Universitas Indonesia
3.4.2. Jumlah Subjek Penelitian
Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah 120 orang, dengan harapan jumlah tersebut dapat mewakili populasi yang ada dan dapat diperoleh distribusi
normal. Distribusi frekuensi akan mendekati normal apabila distribusi populasi tidak menyimpang dan jumlah sampel N tidak kecil yakni lebih dari 30
Guilford Fructher, 1978.
3.4.3. Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah non probability dengan teknik insidental. Hal ini berarti tidak semua dewasa muda dalam populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk dapat menjadi sampel. Teknik insidental merupakan suatu teknik penarikan sampel dimana sampel tersebut berada di
lokasi penelitian, tentunya sampel tersebut juga memenuhi karakteristik subjek yang telah ditentukan. Teknik insidental ini digunakan karena peneliti tidak
mengetahui jumlah populasi dewasa muda yang beragama Islam di Jakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode kuesioner.
Kuesioner merupakan suatu daftar rangkaian penyataan mengenai suatu hal atau bidang tertentu yang telah disusun sebelumnya untuk memperoleh data berupa
jawaban-jawaban tertulis dari subjek penelitian Koentjaraningrat, 1985.
3.5. Penyusunan Alat Ukur Penelitian
Pengumpulan data akan dilakukan dengan metode kuesioner. Kuesioner yang akan digunakan terdiri dari tiga bagian, yakni bagian pertama, kuesioner
sikap terhadap perilaku hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual; bagian kedua, kuesioner religiusitas, dan data kontrol.
3.5.1. Lembar Perkenalan
Di lembar ini, peneliti menjelaskan identitas peneliti serta tujuan penelitian. Selain itu, juga terdapat penjelasan mengenai pilihan jawaban, contoh
cara mengisi, serta mengoreksi jawaban kuesioner.
Hubungan Antar..., Akses Tri Handayani, F.PSI UI, 2008
Universitas Indonesia
3.5.2. Kuesioner Sikap Terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi dan Homoseksual
Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur sikap individu terhadap perilaku hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual. Item-item yang
terdapat dalam kuesioner ini berdasarkan dari berbagai sumber literatur, informasi, serta kreativitas peneliti.
Setelah item-item selesai disusun, peneliti kemudian melakukan expert judgment kepada dua orang dosen Dra. Fivi Nurwianti, M.Si. dan Dra. Derry
Busriati, M.Psi., untuk mencermati keterbacaan face validity dari kuesioner sikap terhadap perilaku seksual. Kuesioner terdiri dari 24 item disusun
berdasarkan ranah kognitif, afektif dan konatif terhadap perilaku hubungan seksual, masturbasi, pornografi, dan homoseksual. Berikut ini merupakan
keterangan jumlah item di setiap ranah.
Tabel 3.1 Penyebaran Item Sikap terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi dan Homoseksual
Komponen Perilaku
Hubungan seksual
Perilaku Masturbasi
Perilaku Homosekusal
Perilaku Pornografi
Kognitif 3, 4
15, 17 6, 19
11, 13
Afektif 1, 7
14, 9 22, 20
16, 18 Konatif
21, 23 10, 12
2, 24 5, 8
Tabel 3.2 Item Favourable dan Unfavourable pada Sikap terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi dan Homoseksual
Favourable 1, 7, 8, 12, 14, 15, 17, 19, 20, 24
Unfavourable
2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 16, 18, 21, 22, 23
3.5.3. Cara Skoring Sikap Terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi dan Homoseksual
Kuesioner sikap terhadap perilaku seksual diukur dengan skala Likert dengan skor yang berkisar antara 1 sampai 6. Keenam kemungkinan jawaban
tersebut adalah 1= ’sangat tidak sesuai’, 2= ’tidak sesuai’, 3= ’agak tidak sesuai’, 4= ’agak sesuai’, 5= ’sesuai’, 6= ’sangat sesuai’. Jika subjek memilih jawaban
sangat tidak sesuai untuk pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner, maka
Hubungan Antar..., Akses Tri Handayani, F.PSI UI, 2008
Universitas Indonesia
subjek akan diberikan skor 1, dan demikian seterusnya. Namun ada beberapa item yang dibalik sistem penilaiannya unfavourable. Item-item tersebut dibalik ketika
item tersebut menyatakan sikap yang negatif terhadap perilaku seksual. Maka, pada reverse items ketika subjek memilih ”sangat tidak sesuai” subjek akan
mendapat skor 6, ”tidak sesuai” akan mendapat skor 5, ”agak tidak sesuai” akan mendapat skor 4, ”agak sesuai” akan mendapat skor 3, ”sesuai” akan mendapat
skor 2, ”sangat sesuai” akan mendapat skor 1. Dalam kuesioner ini, peneliti ingin melihat skor-skor yang diperoleh
subjek di masing-masing perilaku seksual. Skor total yang tinggi menunjukkan bahwa subjek memiliki sikap yang positif terhadap perilaku tersebut, sedangkan
sebaliknya skor total yang rendah menunjukan subjek memiliki sikap yang negatif.
3.5.4. Kuesioner Religiusitas