25.0 35.0 Gas Neraca perdagangan gas selama Tw. III-2008

18 Sementara itu, produksi minyak mentah Indonesia selama Tw III-2008 relatif sama dengan rata-rata produksi pada Tw.II-2008. Pada periode laporan, rata- rata produksi minyak mencapai 0,982 juta barel per hari bph, sementara rata-rata produksi periode sebelumnya sebesar 0,981 juta bph. Produksi minyak tersebut didukung oleh adanya produksi dari beberapa lapangan yang dikelola oleh KPS seperti JOB Pertamina-Petrochina Jatim, PT. Chevron Riau, Conoco Philips Grisik, Sumsel, PT. Medco Sumsel, PT. Vico Kaltim, PT. Petrochina Jambi, PT. Conoco South Natuna, BP West Java Block A dan PT. Chevron Kaltim. Produksi yang dapat dipertahankan pada level yang relatif sama tersebut mencerminkan adanya kenaikan produksi, baik dari sumur baru maupun optimalisasi sumur lama yang dapat mengimbangi natural declining sumur-sumur tua. Konsumsi BBM selama laporan sedikit mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan konsumsi periode sebelumnya. Peningkatan volume konsumsi BBM di triwulan III sebesar 101 juta barel triwulan sebelumnya sebesar 99 juta barel tidak dikuti oleh peningkatan volume impor produk BBM. Hal ini ditengarai oleh adanya penambahan produksi BBM hasil kilang seperti yang tercermin dari penurunan volume ekspor minyak mentah pada periode yang sama.

2.2. Gas Neraca perdagangan gas selama Tw. III-2008

mencatat kenaikan surplus menjadi USD4,8 miliar dari periode Tw II-2008 yang mencapai USD4,4 miliar. Lebih besarnya surplus selama kurun Juli – September 2008 dimaksud, lebih didorong oleh bertambahnya volume ekspor gas terutama LNG. Selain didorong oleh volume ekspor, peningkatan ekspor gas juga dipengaruhi oleh naiknya harga gas. Tabel 21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas Sumber: BP. Migas, data diolah Peningkatan volume ekspor gas pada Tw.III-2008 disumbang oleh naiknya ekspor LNG dan gas alam yang masing-masing meningkat sebesar 7 MBTU dan 6 MBTU menjadi 259 MBTU dan 84 MBTU. Lebih tingginya volume ekspor dimaksud, antara lain 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 04 05 06 0708 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S 2007 2008 USDbbl Grafik 15 Perkembangan Harga Minyak SLC Harga Ekspor WTI OPEC Sumber: OPEC, Ditjen Migas, Bank Indonesia

20.0 25.0

30.0 35.0

40.0 0.800 0.900 1.000 1.100 1.200 Jan Jun Dec Jun Dec Jun J F MAM J J A S 2005 2006 2007 2008 juta barelbln Juta bph Grafik 16 Produksi Minyak dan Konsumsi BBM Oil Production Konsumsi RHS Tw. II Tw. III LNG Volume mmbtu 253 259 Nilai juta USD 3,462 3,699 Harga USDmmbtu 13.7 14.3 LPG Volume 000 metric ton 35 - Nilai juta USD 28 - Harga USDMTon 802 - Natural Gas Volume mmbtu 78 84 Nilai juta USD 978 1,164 Harga USDmmbtu 12.6 13.9 Neraca Perdagangan Gas Ekspor juta USD 4,468 4,863 Impor juta USD 34 82 Net juta USD 4,434 4,781 Ekspor Gas 2008 19 dipengaruhi oleh besarnya produksi gas selama kurun waktu laporan guna menutupi kekurangan pengiriman periode sebelumnya. Berdasarkan nilai kontrak yang telah disetujui, ekspor LNG dan gas alam terutama ditujukan untuk negara Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Kenaikan volume ekspor gas turut mempengaruhi nilai ekspor sehingga menambah surplus neraca perdagangan gas. Nilai ekspor gas mengalami peningkatan dari periode sebelumnya sebesar USD396 juta menjadi USD4,9 miliar yang ditopang oleh naiknya nilai ekspor LNG sebesar 6,9 setara USD237 juta dan gas alam sebesar 19,1 setara USD 186 juta. Sementara itu, pada periode laporan tidak terdapat ekspor LPG terkait dengan kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor LPG guna pemenuhan kebutuhan domestik dalam rangka konversi energi dari minyak tanah ke LPG. Hingga saat ini terdapat cadangan gas bumi di Indonesia sekitar 170,1 TSCF triliun standar cubic feet dengan komposisi 112,5 TCSF merupakan cadangan terbukti dan 57,7 TCSF adalah cadangan potensial. Bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, cadangan gas bumi di tahun 2008 mengalami peningkatan. Tabel 22 Cadangan Gas Indonesia billion cubic feet Sumber: Ditjen Migas Neraca Jasa Defisit neraca jasa pada Tw. III-2008 mencapai USD3,6 miliar, relatif masih sama dengan angka pada periode triwulan sebelumnya. Penyumbang terbesar defisit neraca jasa berasal dari jasa transportasi. Sementara jasa travel pada periode laporan mencatat kenaikan penerimaan devisa yang lebih besar daripada triwulan sebelumnya. Jasa transportasi pada triwulan III mencatat defisit yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya, yaitu sekitar USD3,0 miliar. Angka defisit tersebut terutama berasal dari jasa angkutan barang freight, khususnya nonmigas, yang sedikit naik dari USD2,1 miliar menjadi USD2,2 miliar seiring dengan meningkatnya volume impor barang. Sementara itu, defisit jasa angkutan barang migas menurun dari USD0,7 miliar menjadi USD0,6 miliar, sejalan dengan penurunan volume impor minyak. Tingginya defisit jasa transportasi tersebut terkait dengan dominasi armada asing dalam pengangkutan barang impor. Pemberdayaan industri pelayaran nasional dalam mendukung perdagangan internasional melalui kewajiban semua pengiriman komoditas nasional dengan menggunakan armada domestik masih sulit untuk diterapkan. Di sektor pariwisata, selama Tw. III-2008 mencatat surplus sebesar USD0,4 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya USD0,3 miliar. Surplus tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia inbound dari 1,6 juta orang menjadi 1,7 juta orang, atau tumbuh sekitar 11,4 q.t.q. Peningkatan kunjungan wisman tersebut mendorong penerimaan devisa jasa travel dari USD1,5 miliar menjadi USD1,6 miliar. Negara asal wisman yang datang ke Indonesia masih didominasi oleh Singapura pangsa 16, Tahun Cadangan Terbukti 91 91 97 94 106 113 Potensial 87 98 89 93 59 58 Total 178 188 186 187 165 170 2006 2008 2007 2003 2004 2005 -4000 -3500 -3000 -2500 -2000 -1500 -1000 -500 500 1000 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 2006 2007 2008 Grafik 17 Perkembangan Neraca Jasa Transportasi Travel Jasa Lainnya Jasa, net Juta USD 20 Malaysia 11, Jepang 10, Australia 8, Cina 5 dan Korea Selatan 4. Jepang dan Australia termasuk negara utama asal wisman yang tumbuh cukup tinggi, masing-masing sekitar 29 dan 25 q.t.q. Sementara wisman dari Arab Saudi, meskipun pangsanya masih relatif rendah, tumbuh signifikan hingga mencapai 80 q.t.q. Tujuan utama wisman berkunjung ke Indonesia adalah Bali dengan pangsa 41, diikuti Jakarta 28 dan Batam 18. Dengan adanya beberapa kegiatan terkait Visit Indonesian Year 2008, pariwisata Bali sepanjang triwulan ketiga tumbuh sekitar 15 q.t.q. Negara asal wisman terbanyak yang berkunjung ke Bali adalah Jepang pangsa 19, Australia 17, Taiwan 6, dan Cina 5. Jepang dan Australia kembali menjadi dua negara utama asal wisman ke Bali yang pertumbuhannya meningkat cukup signifikan, yaitu masing-masing 39 dan 30 q.t.q. Dampak pencabutan travel warning dari AS pada triwulan II 2008 masih memberikan persepsi positif pada kunjungan wisman dari negara lain, khususnya Eropa. Wisman Eropa yang berkunjung ke Bali terutama berasal dari Inggris, Perancis, Belanda dan Rusia dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 34 q.t.q. Dampak positif lain seperti windfall profit kenaikan harga minyak pada negara-negara Timur Tengah juga terlihat dari kenaikan kunjungan wisman asal Arab Saudi dan Bahrain ke Bali yang meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode triwulan II 2008. Secara kumulatif Januari-September, jumlah wisman telah mencapai 4,6 juta orang atau meningkat 12,2 y.o.y dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2007 sebanyak 4,1 juta orang. Berarti setelah tiga triwulan berlalu, baru 23 dari target kunjungan wisman 2008 sebanyak 7 juta orang yang berhasil dicapai. Kendala utama yang menghadang program tahun kunjungan wisata 2008 menurut Pemerintah antara lain transportasi, promosi dan masalah travel warning ke Indonesia yang masih diterapkan oleh beberapa negara. Maskapai penerbangan dalam negeri belum sepenuhnya mampu menjangkau kebutuhan angkutan ke daerah-daerah tujuan wisata. Sementara promosi masih dilakukan secara terbatas meskipun sudah ada peningkatan anggaran pariwisata. Partisipasi pemerintah daerah dinilai masih belum optimal dalam berpromosi dan mengelola obyek wisata daerah. Untuk mengejar peningkatan wisman sampai akhir tahun, pemerintah telah menerapkan injury time strategy seperti fokus pada promosi di pasar Singapura, Malaysia, Tiongkok dan Australia. Sementara untuk menyiasati dampak krisis keuangan global, Pemerintah sedang menggenjot kunjungan wisman dari wilayah perbatasan di Riau, Entikong, Papua, berupa 411 paket wisata bersama Garuda Indonesia di empat destinasi tersebut. Berbeda dengan kunjungan wisman yang masih tumbuh cukup tinggi, selama triwulan III, jumlah WNI pergi ke luar negeri mencapai 1,4 juta orang, atau hanya tumbuh sekitar 2,0 dari triwulan sebelumnya. Sementara pengeluaran devisa terkait dengan perjalanan WNI ke luar negeri tersebut mencapai USD1,2 miliar relatif masih sama dengan triwulan sebelumnya. Negara tetangga di ASEAN masih menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan nusantara wisnus, yaitu Singapura pangsa 44, Malaysia 25 dan Thailand 4. Sedangkan Australia 6 dan Amerika 4 adalah negara tujuan utama kunjungan wisnus di luar ASEAN. -600 -400 -200 200 400 600 800 -600 -500 -400 -300 -200 -100 100 200 300 400 500 600 700 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S 2006 2007 2008 juta USD Grafik 18 Perkembangan Jasa Travel Jumlah Inbound ribu orang Jumlah Outbound ribu orang Travel Balance ribu orang Devisa Inflows juta USD RHS Travel Balance juta USD RHS Devisa Outflows juta USD RHS ribu orang 21 Jasa bisnis lainnya pada Tw. III-2008 mencatat defisit USD0,4 miliar relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Jasa bisnis lainnya terdiri dari jasa perdagangan merchanting, jasa sewa operational leasing dan berbagai jasa keahlian profesional seperti jasa konsultan hukum, jasa akuntansi, jasa arsitektur, rekayasa dan teknik, jasa riset dan pengembangan, dan lainnya. Negara berkembang, termasuk Indonesia, pada umumnya lebih banyak menggunakan jasa tersebut dari bukan penduduk non resident sehingga nilainya selalu defisit. Demikian juga dengan jasa-jasa lain konstruksi, asuransi, keuangan, komputer informasi, royalti lisensi, serta personal, budaya rekreasi semuanya mencatat defisit. Sebagian besar jasa-jasa tersebut mencatat defisit yang relatif menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang mengalami perlambatan sehingga mengurangi impor jasa selama triwulan III. Di antara jasa lainnya, hanya jasa komunikasi dan jasa pemerintah yang mencatat surplus. Sampai saat ini transaksi incoming jasa komunikasi yang mencakup jasa telekomunikasi dan pos kurir masih lebih besar daripada transaksi outgoing. Selama periode laporan, jasa komunikasi mencatat surplus neto sebesar USD76 juta, menurun dari pada triwulan sebelumnya USD115 juta. Demikian juga, penerimaan devisa dari pembelanjaan kedutaanperwakilan negara asing berupa belanja pegawai, barang, pemeliharaan, dan belanja perjalanan, masih lebih besar dibandingkan pembiayaan kedutaanperwakilan Indonesia di luar negeri. Selama periode laporan jasa pemerintah mencapai neto surplus USD61 juta, relatif sama dengan angka pada triwulan sebelumnya USD65 juta.

4. Neraca Pendapatan

Defisit neraca pendapatan income pada Tw. III- 2008 mencatat USD4,2 miliar, lebih rendah dari defisit USD4,5 miliar pada triwulan sebelumnya. Defisit neraca pendapatan mencerminkan bahwa kewajiban penduduk kepada bukan penduduk lebih besar daripada tagihanaset penduduk kepada bukan penduduk. Penurunan defisit tersebut berasal dari berkurangnya pendapatan investasi langsung Direct Investment terutama profit transfer perusahaan migas yang menurun dari USD2,1 miliar menjadi USD1,9 miliar. Turunnya harga minyak telah mengurangi bagian dari keuntungan penjualan migas yang menjadi hak kontraktor asing. Selain itu penurunan defisit neraca pendapatan juga disumbangkan oleh menurunnya repatriasi hasil keuntungan perusahaan PMA nonmigas ke luar negeri mencapai USD0,9 miliar, sedikit lebih rendah dari periode sebelumnya USD10,0 miliar. Krisis keuangan global ditengarai turut memberi dampak pada penurunan kinerja perusahaan yang pada gilirannya mengurangi tingkat keuntungan yang menjadi bagian pemegang saham asing. -5,000 -4,000 -3,000 -2,000 -1,000 1,000 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 2006 2007 2008 Grafik 19 Perkembangan Neraca Pendapatan Investment Income Direct Investment Income Portfolio Investment Income Other Investment Income juta USD