BIDANG PENGOLAHAN BIDANG PEMASARAN BIDANG PEMBINAAN HUTAN

c. Pemut usan Hubungan Kerj a Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan kerj a karyawan harus diperlakukan sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku. 6. Pungut an Iuran PERUSAHAAN harus membayar Iuran Waj ib, Iuran Hasil Hut an sert a iuran-iuran lainnya sebagaimana diat ur dalam Perat uran Pemerint ah No. 22 Tahun 1980, Keput usan Presiden No. 29 Tahun 1990 j o Keput usan Presiden No. 28 Tahun 1991 j o Keput usan Presiden No. 40 Tahun 1993, dan Keput usan Presiden No. 30 Tahun 1990 j o Keput usan Presiden No. 29 Tahun 1991 j o Keput usan Presiden No. 41 Tahun 1993 sert a perat uran perundang-undangan lainnya yang berlaku.

C. BIDANG PENGOLAHAN

1. Unt uk kepent ingan indust ri pengolahan kayu secara nasional, PERUSAHAAN waj ib meningkat kan ef isiensi, ef ekt ivit as dan produkt if it as indust ri pengolahan kayu yang t elah dimiliki, mengembangkan indust ri hilir dengan orient asi eksport dan membant u keperluan bahan kayu lainnya, sert a berperan sebagai Bapak angkat bagi indust ri pendukung t erkait . 2. PERUSAHAAN waj ib meningkat kan kemampuan rekayasa, rancang bangun, dan pengembangan perangkat lunak lainnya bagi peningkat an dan pengembangan Indust ri Pengolahan Kayu.

D. BIDANG PEMASARAN

1. PERUSAHAAN diwaj ibkan memberikan inf ormasi t ent ang dat a pemasaran set iap saat diperlukan Pemerint ah. 2. PERUSAHAAN harus selalu meningkat kan pengembangan pemasaran baik unt uk dalam negeri maupun luar negeri dengan mengembangkan konsep, st rat egi dan perencanaan pemasaran dan harus berusaha memenuhi kebut uhan dalam negeri dengan t ingkat harga yang waj ar. 3. PERUSAHAAN harus mendukung kebij aksanaan Pemerint ah dalam pemasaran hasil hut an. 4. PERUSAHAAN harus selalu mengembangkan dan meningkat kan mut u hasil hut an. 5. PERUSAHAAN. . . 5. PERUSAHAAN harus memperkerj akan t enaga grader dan scaler secukupnya sebanding dengan volume hasil hut an yang dihasilkan. 6. PERUSAHAAN harus memasarkan j enis kayu yang belum dikenal sedikit nya 2, 5 dari volume kayu yang sudah dikenal dipasarkan. 7. PERUSAHAAN harus ment aat i perat uran perundangan t ent ang peredaran hasil hut an yang meliput i ket ent uan Tat a Usaha Kayu dan ket ent uan Tat a Usaha Hasil Hut an lainnya. 8. Dalam memant apkan pasaran hasil hut an baik di dalam negeri maupun di luar negeri PERUSAHAAN sej auh mungkin harus memiliki perwakilan di pusat - pusat pemasaran hasil hut an dan membant u Pemerint ah dalam analisa, perencanaan dan pelaksanaan pemasaran.

E. BIDANG PEMBINAAN HUTAN

Berdasarkan susunan j enis dan susunan diamet er t egakan hut an dari areal yang diusahakan dengan sist em silvikult ur Tebang Pilih Indonesia unt uk mempert ahankan meningkat kan kelest arian manf aat hut an, PERUSAHAAN harus melaksanakan : 1. PERUSAHAAN harus mengambil langkah-langkah pengamanan t egakan sisa dalam melaksanakan penebangan, penyaradan dan pengangkut an agar kerusakan t egakan sisa dan erosi sej auh mungkin dapat dihindarkan, yait u dengan cara : a. Penandaan penomoran pohon-pohon yang akan di t ebang dan yang dit inggalkan sebagai pohon int i at au pohon induk. b. Penebangan dilaksanakan pada pohon berdiamet er minimal 50 lima puluh cm dengan arah rebah yang t epat . Pada kawasan hut an yang krit eria hut an produksi t erbat as dan pada kawasan hut an dengan keadaan t anah yang peka t erhadap erosi, maka penebangan dilaksanakan pada pohon berdiamet er menj adi minimal 60 enam puluh Cm dengan arah rebah yang t epat dan disesuaikan dengan AMDAL pengusahaan hut annya sesuai dengan ket ent uan yang berlaku. c. PERUSAHAAN t idak boleh melaksanakan penebangan pada daerah mat a air dengan radius kurang dari 200 dua rat us M dan di kiri kanan sungai. . . sungai selebar kurang dari 100 serat us M. Unt uk daerah-daerah yang dinyat akan mempunyai nilai est et ika at au ilmiah, j arak t ersebut di at as t idak boleh kurang dari 100 serat us M. d. Tempat pengumpulan kayu dan j alan sarad dibuat sebaik-baiknya sesuai dengan ket ent uan yang berlaku. 2. PERUSAHAAN waj ib melaksanakan upaya-upaya unt uk meningkat kan nilai hut an, produkt if it as dan pot ensi hut an melalui : a. Melaksanakan reboisasi, perkayaan dan permudaan hut an sesuai dengan ket ent uan- ket ent uan yang dit et apkan dan sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang t elah disahkan. b. membuat t anaman berdaur panj ang pada lahan yang t idak produkt if dan t anah-t anah kosong yang t ersebar at au berdaur pendek dan berdaur panj ang pada t anah-t anah kosong yang mengelompok 200 – 500 ha, t erut ama pada daerah-daerah rawan dan yang berbat asan dengan lahan penduduk disekit arnya. 3. PERUSAHAAN waj ib membuat permanent plot unt uk megukur pert umbuhan riap t egakan hut an minimal 100 serat us ha per RKL dan mengukur debet air sert a mut u air sungai akibat dampak erosi. 4. PERUSAHAAN waj ib membuat kebun bibit seluas 100 ha RKL disesuaikan dengan t anaman unggulan andalan set empat , sert a perlu mengadakan kebun pangkas. 5. PERUSAHAAN waj ib menyediakan areal seluas 300 ha yang digunakan unt uk menj aga dan melindungi plasma nut f ah. 6. PERUSAHAAN waj ib menanamkan modalnya dan menyisihkan sebagian dari keunt ungannya unt uk pembinaan, rehabilit asi dan pembangunan hut an baik di bekas areal t ebangan TPTI maupun dikawasan t idak produkt if unt uk t anaman sebagai berikut : a. Unt uk TPTI per ha sebesar US 105 s d 125 serat us lima s d serat us dua puluh lima US dollar. b. Unt uk. . . b. Unt uk THPB per ha sebesar US 600 s d 800 enam rat us s d delapan rat us US dollar.

F. BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN PELESTARIAN HUTAN