar
daripada transaksi outgoing. Selama periode laporan, jasa komunikasi mencatat surplus neto sebesar USD76
juta, menurun dari pada triwulan sebelumnya USD115 juta. Demikian juga, penerimaan devisa dari
pembelanjaan kedutaanperwakilan negara asing berupa belanja pegawai, barang, pemeliharaan, dan
belanja perjalanan, masih lebih besar dibandingkan pembiayaan kedutaanperwakilan Indonesia di luar
negeri. Selama periode laporan jasa pemerintah mencapai neto surplus USD61 juta, relatif sama dengan
angka pada triwulan sebelumnya USD65 juta.
4. Neraca Pendapatan
Defisit neraca pendapatan income pada Tw. III- 2008 mencatat USD4,2 miliar, lebih rendah dari defisit
USD4,5 miliar pada triwulan sebelumnya. Defisit neraca pendapatan mencerminkan bahwa kewajiban
penduduk kepada bukan penduduk lebih besar daripada tagihanaset penduduk kepada bukan
penduduk. Penurunan defisit tersebut berasal dari berkurangnya pendapatan investasi langsung Direct
Investment terutama profit transfer perusahaan migas yang menurun dari USD2,1 miliar menjadi USD1,9
miliar. Turunnya harga minyak telah mengurangi bagian dari keuntungan penjualan migas yang menjadi hak
kontraktor asing.
Selain itu penurunan defisit neraca pendapatan juga disumbangkan oleh menurunnya repatriasi hasil
keuntungan perusahaan PMA nonmigas ke luar negeri mencapai USD0,9 miliar, sedikit lebih rendah dari
periode sebelumnya USD10,0 miliar. Krisis keuangan global ditengarai turut memberi dampak pada
penurunan kinerja perusahaan yang pada gilirannya mengurangi tingkat keuntungan yang menjadi bagian
pemegang saham asing.
-5,000 -4,000
-3,000 -2,000
-1,000 1,000
Q.1 Q.2
Q.3 Q.4
Q.1 Q.2
Q.3 Q.4
Q.1 Q.2
Q.3 2006
2007 2008
Grafik 19 Perkembangan Neraca Pendapatan
Investment Income Direct Investment Income
Portfolio Investment Income Other Investment Income
juta USD