PENERAPAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 GUMELAR

PENERAPAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA
PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS
SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 GUMELAR

SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Prodi Pendidikan Fisika

Oleh
Gilang Shinta Nurani
4201408013

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

i


PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Penerapan Peta Konsep dalam Pembelajaran untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Siswa Kelas
VII A SMP Negeri 1 Gumelar” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk
diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Fisika FMIPA Unnes pada
Hari

: Senin

Tanggal

: 11 Februari 2013

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si
NIP. 195610291986011001


Dra. Siti Khanafiyah, M.Si
NIP. 195205211976032001

ii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul:
Penerapan Peta Konsep dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Siswa Kelas VII A SMP
Negeri 1 Gumelar.
disusun oleh
Nama : Gilang Shinta Nurani
NIM

: 4201408013

telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES
pada tanggal 11 Februari 2013.


Panitia :
Ketua

Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si.

Dr. Khumaedi, M.Si.

NIP. 196310121988031001

NIP. 196306101989011002

Penguji I

Dr Agus Yulianto
NIP. 196607051990031002

Pembimbing Utama,


Pembimbing Pendamping,

Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si
NIP. 195610291986011001

Dra. Siti Khanafiyah, M.Si
NIP. 195205211976032001
iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini adalah benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 11 Februari 2013
Penulis,


Gilang Shinta Nurani
NIM. 4201408013

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
 Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja
keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan
kesiapan (Thomas A. Edison).
 Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya
menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.
 Ada kesulitan yang datang, pastilah akan datang kemudahan.

PERSEMBAHAN
Mama
Bapa
Saudaraku
Keluarga besarku
Guruku

Sahabatku
Teman-teman semua
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada kalian

v

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim
Kehadirat Allah SWT. senantiasa kami panjatkan syukur yang teramat
dalam. Akhirnya karya sederhana ini terselesaikan.
Dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi ini tak lepas dari
peran dan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, dengan
penuh ketulusan hati, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1.

Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor UNNES.

2.


Prof. Wiyanto, selaku Dekan FMIPA UNNES.

3.

Dr. Khumaedi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNNES.

4.

Dr. Ngurah Made Dharma Putra, M.Si, selaku Dosen wali yang telah
membimbing dan mengarahkan kami selama studi.

5.

Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si, selaku pembimbing I yang telah
mengarahkan, memberikan masukan dan membantu selama penyusunan
skripsi ini.

6.

Dra. Siti Khanafiyah, M.Si, selaku pembimbing II. Terima kasih atas

masukan, arahan dan bantuannya selama penyusunan skripsi ini.

7.

Drs. Purnomo Sidi, Kepala sekolah SMP Negeri 1 Gumelar yang telah
berkenan memberikan ijin penelitian.

8.

Suparjo, S.Pd, selaku guru Fisika kelas VII-A di SMP Negeri 1 Gumelar yang
telah membantu dan membimbing pada saat pelaksanaan penelitian.

9.

Keluarga besar, sahabat-sahabatku yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.

vi

10. Seluruh siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Gumelar tahun ajaran 2011/2012

yang telah menjadi subyek penelitian.
11. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga amal kebaikan tersebut mendapatkan imbalan yang lebih baik dari
Allah SWT. Amin.
Sebagaimana halnya sebuah karya manusia, skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Kekurangan yang ada dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengalaman kami dalam penelitian. Namun demikian skripsi ini kami harapkan
sudah memenuhi persyaratan yang wajib dipenuhi. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Semarang, 11 Februari 2013

Penulis

vii

ABSTRAK
Nurani, G.S. 2013. Penerapan Peta Konsep dalam Pembelajaran untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Siswa
Kelas VII-A Smp Negeri I Gumelar. Skripsi. Jurusan Fisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama

Drs. Sukiswo, M. Si. dan Pembimbing Pendamping Dra. Siti Khanafiyah, M. Si.
Kata kunci: peta konsep, hasil belajar, peningkatan.
Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Gumelar, Banyumas diketahui
bahwa hasil belajar rendah. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa hanya menerima
fakta-fakta yang harus dihafal dan masih kurangnya keterlibatan siswa karena
hampir selalu diajar dengan metode ceramah. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui penerapan peta konsep dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar fisika pada pokok bahasan gerak lurus siswa kelas VII A SMP Negeri 1
Gumelar.
Peta konsep membuat mata pelajaran fisika menjadi lebih menarik dan
membuat siswa dapat mengidentifikasi dan menginterpretasi konsep-konsep dan
prinsip-prinsip fisika dengan jelas. Ini akan memudahkan siswa untuk
mendapatkan konsep-konsep yang penting dalam fisika.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Gumelar tahun
pelajaran 2011/2012 dengan subjek penelitian siswa kelas VII A, sejumlah 32
siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Tes
digunakan untuk mengumpulkan data tentang penguasaan dan pemahaman siswa
(aspek kognitif) dalam pokok bahasan gerak lurus melalui tes obyektif berupa soal
pilihan ganda. Sedangkan observasi dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa dalam aspek afektif dan psikomotorik siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan peta
konsep dalam pembelajaran dengan langkah pembelajaran sesuai RPP dapat
meningkatkan hasil belajar, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa.
Saran yang dapat diberikan kepada guru IPA terkait penelitian ini yaitu
hendaknya memadukan peta konsep dengan model atau metode pembelajaran
yang lain agar siswa tidak jenuh.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..

i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………

ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….

iii

PERNYATAAN …………………………………………………………….

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………...

v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………

vi

ABSTRAK …………………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..

ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………………..

xi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….

xii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………..

1

1.1

Latar Belakang ………………………………………………………...

1

1.2

Rumusan Masalah ……………………………………………………..

4

1.3

Tujuan Penelitian ………………………………………………………

4

1.4

Manfaat Penelitian …………………………………………………….

5

1.5

Penegasan Istilah ………………………………………………………

5

1.6

Sistematika Penulisan Skripsi …………………………………………

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………...…….

8

2.1

Belajar dan Hasil Belajar ………………………………………………

8

2.2

Pengertian Peta Konsep ……………………………………………….

11

2.3

Tinjauan Materi Gerak Lurus …………………………………………

15

ix

Kerangka Berpikir ……………………………………………………..

26

BAB 3 METODE PENELITIAN ……………………………………………

29

3.1

Jenis Penelitian dan Setting Penelitian …………………………………

29

3.2

Faktor yang Diteliti……………………………………………………… 29

3.3

Desain Penelitian ………………………………………………………

29

3.4

Metode Pengumpulan Data …………………………………………….

33

3.5

Uji Coba Instrumen Penelitian …………………………………………

34

3.6

Metode Analisis Data ………………………………………………….

38

3.7

Indikator Keberhasilan …………………………………………………

41

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………

43

Hasil dan Pembahasan …………………………………………………

43

BAB 5 PENUTUP ……………………………………………………..……

55

5.1

Simpulan ………………………………………………………………

55

5.2

Saran …………………………………………………………..………

56

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….

57

LAMPIRAN …………………………………………………………………

60

2.4

4.1

x

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rentang Persentase dan Kriteria afektif, Psikomotorik …………..

40

Tabel 4.1 Hasil belajar ranah kognitif ………………………………………..

47

Tabel 4.2 Hasil belajar ranah afektif siswa ..…………………………………

49

Tabel 4.3 Hasil belajar ranah psikomotorik …………………..……………..

52

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sketsa jarak dan perpindahan ..…………………………………

16

Gambar 2.2 Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada
gerak lurus beraturan ...…………………………………………

18

Gambar 2.3 Grafik hubungan antara perpindahan terhadap waktu untuk
̅ = 0 pada gerak lurus beraturan ………………………………

19

̅ ≠ 0 pada gerak lurus beraturan..………………………………

20

Gambar 2.4 Grafik hubungan antara perpindahan terhadap waktu untuk

Gambar 2.5 Grafik kecepatan rata-rata untuk percepatan konstan …………..

23

Gambar 2.6 Grafik hubungan antara percepatan terhadap waktu pada gerak
lurus berubah beraturan …………………………………………

23

Gambar 2.7 Grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu untuk
̅ = 0 dengan percepatan berharga positif pada gerak lurus

berubah beraturan pada gerak lurus beraturan ..…………………

24

Gambar 2.8 Grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu untuk
̅ ≠ 0 dengan percepatan berharga positif pada gerak lurus

berubah beraturan pada gerak lurus beraturan..…………………

25

Gambar 2.9 Grafik hubungan ̅ dengan t untuk percepatan berharga

…………………………………………………………

25

Gambar 2.10 Tampilan pita Ticker Timer pada GLBB ………..……..……..

26

Gambar 3.1 Skema prosedur pelaksanaan PTK ……………………………..

30

negatif

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Daftar pembagian kelompok ……………………………..

60

Lampiran 2

Silabus

………………..………………..………………..

61

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I ………………

63

Lampiran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II ……………

69

Lampiran 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus III ….…………

76

Lampiran 6

Kisi-kisi soal uji coba instrumen penelitian siklus I ………

83

Lampiran 7

Soal uji coba instrumen penelitian siklus I ………………..

84

Lampiran 8

Kisi-kisi soal uji coba instrumen penelitian siklus II ..……

88

Lampiran 9

Soal uji coba instrumen penelitian siklus II ...…………….

89

Lampiran 10 Kisi-kisi soal uji coba instrumen penelitian siklus III ……

94

Lampiran 11 Soal uji coba instrumen penelitian siklus III ………………

95

Lampiran 12 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I .....…………………………

101

Lampiran 13 Soal evaluasi siklus I .....................………………………..

102

Lampiran 14 Kisi-kisi soal evaluasi siklus II ...…………………………

104

Lampiran 15 Soal evaluasi siklus II ……………………………………

105

Lampiran 16 Kisi-kisi soal evaluasi siklus II ……………………………

108

Lampiran 17 Soal evaluasi siklus III ……………………………………

109

Lampiran 18 Kunci jawaban soal evaluasi siklus I, II dan III ………..…

112

Lampiran 19 Lembar Kegiatan Siswa siklus I …………………………

113

Lampiran 20 Lembar Kegiatan Siswa siklus II ................................….…

115

Lampiran 21 Lembar Kegiatan Siswa siklus III .................……….…….

119

Lampiran 22 Analisis hasil belajar kognitif siswa siklus I ………………

124

xiii

Lampiran 23 Analisis hasil belajar kognitif siswa siklus II …………….

125

Lampiran 24 Analisis hasil belajar kognitif siswa siklus III ..………….

126

Lampiran 25 Hasil belajar kognitif siswa siklus I, II dan III …..……….

127

Lampiran 26 Kriteria penilaian afektif …………………………………

128

…………………………

129

Lampiran 28 Analisis hasil belajar afektif siklus I ………………………

130

Lampiran 29 Analisis hasil belajar afektif siklus II …………....………..

131

Lampiran 30 Analisis hasil belajar afektif siklus III ......…....…………..

132

Lampiran 31 Analisis hasil belajar psikomotorik siklus I ………………

133

Lampiran 32 Analisis hasil belajar psikomotorik siklus II ………………

134

Lampiran 33 Analisis hasil belajar psikomotorik siklus III ……………

135

Lampiran 34 Hasil belajar afektif siklus I, II, dan III ……….…………..

136

Lampiran 35 Hasil belajar psikomotorik siklus I, II, dan III ……………

137

Lampiran 36 Contoh perhitungan validitas butir soal ………………….

138

Lampiran 37 Contoh perhitungan reliabilitas instrumen …………………

140

Lampiran 27 Kriteria penilaian psikomotorik

Lampiran 38 Contoh perhitungan tingkat kesukaran dan daya
beda soal …………………………………………………

142

Lampiran 39 Analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
beda soal uji coba siklus I ...……….……………………..

144

Lampiran 40 Analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
beda soal uji coba siklus II

……….……………………..

145

Lampiran 41 Analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
beda soal uji coba siklus III ……….……………………..

146

Lampiran 42 Perhitungan gain score …………………………………. ...

147

xiv

Lampiran 43 Peta konsep siklus I ………………………………….........

150

Lampiran 44 Peta konsep siklus II …………………………………........

151

Lampiran 45 Peta konsep siklus III ………………………………….......

152

Lampiran 46 Surat Penetapan Dosen pembimbing ………………...... .....

153

Lampiran 47 Surat Ijin Penelitian …………………………………..........

154

Lampiran 48 Surat Keterangan dari Sekolah ……………………….........

155

Lampiran 49 Dokumentasi Penelitian ………………………………….....

156

xv

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
SMP Negeri 1 Gumelar terletak di Jalan Raya Gumelar no. 31,
Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Peneliti memilih
sekolah ini karena selain terdapat masalah belajar, juga karena lokasi yang
dekat dengan rumah dan akses masuk ke sekolah ini mudah. Berdasarkan
observasi tentang hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri I Gumelar yang
telah dilakukan melalui wawancara dengan guru fisika, menunjukkan bahwa
nilai rata-rata ujian akhir semester gasal tahun ajaran 2011/2012 siswa rendah.
Artinya, masih dibawah nilai KKM fisika yang ditetapkan yaitu 70, sementara
nilai rata-rata UAS semester gasal kelas VII A hanya 59,48.
Menurut informasi dari guru fisika, sebagian siswa kelas VII A SMP
Negeri I Gumelar mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran fisika.
pembelajaran fisika di sana banyak terdapat persamaan-persamaan yang dirasa
sulit untuk dipahami. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar fisika yang
diperoleh siswa untuk pelajaran fisika menjadi rendah. Faktor lain yang
menyebabkan hasil belajar fisika rendah yaitu siswa hampir selalu diajar
dengan metode ceramah yang kurang menarik, hal ini boleh jadi membuat
siswa menerima pengetahuan secara abstrak dan siswa kurang terlibat dalam
pembelajaran. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan pembelajaran yang
bermakna belum tercapai.

1

2

Peta konsep adalah suatu cara yang baik untuk mendapatkan ide baru
dan cara yang mudah untuk mendapatkan informasi dari otak. Dengan
menggunakan Peta konsep, cara kerja alami otak dapat dilibatkan dari awal.
Hal ini berarti bahwa untuk mengingat kembali informasi selanjutnya akan
menjadi lebih mudah (Buzan, 2010: 5). Peta konsep merupakan suatu bagan
skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam
suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep selain menggambarkan konsepkonsep yang penting, juga menghubungkan antara konsep-konsep yang ada.
Peta konsep telah dikembangkan pada tahun 1972 ketika Novak
melaksanakan program penelitian di Cornell untuk mencari dan memahami
perubahan pemahaman dalam ilmu pengetahuan anak-anak (Novak, 1984).
Dalam pendidikan, peta konsep dapat digunakan sebagai strategi belajar,
strategi instruksional dalam pembelajaran, strategi untuk perencanaan
kurikulum dan alat untuk mengevaluasi pemahaman siswa mengenai konsepkonsep (McClure, 1999). Sedangkan menurut Dahar (2006:110) manfaat peta
konsep yaitu untuk menyelidiki apa yang diketahui siswa, mempelajari cara
belajar, mengungkapkan miskonsepsi dan sebagai alat evaluasi.
Penelitian yang dilakukan Imaduddin & Unggul (2012) yang menguji
efektifitas peta konsep untuk meningkatkan prestasi belajar fisika dengan
subyek penelitian siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta,
menunjukkan bahwa peta konsep sangat efektif dalam meningkatkan hasil
belajar fisika. Penelitian serupa dilakukan oleh Adiarta & Ni Ketut (2004)
yang mengimplementasikan strategi siklus belajar hipotesis-deduktif dengan
peta konsep dalam pengubahan konseptual pada pembelajaran fisika. Subjek

3

penelitian adalah siswa kelas X3 SMUN 1 Singaraja yang menyimpulkan
bahwa pembelajaran dengan peta konsep dapat menurunkan proporsi
miskonsepsi siswa, selain itu juga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
Peta konsep dapat membuat fisika menjadi lebih menarik dan
membuat siswa dapat mengidentifikasi dan menginterpretasi konsep-konsep
dan prinsip-prinsip fisika dengan jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ausubel (Mundilarto 2002 : 2) belajar akan mempunyai makna bagi siswa
apabila dapat memperoleh pengetahuan baru. Belajar akan dikatakan
bermakna jika terhubungnya ide-ide baru dengan struktur kognitif untuk
membentuk pengetahuan baru. Untuk mempermudah memahami konsepkonsep awal materi pelajaran yang akan diajarkan, diperlukan suatu strategi
yang diterapkan kepada seluruh siswa, yaitu menggunakan peta konsep.
Kiranya peta konsep ini dapat dipakai untuk memperbaiki hasil belajar
yang rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut akan diteliti tentang,
“Penerapan Peta Konsep dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Siswa Kelas VII A SMP
Negeri 1 Gumelar”.

4

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:


Apakah penerapan peta konsep dalam pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar fisika pada pokok bahasan gerak lurus siswa kelas VII A SMP
Negeri 1 Gumelar?



Bagaimana pelaksanaan penerapan peta konsep dalam pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok bahasan
gerak lurus siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Gumelar?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mempunyai tujuan
sebagai berikut :


Mengetahui

penerapan

peta

konsep

dalam

pembelajaran

dapat

meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok bahasan gerak lurus siswa
kelas VII A SMP Negeri 1 Gumelar.


Mengetahui pelaksanaan penerapan peta konsep dalam pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok bahasan
gerak lurus siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Gumelar.

5

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang ditulis oleh peneliti diharapkan dapat memberikan
manfaat, yaitu :
 Bagi guru
Memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam hal
penentuan strategi pembelajaran fisika.
 Bagi sekolah
Memberikan referensi bagi semua pengajar mengenai strategi
pembelajaran yang efektif.

1.5 Penegasan Istilah


Peta Konsep
Peta konsep merupakan bagan skematik untuk menggambarkan suatu

pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta
konsep

selain

menggambarkan

konsep-konsep

yang

penting

juga

menghubungkan antara konsep-konsep yang ada.


Hasil Belajar
Hasil

belajar

merupakan

perubahan

perilaku

yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2007:5). Hasil belajar
yang dimaksud disini meliputi hasil belajar secara kognitif, afektif dan
psikomotorik pokok bahasan gerak.

6



Peningkatan
Peningkatan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kenaikan nilai

rata-rata hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa secara
signifikan pada setiap akhir siklus.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok-pokok
masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian
yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, bagian akhir.


Bagian pendahuluan skripsi, berisi judul, persetujuan pembimbing,
halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.



Bagian isi skripsi dibagi menjadi lima bab:
Bab I Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah
serta sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan Teori
Bagian ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan
yang dikaji dalam penelitian ini, meliputi pengertian belajar, pengertian
peta konsep, hasil belajar, tinjauan materi gerak dan kerangka berfikir.
Bab III Metode Penelitian
Berisi lokasi dan subyek penelitian, faktor yang diteliti, desain
penelitian dan metode pengumpulan data.

7

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian ini berisi hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil
penelitian berupa deskripsi penerapan peta konsep untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik dari siklus 1 sampai siklus 3. Dari hasil penelitian tentang
hasil

belajar

siswa

selanjutnya

dilakukan

pembahasan

dengan

mengintegrasikan temuan dari penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan
yang telah ada.
Bab V Penutup
Bagian ini berisi simpulan dari pembahasan hasil penelitian yang
telah dilakukan dan saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan
untuk peneliti, observer dan pembaca guna memperbaiki kekurangan pada
penelitian yang telah dilakukan.


Bagian akhir skripsi, adalah daftar pustaka, dan lampiran-lampiran yang
melengkapi uraian-uraian pada bagian isi dan tabel-tabel yang digunakan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Dimyati,
2003:2). Sejak lahir manusia telah memulai kegiatan belajar untuk memenuhi
kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai
suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan disadari atau telah dilakukan oleh
manusia. Para ahli telah menjelaskan pengertian belajar menurut sudut pandang
masing-masing. Bentuk rumusan dan aspek-aspek yang ditekankan dalam belajar
berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain.
Beberapa ahli telah menyusun definisi belajar yang perumusannya adalah
sebagai berikut (Rifa’i & Anni, 2010: 82):
-

Slavin, belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh
pengalaman.

-

Morgan et. al. menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif
permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman.

-

Gage dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu
organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

-

Gagne, menyatakan belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan
manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan
perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.

8

9

Dari pengertian dan penjelasan tentang belajar dapat diambil kesimpulan
bahwa dalam belajar terjadi proses perubahan tingkah laku yang bersifat
permanen dan berkesinambungan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dalam proses belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan
belajar individual dan kegiatan belajar bersama.
Hasil belajar adalah akibat dari suatu proses yang dilakukan oleh siswa
dan guru di dalam kelas, siswa berusaha memperoleh pelajaran dan guru
memberikan pelajaran. Sedangkan menurut Anni (2007:5) hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami
aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung
pada apa yang dipelajari. Menurut Benyamin S. Bloom hasil belajar
diklasifikasikan menjadi tiga ketegori yang disebut ranah belajar, yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Anni, 2006: 7).
-

Ranah kognitif terdiri dari enam jenis kategori kemampuan yaitu:
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

-

Ranah afektif terdiri dari lima jenis kategori yaitu: penerimaan, penanggapan,
penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.

-

Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh jenis yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas.
Hasil belajar juga dapat didefinisikan sebagai tingkat penguasaan yang

dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dari pengertian hasi belajar, dapat diketahui bahwa hasil belajar

10

fisika merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang serta perubahan
perilaku setelah mengalami aktivitas belajar pada mata pelajaran fisika.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Slameto (2003: 54) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal meliputi jasmaniah, psikologis
dan kelelahan serta faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.


Faktor-faktor dari dalam individu meliputi:
-

Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

-

Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.



Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan rohani.

Faktor-faktor dari luar individu meliputi:
-

Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik anak, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, latar belakang kebudayaan.

-

Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.

-

Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

2.2

Pengertian Peta Konsep
Peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan

suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Selain

11

menggambarkan konsep-konsep yang penting peta konsep juga menghubungkan
antara konsep-konsep yang ada. Menurut Buzan (2010 : 5) peta konsep adalah
cara yang baik untuk mendapatkan ide baru dan cara yang mudah untuk
mendapatkan informasi dari otak. Dengan menggunakan peta konsep, cara kerja
alami otak dapat dilibatkan dari awal. Hal ini berarti bahwa untuk mengingat
kembali informasi selanjutnya akan menjadi lebih mudah. Salah satu pernyataan
dalam teori Ausubel adalah bahwa faktor yang paling penting yang
mempengaruhi pembelajaran adalah pengetahuan awal telah diketahui siswa. Jadi
supaya belajar menjadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan
konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa.
Peta konsep telah dikembangkan pada tahun 1972 ketika Novak
melaksanakan program penelitian di Cornell untuk mencari dan memahami
perubahan pemahaman dalam ilmu pengetahuan anak-anak. Novak et. al., (1983),
mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki
siswa, supaya belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan bantuan peta
konsep. Menurut Dahar (1988: 156)

dalam pendidikan, peta konsep dapat

diterapkan untuk beberapa tujuan antara lain :

12

-

Menyelidiki pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak
siswa untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep
relevan yang telah mereka miliki. Untuk memperlancar proses ini guru harus
mengetahui konsep yang telah dimiliki siswa pada saat pelajaran akan
dimulai, sedangkan siswa diharapkan dapat menunjukkan konsep yang telah
dimiliki dalam menghadapi pelajaran baru.

-

Belajar bagaimana belajar
Belajar bermakna akan terjadi bila pembuatan peta konsep bukan untuk
memenuhi keinginan guru, melainkan harus timbul dari keinginan siswa
untuk memahami isi pelajaran bagi diri siswa sendiri.

-

Mengungkapkan konsepsi salah
Peta konsep dapat mengungkapkan konsepsi salah yang terjadi pada
siswa.

-

Alat evaluasi
Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan pada tiga
gagasan dalam teori kognitif Ausubel yaitu (a) Struktur kognitif itu diatur
secara hirarki dengan konsep-konsep yang lebih inklusif, (b) Konsep-konsep
dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif. Prinsip Ausubel ini
menyatakan, bahwa belajar bermakna merupakan proses kontinu. Jadi konsepkonsep tidak pernah tuntas dipelajari tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi, dan
dibuat lebih inklusif, (c) penyesuaian integratif. Prinsip belajar ini
menyatakan, bahwa belajar bermakna akan meningkat, bila siswa menyadari
hubungan-hubungan baru (kaitan-kaitan konsep) antara kumpulan-kumpulan

13

konsep-konsep yang berhubungan. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan
secara ringkas, bahwa Novak (Dahar, 1988:161) memperhatikan empat
kriteris penilaian, yaitu: (1) kesahihan konsep, (2) adanya hirarki, (3) adanya
kaitan silang, dan (4) adanya contoh-contoh.
Sedangkan menurut Michael Michalko (Buzan, 2010:6), peta konsep
dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang termasuk pendidikan. Manfaat peta
konsep dalam bidang pendidikan antara lain:
-

Memberi pandangan menyeluruh pokok bahasan

-

Merencanakan kerangka pemikiran suatu karangan

-

Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat

-

Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif
Menurut Dahar, peta konsep mempunyai ciri-ciri sebagai berikut

(Trianto,2007: 159):
-

Pemetaan konsep yaitu suatu cara untuk memperlihatkan konsepkonsep dan proposisi-proposisi suatu bidang. Dengan menggunakan
peta konsep siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan
mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.

-

Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang
studi atau suatu bagian dari suatu bidang studi. Ciri inilah yang dapat
memperlihatkan hubungan yang proporsional antar konsep.

-

Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini berarti ada
konsep lain yang lebih inklusif.

14

-

Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang
lebih inklusif, maka terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep
tersebut.

Berdasarkan ciri-ciri yang telah diuraikan, sebaiknya peta konsep disusun
secara hirarki yaitu konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta,
makin ke bawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif.
Dalam IPA, peta konsep membuat informasi abstrak menjadi konkret dan sangat
bermanfaat meningkatkan ingatan suatu konsep pembelajaran.
Dalam membuat peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide
kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide tersebut dalam
suatu pola yang logis. Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh

Trianto

(2007:160), langkah-langkah dalam membuat peta konsep adalah sebagai berikut:
-

Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.

-

Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide
utama.

-

Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta konsep

-

Mengelompokkan ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual
menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

2.3

Tinjauan Materi Gerak Lurus

2.3.1

Pengertian Gerak
Dalam fisika, suatu benda dikatakan bergerak apabila benda tersebut

mengalami perubahan kedudukan terhadap posisi lain, yang disebut dengan titik
acuan. Titik acuan merupakan titik patokan yang dipakai sebagai permulaan untuk
mengukur kedudukan suatu benda pada suatu saat.

15

Gerak Relatif
Gerak relatif suatu benda adalah gerak suatu benda terhadap benda lain
tetapi belum tentu bergerak terhadap benda yang lainnya, artinya bergantung pada
titik acuan yang digunakan.
Gerak Semu
Gerak semu terjadi pada benda yang sebenarnya diam, tetapi tampak
seolah-olah bergerak. Misal matahari yang seolah-olah bergerak dari timur ke
barat, padahal sebenarnya matahari diam, tetapi bumilah yang berotasi dengan
arah dari barat ke timur.
Gerak Lurus
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai macam gerak
dengan berbagai lintasan. Salah satu jenis gerak yang dapat dilihat dari
lintasannya adalah gerak lurus. Gerak lurus adalah suatu gerak benda yang
melintasi sebuah garis linear. Dengan kata lain lintasan dari gerak lurus adalah
sebuah garis lurus atau linear. Misal mobil yang bergerak di jalan dalam lintasan
yang lurus, buah kelapa jatuh dalam lintasan lurus.
2.3.2

Jarak dan Perpindahan
Jarak ialah panjang lintasan yang ditempuh oleh benda yang bergerak

dalam waktu tertentu. Jarak dihitung dari seberapa jauh benda tersebut telah
meninggalkan titik acuan sebagai posisi awal. Sedangkan perpindahan adalah
seberapa jauh benda tersebut berpindah dari titik acuan tanpa memperhatikan
bentuk lintasan. Perpindahan merupakan perubahan kedudukan dalam waktu
tertentu.

16

Dari perngertian jarak dan perpindahan dapat ditarik kesimpulan bahwa
jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah,
sedangkan

perpindahan

adalah

perubahan

kedudukan

benda

dengan

memperhatikan arah. Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan
adalah besaran vektor. Dalam satuan SI keduanya memiliki satuan m. Contoh
perhitungan jarak dan perpindahan:

5 meter

A

C

5 meter

B

Gambar 2.1 Sketsa jarak dan perpindahan
Benda bergerak dari titik A menuju titik B, kemudian kembali ke titik C,
maka:
Jarak:

Perpindahan:

s = AB + BC

⃗ = AB + (– BC)

s = 10 meter + 5 meter
s = 15 meter
2.3.3

Kelajuan, Kecepatan dan Percepatan

⃗ = 10 meter – 5 meter
⃗ = 5 meter

Kelajuan adalah besarnya jarak yang ditempuh oleh suatu benda yang
bergerak tiap satuan waktu. Kecepatan adalah besarnya perpindahan yang
ditempuh oleh suatu benda yang bergerak tiap satuan waktu.
Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan jarak total yang
ditempuh benda terhadap waktu total yang dibutuhkan.
̅

………………………… (2.1)

( Tipler, 1998: 23)

17

Keterangan:

̅ = kelajuan rata-rata (m/s)
jarak tempuh (m)

waktu tempuh (s)
Sedangkan persamaan untuk kecepatan, yaitu:


⃗⃗

.................................... (2.2)

Kecepatan rata-rata = perpindahan total yang ditempuh dalam selang waktu
tertentu.
⃗̅

⃗⃗

................................... (2.3)

Keterangan:
⃗ = kecepatan (m/s)

⃗̅ = kecepatan rata-rata (m/s)



perubahan kedudukan (m)

waktu tempuh (s)
Percepatan merupakan perubahan kecepatan pada selang waktu tertentu.

Dalam SI percepatan dilambangkan dengan ⃗ dan memiliki satuan m/s2.
2.3.4

Gerak Lurus Beraturan

Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus
dimana pada setiap selang waktu yang sama benda tersebut menempuh jarak yang
sama. Gerak ini merupakan gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan
yang tetap.
Contoh gerak lurus beraturan:
- Bola yang digelindingkan di tempat mendatar
-

Mobil yang melaju dengan kecepatan tetap

18

Perpindahan yang ditempuh:
⃗ = ⃗ ∙ t ……………………….. (2.4)

keterangan :

⃗ = perubahan kedudukan (m)
⃗ = kecepatan (m/s)

t = waktu tempuh (s)
Grafik gerak lurus beraturan:
 Grafik hubungan antara kecepatan ( ⃗) terhadap waktu (t)

Gerak lurus beraturan adalah gerak lurus dengan kecepatan tetap.

Oleh karena itu, grafik kecepatan terhadap waktu ( ⃗-t) berbentuk garis
lurus horizontal yang sejajar dengan sumbu t. grafik ( ⃗-t) pada Gambar 2.2

..…..….…


2

⃗ (m/s)

t (s)
5 kecepatan
Berdasarkan Gambar 2.2, tampak bahwa
bernilai tetap pada
Gambar 2.2 Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t)
tiap satuan waktu. Kecepatan
ditandai
oleh garis lurus, berawal dari t
padatetap
gerak
lurus beraturan
= 0 hingga t akhir. Jarak yang ditempuh benda dapat dicari dengan cara
menghitung luasan dibawah grafik ⃗. Cara lain menghitung jarak tempuh
adalah dengan menggunakan persamaan GLB pada persamaan (2.4).

Persamaan GLB yang digunakan untuk menghitung jarak atau
perpindahan di atas berlaku jika gerak benda memenuhi grafik tersebut.
Pada Gambar 1.2 terlihat pada saat t = 0 sekon dan ⃗ = 2 m/s maka ⃗ = ⃗ ∙ t

= 0. Artinya, pada saat t = 0 semula benda bergerak dengan kecepatan 2

19

m/s, sehingga sesuai dengan persamaan 2.4 posisi awal benda adalah 0 atau
berhimpit dengan titik acuan. Padahal saat awal diamati kemungkinan dapat
terjadi benda berada pada posisi tertentu (tidak berhimpit dengan titik
acuan), sehingga benda telah memiliki posisi awal ⃗0 = ⃗. Untuk lebih

memahami hal ini, pelajari grafik hubungan perpindahan terhadap waktu.
 Grafik hubungan antara perpindahan ( ⃗) terhadap waktu (t)
-

Grafik untuk ⃗0 berhimpit dengan titik acuan nol
⃗ (m)

8
6
4
2

0
1
2
3
4
t
(s)
Gambar 2.3 Grafik hubungan antara perpindahan ( ⃗) terhadap
waktu (t) umtuk s0=0 pada gerak lurus beraturan
Makna Grafik pada Gambar 2.3 adalah nilai kecepatan selalu tetap
pada setiap titik lintasan (diwakili oleh titik-titik sepanjang garis ⃗ pada
sumbu y) dan setiap satuan waktu (diwakili setiap titik sepanjang t pada

sumbu x). makin besar nilai ⃗ maka makin besar juga nilai t, sehingga hasil

perbandingan ⃗ dan t (kecepatan) selalu sama.

20

-

Grafik untuk ⃗0 tidak berhimpit dengan titik acuan nol
⃗ (m)
8
6
4
2

0
1
2
3
4
t
(s)
Gambar 2.4 Grafik hubungan antara perpindahan ( ⃗) terhadap
waktu (t) umtuk ⃗0 ≠ 0 pada gerak lurus beraturan






Dengan ⃗ menyatakan jarak untuk kedudukan awal ⃗0 ketika t0=0
maka:






Dengan demikian,















⃗ ………………….(2.5)

Persamaan (2.5) menjelaskan hubungan antara kedudukan suatu
benda terhadap fungsi waktu, di mana kedudukan awal benda tidak berada
pada titik acuan nol. Kecepatan benda diawali dari kedudukan di ⃗0
sehingga besar ⃗0 harus ditambahkan dalam perhitungan.

21

2.3.5

Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan ialah gerak benda dalam lintasan lurus
dengan percepatan tetap. Yang dimaksud dengan percepatan tetap adalah
perubahan kecepatan gerak benda yang berlangsung secara tetap dari waktu
ke waktu. Mula-mula dari keadaan diam, benda mulai bergerak, semakin
lama semakin cepat dan kecepatan gerak benda tersebut berubah secara
teratur. Perubahan kecepatan bisa berarti terjadi pertambahan kecepatan
atau pengurangan kecepatan. Pengurangan kecepatan terjadi jika benda
akan berhenti. Dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Pada
pembahasan ini tidak digunakan istilah perlambatan untuk benda yang
mengalami pengurangan kecepatan secara teratur, tetapi tetap dinamakan
percepatan hanya saja nilainya negatif. Perlambatan sama dengan
percepatan yang bernilai negatif. Contoh gerak lurus berubah beraturan:
-

Mobil yang melintas di jalan menurun

-

Kelereng digelindingkan di bidang miring

22

Persamaan percepatan, dituliskan dengan:

Keterangan :



⃗⃗

⃗⃗

…………………. (2.6)

⃗ = percepatan (m/s2)

⃗ = kecepatan pada selang waktu t (m/s)
⃗ = kecepatan awal (m/s)
= waktu (s)

Dari persamaan (2.6) dapat diperoleh persamaan untuk menghitung
kecepatan, yaitu sebagai berikut:




⃗ = ⃗











………………….. (2.7)

Untuk percepatan konstan, kecepatan berubah secara linear terhadap

waktu dan kecepatan rata-rata adalah nilai tengah dari kecepatan awal dan
kecepatan akhir, seperti ditunjukan Gambar 2.5.
Jika ⃗ adalah kecepatan awal dan ⃗ adalah kecepatan akhir, maka

kecepatan rata-ratanya ⃗ adalah ( ⃗ + ⃗ ).

23




⃗ =⃗ +⃗
⃗=



⃗ + ⃗



0
1
2
3
4
t (s)
Gambar 2.5 Kecepatan rata-rata untuk percepatan konstan
Penjelasan di atas dapat digunakan untuk mencari persamaan
perpindahan dalam GLBB sebagai berikut:
⃗ = ⃗



=



=
=














…………………….(2.8)

Dengan ⃗ perpindahan yang ditempuh pada selang waktu tertentu (m)
Grafik gerak lurus berubah beraturan:

Grafik hubungan antara percepatan ( ⃗) terhadap waktu (t)
⃗ (m/s2)

t (s)
Gambar 2.6 Grafik hubungan antara percepatan (⃗⃗) terhadap waktu
(t) pada gerak lurus berubah beraturan

24

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan
tetap. Oleh karena itu, grafik percepatan terhadap waktu berbentuk garis
lurus horizontal yang sejajar dengan sumbu x. Grafik ⃗-t seperti pada
Gambar 2.6.

 Grafik hubungan antara kecepatan ( ⃗) terhadap waktu (t)
-

Grafik hubungan ⃗-t dengan percepatan positif

Grafik kecepatan terhadap waktu ( ⃗-t) dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian. Pertama, grafiknya berbentuk garis lurus miring
ke atas melalui titik acuan O (0,0), seperti Gambar 2.7. grafik ini

berlaku apabila kecepatan awal ( ⃗ 0=0), atau dengan kata lain benda
bergerak dari keadaan diam.

θ
O

t

Gambar 2.7 Grafik hubungan antara kecepatan (⃗⃗) terhadap
waktu (t) untuk ⃗⃗0 =0 dengan percepatan berharga positif pada
gerak lurus berubah beraturan
Kedua, jika kecepatan awal ( ⃗ 0) tidak nol, grafik ⃗-t tetap

berbentuk garis lurus miring ke atas, tetapi untuk t = 0, grafik dimulai
dari ⃗ 0, grafik ( ⃗-t) pada gambar 2.8.

25

⃗⃗ (m/s)
θ

⃗0

t (s)

O

Gambar 2.8 Grafik hubungan antara kecepatan (⃗⃗) terhadap
waktu (t) untuk ⃗⃗0 ≠0 dengan percepatan berharga positif pada
gerak lurus berubah beraturan
 Grafik hubungan ⃗-t dengan percepatan negatif (perlambatan)

Perlambatan atau percepatan negatif menyebabkan berkurangnya

kecepatan. Contoh grafik kecepatan terhadap waktu ( ⃗-t) untuk

percepatan negatif dapat dilihat pada Gambar 2.9.

⃗0

O

t

Gambar 2.9 Grafik hubungan ⃗⃗ dengan t untuk percepatan
berharga negatif
Alat yang digunakan untuk menampilkan gambaran tentang
peristiwa gerak lurus berubah beraturan adalah Ticker Timer. Pada alat
ini dapat dilihat fenomena kenaikan kecepatan yang terjadi secara

26

linear melalui pita kertas. Ticker Timer digunakan untuk mengetahui
jejak ketukan objek yang bergerak.

Gambar 2.10 Tampilan pita Ticker Timer pada GLBB
Gambar 2.10 merupakan potongan pita Ticker Timer pada gerak
lurus berubah beraturan dipercepat. Berdasarkan gambar tersebut dapat
dilihat bahwa jarak antar ketukan pada pita Ticker Timer makin lama
makin lebar. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan objek makin lama
makin besar.

2.4

Kerangka Berpikir
Pembelajaran fisika sangat erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Di dunia pendidikan terungkap fakta bahwa dalam
pembelajaran fisika banyak terdapat konsep-konsep yang berkaitan dengan
fenomena alam sekitar. Dalam fisika, konsep-konsep tersebut sering kali
disajikan dengan persamaan, sehingga banyak siswa beranggapan bahwa
fisika adalah deretan persamaan yang sangat sulit untuk dipahami. Hal
tersebut menyebabkan hasil belajar fisika yang diperoleh siswa untuk
pelajaran fisika menjadi rendah.
Salah satu pokok bahasan yang erat kaitanya dengan kehidupan
sehari-hari adalah gerak lurus. Pada pokok bahasan ini, terdapat beberapa
persamaan dan konsep yang merupakan dasar bahan kajian fisika di
pendidikan menengah, sehingga harus benar-benar dipahami dan dikuasai

27

oleh siswa. Apabila konsep atau pengetahuan dasar telah dikuasai dan
dipahami oleh siswa maka diharapkan pengembangan pengetahuan
selanjutnya akan lebih mudah dipahami. Oleh karena itu, perlu adanya
strategi pembelajaran yang tepat agar mampu meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep dasar pada pokok bahasan gerak lurus. Salah satu
upaya untuk mewujudkan hal tersebut yaitu dengan menerapkan peta
konsep dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan peta konsep merupakan kegiatan belajar
siswa dengan memanfaatkan sebuah peta konsep. Peta konsep merupakan
suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual
siswa dalam suatu rangkaian pernyataan. Pada dasarnya pembelajaran
dengan peta konsep menekankan pentingnya siswa untuk membangun
sendiri pengetahun mereka.
Peta konsep adalah suatu cara yang baik untuk mendapatkan ide
baru dan cara yang mudah untuk mendapatkan informasi dari otak.
Dengan menggunakan peta konsep, cara kerja alami otak dapat dilibatkan
dari awal. Hal ini berarti bahwa untuk mengingat kembali informasi
selanjutnya akan menjadi lebih mudah (Buzan, 20010: 4).

Dengan

menerapkan peta konsep, akan membuat fisika menjadi lebih menarik dan
membuat siswa dapat mengidentifikasi dan menginterpretasi konsepkonsep fisika dengan jelas. Sehingga siswa dapat lebih mudah memahami
konsep fisika dan

pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan

meningkat. Dengan meningkatnya pemahaman terhadap suatu konsep
fisika melalui penerapan peta konsep dalam pembelajaran, diharapkan

28

mampu meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik
siswa.
Penerapkan peta konsep pada pelaksanaan pembelajaran dalam
penelitian ini mengacu pada instrumen yang telah disusun sebelumnya,
yaitu lembar kegiatan siswa (LKS), rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dan peta konsep yang belum sempurna. Siswa sebagai subyek
penelitian melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru.
Peningkatan hasil belajar kognitif dapat diambil dari hasil post test
yang dilakukan di setiap akhir siklus. Sedangkan untuk hasil belajar
psikomotorik dan afektif diambil dengan menggunakan lembar observasi
pada saat pembelajaran. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus dengan materi yang berbeda
disetiap siklusnya.

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Setting Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMP
Negeri 1 Gumelar yang terletak di Jalan Raya Gumelar no. 31, Kecamatan
Gumelar Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Subjek penelitian adalah siswa
kelas VII A SMP Negeri 1 Gumelar tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 32
siswa.

3.2 Faktor Yang Diteliti
Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini :
-

Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan peta konsep yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi hasil belajar
kognitif, afektif, dan psikomotorik.

-

Hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi
(reflection). Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

29

30







Identifikasi Masalah
Kurangnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran. Siswa tidak dibiasakan melakukan kegiatan
laboratorium maupun diskusi.
Persamaan dalam fisika sulit dipahami.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah.
Hasil belajar fisika rendah



Planning
Melakukan observasi awal dan menyiapkan instrumen
pembelajaran dengan menerapkan peta konsep.

Reflection
 Melakukan analisis terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran,
hasil, dan hambatan yang
dijumpai. Hasil refleksi siklus I
menjadi acuan tindakan pada
siklus II.



SIKLUS I

Action
 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan peta konsep sesuai
dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).

Observation
Melakukan pengamatan terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa, serta hasil pengajaran agar

Dokumen yang terkait

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: eksperimen semu di SMA Negeri 1 Karawang

0 4 273

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS KELAS X SMAN 20 MEDAN T.P. 2016/2017.

0 2 21

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII SEMESTER 1 PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

0 2 8

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK Penerapan Strategi Pembelajaran Team Quiz Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Gerak Pada Tumbuhan Siswa Kelas VIII G SMP Muhammadiya

0 1 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK Penerapan Strategi Pembelajaran Team Quiz Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Gerak Pada Tumbuhan Siswa Kelas VIII G SMP Muhammadiya

0 0 18

Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.

0 1 71

Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa SMP Negeri 2 Petarukan dalam Memahami Pokok Bahasan Gerak Lurus.

0 3 149

ANALISIS KECERDASAN BERAGAM (MULTIPLE INTELLIGENCES) DAN DOMAIN KOGNITIF SISWA SMP KELAS VII PADA PEMBELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN GERAK LURUS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

0 0 28

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 1 CILIMUS

0 0 21

Pembelajaran fisika dengan simulasi komputer pada pokok bahasan gerak lurus untuk siswa kelas VII di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten - USD Repository

0 0 139