d. PERUSAHAAN harus bert anggung j awab unt uk penyelesaian segala akibat yang t imbul dari
pelaksanaan kegiat an yang dilakukannya at as t anah milik perseorangan at au t anah yang di
bebani hak lain, unt uk it u harus diselesaikan t at a bat asnya selambat -lambat nya 3 t iga t ahun
sej ak SK. HPH dit erbit kan dengan t anah milik perorangan at au t anah yang dibebani hak lain.
3. Rencana Karya Pengusahaan
a. PERUSAHAAN diwaj ibkan membuat dan
menyerahkan kepada Depart emen Kehut anan Rencana Karya Pengusahaan Hut an RKPH yang
meliput i seluruh j angka wakt u pengusahaan hut an yang disusun dari pet a penaf siran pot ret
udara, berupa pet a penaf siran veget asi dan pet a garis bent uk masing-masing 1 : 25. 000 dari pot ret
udara areal HPH dan skala 1 : 20. 000 sesuai dengan ket ent uan yang berlaku. Dari RKPH
t ersebut perusahaan waj ib menyusun dan menyerahkan Rencana Karya Lima Tahun
Pengusahaan Hut an RKL dan Rencana Karya Tahunan Pengusahaan Hut an RKT.
b. PERUSAHAAN harus melaksanakan pengusahaan
hut an berdasarkan Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang disahkan oleh Depart emen Kehut anan
unt uk areal kerj anya, yang t erdiri at as: Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang meliput i seluruh
j angka wakt u Pengusahaan Hut an, Rencana Karya Lima Tahun dan Rencana Karya Tahunan.
c. PERUSAHAAN waj ib menyusun Rencana Karya
Pengusahaan berdasarkan hasil penaf siran pot ret udara dan at au invent arisasi hut an sert a
dat a inf ormasi lainnya, dan menyerahkannya kepada Depart emen Kehut anan unt uk
memperoleh pengesahan. Penyusunan dan penyerahan RKPH t ersebut dilaksanakan sesuai
dengan pedoman pelaksanaan yang dit et apkan oleh Depart emen Kehut anan.
d. Rencana-rencana Karya Pengusahaan Hut an
t ersebut diat as secara keseluruhan merupakan sat u kesat uan rencana yang saling t erkait
mengkait dan menent uakan sert a disusun sesuai dengan Pedoman Penysunan Rencana Karya
Pengusahaan Hut an yang berlaku. Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang t elah disahkan t idak
dapat dirubah kecuali dengan ij in Depart emen Kehut anan.
B. BIDANG. . .
B. BIDANG PEMANFAATAN
1. Pemungut an dan Pemanf aat an Kayu :
a. PERUSAHAAN harus melaksankan sist em
silvikult ur Tebang Pilih Tanam Indonesia pada areal hut an seluas 57. 100 lima puluh t uj uh ribu
serat us hekt ar yang t erlet ak dikelompok hut an Taliabu Barat , secara legkap, benar dan
bersungguh-sungguh, berpedoman pada perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Disamping sist em silvikult ur t ersebut , Perusahaan dibenarkan unt uk menggunakan sist em silvikult ur
Tebang Habis dengan Permudaan Buat an, dan diwaj ibkan unt uk merehabilit asi areal t idak
berhut an t idak produkt if minimal seluas 300 hekt ar t ahun.
b. PERUSAHAAN pada t ahun pert ama sampai dengan
t ahun kelima belas yait u sampai dengan selesainya rot asi I TPTI, diberikan j at ah produksi
t ahunan dengan kisaran :
- Luas maksimum
= 710 ha t ahun. -
Volume maksimum = 27. 140 m3 t ahun. Adapun unt uk t ahun keenam belas sampai t ahun
ke dua puluh sat u yait u pada rot asi II TPTI, j at ah produksi t ahunan akan diperhit ungkan kemudian
set elah ada dat a pert umbuhan riap dari permanen plot sample dan risalah hut an at as
areal HPHnya.
c. PERUSAHAAN harus mempergunakan cara-cara
penebangan kayu dan at au mengangkut hasil hut an lainnya yang sesuai dengan keadaan
wilayah kerj anya dengan t idak meninggalkan azas kelest arian hut an dan keseimbangan lingkungan.
d. Semua kegiat an penebangan kayu harus
dilaksanakan dengan cara yang t idak mengakibat kan adanya pemborosan dan kerugian-
kerugian sumber daya alam.
e. PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis
kayu yang dilindungi t anpa ij in khusus yang dikeluarkan oleh Depart emen Kehut anan.
f . PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang
melampaui j at ah t ebang yang t elah dit et apkan dalam Rencana Karya Lima Tahunan dan Rencana
Karya Tahunan.
g. PERUSAHAAN dilarang melaksanakan penebangan
pohon diluar areal yang t elah dit et apkan didalam RKL dan RKT yang t elah disahkan.
h. PERUSAHAAN. . .