Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.

(1)

TALKING STICK

BERBANTUAN MULTIMEDIA

PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF

SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJAAN FISIKA POKOK

BAHASAN GERAK LURUS

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

oleh: Annisa’ Hidayati

4201406006

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif   Siswa Kelas VII  Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus”telah disetujui oleh pembimbing  untuk diajukan di sidang panitia ujian skripsi jurusan Fisika Fakultas Matematika dan  Ilmu Pengertahuan Alam. 

      Semarang,       

Pembimbing I      Pembimbing II   

 

Dr. Achmad Sopyan, M.Pd.      Dr. Sarwi, M.Si 

NIP 19600611 198403 1 001      NIP 19620809 198703 1 001   

               


(3)

iii

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah benar‐benar hasil karya  saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.  Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk  berdasarkan kode etik ilmiah. 

 

  Semarang,  

  Yang menyatakan 

   

  Annisa’ Hidayati 

  NIM. 4201406006 

         


(4)

iv

Skripsi yang berjudul :“Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick 

Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif  Siswa Kelas VII  Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus”  

Telah dipertahankan  dihadapan sidang panitia ujian skripsi jurusan fisika FMIPA UNNES  pada tanggal 06 Oktober 2010.     

Panitia : 

Ketua Sekretaris  

Dr. Kasmadi Imam S, M.S  Dr. Putut Marwoto, M.S  NIP 19511115 197903 1 001  NIP 19630821 198803 1 004  Ketua Penguji  

 

Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph. D   NIP. 19520613 197612 1 002 

Anggota Penguji/  Anggota Penguji/    Pembimbing Utama  Pembimbing Pendamping   

Dr. Achmad Sopyan, M.Pd        Dr. Sarwi, M.Si 

NIP. 19600611 198403 1 001 NIP. 19620809 198703 1 001  


(5)

v Motto:

Pijakkan kaki selangkah di depan tubuhmu agar dapat melesat maju.

Awas marang waskitaning urip lan eling marang sangkan paraning dumadi.

Kebahagiaan terindah adalah saat kita bisa melihat orang yang kita sayangi bahagia akan kita.

Masa lalu adalah kenangan, masa kini adalah perjuangan dan masa yang akan datang adalah asa dan angan.

Tak ada kesempurnaan di dunia ini, namun semuanya tercipta seimbang dalam sebuah harmoni.

Perdamaian tidak dapat dijaga dengan Kekuatan. Ia hanya dapat dicapai melalui saling pengertian (Albert Einstein).

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Ayah dan bunda yang telah memberi semangat disaat aku lemah, memberi motivasi disaat aku harus berjuang dan memberi teguran disaat aku lalai.

2. Segenap keluarga yang telah memberiku inspirasi dan memahami tentang tujuan.

3. ”Menyoen Club” ( Menyex, Cunx-krink, Nggabroel, Lojer, & Hohox) yang memberiku tangisan kecil saat aku terharu, memberiku senyum manis saat aku bahagia, memberiku dentuman semangat saat aku harus hadapi dunia dan memberiku kerinduan yang mendalam saat aromanya tak tertangkap oleh inderaku.


(6)

vi asa. GUSLAT MIPA bisa...!!!

5. Kinanthi Kost dan Sekar Biru Kost yang telah memberiku naungan dan kenyamanan selama aku menjalani studi.

6. Rekan-rekan himafi, palafi, KMW serta anak-anak Laskar yang telah berjuang bersama tuk mencari jati diri sebagai bekal kehidupan.


(7)

vii

  Segala puji dan syukur terucap kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan  segala karunia‐Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir studi dengan  segala kemudahan dan tanpa halangan yang berarti.  

 Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan kerjasama dari  beberapa pihak yang telah berkenan membantu dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 

1. Rektor Universitas Negeri Semarang 

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam   Universitas Negeri  Semarang yang telah memberikan ijin penelitian 

3. Bapak Dr. Putut Marwoto, M. S , selaku Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika  dan Ilmu Pengetahuan Alam 

4. Bapak  Dr.  Achmad  Sopyan,  M.Pd,  Sebagai  pembimbing  utama,  yang  telah  menuntun, membimbing, dan memberi pengarahan yang sangat berguna dalam  penyusunan skripsi ini 

5. Bapak Dr. Sarwi, M.Si,   sebagai pembimbing pendamping,   yang juga telah  memberikan arahan dan bimbingan  dalam penyelesaian skripsi ini 

6. Bapak Drs. Nathan Hindarto, Ph.D, sebagai dosen wali yang telah memberi  pengarahan dan bimbingan dalam perkuliahan selama ini. 

7. Kepala SMP Kartika III‐1 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian  8. Ayahanda, ibunda, dan keluarga tercinta. 


(8)

viii  

      Semarang,  

   

      Penyusun 

                         


(9)

ix

Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif   Siswa Kelas VII  Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.  Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas  Matematika  dan  Ilmu  Pengetahuan  Alam,  Universitas  Negeri  Semarang.  Dosen  Pembimbing : (1) Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. ; (2) Dr. Sarwi, M.Si. 

 

Kata kunci: Talking Stick, Multimedia, kemampuan Kognitif. 

 

Fisika merupakan cabang IPA yang beberapa tahun terakhir ini masuk dalam UAN yang menuntut kemampuan kognitif siswa. Strategi pembelajaran yang menggabungkan belajar dan bermain serta penggunaan media dirasa efektif digunakan dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang belajar dengan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran pada Pokok Bahasan Gerak Lurus dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kartika III-1 Semarang. Data hasil belajar kognitif diperoleh dari tes yang diberikan pada kedua kelas. Berdasarkan tes yang dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata kelas kontro adalah 64 dan pada kelas eksperimen sebesar 71. Hasil tersebut menunjukkan perbedaan hasil yang dicapai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dan jika di uji menggunakan uji t didapat nilai t sebesar 1,96. Jika dibandingkan dengan t pada tabel dengan taraf signifikansi 5% yaitu 1,68 maka nilai t dari perhitungan lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan yang positif antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Strategi Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran efektif digunakan dalam pencapaian Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.


(10)

x

Halaman 

HALAMAN JUDUL  ...      i 

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...     ii 

HALAMAN PERNYATAAN  ...    iii 

HALAMAN PENGESAHAN  ...    iv 

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN  ...     v 

KATA PENGANTAR  ...   vii 

ABSTRAK  ...    ix 

DAFTAR ISI  ...     x 

BAB I    PENDAHULUAN  1.1 Latar Belakang  ...     1  

1.2 Rumusan Masalah  ...     4 

1.3 Tujuan Penelitian  ...     4 

1.4 Manfaat Penelitian  ...     4 

1.5 Penegasan Istilah  ...     5 

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi  ...     8 

BAB II  LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS  2.1 Belajar, Pembelajaran, Hasil Belajar dan Hasil Belajar Kognitif ...     10 


(11)

xi

2.4 Multimedia Pembelajaran  ...   18 

2.5 Gerak Lurus  ...   20 

2.6 Kerangka Berpikir  ...   26 

2.7 Hipotesis  ...   28 

BAB III METODE PENELITIAN  3.1 Populasi dan Sampel  ...     29 

3.2 Variabel Penelitian  ...     30 

3.3 Teknik Pengumpulan Data   ...     30 

3.4 Rancangan Penelitian  ...     31 

3.5 Instrumen  ...     34 

3.6 Analisis Data  ...   38 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN  4.1 Hasil Penelitian  ...     44 

4.2 Pembahasan  ...     49 

BAB V   PENUTUP  5.1 Simpulan  ...     52 

5.2 Saran  ...     52 

DAFTAR PUSTAKA ...     54 

LAMPIRAN 


(12)

xii

Tabel       Halaman 

3.1  Prosedur Penelitian  ...    31 

3.2Daftar validitas soal ujicoba  ...    35 

3.3  Daftar tingkat kesukaran soal  ...    36 

3.4Klasifikasi Daya Pembeda  ...    37 

3.5Daftar daya pembeda soal ujicoba  ...    37 

4.1  Daftar hasil uji normalitas nilai ulangan harian I kelas eksperimen   dan kelas kontrol  ...    45 

4.2  Data hasil belajar kognitif  ...    46 

4.3Daftar hasil uji normalitas nilai evaluasi kelas eksperimen dan kelas   kontrol ...    48   

           


(13)

xiii

Gambar                Halaman 

2.1Sketsa jarak dan perpindahan  ...    21  2.2Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada gerak 

 lurus beraturan.. ...    23  2.3Grafik hubungan antara perpindahan  (s) terhadap  waktu  (t) pada 

gerak lurus beraturan .. ...    23 

2.4Grafik hubungan antara percepatan (a) terhadap waktu (t)pada gerak  

lurus berubah beraturan.. ...    25 

2.5Grafik hubungan antara kecepatan (

v

) terhadap waktu (t)pada gerak   lurus berubah beraturan (a) GLBB dipercepat (b) GLBB diperlambat. ... 25  2.6Grafik  hubungan  antara  perpindahan  (s)  terhadap  waktu  (t) pada  

gerak lurus berubah beraturan. ...    25 

2.7Tampilan pita Ticker Timer pada GLBB. ...    26  4.1 Grafik data hasil belajar kognitif  kelompok  kontrol  dan  kelompok 

   Eksperimen. ...    47 

   


(14)

xiv

Lampiran       Halaman      

1. Daftar peserta didik kelas kontrol  ...   56   

2. Daftar peserta didik kelas eksperimen  ...   57 

3. Daftar nilai ulangan harian I  kelas VII SMP Kartika III‐1 Semarang   tahun ajaran 2009/2010   ...   58   

4. Uji normalitas ulangan harian I kelompok kontrol  ...   59   

5. Uji normalitas ulangan harian I kelompok eksperimen  ...   60   

6. Uji homogenitas populasi  ...   61   

7. Kisi‐kisi soal uji coba   ...   62   

8. Soal uji coba  ...   63   

9. Kunci Jawaban soal uji coba  ...   70   

10. Analisis soal uji coba  ...   71   

11. Perhitungan validitas butir soal  ...   72   

12. Perhitungan reliabilitas soal  ...   74   

13. Perhitungan daya pembeda soal  ...   75   

14. Perhitungan tingkat kesukaran soal  ...   76   

15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas eksperimen  ...   77 

16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas kontrol  ...    85 

17. Naskah multimedia pembelajaran  ...    91 


(15)

xv

21. Kunci jawaban soal evaluasi  ...   112 

22. Daftar nilai hasil evaluasi kelas kontrol dan kelas eksperimen  ...    116 

23. Perhitungan data hasil evaluasi  ...   117 

24. Uji normalitas hasil evaluasi kelas kontrol  ...   118 

25. Uji normalitas hasil evaluasi kelas eksperimen  ...   119 

26. Uji perbedaan dua rata‐rata data hasil evaluasi kelas kontrol dan kelas  Eksperinen  ...   120 

27. Dokumentasi penelitian  ...   121 

28. Surat Usulan Pembimbing ...   124 

29. Daftar Hadir Dosen Pembimbing dalam Ujian Seminar ...    125 

30. Daftar Hadir Peserta dalam Ujian Seminar ...   126 

31. Surat Ijin Penelitian kepada Kepala SMP Kartika III‐1 Semarang  ...   127 

32. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian  ...   128   


(16)

1

1.1

Latar Belakang 

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran eksak yang mengutamakan  pandangan dan pemikiran ilmiah, realistis dan logis. Pada   pembelajaran IPA peserta  didik diarahkan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap secara  ilmiah sehingga mampu memahami alam sekitar sebagai lingkungan hidupnya.  

Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA. Didalam konteks pembelajaran,  fisika lebih cenderung mengutamakan pengetahuan mengenai konsep atau pemikiran  ilmiah yang mengacu pada fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari‐hari.  Dasar  utama pembelajaran fisika adalah memberikan bekal kepada peserta didik berupa  konsep‐konsep  ilmiah sehingga nantinya  mampu memahami lingkungan, peristiwa  sehari‐hari dan mampu meningkatkan sumbang pikiran terhadap kemajuan teknologi. 

Akan tetapi, dalam realita pendidikan negara Indonesia fisika merupakan salah  satu pelajaran yang jarang diminati. Siswa selalu menganggap  fisika sebagai pelajaran  yang  didominasi  oleh  rentetan  rumus  yang  sulit  untuk  dipahami  dan  dipelajari.  Paradigma itulah yang mempengaruhi pola pikir tiap peserta didik sehingga membawa  mereka  kepada  pemikiran  bahwa  pelajaran  fisika  sangat  menakutkan.  Pemikiran  tersebut akan mempengaruhi optimalisasi pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu,  diperlukan metode penyampaian yang tepat agar tercapai pemahaman yang maksimal  sehingga tercapai hasil belajar yang optimal. Iklim belajar yang kondusif dan suasana 


(17)

belajar yang menarik serta menyenangkan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam  pembelajaran fisika. 

Beberapa tahun belakangan ini IPA (fisika) merupakan salah satu dari beberapa  mata pelajaran yang diujikan secara nasional pada jenjang sekolah menengah pertama.  Pada ujian akhir nasional (UAN) siswa diuji kemampuan kognitifnya. Sehingga, dalam  pebelajaran  harus  dipertimbangkan  strategi  belajar  yang  dapat  meningkatkan  kemampuan belajar kognitif siswa. 

Salah satu bahasan fisika yang dianggap perlu pemahaman lebih dalam untuk  mempelajarinya adalah gerak lurus. Pokok bahasan ini masih kategorikan sebagai materi  yang sulit oleh siswa kelas VII SMP. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai  oleh siswa yang dapat diketahui melalui hasil evaluasi yang dikenalkan pada siswa.  

Fisika  merupakan  pemahaman  mengenai  konsep‐konsep  dalam  kehidupan  sehari‐hari. Peristiwa‐peristiwa nyata yang terjadi disekitar kita merupakan gambaran  dasar  dari  pembelajaran  fisika.  Oleh  karena  itu,  pembelajaran  fisika  hendaknya  mengarahkan siswa agar menanamkan gambaran‐gambaran itu dalam pemikirannya.   Khususnya pada   pokok bahasan gerak lurus pada pelajaran fisika kelas VII SMP. Oleh  karena itu, perlu adanya stimulus belajar yang tepat agar pemahaman siswa dapat  dimaksimalkan.  Salah satu stimulus yang bisa digunakan adalah sebuah media interaktif  yang disajikan dengan aspek penglihatan(visual) maupun pendengaran(audio).  

Menurut Nasution (2000:94) pelajaran akan lebih menarik dan berhasil apabila  dihubungkan dengan pengalaman‐pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba,  berbuat, mencoba, berpikir, dan sebagainya. Pelajaran tidak hanya bersifat intelektual, 


(18)

melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil  pelajaran. Pengintegrasian kuis seperti acara‐acara televisi atau permainan ke dalam  pembelajaran  bukan  tidak  mungkin  merupakan  strategi  yang  dapat  menciptakan  suasana yang menyenangkan bagi siswa. 

Meskipun demikian, media yang bagus akan terlihat percuma jika tidak dapat  tersampaikan  kepada  siswa  dengan  baik.  Selain  adanya  media,  faktor  lain  yang  menunjang keberhasilan pembelajaran adalah metode mengajar. Peningkatan interaksi  dan suasana belajar yang menyenangkan menjadi sokongan kuat dalam pencapaian  pemahaman. Talking Stick merupakan satu dari bermacam strategi pembelajaran yang  mengutamakan interaksi antar siswa dan guru. Dalam strategi pembelajaran Talking  Stick  suasana  belajar  dibuat  senyaman  mungkin  agar  tercipta  suasana  yang  menyenangkan.   Pembelajaran menggunakan sebuah tongkat (Stick) untuk memulai  sebuah interaksi. 

Menilik dari permasalahan dan gambaran yang telah dipaparkan, maka peneliti  tertarik untuk mengkaji masalah tersebut dan mengadakan penelitian dengan judul  skripsi  “Efektivitas  Penggunaan  Strategi  Pembelajaran  Talking  Stick  Berbantuan  Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kognitif  Siswa Kelas VII Pada Mata  Pelajaan Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.” 

1.2

Rumusan Masalah 

Berdasarkan  latar  belakang  masalah  yang  telah  diuraikan  diatas,  maka  permasalahan  yang dijadikan  bahan kajian dalam penelitian ini  adalah “ Apakah  penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran 


(19)

efektif untuk mencapai hasil belajar kognitif yang optimal pada pelajaan fisika pokok  bahasan gerak lurus  siswa kelas VII SMP?” 

1.3

Tujuan Penelitian 

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evektifitas  penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran  Terhadap Hasil Belajar Kognitif  Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaan Fisika Pokok Bahasan  Gerak Lurus. 

1.4

Manfaat Penelitian 

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diraih dari penelitian ini adalah:  

1. Bagi Siswa 

a. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pelaksanaan KBM pelajaran fisika dengan menerapkan variasi strategi pembelajaran baru yang lebih inovatif dan menyenangkan.

b. Meningkatkan pemahaman materi khususnya pada pokok bahasan Gerak Lurus sehingga bisa mencapai hasil belajar yang optimal.

2. Bagi Guru

a. Mendapatkan pengalaman pengelolaan pembelajaran baru yang dapat menggugah motivasi serta minat siswa sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal.

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalitas guru. 3. Bagi Peneliti


(20)

Memberikan pengalaman mengenai penggunaan variasi pembelajaran sehingga  mendapatkan strategi yang tepat dalam pengelolaan pembelajaran. 

4. Bagi Sekolah

Menambah perangkat pembelajaran sehingga dapat membantu menciptakan  suasana belajar yang kondusif guna meningkatkan mutu belajar sekolah. 

1.5

Penegasan Istilah 

Dalam konteks komunikasi sehari‐hari sering terjadi adanya ambiguitas, hal ini  mengakibatkan  kesalahpahaman  dalam  menyampaikan  suatu  maksud.  untuk  menghindari adanya salah pengertian terhadap istilah‐istilah yang terdapat dalam judul  ini, maka perlu dijelaskan istilah‐istilah yang dianggap penting. 

1. Efektivitas

Dalam kamus besar bahas Indonesia disebutkan bahwa efektif adalah sesuatu  hal yang   ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya) atau sesuatau yang dapat  membawa hasil; berhasil guna ( tentang usaha, tindakan ). 

Efektivitas dalam kamus tersebut diartikan sebagai keadaan berpengaruh, hal  berkesan, atau keberhasilan (tentang usaha, tindakan).              

               (KBBI,2008) 

Efektivitas yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  adalah pembelajaran yang  diterapkan akan memberikan dampak atau pengaruh kearah yang lebih baik bila  dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang biasa diterapkan. Jika dikaitkan  dengan hasil belajar, maka penerapan pembelajaran ini dapat dikatakan efektif jika 


(21)

dapat memberikan pengaruh menuju hasil belajar yang lebih baik dibanding hasil belajar  dengan metode konvensional. 

2. Talking Stick

Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong peserta didik untuk  berani mengemukakan pendapat.  Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai  materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan bantuan stick   (tongkat) yang  bergulir siswa dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah  dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat,  dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking) (Suprijono, 2009: 109). 

3. Multimedia Pembelajaran

Multimedia merupakan suatu gabungan antara teks, gambar, grafis, animasi,  audio  dan  video,  serta cara  penyampaian interaktif  yang  dapat  membuat  suatu  pengalaman belajar bagi siswa seperti dalam kehidupan nyata disekitarnya. (Winarno  dkk, 2009: 8) 

Dalam penelitian ini multimedia yang dimaksud adalah media belajar interaktif  yang berbentuk audio visual berupa Game Edukasi sebagai media pembantu dalam  pembelajaran fisika pada pokok bahasan gerak lurus kelas VII SMP.  

4. Hasil Belajar kognitif

Dalam bukunya Catharina Tri Anni menjelaskan bahwa Hasil Belajar merupakan  perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. (  Anni, 2006: 5) 


(22)

Sudjana menyebutkan bahwa Hasil Belajar adalah kemampuan‐kemampuan  yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. (Sudjana, 1990:22) 

Selain itu dalam buku lain disebutkan bahwa hasil belajar adalah pola‐pola  perbuatan, nilai‐nilai, pengertian‐pengertian, sikap‐sikap, apresiasi dan ketrampilan. (  Suprijono, 2009: 5) 

Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar yang diambil sesuai dengan ranah  kognitif. 

Pada penelitian ini hasil belajar yang diukur merupakan hasil belajar yang utuh  sehingga segala aspek mengenai pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta  pemecahan masalah terangkum menjadi satu kesatuan pegukuran. Hasil belajar yang  diukur merupakan hasil akhir evaluasi yang merupakan hasil belajar kognitif. 

5. Gerak Lurus

Dalam pennelitian ini gerak lurus yang dimaksud adalah materi gerak lurus kelas  VII semester genap pada siswa SMP sesuai dengan kurikulum KTSP. Pada penelitian ini  dilakukan pembatasan ruang lingkup pembahasan. Ateri yang dibahas hanya berkisar  pada pengertian gerak, jenis gerak berdasarkan lintasan, kelajuan dan kecepatan, gerak  lurus beraturan ( GLB ), percepatan, serta gerak lurus berubah beraturan (GLBB). 

1.6

Sistematika Penulisan Skripsi 

Secara garis besar skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:   


(23)

1. Bagian awal skripsi

Pada bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman  pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi, dan  daftar lampiran. 

2. Bagian inti skripsi

Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu:  

a. Bab I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan mengenai   Latar Belakang Masalah,  Rumusan  Masalah,  Tujuan  Penelitian,  Manfaat  Penelitian,  Penegasan  Istilah,  Sistematika Penulisan Skripsi.  

b. Bab II Landasan Teori Dan Hipotesis, bab ini tentang teori‐teoi yang menjadi tinjauan  dalam penelitian seperti Pembelajaran dan hasil belajar, Strategi TS (Talking Stick),  multimedia  Pembelajaran,  Uraian  Materi  Gerak  Lurus,  Kerangka Berpikir, dan  Hipotesis.  

c. Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini membahas tentang Objek Penelitian,  Variabel  Penelitian,  Desain  Penelitian,  Prosedur  Pengumpulan  Data,  Metode  Pengumpulan Data, dan Analisis Instrumen Penelitian.  

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang analisis hasil penelitian dan  pembahasannya. 

e. Bab V  Penutup berisi tentang simpulan dan saran.  3. Bagian akhir skripsi


(24)

9

 

2.1

Belajar, Pembelajaran, Hasil Belajar dan Hasil Belajar Kognitif

 

2.1.1Belajar 

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia  mencakupsegala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Anni, 2006: 2). Menurut Gagne  (1984), belajar  dapat didefinisikan sebagai suatu  proses dimana  suatu organisme  berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Dahar, 1988: 12‐13). 

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikanbelajar sebagai berikut:  

a. Gagne 

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang  melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses  pertumbuhan seseorang secara alamiah. 

b. Travers 

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 

c. Cronbach 

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (belajar  adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). 

   


(25)

d. Harold Spears 

Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar  dan mengikuti arah tertentu. 

e. Geoch 

Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan. 

f. Morgan 

Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari 

pengalaman.       

       

      (Suprijono, 2009: 2) 

2.1.2 Pembelajaran  

Pembelajaran  merupakan  terjemahan  dari  kata  Learning.  Pembelajaran  berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pada proses  pembelajaranguru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan  terjadinya pembelajaran. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator bagi jalannya  proses belajar. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat  pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan  proses organik dan konstruktif, bukan mekanis ( Suprijono, 2009: 13). 

Beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut: 

a. Usaha  guru  membentuk  tingkah  laku  yang  diinginkan  dengan  menyediakan  lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si  belajar (behavioristik). 


(26)

b. Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami  apa yang dipelajari (kognitif). 

c. Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara  mempelajarinya sesuai denngan minat dan kemampuanya (humanistik).     

       

      (Sugandi, 2006: 9)  2.1.3Hasil Belajar 

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah  mengalami  aktivitas  belajar.  Perolehan  aspek‐aspek  perubahan  perilaku  tersebut  tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar (Anni, 2006: 5). 

Hasil  belajar  adalah pola‐pola perbuatan, nilai‐nilai,  pengertian‐pengertian,  sikap‐sikap, apresiasi dan ketrampilan(Suprijono, 2009: 5). 

Menurut Gagne hasil belajar tersebut berupa: 

a. Informasi verbal yaitu  kapabilitas  mengungkapkan pengetahuan dalam  bentuk  bahasa, baik lisan maupun tulisan. 

b. Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.  c. Strategi  kognitf  yaitu  kecakapan  menyalurkan  dan  mengarahkan  aktivitas 

kognitifnya sendiri. 

d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam  urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 

Sikap adalah kemampuan untuk menerima atau menolak objek berdasarkan  penilaian terhadap objek tersebut. 


(27)

2.1.4Hasil Belajar Kognitif 

Hasil  belajar  kognitif  merupakan  takaran  dari  tingkat  kemampuan  atau  ketrampilan intelektual dari tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi (Sugandi,  2006:24). 

Ranah kognitif dibagi kedalam beberapa kategori yang tersusun secara hierarki  sebagai berikut: 

a. Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan (C1), yaitu kemampuan untuk megingat   informasi yang telah diterima misalnya informasi mengenai konsep, rumus, fakta  dan sebagainya. 

b. Kemampuan kognitif tingkat pemahaman (C2), yaitu kemampuan mental untuk  menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa sendiri. 

c. Kemampuan  kognitif  tingkat  penerapan  (C3),  merupakan  kemampuan  untuk  menggunakan atau menerapkan informasi yang telah diketahui ke dalan situasi atau  konteks baru. 

d. Kemampuan kognitif tingkat analisis (C4), yaitu kemampuan menguraikan suatu  fakta,  konsep,  pendapat,  asumsi  dan  semacamnya  atas  elemen‐elemennya,  sehingga dapat menentukan hubungan antar elemen. 

e. Kemampuan  kognitif  tingkat  sintesis  (C5),  merupakan  kemampuan  mengkombinasikan elemen‐elemen ke dalam satuan atau struktur. 

f. Kemampuan  kognitif  tingkat  evaluasi  (C6),  adalah  kemampuan  menilai  suatu  pendapat,  gagasan,  produk,  metode  dan  semacamnya  dengan  suatu  criteria  tertentu. 


(28)

2.2

Strategi Pembelajaran Talking

 

Stick 

Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong peserta didik untuk  berani mengemukakan pendapat.  Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai  materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan bantuan stick (tongkat) yang  bergulir siswa dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah  dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat,  dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking) (Suprijono, 2009: 109). 

Dalam sebuah jurnal internasional dikemukakan bahwa “The Talking Stick was a  method used by native Americans, to let everyone speak their mind during a council  meeting, a type of tribal meeting. According to the indigenous American's tradition, the  stick was imbued with spiritual qualities, that called up the spirit of their ancestors to  guide them in making good decisions. The stick ensured that all members, who wished to  speak,  had  their  ideas  heard.  All  members  of  the  circle  were  valued  equally”(  Fujioka,1998). 

Strategi pembelajaran Talking Stick   merupakan strategi pembelajaran dengan  bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru  setelah siswa mempelajari materi pokoknya secara individu. 

Langkah‐langkah pembelajaran yang menggunakan strategi Talking Stick: 

1) Guru menyiapkan sebuah tongkat. 

2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi tentang gerak  lurus melalui pustaka atau buku pegangan yang biasa digunakan. 


(29)

3) Guru mengintruksikan siswa untuk menutup buku dan mengajak siswa untuk  mengulang semua yang telah dipelajari dengan menggunakan bantuan multimedia  pembelajaran.  

4) Guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa. Kemudian guru mempersiapkan  media yang akan digunakan. 

5) Tongkat yang telah diberikan kemudian digulirkan secara estafet. Suatu ketika  tongkat akan dihentikan. Siswa yang mendapatkan pemberhentian tongkat wajib  menjawab  pertanyaan  yang diberikan  oleh guru.  Demikian  seterusnya hingga  sebagian besar siswa yang ada dalam kelas mendapatkan giliran dan materi telah  selesai di refleksikan. 

6) Guru menuntun siswa untuk mengambil kesimpulan.  7) Evaluasi. 

8) Penutup. 

Ada beberapa kelebihan dari strategi pembelajaran Talking Stick, diantaranya  adalah dapat menguji kesiapan siswa, dapat melatih membaca dan memahami dengan  cepat, serta agar siswa dapat lebih giat belajar (belajar dahulu). Namun demikian,  strategi belajar Talking Stick  juga  memiliki kelemahan salah satunya  yaitu  dapat  membuat siswa yang kurang siap menjadi was‐was dan senam jantung. 

Dalam sebuah artikel dikemukakan bahwa perputaran yang terdapat dalam  strategi pembelajaran Talking Stick memiliki beberapa kelebihan. Dijelaskan bahwa ”The  Talking Stick Circle Can Help In: 

 


(30)

a. decision making 

Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk berani berbicara dan  mengungkapkan pendapat. Melatih siswa untuk tegas dalam mengambil keputusan. 

b. inquiry management 

Strategi pembelajaran Talking Stick mendidik siswa untuk berpikir ilmiah dan  mampu mencetuskan penelitian untuk mendapatkan temuan‐temuan baru. 

c. prioritizing opportunities 

Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk memprioritaskan atau  mendahulukan hal yang dianggap lebih penting dan segera dibutuhkan. 

d. clarifying group dynamics 

Strategi pembelajaran Talking Stick menempatkan siswa ke dalam sebuah  kelompok  belajar.  Masing‐masing  siswa  memiliki  fungsi  yang  tak  terlepas  dari  keterkaitan sehingga dapat melatih siswa untuk belajar menjaga kesatuan yang utuh. 

e. team product development 

Kebiasaan berpikir kritis dalam Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa  untuk lebih kreatif dan inovatif 

f. problem solving 

Strategi pembelajaran Talking Stick membiasakan siswa untuk berpikir kritis  dalam menghadapi masalah dan menemukan solusi‐solusi masalah. 

   


(31)

g. planning 

Strategi pembelajaran Talking Stick melatih siswa untuk membuat perencanaan‐ perencanaan dalam pelaksanaan kehidupan sehari‐hari. 

h. conflict resolution 

Strategi  pembelajaran  Talking Stick  membentuk  siswa‐siswa  yang  mampu  mengontrol ego dan emosi demi utuhnya sebuah kebersamaan. Melatih siswa agar  terhindar dari konflik dalam bersosialisasi. 

i. creating the bonding needed to build learning communities 

Kebersamaan belajar dalam Strategi pembelajaran Talking Stick membiasakan  siswa untuk belajar bersama. Kebiasaan ini memungkinkan terbentuknya kelompok‐ kelompok belajar. 

j. or just about anything that organizations use meetings for 

Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan strategi belajar yang mengusung  sosial dan terorganisir dengan baik. Strategi pembelajaran Talking Stick  membentuk  siswa‐siswa yang organisatoris dan memiliki jiwa sosial tinggi dalam bermasyarakat. 

(Por,1998) 

Strategi pembelajaran Talking Stick merupakan inovasi dalam pembelajaran  yang  menyenangkan.  Strategi  pembelajaran Talking  Stick  tepat diterapkan  dalam  pembelajaran  fisika  karena  strategi  pembelajaran  yang  menyenangkan  ini  dapat  menunjang dalam penyampaian  mata pelajaran yang susah. Dengan pembelajaran yang  menyenangkan dapat membuat siswa tertarik sehingga tingkat pemahaman siswa dapat  dioptimalkan. 


(32)

2.3

Efektivitas

 

Dalam kamus besar bahas Indonesia disebutkan bahwa efektif adalah sesuatu  hal yang   ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya) atau sesuatau yang dapat  membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Efektivitas dalam kamus  tersebut diartikan sebagai keadaan  berpengaruh, hal berkesan, atau  keberhasilan  (tentang usaha, tindakan) (KBBI,2008). 

Evektifitas  merupakan  keberhasilan  dalan  sebuah  usaha  yang  ditunjukkan  dengan  indikasi‐indikasi  tertentu.  Sesuatu  dikatakan  efektif  apabila  hal‐hal  yang  dijadikan indicator keberhasilan telah tercapai dengan baik. 

Dari buku yang ditulis Bahri dan Zain (2002: 87) dikatakan bahwa keefektifan  penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua  komponen  pengajaran  yang  telah  diprogramkan  dalam  suatu  pelajaran  sebagai  persiapan tertulis (Takmalun, 2009: 14). 

2.4

Multimedia Pembelajaran 

Media  pembelajaran  merupakan  unsur  yang  amat  penting  dalam  proses  pembelajaran selain metode mengajar.  

Arief S. Sadiman mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki manfaat  sebagai berikut: 

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas. 

b. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi akan sangat membantu  kefektifan proses pembelajaran dan menyampaikan pesan dan isi pelajaran. 


(33)

d. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat  pasif peserta didik. (Winarno dkk, 2009: 2‐3) 

Multimedia merupakan gabungan media yang digunakan untuk menyampaikan  materi. Dalam buku yang ditulis oleh Winarno dkk, beberapa ahli mengemukakan  definisi mengenai multimedia: 

a. Hackbarth 

Multimedia diartikan sebagai suatu penggunaan gabungan beberapa media  dalam menyampaikan infomasi yang berupa teks, grafis atau animasi grafis, movie,  video dan audio. 

b. Phillip 

Multimedia adalah gabungan dari teks, gambar, suara, animasi dan video. 

c. Merril 

Multimedia merupakan gabunngan dari teks (tertulis), grafis (program cara  penyampaian informasi), audio (dialog, cerita, efek suara), animasi dan video yang  bergerak dalam sebuah aplikasi komputer. 

d. Budi Sutejo Dharma Oetomo 

Multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara  dan video. 

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia  merupakan suatu gabungan antara teks, gambar, grafis, animasi, audio dan video, serta  cara penyampaian interaktif yang dapat membuat suatu pengalaman belajar bagi siswa  seperti dalam kehidupan nyata disekitarnya (Winarno dkk, 2009: 6‐8). 


(34)

2.5

Gerak Lurus 

2.5.1 Gerak

 

Dalam  fisika,  suatu  benda  dikatakan  bergerak  apabila  benda  tersebut  mengalami perubahan kedudukan terhada posisi lain yang diam yang selanjutnya  diangga sebagai titik acuan. Titik acuan merupakan titik yang diangga diam dan  digunakan sebagai pembanding. 

2.5.2 Gerak Lurus 

Dalam kehidupan sehari‐hari sering kita jumpai berbagai macam gerak dengan  berbagai lintasan. Salah satu jenis gerak yang dapat dilihat dari lintasannya adalah gerak  lurus. Gerak lurus adalah suatu gerak benda yang melintasi sebuah garis linear. Dengan  kata lain lintasan dari gerak lurus adalah sebuah garis lurus atau linear. 

2.5.3 Jarak dan perpindahan 

Jarak ialah panjang lintasan yang ditemuh oleh benda yang bergerak dalam  waktu tertentu. Jarak dihitung seberapa jauh benda tesebut telah meningggalkan titik  acuan sebagai posisi awal. 

Perpindahan adalah seberapa jauh benda tersebut berpindah dari titik acuan  tanpa memperhatikan bentuk lintasan. Perpindahan merupakan perubahan kedudukan  dalam waktu tertentu. 

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jarak adalah panjang  lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah, sedangkan perpindahan  adalah perubahan kedudukan benda dengan memperhatikan arah.  


(35)

Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan adalah besaran vektor.  Dalam SI keduanya memiliki satuan m. 

Contoh perhitungan jarak dan perpindahan:   

 

Gambar 2.1 Sketsa jarak dan perpindahan  

Benda bergerak dari titik A menuju titik B, kemudian kembali ke titik C, maka: 

Jarak: 

meter

s

meter

meter

s

BC

AB

s

15

5

10

=

+

=

+

=

  Perpindahan:  meter meter meter BC AB 5 5 10 ) ( = − = − + = s s s  

2.5.4 Kelajuan dan  Kecepatan 

Kelajuan adalah besarnya jarak yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak  tiap saatuan waktu. Kecepatan adalah besarnya  perpindahan yang ditempuh oleh suatu  benda yang bergerak tiap satuan waktu. 

Dalam kenyataannya keduanya dapat dibedakan lagi menjadi: 

a. Kelajuan sesaat = kelajuan pada setiap saat(fungsi waktu). 


(36)

b. Kelajuan rata‐rata = jarak total yang ditempuhdalam selang waktu tertentu. 

=

t

s

v

 

Keterangan 

v

= kelajuan rata‐rata (m/s

s

= jarak tempuh(m) 

t= waktu tempuh(s) 

Demikian halnya dengan kecepatan:  

a. Kecepatan sesaat = kecepatan pada setiap saat(fungsi waktu). 

b. Kecepatan   rata‐rata =perpindahan   total yang ditempuh dalam selang waktu  tertentu. 

=

t s

v  

Keterangan: 

v

= kecepatan ratarata (m/s) 

s

=perubahan kedudukan (m) 

t= waktu tempuh(s) 


(37)

Percepatan merupakan perubahan kecepatan pada selang waktu tertentu.  Dalam SI percepatan dilambangkan dengan huruf a dan memiliki satuan m/s2.  

2.5.6 Gerak Lurus Beraturan 

Gerak Lurus beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus  dimana pada setiap selang waktu yang sama benda tersebut menempuh jarak yang  sama. Gerak ini merupakan gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan yang  tetap. 

Perpindahan yang ditempuh: 

t

.

v

s

=

 

Keterangan:  

s=perubahan kedudukan (m) 

v

= kecepatan (m/s

t

= waktu tempuh(s) 

Grafik gerak lurus beraturan: 

a. Grafik hubungan antara kecepatan (

v

) terhadap waktu (t)   

   


(38)

Gambar 2.2 Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada gerak lurus  beraturan 

 

Perpindahan yang ditempuh benda dapat dicari dengan cara menghitung luasan  daerah dibawah grafik 

v

.  

b. Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t)   

 

   

 

Gambar 2.3 Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t)pada gerak  lurus beraturan 

2.5.7 Gerak Lurus Berubah Beraturan  

Gerak lurus berubah beraturan ialah gerak benda yang membentuk lintasan  lurus dengan kecepatan yang selalu berubah teratur. Dengan kata lain, gerak lurus  berubah beraturan adalah gerak lurus yang memiliki percepatan tetap. 

Percepatan:  

   

Keterangan:   

a = percepatan (m/s2) 

t

v

v


(39)

= kecepatan akhir (m/s

v0 = kecepatan awal (m/s

t = waktu (s) 

Kecepatan: 

  perpindahan yang ditempuh: 

 

keterangan:  

st = perpindahan yang ditempuh pada selang waktu tertentu (m) 

Grafik gerak lurus berubah beraturan: 

a. Grafik hubungan antara percepatan (a) terhadap waktu (t)   

   

 

Gambar 2.4 Grafik hubungan antara percepatan (a) terhadap waktu (t)pada gerak  lurus berubah beraturan 

   

at

v

v

=

0

+

2 0

t

1

2

at

v

s

t

=

+

) / (m s2 a

) (s t


(40)

b. Grafik hubungan antara kecepatan (

v

) terhadap waktu (t)   

     

(a)                

                 

                (b)   Gambar 2.5 Grafik hubungan antara kecepatan (

v

) terhadap waktu (t)pada gerak 

lurus berubah beraturan (a) GLBB dipercepat   (b) GLBB diperlambat 

 

c. Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t)   

     

 

Gambar 2.6 Grafik hubungan antara perpindahan (s) terhadap waktu (t) pada gerak  lurus berubah beraturan 

   


(41)

Alat yang digunakan untuk menampilkan gambaran tentang peristiwa gerak  lurus berubah beraturan adalah Ticker Timer. Pada alat ini dapat kita lihat fenomena  kenaikan  kecepatan  yang  terjadi  secara  linear  melalui  pita  kertas.  Ticker  Timer  digunakakn untuk mengetahui jejak ketukan objek yang bergerak.  

   

Gambar 2.7 Tampilan pita TickerTimer pada GLBB 

Gambar di atas merupakan potongan pita Ticker Timer pada gerak lurus berubah  beraturan dipercepat. Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa jarak antar  ketukan pada pita Ticker Timer makin lama makin lebar. Hal ini menunjukkan bahwa  kecepatan objek makin lama makin besar.  

2.2

Kerangka Berpikir  

Pembelajaran fisika sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari‐hari. Di  dunia pendidikan terungkap fakta bahwa dalam pembelajaran fisika banyak sekali  terdapat konsep‐konsep yang berkaitan dengan fenomena alam sekitar. Dalam fisika  konsep‐konsep tersebut sering kali disajikan dengan persamaan sehingga banyak siswa  beranggapan bahwa fisika adalah deretan rumus yang sangat sulit untuk dimengerti dan  dihafalkan. Salah satu pokok bahasan yang erat kaitanya dengan kehidupan sehari‐hari  adalah gerak lurus. Pada pokok bahasan ini terdapat beberapa persamaan dan konsep  yang mendasari. Oleh karena itu, perlu adanya strategi pembelajaran yang tepat agar  mampu  meningkatkan  penalaran  dan  pemahaman  siswa  terhadap  konsep  yang  dipelajari sebagai dasar pokok bahasan gerak lurus. 


(42)

Minat siswa dalam pembelajaran memiliki peran penting dalam keberhasilan  proses belajar mengajar. Strategi belajar yang menarik dapat meningkatkan minat siswa  sehingga pemikiran siswa dapat terkondisi dengan baik untuk menerima materi yang  diajarkan. Salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk menggairahkan belajar  siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa adalah Talking Stick. Strategi pembelajaran  ini mengajak siswa untuk belajar sambil bermain. Pembelajaran ini bertujuan untuk  mempertegas pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Strategi pembelajaran  Talking Stick diawali dengan memberi kesempatan siswa untuk mempelajari   materi  secara mandiri. Langkah selanjutnya pemahaman siswa diperkuat melalui pembelajaran  semi permainan. Permainan dalam pembelajaran Talking Stick hampir sama seperti  permainan tingkat estafet. Terdapat tongkat yang bergulir di antara peserta yang  sesekali  dihentikan,  saat  berhenti  siswa  yang  memegang  tongkat  berkewajiban  menjawab pertanyaan. Dalam penelitian ini pembelajaran Talking Stick  menggunakan  bantuan multimedia pembelajaran yang memaparkan game secara audio dan visual.  Multimenia pembelajaran ini berupa animasi yang berfungsi untuk meningkatkan minat  belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.  

2.3

Hipotesis 

H0  : Penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia  Pembelajaran efektif terhadap pencapaian hasil belajar kognitif  Siswa Kelas  VII Pada pelajaran fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus. 

Ha  : Penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia 

Pembelajaran tidak efektif terhadap pencapaian hasil belajar kognitif  Siswa  Kelas VII Pada pelajaran fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus.  


(43)

28

METODE

 

PENELITIAN

 

3.1

Populasi dan Sampel 

3.1.1Tempat dan Waktu dan Populasi Penelitian 

Tempat penelitian ini adalah SMP Kartika III‐1 Kota Semarang yang beralamat di  Jalan Sultan Agung 145A Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester  genap tahun ajaran 2009/2010. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa  kelas VII yang terdiri dari tiga kelas yaitu VIIa, VIIB dan VIIC. 

3.1.2Sampel Penelitian 

Sampel  adalah  sebagian  populasi  atau  wakil  populasi  yang  diteliti  (Arikunto.2002:109). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik  purposive random sampling. Teknik ini  diujikan karena memperhatikan ciri‐ciri antara  lain: siswa mendapat meteri kurikulum yang sama, jumlah siswa tiap kelas hampir sama,  dan penempatan siswa tidak berdasarkan rangking. Karena pengambilan tanpa melihat  kemampuan dari masing‐masing kelas, teknik tersebut masih dapat digunakan. Dari  teknik tersebut diperoleh dua kelas dari tiga kelas yang ada, yaitu kelas VII A dan kelas  VII C sebagai sampel dari penelitian ini. Selanjutnya kelas VII C sebagai kelas Eksperimen  yaitu kelas yang dalam pembelajarannya diterapkan pembelajaran fisika dengan strategi  pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran sedangkan kelas VII A  sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang dalam pembelajarannya diterapkan pembelajaran  Konvensional. 


(44)

3.2

Variabel Penelitian 

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 

a. hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Kartika II‐1 semarang   tahun ajaran  2009/2010 pada pelajaran fisika  pokok bahasan gerak lurus 

b. efektivitas penggunaan strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia  pembelajaran pada pokok bahasan gerak lurus 

 

3.3

Teknik Pengumpulan Data 

3.3.1Alat Pengumpulan Data 

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah Tes tertulis. 

3.3.2Teknik Pengumpulan Data   a. Dokumentasi 

Dalam penelitian ini dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan data tertulis  mengenai keadaan objek penelitian. Data awal ini berupa daftar nama siswa, jumlah  siswa dan data lain yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian. 

b. Tes 

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses  pembelajaran.  Tes  ini  dilaksanakan  setelah  diberikan  perlakuan  terhadap  kelas  eksperimen.  Tes  diberiakn  kepada  kelas  kontrol  dan  kelas  eksperimen  untuk  mendapatkan data akhir tentang hasil belajar. Tes yang diberikan kepada kedua kelas  adalah menggunakan alat tes yang sama sehingga hasilnya dapat digunakan untuk  menguji kebenaran hipotesis. 


(45)

3.4

Rancangan Penelitian 

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini diawali dengan  menentukan populasi dan memilih sampel dari populasi yang sudah ada. Adapun pola  rancangan yang digunakan sebagai berikut. 

Tabel 3.1 Prosedur Penelitian 

Kelompok  Perlakuan  tes 

Kelompok Eksperimen X Tes

Kelompok Kontrol Y Tes

Keterangan : 

X  :Penerapan strategi Talking Stick dengan berbantuan multmedia  pembelajan. 

Y  : Penerapan pembelajaran konvensional 

Pada penelitian ini kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding. Pada  kelompok eksperimen diterapkan strategi  Talking Stick dengan berbantuan multimedia  pembelajaran  dan  kelompok  kontrol  dengan  pembelajaran  Konvensional.  Setelah  mendapatkan perlakuan yang berbeda, pada kedua kelompok diberikan tes dengan  materi yang sama untuk mengetahui perbandingan hasil belajar keduanya. 

     


(46)

Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 

1. Tahap Persiapan

Ada beberapa hal yang harus dilaksanakan peneliti dalam tahap persiapan,  antara lain: 

a. Melakukan  observasi  awal melalui wawancara dengan  guru pengampu untuk  mengetahui kondisi lingkungan objek penelitian. Observasi ini digunakan untuk  mengetahui masalah yang ada dan mengajukan pemecahannya melalu penerapan  strategi  pembelajaran  Talking  Stick  menggunakan  bantuan  multimedia  pembelajaran. 

b. Dengan masukan dari guru, peneliti menyiapkan media belajar berupa multimedia  pembelajaran berbentuk audio visual dan mempersiapkan lingkungan belajar yaitu  perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. 

c. Menyusun kisi‐kisi instrumen tes 

d. Menyusun instrumen tes. Instrumen ini berupa soal‐soal yang berbentuk pilihan  ganda ( objektive test ). 

e. Mengujicoba instrumen tes kepada siswa yang telah mendapatkan materi tentang  gerak lurus 

2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan Pembelajaran 

Pada proses bembelajaran  ini digunakan penerapan  strategi  pembelajaran  Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran. Dalam pelaksanaannya Talking Stick  ini digunakan untuk me‐review materi yang telah dipelajari agar siswa lebih paham. Oleh 


(47)

karena itu, pada proses pembelajaran digunakan multimedia pembelajaran berbentuk  audio visual untuk membantu dalam proses pengulangan materi. 

Adapun alur dari proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran  Talking Stick pada penelitian ini adalah: 

9) Guru menyiapkan sebuah tongkat. 

10) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi tentang gerak  lurus melalui pustaka atau buku pegangan yang biasa digunakan. 

11) Guru mengintruksikan siswa untuk menutup buku dan mengajak siswa untuk  mengulang semua yang telah dipelajari dengan menggunakan bantuan multimedia  pembelajaran.  

12) Guru  memberikan  tongkat  kepada  salah  satu  siswa.  Kemudian  guru  mempersiapkan media yang akan digunakan. 

13) Tongkat yang telah diberikan kemudian digulirkan secara estafet. Suatu ketika  tongkat akan dihentikan. Siswa yang mendapatkan pemberhentian tongkat wajib  menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Demikian seterusnya hingga  sebagian besar siswa yang ada dalam kelas mendapatkan giliran dan materi telah  selesai di refleksikan. 

14) Guru menuntun siswa untuk mengambil kesimpulan.  15) Evaluasi. 

16) Penutup.   


(48)

b. Evaluasi Pembelajaran 

Evaluasi ini merupakan penerapan tes tertulis. Evaluasi ini bertujuan untuk  mendapatkan data tentang hasil belajar siswa setelah melakukan perlakuan. Data yang  didapatkan dari evalausi ini merupakan data akhir yang dapat digunakan sebagai  pembuktian hipotesis. 

 

3.5

Instrumen 

Instrumen yang disusun meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan  soal  tes  tertulis  (evaluasi)  yang  bentuknya  objektif  dengan  lima  option.  Untuk  memperoleh instrumen berupa soal‐soal tes yang akurat, maka perlu dilakukan uji coba  untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya bedanya. 

3.6.1 Validitas 

Dalam penelitian ini validitas butir soal dicari dengan menggunakan persamaan: 

          dengan 

Keterangan:  

p

M   = Rata‐rata skor total yang menjawab benar pada butir soal 

t

M    = Rata‐rata skor total 

t

S = Standart deviasi skor total 

p= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal 

q

p

S

M

M

r

t t p pbis

=

2 hitung

1

2

t

r

n

r

pbis

=


(49)

q= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal  

(Arikunto, 2006a: 79)  Butir soal dikatakan valid jika hasil perhitungan memperoleh koefisien korelasi 

tabel hitung r

r > . Hasil rhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment  dengan α=5%. Jika rhitung >rtabel maka instrumen tes dikatakan valid. Berdasarkan hasil 

analisis butir soal pada lampiran 10 kriteria validitas soal uji coba dapat dilihat pada  tabel brikut: 

Tabel 3.2 daftar validitas soal ujicoba 

No.  Kriteria  Nomor soal  Jumlah 

1    2 

Valid   

Tidak Valid 

1, 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 21,  23, 24, 25, 28, 29, 30 

4, 5, 8, 14, 17, 22, 26, 27 

22    8   

3.6.2 Reliabilitas 

Reliabilitas dihitung menggunakan rumus K‐R 20 yaitu: 

(Arikunto, 2006a: 100) Keterangan: 

= Reliabilitas tes secara keseluruhan.

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.

q=Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1− p)

pq

= jumlah hasil perkalian antara p dan q

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ −∑ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −

= 2 2

11 1 s pq s n n r


(50)

n

= banyaknya item.

s

= standar deviasi dari tes.

Berdasarkan uji coba dengan taraf signifikan 

5

%

 dan  diperoleh rtabel =0,6951. 

Harga 

r

11 yang didapat dengan menggunakan rumus KR‐20 adalah 0,68 nilai tersebut 

terdapat pada interval 0,6‐0,8. Interval 0,6‐0,8 termasuk dalam kategori tinggi, sehingga  dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tersebut reliabel. Perhitungan lebih lengkap  dapat dilihat pada lampiran 12. 

3.6.3 Tingkat Kesukaran 

Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: 

JS B

P=

Keterangan :

P= Tingkat kesukaran

B= Banyaknya siswa yang menjawab benar

JS

= Banyaknya seluruh responden yang mengikuti tes

(Arikunto, 2006a: 208)

0.00 - 0.30 adalah soal sukar 0.31 - 0.70 adalah soal sedang 0.71 -1.00 adalah soal mudah

Berdasarkan analisis yang tertera pada lampiran 10 didapat hasil seperti pada  tabel dibawah ini:  


(51)

No  Kriteria soal Jumlah soal  1 

2  3 

Sukar   Sedang   Mudah  

7  23 

jumlah  30 

3.6.4 Daya beda 

Anasisis daya pembeda ini dapat diketahui menggunakan persamaan: 

Keterangan:

D= Daya Pembeda

JA

= Banyaknya peserta kelompok atas

JB

= Banyaknya peserta kelompok bawah

BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar. BB= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

(Arikunto, 2006a: 213) Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Interval Kriteria

0.00 0.20 Jelek

0.21 0.40 Cukup

0.41 0.70 Baik

0.71 1.00 Baik Sekali

 

   (Arikunto, 2006a: 213)  PB

PA JB BB JA BA


(52)

Berdasarkan analisis yang tertera pada lampiran 10 didapat hasil seperti pada  tabel dibawah ini:  

Tabel 3.4 Daftar daya pembeda soal ujicoba 

No  Kriteria soal Jumlah soal 

1  2  3  4 

Jelek   Cukup   Baik   Baik sekali 

2  4  4  20 

jumlah  30 

 

3.6

Analisis Data 

Dalam penelitian ini  analisis yang dilakukan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap  tahap awal dan tahap akhir. Tahap awal bertujuan untuk pemadanan sampel. Tahap  akhir merupakan tahap analisis data akhir untuk membuktikan hipotesis penelitian. 

3.6.1 Analisis Tahap Awal 

Analisis tahap awal dilaksanakan  sebelum diberikan  perlakuan (diterapkan  strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran). Tahap ini  bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok (kelompok eksperimen dan  kelompok kontrol) dan memastikan bahwa keduanya dalam keadaan yang sama. Dalam  tahap ini dilaksanakan beberapa uji, antara lain:  


(53)

Uji normalitas merupakan satu fase pengujian untuk mengetahui apakah data  yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan  statistik yang  akan diterapkan. Jika  data terdistribusi  normal maka  statistik yang  diterapkan adalah statistik parametrik, tetapi jika tidak normal digunakan statistik  nonparametrik. Data yang diuji pada normalitas tahap awal didapatkan dari nilai ulangan  harian pada pokok bahasan sebelumnya yaitu kalor.  

Hipotesis dalam uji normalitas: 

0

H =kelas berdistribusi normal.

1

H

=kelas tidak berdistribusi normal.   

Adapun langkah‐langkah dalam pengujian normalitas adalah:  

a. Menyusun data dan mencari rentang data dengan mencari selisih antara nilai  tertinggi dengan nilai terendah. 

b. Membuat interval kelas dan menentukan batas  kelas. Banyaknya  kelas dapat  ditentukan menggunakan persamaanbanyaknya kelas=1+(3,3)logn; dengan  = jumlah data 

Rumus panjang kelas: 

kelas banyak

ang rent

p=  


(54)

=

i i i

f

x

f

X

   

d. Menentukan simpangan baku S dari data interval dengan menggunakan rumus: 

2

S

S

=

 

S2 adalah varian, yang dapat dihitung dengan rumus: 

1 ) ( 2 − − =

n x x

S i  

e. Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas 

f. Menentukan angka baku (z) dengan persamaan sebagai berikut:    

keterangan: 

S

 = simpangan baku 

x

= nilai batas interval  x = nilai ratarata 

g. Mengubah harga z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tebel.  h. Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva. Perhitungan ini menggunakan 

perhitungan Chi‐kuadrat 

(

)

= − = k i i i i E E O 1 2 2

χ

  keterangan:   S x x


(55)

2

χ

= chi kuadrat 

i

O = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data 

Ei = frekuensi yang diharapkan 

i. Membandingkan harga Chi‐kuadrat hasil perhitungan dengan Chi‐kuadrat tabel  dengan taraf signifikan 5%. 

j. Menarik kesimpulan, jikaX2hitung < X2tabel maka data berdistribusi normal. 

(Sudjana, 2005) 

Dari  hasil  perhitungan  data  dari  kelas  eksperimen  diperoleh  bahwaX2hitung =10,734.  Dengan  dk=5  dan  α=5%,  pada  tabel  diperoleh  nilai 

bahwaX2tabel =11,070.  Karena    X2hitung < X2tabel maka H0 berada pada  daerah 

penerimaan dan data tersebut merupakan data yang berdistribusi normal. 

Pada kelas kontrol mendapatkan hasil perhitungan  2 =8,7453

hitung

X . Dengan 

dk=5  dan  α=5%,  pada  tabel  diperoleh  nilai  bahwa  X2tabel =11,070.  Karena  

tabel hitung X

X2 < 2   maka  H0  berada  pada  daerah  penerimaan  dan  data  tersebut 

merupakan data yang berdistribusi normal. 

2. Homogenitas 

Uji homogenitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah kedua  sampel  yang  digunakan  (kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol)  dapat  diasumsikan memiliki kondisi awal yang sama atau homogen. Uji homogenitas dilakukan 


(56)

dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak.  Hipotesis sebagai berikut. 

0

H =

σ

12 =

σ

22, artinya kedua kelas mempunyai varians sama.

1

H

=

σ

12 ≠

σ

22, artinya kedua kelas mempunyai varians tidak sama. 

Untuk menguji homogenitas digunakan persamaan: 

} log ). 1 ( ){ 10 (ln ) 1 ( ) (log ) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 2 2 i i i i i i s n B x n s B n s n s − ∑ − = − ∑ = − ∑ − ∑ =  

Kemudian menarik kesimpulan dengan membandingkan x2hitung terhadap x

2

tabel 

pada α=5% dan dk merupakan banyaknya kelas dikurangi 1. jika X2hitung < X2tabel maka 

H0 diterima. Hal ini berarti kedua kelas tersebut mempunyai varian yang sama atau 

dikatakan homogen (Sudjana, 2005: 261‐263). 

Dari analisis yang dilakukan pada data ketiga kelas sebagai populasi  diperoleh  bahwa  s12 =55,786;  s22 =70,848dan 

s

32

=

33

,

015

sehingga 

1049 , 53

2 =

s ;B=113,859 dan  X2 =2,89. Dengan dk=3‐1=2 dan α=5% diperoleh 

99 , 5

2 =

tabel

X  Dari perhitungan tersebut dapat kita ketahui bahwa  X2hitung < X2tabel 

maka H0 diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi tersebut bersifat 

homogen.  

3.6.2 Analisis Tahap Akhir  1. Normalitas  


(57)

Langkah‐langkah pengujian normalitas data akhir sama dengan langkah‐langkah  uji normalitas awal. 

2. Uji Perbedaan Dua Rata‐rata (Uji Dua Pihak) 

Uji ini digunakan untuk menguji apakah rata‐rata hasil belajar siswa pada kelas  eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Dalam penelitian ini uji perbedaan  dua rata‐rata memiliki hipotesis: 

  Ho : 

μ

1=

μ

2     Ha : 

μ

1≠

μ

Statistika yang digunakan adalah uji t 

σ

1

=

σ

2

 maka statistika yang digunakan  adalah (Sudjana, 2005: 239) 

t   = 

k s e k e n n X X 1 1 + −

   dimana   S2  = 

2 ) 1 ( ) 1

( 2 2

− + − + − k e k k e e n n S n S n   Keterangan:  e

X = rata‐rata nilai kelas eksperimen     

k

X =  rata‐rata nilai kelas kontrol 

e

n = jumlah anggota kelas eksperimen 

k

n = jumlah anggota kelas kontrol 

2 e


(58)

2

k

s = varians kelas kontrol 

Dengan derajat kebebasan (dk)=(ne +nk −2)dan taraf signifikan 5% maka 

kriteria pengujiannya adalah Ha diterima jika t >t(1 ) (, + 2)

k e n

n hitung α . 


(59)

44

HASIL

 

PENELITIAN

 

DAN

 

PEMBAHASAN

 

3.7

Hasil Penelitian 

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data ini  diperoleh dari tes yang dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan metode  yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 

 

3.1.3Pelaksanaan Pembelajaran 

Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen. Dalam penelitian ekperimen ini  sampel dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok  kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun  2010. Tempat penelitian ini adalah SMP Kartika III‐1 Kota Semarang yang berlamat di  Jalan Sultan Agung 145A Kota Semarang. Pada penelitian ini kelas VIIA bertindak sebagai  kelompok  kontrol dan  kelas  VIIC  sebagai  kelompok  eksperimen. Pada  kelas VIIC  pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan strategi pembelajaran Talking Stick  berbantuan media pembelajaran sedangkan pada kelas VIIA pembelajaran dilakukan  dengan metode konvensional. Setelah dilaksanakan pembelajaran kemudian kedua  kelompok tersebut diberikan tes yang sama untuk mengetahui hasil belajar siswa  khususnya hasil belajar kognitif. 

     


(60)

3.1.4Analisis Tahap Awal 

Analisis tahap awal bertujuan untuk menguji kelayakan sampel yang digunakan  untuk penelitian. Analisis yang digunakan pada tahap awal yaitu uji normalitas dan uji  homogenitas. 

4.1.2.1  Uji Normalitas 

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis  berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas juga digunakan untuk mengetahui uji  selanjutnya apakah menggunakan statisitik parametrik atau statistik nonparametrik.  Pada uji normalitas digunakan rumus Chi kuadrat. Dalam perhitungan ini dijelaskan  bahwa   data tersebut berdistribusi normal jika χ2hitung   < χ2tabel. Pada tahap awal uji 

normalitas dilakukan pada data yang diberoleh dari hasil ulangan harian pada materi  sebelumnya. Hasil analisis uji normalitas awal tersaji dalam tabel berikut: 

Table 4.1 Daftar hasil uji normalitas nilai ulangan harian I kelas eksperimen dan kelas  kontrol 

Kelompok  Kelas  χ2

hitung  χ2tabel  Kriteria  Eksperimen  VIIC  10,734  11,070  Normal 

Kontrol  VIIA  8,7453  11,070  Normal 

 

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa χ2hitung   < χ 2

tabel untuk kedua kelompok.  Maka, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. 


(61)

4.1.2.2  Uji Homogenitas 

Uji  homogenitas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  populasi  bersifat  homogenya atau tidak. Data yang digunakan dalam uji homogenitas adalah data nilai  ulangan harian pada materi sebelumnya. Pada uji homogenitas ini menggunakan uji  kesamaan dua varian, kriteria sampel dalam keadaan homogen jika χ2hitung  < χ2tabel pada  taraf signifikansi 5%. 

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Xhitung = 2,98 sedangkan Xtabel= 5,95  . Nilai χ2hitung   < χ2tabel dengan demikian sampel dalam keadaan homogen. Hal ini dapat  disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut mempunyai varian yang sama (homogen). 

3.1.5Hasil Belajar 

Dalam penelitian ini peneliti hanya mengamati hasil belajar dalam satu ranah  yaitu ranah kognitif. Setelah dilaksanakan tes yang sama pada dua strategi pembelajaran  yang berbeda didapatkan hasil belajar seperti yang tersaji dalam tabel berikut: 

Tabel 4.2 Data hasil belajar kognitif 

No  Kategori   Kelompok Kontrol   Kelompok Eksperimen  

1  Nilai terendah  45 45

2  Nilai tertinggi  85  95 

3  Rata‐rata  64  71 


(62)

5  Standar Deviasi  10,554  13,060 

 

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat terdapat perbedaan antara hasil  belajar kognitif kelompok kontrol dan hasil belajar kelompok eksperimen. Rata‐rata hasil  belajar kelompok kontrol sebesar 64 sedangkan rata‐rata hasil belajar kognitif kelompok  eksperimen adalah sebesar 71. Dari kedua rata‐rata tersebut menunjukkan bahwa  terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil yang dicapai kelas kontrol dan kelas  eksperimen. Hal ini membuktikan  bahwa penerapan strategi belajar Talking Stick  berbantuan  multimedia  pembelajaran  yang  diberikan  pada  kelompok  eksperimen  efektif.perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 23. Data hasil belajar  kognitif siswa di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut: 

  Gambar 4.1 Grafik data hasil belajar kognitif kelompok kontrol dan kelompok 

eksperimen   


(63)

3.1.6Analisis Tahap Akhir 

Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan.   Perhitungan pada analisis tahap akhir ini terdiri dari uji normalitas dan uji hipotesis hasil  belajar dalam hal ini hasil belajar kognitif. Data yang digunakan dalam analisis adalah  data yang diperoleh dari hasil tes.  

4.1.4.1   Uji Normalitas 

Sama halnya dengan uji normalitas pada tahap awal uji normalitas pada tahap  ini digunakan untuk mengetahui  apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal  atau tidak. Uji normalitas juga digunakan untuk mengetahui uji selanjutnya apakah  menggunakan statisitik parametrik atau statistik nonparametrik. Tabel di bawah ini  menyajikan hasil uji normalitas dari kedua kelompok. 

Table 4.1 Daftar hasil uji normalitas nilai evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol   

Kelompok  Kelas χ2

hitung  χ2tabel  Kriteria  Eksperimen  VIIC  10,205  11,070  Normal 

Kontrol  VIIA  10,1233  11,070  Normal 

 

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa χ2hitung   < χ2tabel untuk kedua kelompok.  Maka, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. 

   


(64)

4.1.4.2  Uji Hipotesis Hasil Belajar ( Uji Perbedaan Dua Rata‐rata) 

Untuk menguji hipotesis nol digunakan uji t test. Berdasarkan hasil perhitungan  didapatkan bahwa thitung 1,96 lebih besar daripada ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan  dk= 46 yang bernilai 1,68 ini berarti Ho ditolak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa  penerapan strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran  masuk dalam kategori efektif. 

 

3.8

Pembahasan  

Pada penelitian ini peneliti menitikberatkan pada hasil belajar kognitif. Hal  tersebut merupakan upaya tindak lanjut dari kebijakan pemerintah yang menetapkan  Fisika sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional (UAN).  Dalam UAN kemampuan kognitif siswa sangat berperan penting dalam keberhasilan  (kelulusan). 

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  keefektifan  penerapan  strategi  pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran untuk menyampaikam  materi tentang gerak lurus. Dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas VIIC  sebagi kelompok eksperimen dan Kelas VIIA sebagai kelas kontrol. Pada kelas VIIC  pembelajaran dilaksanakan menggunakan strategi belajar Talking Stick dengan bantuan  multimedia pembelajaran. Multimedia pembelajaran yang digunakan bersifat audio  visual berupa game interaktif. Penggunaan multimedia bertujuan untuk menarik minat  siswa sehingga dapat menciptakan iklim belajar yang kondusif. Media ini juga membantu 


(1)

51   

sebuah  permainan  sehingga  antusiasme  siswa  dalam  proses  pembelajaran  dapat  meningkat. Dengan demikian, siswa dapat terkondisi sehingga tercipta iklim belajar yang  kodusif.    Penekanan  pemahaman  pada  pembelajaran  Talking  Stick  Berbantuan  Multimedia Pembelajaran ditunjang dengan audio visual yang menarik. Animasi yang  lucu dan menarik perhatian dikemas dalam sebuah multimedia interaktif. Multimedia  tersebut berperan aktif dalam merangsang kerja otak sehingga penanaman konsep  dapat terserap dengan maksimal. Siswa kelas VII masih dikategorikan usia anak. Pada  fase ini individu cenderung suka bermain. Pemikiran ini menjadi dasar penggunaan  permaian  Talking Stick. Permainan ini serupa dengan permainan tongkat estavet yang  sering digunakan dalam permaian anak‐anak. 

Meskipun  penelitian  ini  berjalan  lancar,  namun  peneliti  masih  harus  menghadapi beberapa kendala diantaranya: strategi belajar Talking Stick merupakan  strategi belajar yang baru bagi siswa sehingga membutuhkan penjelasan yang lebih  terperinci mengenai alur belajar yang harus diikuti siswa dan pemasangan perangkat  multimedia yang membutuhkan waktu. Akan tetapi, dengan manajemen waktu yang  baik kendala tersebut dapat diatasi sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.  Penelitian  yang  telah  dilaksanakan  menunjukkan  bahwa  pembelajaran  yang  menggunakan stategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran  terbukti efektif jika digunakan dalam pencapaian hasil belajar kognitif khususnya pada  materi gerak lurus. 


(2)

52

PENUTUP

 

3.9

Simpulan

  

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, diperoleh  simpulan   bahwa pembelajaran Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran  efektif jika diterapkan pada pokok bahasan gerak lurus terhadap pencapaian hasil  belajar.  Hal  ini  dapat  kita  lihat  dari  pencapaian  hasil  belajar  kognitif  kelompok  eksperimen yang memiliki perbedaan yang signifikan ke arah positif jika dibandingkan  dengan kelompok kontrol. Rata‐rata hasil tes kelompok eksperimen sebesar 71 lebih  besar dibanding rata‐rata hasil tes kelompok kontrol yang hanya 64. Hal ini memperkuat  asumsi  bahwa  penggunaan  strategi  pembelajaran  yang  tepat  akan  menunjang  pencapaian hasil belajar yang  optimal.  Strategi pembelajaran  Talking Stick  dapat  membantu menciptakan suasana belajar kondusif dan melatih siswa agar giat belajar  sebelum pelajaran dimulai.  

 

3.10

Saran

  

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan : 

1. Strategi pembelajaran Talking Stick berbantuan multimedia pembelajaran dapat  dijadikan referensi pada pelaksanaan pembelajaran dalam dunia pendidikan.  2. Sebagai tenaga pendidik dan pencetak generasi penerus bangsa, guru harus 


(3)

53   

dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai untuk menyampaikan materi.  Sehingga hasil belajar akan tercapai secara optimal. 

3. Hasil  penelitian  ini  hanya  memberikan  sedikit  sumbangsih  bagi  perbaikan  pembelajaran fisika. Penelitian lebih lanjut mengenai metode pembelajaran yang  tepat perlu terus dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran  fisika sehingga hasil belajar yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 

       

                 


(4)

 

DAFTAR PUSTAKA 

Anni, Catharina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri Semarang  Press 

 

Arikunto, Suharsimi. 2006a. Dasar‐Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi  Aksara 

 

Arikunto, Suharsimi. 2006b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi  Mahasatya 

 

Dahar, Ratna Willis. 1988. Teori‐Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK Departemen Pendidikan  dan Kebudayaan 

 

Fujioka, Kimberly. 1998. The Talking Stick: An American Indian Tradition in the ESL  Classroom. The Internet TESL Journal Vol. IV, No. 9. Dikutip 03 Maret 2010 dari  

http://iteslj.org/ 

 

Por, George. (1998). The "Talking Stick" Circle An Ancient Tool For Better Decision  Making  And  Strengthening  Community.  Dikutip  03  Maret  2010    dari 

http://www.vision‐nest.com/btbc/kgarden/tscircle.shtml   

Singarimbun, masri dkk. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES   

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa  Media 

 


(5)

55   

 

_____. 1989. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya   

Sugandi, Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang: Universitas Negeri Semarang  Press 

 

Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta   

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar   

Takmalun. 2009. Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Course Review Horay  Berbantuan Alat Peraga Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP 

Kartika III‐1 Materi Kesebangunan dan Kekongruenan Tahun 2008/2009. Skripsi. 

Unnes   

Tim Abdi Guru. 2007. IPA Fisika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga   

Trianto.  2007.  Strategi‐Strategi  Pembelajaran  Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.  Jakarta: Prestasi Pustaka 

 

Wasis dan Sugeng. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1: SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat  Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional 

 

Wasis, dkk.  2008. Contextual Teaching Learning  Ilmu  Pengetahuan Alam Sekolah 

Menengah Pertama Kelas VII (edisi 4). Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen 

Pendidikan Nasional 

Wena,  Made.  2009.  Strategi  Pembelajaran  Inovatif  Kontemporer:  Suatu  Tinjauan  Konseptual Operasianal. Jakarta: Bumi Aksara 


(6)

Winarno, dkk. 2009. Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Genius Prima  Medai 

         

     

     


Dokumen yang terkait

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: eksperimen semu di SMA Negeri 1 Karawang

0 4 273

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VII DI SMP NEGERI 3 UNGARAN

0 10 193

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK ALJABAR

0 9 216

PENERAPAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 GUMELAR

0 16 166

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA MATA Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas VIII Sekolah Meneng

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA MATA Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas VIII Sekolah Meneng

0 1 15

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Materi Ekosistem Kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura Sukoharjo T

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 41

ANALISIS KECERDASAN BERAGAM (MULTIPLE INTELLIGENCES) DAN DOMAIN KOGNITIF SISWA SMP KELAS VII PADA PEMBELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN GERAK LURUS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

0 0 28

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

0 0 9