Faktor yang perlu diperhatikan tim yang terdiri dari dokter, apoteker, perawat dan ahli gizi, sarana dan prasaran, ruangan khusus, lemari pencampuran
biological safety cabinet dan kantong khusus untuk nutrisi parenteral.
c Dispensing sediaan farmasi berbahaya
Penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan pengendalian pada
keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan obatnya dari efek toksik dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada
saat pencampuran, distribusi, maupun pemberian kepada pasien sampai kepada pembuangan limbahnya. Secara operasional dalam mempersiapkan dan
melakukan harus sesuai prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang memadai sehingga kecelakaan terkendali.
Kegiatannya adalah melakukan perhitungan dosis secara akurat, melarutkan sediaan obat kanker dengan pelarut yang sesuai, mencampur sediaan obat kanker
sesuai dengan protokol pengobatan, mengemas dalam pengemas tertentu, membuang limbah sesuai prosedur yang berlaku Depkes RI, 2004.
2.5 Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD
Central Sterile Supply Department CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit atau departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang membutuhkan kondisi steril Depkes RI, 2009.
Tujuan adanya CSSD di rumah sakit adalah membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi,
Universitas Sumatera Utara
menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial, efisiensi tenaga medisparamedis untuk
kegiatan yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien dan menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan Depkes RI,
2009. Tugas CSSD di rumah sakit adalah menyiapkan peralatan medis untuk
perawatan pasien, melakukan proses sterilisasi alatbahan, mendistribusikan alat- alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi maupun ruangan
lainnya, memilih peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu, mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi maupun sterilisasi
sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu, melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi
bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial, memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi dan mengevaluasi
hasil sterilisasi Depkes RI, 2009. Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari proses pembilasan,
pembersihandekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan, memberi label, pembuatan, sterilisasi, penyimpanan sampai proses distribusi Depkes RI,
2009. Lokasi CSSD sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alatbahan
steril terbesar di rumah sakit. Dengan pemilihan lokasi seperti ini maka selain meningkatkan pengendalian infeksi dengan meminimalkan resiko kontaminasi
silang, serta meminimalkan lalu lintas transportasi alat steril Depkes RI, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Ketersediaan ruangan CSSD yang memadai merupakan suatu keharusan untuk keefisienan dan keoptimalan fungsi kerja CSSD. Untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih, maka ruangan CSSD dibagi menjadi ruang dekontaminasi, ruang pengemasan alat, ruang
produksi dan prossesing, ruang sterilisasi dan ruang penyimpanan barang steril Depkes RI, 2009.
2.6 Instalasi Gas Medis