Universitas Indonesia
3.2.2. Hipotesis Null Ho
Hipotesis null Ho yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap hubungan seksual dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.
2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap masturbasi
dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim. 3.
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pornografi dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.
4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap homoseksual
dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Pertama
Variabel pertama dalam penelitian ini adalah sikap terhadap perilaku hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual. Sikap sendiri
diartikan sebagai kesiagaan mental individu berdasarkan pengalaman untuk mengevaluasi berbagai macam objek dalam bentuk respon mulai dari kesetujuan
hingga ketidaksetujuan. Sedangkan perilaku hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual tergabung dalam satu ranah yang disebut perilaku
seksual. Perilaku seksual diartikan sebagai segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama
jenis Sarwono, 2002. Sehingga dapat disimpulkan sikap terhadap perilaku seksual ialah kombinasi antara pemahaman, perasaan dan tingkah laku overt yang
menghasilkan reaksi evaluasi favorable-unfavorable terhadap representasi perilaku manusia yang didorong oleh hasrat seksual. Dalam penelitian ini,
perilaku seksual yang ingin diteliti ialah perilaku berhubungan seksual, masturbasi, homoseksual dan pornografi.
Semakin tinggi skor yang diperoleh individu dalam kuesioner sikap terhadap perilaku hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual
menunjukan sikap positif kesetujuan responden terhadap perilaku-perilaku
Hubungan Antar..., Akses Tri Handayani, F.PSI UI, 2008
Universitas Indonesia
tersebut, demikian sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan sikap negatif ketidaksetujuan.
3.3.2 Variabel Kedua
Variable kedua dalam penelitian ini adalah religiusitas. Religiusitas merupakan penghayatan individu terhadap agama yang dianutnya. Menurut Glock
dan Stark dalam Robertson, 1988, terdapat lima dimensi religiusitas, yakni dimensi kepercayaanideologis, dimensi praktek ritualperibadatan, dimensi
pengalamaneksperensial, dan dimensi intelektualpengetahuan. Dari dimensi- dimensi ini dapat dilakukan pengukuran religiusitas seseorang.
Semakin tinggi skor dalam satu dimensi yang diperoleh individu, maka semakin tinggilah derajat kereligiusan seseorang dalam dimensi tersebut,
demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor dalam satu dimensi yang diperoleh, maka semakin rendah derajat kereligiusannya dalam dimensi tersebut.
3.4. Subjek Penelitian