f. Konjungtivitis g. Tidak menunjukkan penurunan
trombosit, hanya penurunan leukosit
h. Sembuh sendiri 7-12 hari i. Komplikasi : microcephaly pada
bayi g. Dapat menyebabkan kematian karena
perdarahan hebat hemorrhagic h. Komplikasi : Encephalitis, gagal ginjal
akut, perdarahan hebat
2.3. PATOGENESIS VIRUS ZIKA
Virus Zika masuk ke sel manusia melalui arthropoda arbovirus, salah satunya adalah dengan melalui nyamuk. Jenis nyamuk yang dapat membawa virus Zika adalah nyamuk genus
Aedes termasuk Aedes africanus, Aedes apicoargenteus, Aedes leuteocephalus, Aedes aegypti, Aedes vitattus dan Aedes Furcifer. Virus Zika termasuk dalam golongan genus flavivirus,
sehingga patogenesis dari virus Zika hampir sama dengan virus dengue atau demam berdarah. Beberapa sumber menyatakan bahwa virus Zika dapat menular ke manusia melalui transfusi
darah, transmisi perinatal dan transmisi seksual. Patogenesis virus Zika berawal ketika nyamuk Aedes betina yang membawa virus Zika
menggigit manusia, kemudian virus masuk ke tubuh manusia. Setelah masuk ke tubuh manusia, virus Zika akan menginfeksi sel dendritik pada daerah dimana nyamuk menyuntikkan virus Zika.
Kemudian diikuti penyebaran ke kelanjar getah bening dan aliran darah. Seperti pada kelompok flavivirus lainnya, virus mengalami siklus replikasi dengan empat tahap, yaitu terjemahan RNA
genomik menjadi protein virus, replikasi RNA virus, berkumpulnya partikel virus di retikulum endoplasma dan pelepasan virion. Replikasi virus Zika terjadi pada sitoplasma, akan tetapi
antigen virus Zika telah ditemukan dalam inti sel yang terinfeksi. Gejala dari infeksi virus Zika biasanya muncul 3-11 hari setelah gigitan nyamuk yang
membawa virus, meskipun periode viremic masih belum dipastikan. Infeksi virus Zika dapat terkait dengan pengembangan kepala yang kecil dan kerusakan otak pada bayi baru lahir atau
mikrosefali. Penelitian yang dilakukan di Brasil pada September 2015 juga menyebutkan bahwa ada hubungan antara infeksi virus Zika dengan kejadian mikrosefali dan bayi lahir cacat. Karena
ada peningkatan kasus mikrosefali di daerah yang mengalami wabah Zika, dan adanya peningkatan munculnya gejala klinis pada ibu hamil selama awal kehamilan. Hal tersebut
dibuktikan dengan ditemukannya RNA Zika pada sampel cairan ketuban dari dua ibu hamil yang janinnya didiagnosis mikrosefali. Waktu paling berbahaya diperkirakan selama trimester pertama
kehamilan. Akan tetapi para ahli belum dapat memastikan bagaimana virus memasuki plasenta dan menyebabkan gangguan perkembangan otak pada janin.
2.4. DIAGNOSA VIRUS ZIKA