Analisis Belanja Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 32 khusus. Kabupaten Aceh Tamiang telah menganggarkan belanja sektor ekonomi dan ketenagakerjaan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar. 3.1 Proporsi Belanja Sektor Ekonomi dan Ketenagakerjaan terhadap Total Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tamiang Belanja sektor ekonomi dan ketenagakerjaan merupakan gabungan dari anggaran belanja dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Kabupaten SKPK yang berbeda urusan pemerintahan daerah yang fokus pada urusan ekonomi dan ketenagakerjaan. Gambar diatas menjelaskan bahwa pada tahun 2013 belanja untuk sector ekonomi dan ketenagakerjaan sebesar Rp. 68.506.925.785,- atau 9,8 dari total belanja daerah sebesar Rp. 1.159.082.550.853,-. Ditahun 2014 anggaran belanja sector ekonomi dan ketenagakerjaan naik menjadi sebesar Rp.84.370.902.176,-, tetapi persentase nya menurun menjadi sebesar 9.4 bila dibandingkan dengan total belanja daerah. Selanjutnya pada tahun 2015 juga terjadi peningkatan anggaran belanja menjadi sebesar Rp. 88.326.748.379,- dengan persentase yang terus menurun menjadi 7.6 dibandingkan dengan total belanja daerah. Analisis diatas menunjukkan bahwa anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk sektor ini relatif masih tergolong kecil yaitu dibawah 10 dari total belanja Kabupaten Aceh Tamiang. 7,6 9,8 9,4 Total Belanja Daerah Total Belanja Sektor Ekonomi dan Ketenagakerjaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 33 Dari keseluruhan belanja sektor ekonomi dan ketenagakerjaan yang merupakan gabungan dari beberapa SKPK dapat dilihat proporsinya pada gambar dibawah ini. Gambar 3.2 Proporsi Total Belanja Sektor Ekonomi dan Tenaga Kerja di Kabupaten Aceh Tamiang Dari keseluruhan belanja sektor ekonomi dan tenaga kerja, proporsi belanja yang terbesar dari tahun 2013 hingga 2015 yaitu proporsi urusan pilihan pertanian sebesar Rp. 36.987.778.090,- di tahun 2013 dan sebesar Rp. 44.665.829.354,- ditahun 2014 serta sebesar Rp. 35.865.034.476,- ditahun 2015 yang dibebankan kepada Dinas Pertanian. Selain dari pada itu, urusan pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Aceh Tamiang. Proporsi terbesar selanjutnya ada pada beberapa urusan yaitu urusan pilihan Kelautan dan Perikanan, kehutanan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Peternakan Badan Pelaksana Penyuluh Lapangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 34 perkebunan, pelaksana penyuluh lapangan, koperasi perindustrian dan perdagangan serta urusan sosial tenaga kerja dan transmigrasi. Perbandingan antara total belanja sektor ekonomi dan ketenagakerjaan dengan angka kemiskinan dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 3.3 Efektifitas Belanja Sektor Ekonomi dan Ketenagakerjaan terhadap Angka Kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang Tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2013 15.13 sampai dengan 2015 14.57 terus mengalami penurunan walaupun secara lambat. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah yang berhubungan dengan programkegiatan dalam pengentasan kemiskinan telah berjalan dengan efektif tetapi mulai mendekati kejenuhan. Tingkat kejenuhan ini sangat membutuhkan inovasi dalam pemilihan programkegiatan pengentasan kemiskinan yang akan dilaksanakan agar tingkat kemiskinan dapat turun lebih cepat. 2. Dimensi Pendidikan Belanja daerah Kabupaten Aceh Tamiang untuk sektor pendidikan semakin meningkat dari tahun ketahun seiring dengan meningkatnya belanja daerah. Hal ini dapat dilihat dari proporsi total belanja daerah terhadap total belanja sektor pendidikan pada gambar dibawah ini. Total Belanja Program , 2013, 68,506,925,785 Total Belanja Program , 2014, 84,370,902,176 Total Belanja Program , 2015, 88,326,748,379 Tk. Kemiskinan, 2011, 15.13 Tk. Kemiskinan, 2012, 14.58 Tk. Kemiskinan, 2013, 14.57 Total Belanja Program Tk. Kemiskinan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 35 Gambar. 3.4 Proporsi Total Belanja Daerah dengan Total Belanja Sektor Pendidikan Pada tahun 2013 belanja sektor pendidikan sebesar 36.3 dari total belanja daerah yaitu sekitar Rp. 253.052.785.775.12,-, tahun 2014 sebesar 32.2 atau sekitar Rp. 289.426.637.924, tahun 2015 terjadi penurunan persentase belanja pendidikan menjadi sebesar 26.4 namun tidak mengurangi anggaran belanja pendidikan sebesar Rp. 305.953.942.099,-yang tetap meningkat dibanding tahun lalu. Penurunan persentase ini dikarenakan belanja daerah meningkat tajam di tahun 2015. Permasalahan kemiskinan sektor pendidikan dapat dilihat pada beberapa indikator yaitu Angka Partisipasi Kasar APK dan Angka Partisipasi Murni APM SMAMA. Permasalahan ini diketegorikan menjadi prioritas pertama untuk ditangani. Perbandingan antara belanja program pendidikan menengah dengan APK SMAMA dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 36,3 32,2 26,4 belanja daerah belanja pendidikan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 36 Gambar 3.5 Efektifitas Anggaran Belanja Kegiatan Reguler pembangunan dan rehab gedung sekolah terhadap APK SMAMA di Kabupaten Aceh Tamiang Gambar diatas menunjukkan terjadinya lonjakan belanja Program pendidikan menengah dari tahun ke tahun terutama ditahun 2014. Belanja ditahun 2013 sebesar Rp. 5.971.442.600,- dengan capaian APK sekitar 76.64 dan APM 57.31, ditahun 2014 belanja sebesar Rp. 18.330.503.973,- dengan nilai capaian APK 71.63 dan APM 61.67, ditahun 2015 belanja program ini sebesar Rp. 24.415.562.612,- dengan capaian APK 76.49 dan APM 63.73. Bila dianalisis dengan ketercapain APK dan APM SMAMA, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan anggaran untuk program pendidikan menengah efektif atau berpengaruh terhadap perbaikan APK dan APM SMAMA di Kabupaten Aceh Tamiang karena terjadi pertumbuhan APK SMAMA sebesar 5.90 dan APM Belanja Program Pendidikan Menengah, 2013, 5,971,442,600 Belanja Program Pendidikan Menengah, 2014, 18,330,503,973 Belanja Program Pendidikan Menengah, 2015, 24,415,562,612 APK SMAMA, 2013, 67.64 APK SMAMA, 2014, 71.63 APK SMAMA, 2015, 76.49 APM SMAMA, 2013, 57.31 APM SMAMA, 2014, 61.67 APM SMAMA, 2015, 63.73 Belanja Program Pendidikan Menengah APK SMAMA APM SMAMA Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 37 SMAMA sebesar 7.61 yang sangat signifikan di tahun 2014 bila dibandingkan dengan pertumbuhan APK SMAMA ditahun 2013 hanya sebesar 0.24. 3. Dimensi Kesehatan Total anggaran belanja Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 3.7 Proporsi Total Belanja Sektor Kesehatan terhadap Total Belanja APBK Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011-2013 Peningkatan total belanja Kabupaten yang terus meningkat dari tahun ke tahun diiringi dengan peningkatan total belanja untuk sektor kesehatan. Pada tahun 2013, alokasi anggaran untuk sektor kesehatan Rp. 77.858.230.260 ,- atau sekitar 11,2, dari total belanja daerah, dan terjadi peningkatan tajam di tahun 2014 menjadi sebesar Rp. 126.480.866.739,- atau sekitar 14,1. Pada tahun 2015 anggaran belanja meningkat terus menjadi Rp. 134.008.785.592,- atau sebesar 11.6 dari total belanja daerah. Belanja untuk sector kesehatan terus meningkat meskipun persentase terjadi fluktuatif dikarenakan belanja daerah terus meningkat tajam. Dari data diatas dapat dikatakan bahwa anggaran belanja untuk sektor kesehatan sudah melebihi mandat nasional yaitu 10 dari belanja APBK. Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Aceh Tamiang pada sektor kesehatan yaitu tingginya Angka Kematian Ibu AKI dan Angka Kematian Bayi AKB. 11.2 14.1 11.6 Total Belanja Daerah Total Belanja Sektor Kesehatan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 38 Indikator-indikator diatas merupakan indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Perbandingan antara belanja program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak dengan AKI, AKB dan AKBA dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.8 Efektifitas Anggaran Belanja Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak terhadap AKI, AKB, dan AKBA di Kabupaten Aceh Tamiang Dari grafik diatas menggambarkan bahwa terjadi peningkatan anggaran Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak mulai tahun 2013 hingga 2015. Peningkatan ini berbanding lurus dengan ketercapain Angka Kematian Ibu AKI dan Bayi AKB serta Balita AKBA yang semakin menurun. Di tahun 2013 realisasi anggaran sebesar Rp. 152.450.000,- pencapaian AKI sebesar 321 jiwa per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 24.03 jiwa per 1.000 kelahiran hidup serta AKBA sebesar 17.85 jiwa per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2014, realisasi anggaran meningkat menjadi Rp. 406.874.408,- dengan nilai AKI menurun menjadi 159.86 jiwa per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menurun menjadi 14.56 jiwa per Total Belanja Program AKI AKB AKBA Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 39 1.000 kelahiran hidup serta AKBA sebesar 15.87 jiwa per 1.000 kelahiran hidup. Peningkatan anggaran ini berbanding lurus dengan penurunan AKI, AKB dan AKBA. Pada tahun 2015, realisasi anggaran melonjak tajam menjadi Rp. 1.785.866.700,- dan hasil pencapaian nilai AKI menurun menjadi 126.80 jiwa per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menurun menjadi 12.00 jiwa per 1.000 kelahiran hidup serta AKBA sebesar 12.70 jiwa per 1.000 kelahiran hidup. Peningkatan anggaran ini berbanding lurus dengan penurunan AKI, AKB dan AKBA. Kerja keras dinas kesehatan selama 3 tahun ini berhasil untuk menekan dan menurunkan indikator AKI, AKB dan AKBA. 4. Dimensi Prasarana Dasar Prasarana dasar merupakan salah satu indikator yang menggambarkan bagaimana keadaan kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang. Minimnya keadaan prasarana dasar suatu masyarakat atau komunitas akan mencerminkan keadaaan kemiskinannya. Prasarana dasar yang baik dan terpenuhi akan menunjang tingkat kesehatan dan pendidikan seseorang, dan keadaan ini akan meningkatkan derajat kesejahteraan suatu masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah menganggarkan belanja sektor prasarana dasar untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.9 Proporsi Total Belanja Sektor Prasarana Dasar terhadap Total Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tamiang 18.8 10,1 22,9 Total Belanja Daerah Total Belanja Sektor Prasarana Dasar Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 40 Dari gambar diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan anggaran belanja untuk sektor prasarana dasar pada 3 tahun kebelakang seiring dengan peningkatan total belanja daerah serta demi mensukseskan visi misi Bupati Kabupaten Aceh Tamiang 2013-2017. Pada tahun 2013, anggaran belanja untuk sektor prasarana dasar sebesar Rp. 70.210.806.252,- atau sekitar 10,1. Pada tahun 2014, anggaran belanja dialokasikan sebesar Rp. 168.737.105.317,- atau sekitar 18.8 dari total belanja daerah dan pada tahun 2015 belanja terus mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp. 265.712.751.972,- atau sebesar 22,9 dari total belanja daerah. Dari pembahasan Bab 2.2 tentang kondisi kemiskinan multidimensi dapat dilihat bahwa permasalahan yang dihadapi Kabupaten Aceh Tamiang untuk sektor prasarana dasar yaitu proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak yang terus menurun dari tahun ke tahun. Keadaan ini dikategorikan menjadi prioritas ke-1 untuk ditangani karena semakin jauh dari capaian nasional tahun 2013 yaitu 60,45. Perbandingan antara program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang terhadap proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 3.11 Efektifitas Anggaran Belanja Program Sanitasi Lingkungan berbasis masyarakat terhadap Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III - 41 Pada tahun 2013, anggaran belanja program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat sebesar Rp. 11.923.152.158,-, dengan posisi proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak sebesar 49,69. Pada tahun 2014, anggaran menurun tajam menjadi Rp. 2.529.789.000,- dan proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak yang dicapai juga menurun dengan tajam menjadi 22,54. Pada tahun 2015, realisasi anggaran meningkat kembali menjadi Rp. 8.952.240.203,- dengan proporsi yang menurun sedikit menjadi sebesar 21. Analisis diatas menggambarkan bahwa terjadi fluktuatif alokasi anggaran yang berakibat pada penurunan indicator proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak yang berarti program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat yang dilaksanakan tidak sejalan atau tidak mempengaruhi angka proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak. T o tal Bel an ja Pro g ram S an itas i Li n g ku n g an b e rb as is masyar akat , 2013 , 11,923, 152,158 T o tal Bel an ja Pro g ram S an itas i Li n g ku n g an b e rb as is masyar akat , 2014 , 2,529, 789,000 T o tal Bel an ja Pro g ram S an itas i Li n g ku n g an b e rb as is masyar akat , 2015 , 8,925, 240,203 Proporsi Rumah Tangga dengan sanitasi layak, 2013, 49.69 Proporsi Rumah Tangga dengan sanitasi layak, 2014, 22.54 Proporsi Rumah Tangga dengan sanitasi layak, 2015, 21 Total Belanja Program Sanitasi Lingkungan berbasis masyarakat Proporsi Rumah Tangga dengan sanitasi layak Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang IV- 1

BAB IV KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

4.1 Kelembagaan TKPK

Pemecahan berbagai masalah memerlukan suatu kebijakan, program dan kegiatan yang konsisten, terpadu dan bersifat lintas sektor, dengan mempertimbangkan kesesuaian tata ruang wilayah, sistem hukum dan kelembagaan yang handal serta koordinasi dan kerja sama yang solid antara KementerianLembaga dan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten SKPK dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi berbagai kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. Pemecahan berbagai masalah di daerah juga menjadi bagian integral dari pelaksanaan agenda pembangunan yang tertuang dalam RPJMN Tahun 2015– 2019. Upaya percepatan penanggulangan kemiskinan tidak hanya tanggung jawab Pemerintah Pusat. Upaya menyeluruh hingga ketingkat daerah perlu dilakukan untuk menjaga konsistensi dan efektivitas penanggulangan kemiskinan. Untuk mengatur mekanisme kerja TKPK daerah sebagai wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penanggulangan kemiskinan, diterbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan KabupatenKota. Dalam rangka meningkatkan efektivitas supaya-upaya penanggulangan kemiskinan, maka dibentuklah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan TKPK melalui Surat Keputusan Bupati Aceh Tamiang Nomor: 423 Tahun 2016 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2016. TKPK mempunyai tugas : 1 Melakukan koordinasikan penanggulangan kemiskinan diKabupaten Aceh Tamiang; dan 2 Mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang.

4.2 Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan TKPK Kabupaten Aceh Tamiang melakukan kegiatan koordinasi secara berkala. Pada tahun 2015 Rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang IV- 2 koordinasi dilaksanakan sebanyak 2 dua kali dalam setahun dengan agenda sebagai berikut : a Rapat Koordinasi Pertama Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang menggelar Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang pada hari Selasa 20 Oktober 2015, bertempat di Aula Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang. Rapat dipimpin oleh Kepala Bidang PP Ekonomi dan Ketenagakerjaan Kabupaten Aceh Tamiang dan didampingi oleh Sekretaris Bappeda selaku Ketua Sekretariat Tim TKPK, serta dihadiri oleh perwakilan SKPK Terkait dan Instansi Vertikal di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Rapat ini bertujuan untuk menindak lanjuti rencana aksi yang termuat dalam dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah tahun 2013-2017 serta sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah LPPKD tahun 2016. Pokok Pembahasan rapat adalah tentang FGD Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang. Pelaksanaan program kemiskinan yang dilaksanakan Kabupaten Aceh Tamiang di tahun 2013 berjalan dengan baik sesuai dengan rencana aksi yang telah disusun dalam Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013-2017. Pokok permasalahan yang dibahas hanya oleh beberapa dinas terkait dengan penanggulangan kemiskinan yaitu Dinas Kelautan dan perikanan dan Badan Pemberdayaaan Masyarakat. Ada beberapa sistem yang harus dilakukan perubahan, seperti bagi Dinas-dinas terkait yang selama ini sering memberikan bantuan membuat masyarakat menjadi manja dan juga belum tepat sasaran untuk menanggulangi kemiskinan. Program selanjutnya yang akan dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan adalah membuat kelompok tani untuk masyarakat miskin, saat ini masih banyak masyarakat miskin yang belum masuk dalam kelompok tani. Jumlah kelompok tani yang sudah terdata di Kabupaten Aceh Tamiang adalah 1.175.