122358 306.7 HAN h Hubungan Antara Metodologi

(1)

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab ini akan dibahas mengenai pertanyaan penelitian, hipotesis

penelitian, variabel-variabel terkait, subjek penelitian, penyusunan alat ukur

penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba alat ukur, dan metode analisis data.

.

3.1.

Pertanyaan Penelitian

Permasalahan yang akan dicoba dijawab dalam penelitian ini adalah

adakah hubungan antara sikap terhadap hubungan seksual, masturbasi, pornografi

dan homoseksual dengan religiusitas, khususnya individu yang berada pada tahap

usia dewasa muda dan beragama Islam. Untuk itu pertanyaan yang ingin dijawab

dalam penelitian ini adalah:

1.

Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap hubungan seksual

dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim?

2.

Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap masturbasi

dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim?

3.

Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pornografi

dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim?

4.

Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap homoseksual

dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim?

3.2.

Hipotesis Penelitian

3.2.1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1.

Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap hubungan seksual

dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.

2.

Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap masturbasi dengan

dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.

3.

Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pornografi dengan

dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.

4.

Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap homoseksual dengan

dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.


(2)

3.2.2. Hipotesis Null (Ho)

Hipotesis null (Ho ) yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1.

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap hubungan

seksual dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.

2.

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap masturbasi

dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.

3.

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pornografi

dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.

4.

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap homoseksual

dengan dimensi-dimensi religiusitas pada dewasa muda muslim.

3.3.

Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Pertama

Variabel pertama dalam penelitian ini adalah sikap terhadap perilaku

hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual. Sikap sendiri

diartikan sebagai kesiagaan mental individu berdasarkan pengalaman untuk

mengevaluasi berbagai macam objek dalam bentuk respon mulai dari kesetujuan

hingga ketidaksetujuan. Sedangkan perilaku hubungan seksual, masturbasi,

pornografi dan homoseksual tergabung dalam satu ranah yang disebut perilaku

seksual. Perilaku seksual diartikan sebagai segala bentuk tingkah laku yang

didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama

jenis (Sarwono, 2002). Sehingga dapat disimpulkan sikap terhadap perilaku

seksual ialah kombinasi antara pemahaman, perasaan dan tingkah laku overt yang

menghasilkan reaksi evaluasi (favorable-unfavorable) terhadap representasi

perilaku manusia yang didorong oleh hasrat seksual. Dalam penelitian ini,

perilaku seksual yang ingin diteliti ialah perilaku berhubungan seksual,

masturbasi, homoseksual dan pornografi.

Semakin tinggi skor yang diperoleh individu dalam kuesioner sikap

terhadap perilaku hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual

menunjukan sikap positif (kesetujuan) responden terhadap perilaku-perilaku


(3)

tersebut, demikian sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan

sikap negatif (ketidaksetujuan).

3.3.2 Variabel Kedua

Variable kedua dalam penelitian ini adalah religiusitas. Religiusitas

merupakan penghayatan individu terhadap agama yang dianutnya. Menurut Glock

dan Stark (dalam Robertson, 1988), terdapat lima dimensi religiusitas, yakni

dimensi kepercayaan/ideologis, dimensi praktek ritual/peribadatan, dimensi

pengalaman/eksperensial, dan dimensi intelektual/pengetahuan. Dari

dimensi-dimensi ini dapat dilakukan pengukuran religiusitas seseorang.

Semakin tinggi skor dalam satu dimensi yang diperoleh individu, maka

semakin tinggilah derajat kereligiusan seseorang dalam dimensi tersebut,

demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor dalam satu dimensi yang

diperoleh, maka semakin rendah derajat kereligiusannya dalam dimensi tersebut.

3.4.

Subjek Penelitian

Responden dalam penelitian ini merupakan individu yang telah berada

pada tahap usia dewasa muda, yakni berusia antara 20-40 tahun (Papalia et al.,

2000). Sampel yang dipilih ialah individu yang berdomisili di Jakarta, untuk

mempermudah peneliti dalam pengumpulan data.

3.4.1. Karakteristik Subjek

Untuk dapat menjawab permasalahan penelitian, maka karakteristik subjek

ditetapkan sebagai berikut:

-

Berada pada tahap usia dewasa muda, yakni 20-40 tahun.

-

Minimal berpendidikan SMU/ sederajat, untuk mempermudah subjek

dalam memahami pernyataan-pernyataan yang terdapat didalam

kuesioner.


(4)

3.4.2. Jumlah Subjek Penelitian

Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah 120 orang, dengan harapan

jumlah tersebut dapat mewakili populasi yang ada dan dapat diperoleh distribusi

normal. Distribusi frekuensi akan mendekati normal apabila distribusi populasi

tidak menyimpang dan jumlah sampel (N) tidak kecil yakni lebih dari 30

(Guilford & Fructher, 1978).

3.4.3. Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah non probability

dengan teknik insidental. Hal ini berarti tidak semua dewasa muda dalam populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk dapat menjadi sampel. Teknik insidental

merupakan suatu teknik penarikan sampel dimana sampel tersebut berada di

lokasi penelitian, tentunya sampel tersebut juga memenuhi karakteristik subjek

yang telah ditentukan. Teknik insidental ini digunakan karena peneliti tidak

mengetahui jumlah populasi dewasa muda yang beragama Islam di Jakarta.

Metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode kuesioner.

Kuesioner merupakan suatu daftar rangkaian penyataan mengenai suatu hal atau

bidang tertentu yang telah disusun sebelumnya untuk memperoleh data berupa

jawaban-jawaban tertulis dari subjek penelitian (Koentjaraningrat, 1985).

3.5.

Penyusunan Alat Ukur Penelitian

Pengumpulan data akan dilakukan dengan metode kuesioner. Kuesioner

yang akan digunakan terdiri dari tiga bagian, yakni bagian pertama, kuesioner

sikap terhadap perilaku hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan

homoseksual; bagian kedua, kuesioner religiusitas, dan data kontrol.

3.5.1. Lembar Perkenalan

Di lembar ini, peneliti menjelaskan identitas peneliti serta tujuan

penelitian. Selain itu, juga terdapat penjelasan mengenai pilihan jawaban, contoh

cara mengisi, serta mengoreksi jawaban kuesioner.


(5)

3.5.2. Kuesioner Sikap Terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi,

Pornografi dan Homoseksual

Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur sikap individu terhadap perilaku

hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual. Item-item yang

terdapat dalam kuesioner ini berdasarkan dari berbagai sumber literatur,

informasi, serta kreativitas peneliti.

Setelah item-item selesai disusun, peneliti kemudian melakukan expert

judgment kepada dua orang dosen (Dra. Fivi Nurwianti, M.Si. dan Dra. Derry

Busriati, M.Psi.), untuk mencermati keterbacaan (face validity) dari kuesioner

sikap terhadap perilaku seksual. Kuesioner terdiri dari 24 item disusun

berdasarkan ranah kognitif, afektif dan konatif terhadap perilaku hubungan

seksual, masturbasi, pornografi, dan homoseksual. Berikut ini merupakan

keterangan jumlah item di setiap ranah.

Tabel 3.1 Penyebaran Item Sikap terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi dan Homoseksual

Komponen

Perilaku

Hubungan

seksual

Perilaku

Masturbasi

Perilaku

Homosekusal

Perilaku

Pornografi

Kognitif

3, 4

15, 17

6, 19

11, 13

Afektif

1, 7

14, 9

22, 20

16, 18

Konatif

21, 23

10, 12

2, 24

5, 8

Tabel 3.2 Item Favourable dan Unfavourable pada Sikap terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi dan Homoseksual

Favourable

1, 7, 8, 12, 14, 15, 17, 19, 20, 24

Unfavourable

2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 16, 18, 21, 22, 23

3.5.3. Cara Skoring Sikap Terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi,

Pornografi dan Homoseksual

Kuesioner sikap terhadap perilaku seksual diukur dengan skala Likert

dengan skor yang berkisar antara 1 sampai 6. Keenam kemungkinan jawaban

tersebut adalah 1= ’sangat tidak sesuai’, 2= ’tidak sesuai’, 3= ’agak tidak sesuai’,

4= ’agak sesuai’, 5= ’sesuai’, 6= ’sangat sesuai’. Jika subjek memilih jawaban

sangat tidak sesuai untuk pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner, maka


(6)

subjek akan diberikan skor 1, dan demikian seterusnya. Namun ada beberapa item

yang dibalik sistem penilaiannya (unfavourable). Item-item tersebut dibalik ketika

item tersebut menyatakan sikap yang negatif terhadap perilaku seksual. Maka,

pada reverse items ketika subjek memilih ”sangat tidak sesuai” subjek akan

mendapat skor 6, ”tidak sesuai” akan mendapat skor 5, ”agak tidak sesuai” akan

mendapat skor 4, ”agak sesuai” akan mendapat skor 3, ”sesuai” akan mendapat

skor 2, ”sangat sesuai” akan mendapat skor 1.

Dalam kuesioner ini, peneliti ingin melihat skor-skor yang diperoleh

subjek di masing-masing perilaku seksual. Skor total yang tinggi menunjukkan

bahwa subjek memiliki sikap yang positif terhadap perilaku tersebut, sedangkan

sebaliknya skor total yang rendah menunjukan subjek memiliki sikap yang

negatif.

3.5.4. Kuesioner Religiusitas

Pengukuran terhadap religiusitas dilakukan untuk mengukur

dimensi-dimensi dari religiusitas, yakni kepercayaan (ideologis), praktek ritual

(peribadatan), pengalaman (eksperensial), intelektual (pengetahuan), dan

konsekuensi. Item-item religiusitas yang digunakan dalam penelitian ini disusun

berdasarkan indikator perilaku pada tiap-tiap dimensi.

Setelah item-item disusun, peneliti kemudian melakukan expert judgement

kepada dua orang dosen (Dra. Fivi Nurwianti, M.Si. dan Dra. Derry Busriati,

M.Psi.) untuk mencermati kembali keterbacaan item-item. Kuesioner terdiri dari

32 item yang mengukur dimensi kepercayaan (ideologis), praktek ritual

(peribadatan), pengalaman (eksperensial), intelektual (pengetahuan), dan

konsekuensi. Berikut ini jumlah item-item pada dimensi:

Tabel 3.3 Penyebaran Item Tingkat Religiusitas

Dimensi-dimensi

Nomor Item

Kepercayaan / ideologis

1, 9, 12, 17, 22, 27, 31

Praktek ritual/ peribadatan

2, 13, 18, 23, 28, 32

Pengalaman/ eksperensial

3, 8, 10, 14, 19, 24, 30

Intelektual/pengetahuan

4, 7, 11, 15, 20, 25


(7)

Tabel 3.4 Item Favourable dan Unfavourable pada Tingkat Religiusitas

Favourable

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,32

Unfavourable

8, 11, 31

3.5.5. Cara Skoring Religiusitas

Kuesioner tingkat religiusitas diukur dengan skala Likert dengan skor

yang berkisar antara 1 sampai 6. Keenam kemungkinan jawaban tersebut adalah

1= ’sangat tidak sesuai’, 2= ’tidak sesuai’, 3= ’agak tidak sesuai’, 4= ’agak

sesuai’, 5= ’sesuai’, 6= ’sangat sesuai’. Jika subjek memilih jawaban sangat tidak

sesuai untuk pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner, maka subjek akan

diberikan skor 1, dan demikian seterusnya. Namun ada beberapa item yang

dibalik sistem penilaiannya (unfavourable). Item-item tersebut dibalik ketika item

tersebut menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan yang ingin diukur.. Maka,

pada reverse items ketika subjek memilih ”sangat tidak sesuai” subjek akan

mendapat skor 6, ”tidak sesuai” akan mendapat skor 5, ”agak tidak sesuai” akan

mendapat skor 4, ”agak sesuai” akan mendapat skor 3, ”sesuai” akan mendapat

skor 2, ”sangat sesuai” akan mendapat skor 1.

Karena tingkat religiusitas dilihat sebagai dimensi yang berdiri

sendiri-sendiri, maka penjumlahan skor dilakukan pada item-item yang tergolong dalam

satu dimensi. Semakin besar skor yang didapat subjek pada dimensi tertentu maka

akan menunjukan semakin tinggi tingkat religiusitas dari suatu dimensi tersebut.

Sebaliknya semakin kecil skor yang didapat subjek menunjukan semakin rendah

tingkat dari suatu dimensi tersebut dalam hubungannya dengan religiusitas

individu.

3.5.6. Data Kontrol

Data kontrol yang disertakan dalam kuesioner ini adalah:

1.

Jenis kelamin

Data ini digunakan untuk melihat penyebaran jawaban subjek berdasarkan

jenis kelamin


(8)

2.

Usia

Data ini dibutuhkan untuk memastikan usia subjek memang berada pada

rentang usia yang telah ditentukan sebelumnya.

3.

Status perkawinan

Data ini berguna untuk melihat penyebaran jawaban subjek dilihat dari status

perkawinan, yakni belum menikah atau sudah menikah.

4.

Pendidikan Terakhir

Data ini dibutuhkan untuk memastikan pendidikan terakhir subjek memang

berada pada tahapan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

3.6.

Prosedur Pelaksanaan Penelitian

3.6.1. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data berlangsung dari tanggal 19 – 28 Mei 2008. Penyebaran

kuesioner dilakukan dengan meminta bantuan beberapa contact person yang telah

bekerja di suatu perusahaan untuk menyebarkan kuesioner kepada rekan-rekan

mereka. Peneliti juga menyebarkan sendiri kuesioner kepada kenalan-kenalan

yang dirasa memiliki karakteristik penelitian yang telah ditentukan.

Kuesioner dikemas dalam sebuah amplop coklat berukuran sedang, yang

didalamnya terdapat booklet kuesioner, souvenir berupa alat tulis, dan selembar

stempel kertas. Kuesioner diberikan untuk langsung diisi oleh subjek, setelah

selesai mengisi, kuesioner dimasukan kembali ke dalam amplop, kemudian

stempel kertas direkatkan pada bagian amplop sebagai segel.

3.7.

Uji Coba Alat Ukur

Sebelum alat ukur disebarkan pada subjek penelitian, maka terlebih dahulu

dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian yang sebenarnya.

Kriteria yang digunakan suatu instrumen untuk dinyatakan valid apabila

harga koefisien korelasi antar item dengan skor total item analisis lebih besar bila

dibandingkan dengan harga koefisien korelasi pada tabel dengan tingkat

kepercayaan yang telah dipilih. Ditetapkan bahwa batas minimum dari korelasi

antara butir dengan skor total adalah r

0,2 sehingga, apabila harga koefisien r


(9)

hitung

0, 2 ditetapkan bahwa item tersebut merupakan item yang sahih atau

valid (Cronbach, 1960). Untuk mengukur tingkat validitas, digunakan rumus

korelasi Pearson Product Moment.

Sementara itu reliabilitas mengandung pengertian konsistensi skor-skor

hasil administrasi yang sama pada waktu yang berbeda dengan kondisi yang

ekuivalen. Untuk menguji konsistensi digunakan teknik Cronbach Alfa. Menurut

Kerlinger & Lee (2000), tingkat koefisien alfa yang dianggap memadai untuk

penelitian adalah 0,5. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dan validitas

dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 13.0. for windows.

Untuk mengukur validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan,

sebanyak 30 buah kuesioner. Hasil uji coba alat ukur tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Alat Ukur Sikap Terhadap Perilaku Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi,

dan Homoseksual (Bagian I)

Di bawah ini merupakan tabel hasil uji coba validitas dan reliabilitas alat

ukur sikap terhadap hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual:

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Sikap terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi,dan Homoseksual

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada alat ukur sikap terhadap hubungan

seksual, masturbasi, pornografi, dan homoseksual menghasilkan dihapusnya enam

item, sehingga item yang tersisa menjadi 18 item. Item sikap terhadap hubungan

seksual tersisa sebanyak empat item, item sikap terhadap masturbasi tersisa lima

item, item sikap terhadap pornografi tidak berubah, item sikap terhadap

homoseksual tersisa tiga item.

Perilaku

Validitas

Reliabilitas

No. Item Terhapus

Hubungan Seksual

0.329 s/d 0,608

0,698

7 dan 21

Masturbasi

0,138 s/d 0,716

0,783

14

Pornografi

0,434 s/d 0,647

0,777

-


(10)

2. Alat Ukur Religiusitas (Bagian II)

Dibawah ini dapat dilihat tabel hasil uji coba validitas dan reliabilitas alat

ukur religiusitas:

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Religiusitas

Dimensi

Validitas

Reliabilitas

No. Item

Terhapus

Kepercayaan/ideologis

0,377 s/d 0,669

0,686

10

Ritual/peribadatan

0,377 s/d 0,783

0,741

11

Pengalaman/eksperensial 0.523 s/d 0,685

0,671

-

Pengetahuan/intelektual

0,631 s/d 0,832

0,835

-

Konsekuensi

0,347 s/d 0,828

0,71

-

Dari hasil uji validitas dan reliabilitas, item pada alat ukur religiusitas

tersisa sebanyak 30 item, dengan komposisi enam item pada dimensi ideologis,

lima item pada dimensi ritual, tujuh item pada dimensi pengalaman, enam item

pada dimensi pengetahuan, dan enam item pada dimensi konsekuensi.

3.8.

Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh, peneliti mengolah data dengan menggunakan SPSS

versi 13.0 for Windows. Teknik statistik yang digunakan adalah:

1.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui mean, median, modus,

frekuensi, standar deviasi, skewness, dan nilai minimum dan maksimum.

Teknik yang digunakan adalah perhitungan persentase dan the stanine

scale. Skala stanine menyediakan sistem skor satu digit dengan nilai

rata-rata 5 dan standar deviasi mendekati 2. Nama stanine didasarkan pada

fakta bahwa skor-skor yang ada dibagi dalam sembilan kelompok dengan

ketentuan sebagai berikut (Anastasi & Urbina, 2006).

Tabel 3.7 Persentase Stanine

Persentase

4

7

12

17

20

17

12

7

4


(11)

2.

Korelasi Pearson’s Product-Moment

Perhitungan korelasi Pearson digunakan untuk melihat apakah ada

hubungan antara dua variabel.

3.

Independent samples t-test

Perhitungan t-test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

mean antara dua kelompok.

4.

One Way ANOVA

Perhitungan ANOVA digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan mean antara lebih dari dua kelompok.


(1)

subjek akan diberikan skor 1, dan demikian seterusnya. Namun ada beberapa item

yang dibalik sistem penilaiannya (unfavourable). Item-item tersebut dibalik ketika

item tersebut menyatakan sikap yang negatif terhadap perilaku seksual. Maka,

pada reverse items ketika subjek memilih ”sangat tidak sesuai” subjek akan

mendapat skor 6, ”tidak sesuai” akan mendapat skor 5, ”agak tidak sesuai” akan

mendapat skor 4, ”agak sesuai” akan mendapat skor 3, ”sesuai” akan mendapat

skor 2, ”sangat sesuai” akan mendapat skor 1.

Dalam kuesioner ini, peneliti ingin melihat skor-skor yang diperoleh

subjek di masing-masing perilaku seksual. Skor total yang tinggi menunjukkan

bahwa subjek memiliki sikap yang positif terhadap perilaku tersebut, sedangkan

sebaliknya skor total yang rendah menunjukan subjek memiliki sikap yang

negatif.

3.5.4. Kuesioner Religiusitas

Pengukuran terhadap religiusitas dilakukan untuk mengukur

dimensi-dimensi dari religiusitas, yakni kepercayaan (ideologis), praktek ritual

(peribadatan), pengalaman (eksperensial), intelektual (pengetahuan), dan

konsekuensi. Item-item religiusitas yang digunakan dalam penelitian ini disusun

berdasarkan indikator perilaku pada tiap-tiap dimensi.

Setelah item-item disusun, peneliti kemudian melakukan expert judgement

kepada dua orang dosen (Dra. Fivi Nurwianti, M.Si. dan Dra. Derry Busriati,

M.Psi.) untuk mencermati kembali keterbacaan item-item. Kuesioner terdiri dari

32 item yang mengukur dimensi kepercayaan (ideologis), praktek ritual

(peribadatan), pengalaman (eksperensial), intelektual (pengetahuan), dan

konsekuensi. Berikut ini jumlah item-item pada dimensi:

Tabel 3.3 Penyebaran Item Tingkat Religiusitas

Dimensi-dimensi

Nomor Item

Kepercayaan / ideologis

1, 9, 12, 17, 22, 27, 31

Praktek ritual/ peribadatan

2, 13, 18, 23, 28, 32

Pengalaman/ eksperensial

3, 8, 10, 14, 19, 24, 30


(2)

Tabel 3.4 Item Favourable dan Unfavourable pada Tingkat Religiusitas

Favourable

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,32

Unfavourable

8, 11, 31

3.5.5. Cara Skoring Religiusitas

Kuesioner tingkat religiusitas diukur dengan skala Likert dengan skor

yang berkisar antara 1 sampai 6. Keenam kemungkinan jawaban tersebut adalah

1= ’sangat tidak sesuai’, 2= ’tidak sesuai’, 3= ’agak tidak sesuai’, 4= ’agak

sesuai’, 5= ’sesuai’, 6= ’sangat sesuai’. Jika subjek memilih jawaban sangat tidak

sesuai untuk pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner, maka subjek akan

diberikan skor 1, dan demikian seterusnya. Namun ada beberapa item yang

dibalik sistem penilaiannya (unfavourable). Item-item tersebut dibalik ketika item

tersebut menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan yang ingin diukur.. Maka,

pada reverse items ketika subjek memilih ”sangat tidak sesuai” subjek akan

mendapat skor 6, ”tidak sesuai” akan mendapat skor 5, ”agak tidak sesuai” akan

mendapat skor 4, ”agak sesuai” akan mendapat skor 3, ”sesuai” akan mendapat

skor 2, ”sangat sesuai” akan mendapat skor 1.

Karena tingkat religiusitas dilihat sebagai dimensi yang berdiri

sendiri-sendiri, maka penjumlahan skor dilakukan pada item-item yang tergolong dalam

satu dimensi. Semakin besar skor yang didapat subjek pada dimensi tertentu maka

akan menunjukan semakin tinggi tingkat religiusitas dari suatu dimensi tersebut.

Sebaliknya semakin kecil skor yang didapat subjek menunjukan semakin rendah

tingkat dari suatu dimensi tersebut dalam hubungannya dengan religiusitas

individu.

3.5.6. Data Kontrol

Data kontrol yang disertakan dalam kuesioner ini adalah:

1.

Jenis kelamin

Data ini digunakan untuk melihat penyebaran jawaban subjek berdasarkan

jenis kelamin


(3)

2.

Usia

Data ini dibutuhkan untuk memastikan usia subjek memang berada pada

rentang usia yang telah ditentukan sebelumnya.

3.

Status perkawinan

Data ini berguna untuk melihat penyebaran jawaban subjek dilihat dari status

perkawinan, yakni belum menikah atau sudah menikah.

4.

Pendidikan Terakhir

Data ini dibutuhkan untuk memastikan pendidikan terakhir subjek memang

berada pada tahapan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

3.6.

Prosedur Pelaksanaan Penelitian

3.6.1. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data berlangsung dari tanggal 19 – 28 Mei 2008. Penyebaran

kuesioner dilakukan dengan meminta bantuan beberapa contact person yang telah

bekerja di suatu perusahaan untuk menyebarkan kuesioner kepada rekan-rekan

mereka. Peneliti juga menyebarkan sendiri kuesioner kepada kenalan-kenalan

yang dirasa memiliki karakteristik penelitian yang telah ditentukan.

Kuesioner dikemas dalam sebuah amplop coklat berukuran sedang, yang

didalamnya terdapat booklet kuesioner, souvenir berupa alat tulis, dan selembar

stempel kertas. Kuesioner diberikan untuk langsung diisi oleh subjek, setelah

selesai mengisi, kuesioner dimasukan kembali ke dalam amplop, kemudian

stempel kertas direkatkan pada bagian amplop sebagai segel.

3.7.

Uji Coba Alat Ukur

Sebelum alat ukur disebarkan pada subjek penelitian, maka terlebih dahulu

dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian yang sebenarnya.

Kriteria yang digunakan suatu instrumen untuk dinyatakan valid apabila

harga koefisien korelasi antar item dengan skor total item analisis lebih besar bila

dibandingkan dengan harga koefisien korelasi pada tabel dengan tingkat

kepercayaan yang telah dipilih. Ditetapkan bahwa batas minimum dari korelasi


(4)

hitung

0, 2 ditetapkan bahwa item tersebut merupakan item yang sahih atau

valid (Cronbach, 1960). Untuk mengukur tingkat validitas, digunakan rumus

korelasi Pearson Product Moment.

Sementara itu reliabilitas mengandung pengertian konsistensi skor-skor

hasil administrasi yang sama pada waktu yang berbeda dengan kondisi yang

ekuivalen. Untuk menguji konsistensi digunakan teknik Cronbach Alfa. Menurut

Kerlinger & Lee (2000), tingkat koefisien alfa yang dianggap memadai untuk

penelitian adalah 0,5. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dan validitas

dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 13.0. for windows.

Untuk mengukur validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan,

sebanyak 30 buah kuesioner. Hasil uji coba alat ukur tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Alat Ukur Sikap Terhadap Perilaku Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi,

dan Homoseksual (Bagian I)

Di bawah ini merupakan tabel hasil uji coba validitas dan reliabilitas alat

ukur sikap terhadap hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual:

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Sikap terhadap Hubungan Seksual, Masturbasi, Pornografi,dan Homoseksual

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada alat ukur sikap terhadap hubungan

seksual, masturbasi, pornografi, dan homoseksual menghasilkan dihapusnya enam

item, sehingga item yang tersisa menjadi 18 item. Item sikap terhadap hubungan

seksual tersisa sebanyak empat item, item sikap terhadap masturbasi tersisa lima

item, item sikap terhadap pornografi tidak berubah, item sikap terhadap

homoseksual tersisa tiga item.

Perilaku

Validitas

Reliabilitas

No. Item Terhapus

Hubungan Seksual

0.329 s/d 0,608

0,698

7 dan 21

Masturbasi

0,138 s/d 0,716

0,783

14

Pornografi

0,434 s/d 0,647

0,777

-


(5)

2. Alat Ukur Religiusitas (Bagian II)

Dibawah ini dapat dilihat tabel hasil uji coba validitas dan reliabilitas alat

ukur religiusitas:

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Religiusitas

Dimensi

Validitas

Reliabilitas

No. Item

Terhapus

Kepercayaan/ideologis

0,377 s/d 0,669

0,686

10

Ritual/peribadatan

0,377 s/d 0,783

0,741

11

Pengalaman/eksperensial 0.523 s/d 0,685

0,671

-

Pengetahuan/intelektual

0,631 s/d 0,832

0,835

-

Konsekuensi

0,347 s/d 0,828

0,71

-

Dari hasil uji validitas dan reliabilitas, item pada alat ukur religiusitas

tersisa sebanyak 30 item, dengan komposisi enam item pada dimensi ideologis,

lima item pada dimensi ritual, tujuh item pada dimensi pengalaman, enam item

pada dimensi pengetahuan, dan enam item pada dimensi konsekuensi.

3.8.

Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh, peneliti mengolah data dengan menggunakan SPSS

versi 13.0 for Windows. Teknik statistik yang digunakan adalah:

1.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui mean, median, modus,

frekuensi, standar deviasi, skewness, dan nilai minimum dan maksimum.

Teknik yang digunakan adalah perhitungan persentase dan the stanine

scale. Skala stanine menyediakan sistem skor satu digit dengan nilai

rata-rata 5 dan standar deviasi mendekati 2. Nama stanine didasarkan pada

fakta bahwa skor-skor yang ada dibagi dalam sembilan kelompok dengan

ketentuan sebagai berikut (Anastasi & Urbina, 2006).

Tabel 3.7 Persentase Stanine

Persentase

4

7

12

17

20

17

12

7

4


(6)

2.

Korelasi Pearson’s Product-Moment

Perhitungan korelasi Pearson digunakan untuk melihat apakah ada

hubungan antara dua variabel.

3.

Independent samples t-test

Perhitungan t-test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

mean antara dua kelompok.

4.

One Way ANOVA

Perhitungan ANOVA digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan mean antara lebih dari dua kelompok.