Dimensi Kesehatan Kondisi Kemiskinan Multidimensial

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang II - 23 Gambar 2.25 Posisi Relatif Angka Kematian Bayi Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2015 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, Angka Kematian Bayi AKB di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2014 sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup. Kecamatan dengan AKB terendah adalah Kecamatan Bandar Psaka sebesar 3,8 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB tertinggi adalah Kecamatan Sekerak sebesar 28,4 per 1.000 kelahiran hidup. Gambar 2.26 Perkembangan Angka Kematian Bayi AKB Per 1.000 Kelahiran Hidup Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2010-2015 Perkembangan Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2010 sampai 2015 cenderung fluktatif. Pada tahun 2010 AKB di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 8,4 per 1.000 KH, AKB tertinggi dari tahun 2010-2015 adalah pada tahun 2012 sebesar 15,80 per 1.000 KH. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang II - 24 Gambar 2.27 Analissis Efektivitas Angka Kematian Bayi AKB Per 1.000 Kelahiran Hidup Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2010-2015 2.2.3.2. Angka Kematian Balita AKABA Angka Kematian Balita AKABA adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Gambar 2.28 Posisi Relatif Angka Kematian Balita AKABA Per 1.000 Kelahiran Hidup Kab. Aceh Tamiang Tahun 2015 Pada tahun 2015, Angka Kematian Balita di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 12,7 per 1.000 kelahiran hidup. Wilayah yang memiliki Angka Kematian Balita AKABA yang rendah terdapat di Kecamatan Bandar Pusaka sebesar 3,80 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan daerah yang memiliki Angka Kematian Balita AKABA yang tinggi dan berada diatas rata-rata AKABA Kabupaten Aceh Tamiang terdapat di Kecamatan Sekerak sebesar 35,50 per 1.000 kelahiran hidup. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang II - 25 Gambar 2.29 Perkembangan dan Analisis Efektivitas Angka Kematian Balita AKBA Per 1.000 Kelahiran HidupKab. Aceh Tamiang, Tahun 2010-2015 Perkembangan AKABA di Kabupaten Aceh Tamiang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan di tahun 2014 bila dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun Angka Kematian Balita tertinggi dari tahun 2010 sampai 2015 terjadi di tahun 2012 sebesar 17,20 per 1.000 Kelahiran Hidup. dari tahun 2012 – 2015 menunjukkan bahwa AKABA mulai menurun kembali walaupun penurunannya melambat. 2.2.3.3. Angka Kematian Ibu AKI Angka Kematian Ibu AKI menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat.AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas.AngkaKematian Ibu AKI di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada gambar berikut ini. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang II - 26 Gambar 2.30 Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan Per 100.000 Kelahiran Hidup Kab. Aceh Tamiang Tahun 2010-2015 Dilihat dari perkembangannya Angka Kematian Ibu di tahun 2015sebesar 181,00 per 100.000 Kelahiran Hidup jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2014 mencapai angka sebesar 259,86 per 100.000 kelahiran hidup. Tabel 2 Indikator Bidang Kesehatan di Kabupaten Aceh Tamiang INDIKATOR CAPAIAN DAERAH 2015 CAPAIAN DAERAH 2014 CAPAIAN DAERAH 2013 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Jiwa 181 159 321,43 Angka Kematian Bayi AKB per 1000 Kelahiran Hidup Jiwa 12 14,56 13,04 Angka Kematian Balita AKBA per 1000 Balita Jiwa 13 15,87 14,29 Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih 84,4 99,44 92,57 Angka Morbiditas 2013 13,33 17,03 Proporsi Penduduk dengan Pengobatan Sendiri 54,43 69,74 AFP rate per 100.000 penduduk 15 Th 5,58 1,13 Prevalensi Malaria API per 1000 penduduk 0,15 0,62 Tidak ada data Persentase cakupan penemuan Penderita Pneumonia Balita 8,95 8,38 4,99 Persentase Penemuan pasien baru TB BTA+ 221 74,57 101,73 TB Kasus DBD ditemukan dan ditangani 85 58,41 4,55 Jumlah Kasus Baru HIVAIDS 3 12 6 Prevalensi Balita Kekurangan Gizi 9 - - Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang II - 27 2.2.4. Dimensi Prasarana Dasar 2.2.4.1 Proporsi Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih Gambar 2.31 Posisi Relatif Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih Menurut Kab. Aceh Tamiang di Provinsi Aceh Tahun 2015 Persentase Rumah Tangga yang menggunakan air bersih di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 78,01 persen berada di atas rata-rata Provinsi sebesar 67,46 persen. Tingkat penggunaan air bersih di Kabupaten Aceh Tamiang berada di urutan ke 6 enam se Provinsi Aceh. 2.2.4.2 Proporsi Rumah Tangga Yang Menggunakan Jamban SendiriBersama Gambar 2.32 Posisi Relatif Rumah Tangga Yang Menggunakan Jamban SendiriBersama Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang II - 28 Posisi relatif persentase penduduk yang menggunakan jamban sendiribersama di Kabupaten Aceh Tamiang adalah 92,99 persen angka ini berada di atas rata-rata Provinsi sebesar 73,74 persen. Kabupaten Aceh Tamiang termasuk sudah bagus untuk pemakain jamban, hal ini dapat dilihat dari grafik yang menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Tamiang berada di urutan persentase tertinggi ke 3 tiga se Provinsi Aceh. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III- 1

BAB III KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

3.1 Regulasi Daerah tentang Penanggulangan Kemiskinan

Kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Aceh Tamiang dalam rangka penanggulangan kemiskinan terkait dimensi ekonomi dan ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, prasarana dasar, dan ketahanan pangan, sebagaimana Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 – 2017, diarahkan kepada : A. Dimensi Ekonomi dan Ketenagakerjaan : 1. Meningkatkan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat penyandang masalah sosial; 2. Meningkatkan pelayanan sosial dan rehabilitasi kesejahteraan sosial; 3. Meningkatkatan jumlah wirausaha produktif baik kelompok maupun mandiri; 4. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka penyaluran bantuan kepada masyarakat kurang mampu dan penyandang cacat; 5. Meningkatkan Program Pengembangan wilayah Strategis dan cepat tumbuh PNPM; 6. Menumbuh kembangkan produk lokal yang handal One Village One Product; 7. Mengembangkan kawasan sentra industri; 8. Meningkatkan nilai tambah produk lokal unggulan; 9. Membina dan memberdayakan IKM, koperasi dan UKM serta peningkatan SDM; 10. Menetapkan kawasan wisata sesuai struktur dan pola ruang; 11. Meningkatkan pengembangan tempat usaha perdagangan; 12. Meningkatan kesempatan kerja dan lapangan usaha melalui sistem padat karya; 13. Mengintensifkan, pembinaan kewirausahaan dan pengembangan usaha perdagangan yang kondusif; Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD Kabupaten Aceh Tamiang III- 2 14. Menumbuh kembangkan potensi Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM di masyarakat; 15. Meningkatkan perlindungan pengusaha dan pekerja di perusahaan; 16. Meningkatkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja K3; 17. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja pemuda dan perempuan. B. Pendidikan : 1. Memfasilitasi PKBM; 2. Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya lembaga pendidikan perguruan tinggi vokasi; 3. Meningkatkan profesionalisme aparatur, mutu tenaga pendidik dan kependidikan; 4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan stakeholder dalam penyelenggaraan pendidikan; 5. Menjamin ketersediaan bantuan beasiswa kepada fakirmiskin; 6. Meningkatkan ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan; 7. Menumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan dan arsip; 8. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan kampung dalam pelaksanaan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan keluarga. C. Kesehatan : 1. Meningkatkan penerapan Manajemen Inovasi Pelayanan; 2. Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat; 3. Meningkatkan upaya keselamatan ibu melahirkan dan anak; 4. Meningkatkan kesehatan anak balita; 5. Memperbaiki gizi masyarakat; 6. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan.