BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian Tepat Pasien
Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang telah dilakukan, pada tanggal 4-5 Oktober 2011 pasien didiagnosa mengalami Penyakit Paru
Obstruktif Kronik PPOK eksaserbasi dan pneumoni suspect TB paru. Hal ini dilihat berdasarkan gejala klinis yang dialami pasien, yaitu berupa batuk
menahun, adanya mukus serta sesak nafas waktu bekerja. Selain itu berdasarkan hasil pemerisaan laboratorium patologi klinik terlihat adanya peningkatan jumlah
leukosit yang menandakan adanya infeksi. Gejala-gejala tersebut merupakan gejala klinis PPOK dan pneumoni, jadi tepat pasien.
Pada tanggal 6-14 Oktober 2011 pasien didiagnosa mengalami CAD dan bronkitis. Hal ini dilihat dari foto thoraks pasien, yaitu terdapat corakan pulmo
kasar, tampak air bronkogram, sinus lancip, diafragma licin, Cor CTR 0,5. Ini merupakan ciri-ciri dari bronkitis. Sedangkan diagnosa CAD berdasarkan riwayat
pasien yang pernah mengalami hipertensi. Hipertensi dapat menimbulkan gaya regang yang bisa merobek lapisan endotel arteri dan arteriol. Gaya regang
terutama timbul di pembuluh arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serebrum. Dengan robeknya lapisan endotel, timbul kerusakan berulang sehingga terjadi
siklus peradangan, penimbunan sel darah putih dan trombosit, serta pembentukan bekuan. Hal inilah yang memacu timbulnya CAD, selain itu diagnosa ditetapkan
berdasarkan hasil EKG.
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan fisik secara subjektif, menunjukkan pasien mengalami sesak nafas disertai batuk berdahak dan hasil pemeriksaan objektif dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
4.2 Pengkajian Tepat Indikasi
Pasien diberikan O
2
karena keadaan sesak nafas yang dialami pasien, sehingga pemberian O
2
dapat membantu pernafasan pasien. Pemberian O
2
untuk memperbaiki penyampaian oksigen, memperbaiki otot kerja pernafasan dan
membatasi vasokonstriksi paru Michele Alison, 1995. Jadi, pemberian O
2
ini tepat indikasi untuk pasien yang menderita sesak nafas.
Berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 4 Oktober 2011 dimana pasien mengalami kekurangan cairan tubuh yang ditandai oleh berkurangnya
kadar elektrolit seperti Na dan K, maka pasien diberikan IVFD ringer laktat yang diindikasikan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi
Kasim, 2008, dan mengembalikan volume cairan tubuh yang hilang Phillips, 2005. Pemberian infus ringer laktat sudah tepat indikasi dengan kondisi pasien
yang memerlukan tambahan cairan tubuh. Kondisi tubuh pasien lemah sehingga diberikan infus NaCl 0,9. Cairan
infus tersebut mengandung elektrolit yang merupakan bahan utama dalam terapi penggantian terapi yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Dianne, 2005. Jadi, infus NaCl 0,9 ini sudah tepat indikasi
untuk pasien.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 4 Oktober 2011 dimana kadar leukosit pasien diatas normal yaitu 12.280 Normal: 4500-11000, ini
menunjukkan pasien mengalami infeksi. Seftriakson diindikasikan sebagai antibiotik yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap seftriakson.
Seftriakson merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang yang dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram
negatif Evoy, 2004. Pemberian antibiotik tepat indikasi, tetapi pemilihan antibiotik kurang tepat karena tidak dilakukan uji kultur sehingga tidak diketahui
bakteri apa yang sebenarnya menyebabkan infeksi. Sefotaksim diindikasikan untuk infeksi saluran napas, kulit dan struktur
kulit, tulang dan sendi, saluran urin, ginekologi. Sefotaksim dapat mengobati infeksi yang disebabkan bakteri gram positif dan gram negative Depkes RI,
2007. Pemberian sefotaksim tepat untuk pasien bronkitis. Aspilet dosis rendah di indikasikan untuk pengobatan Coronary Artery
Disease CAD Myocardial Infarction MI Depkes RI, 2007. Jadi pemberian aspilet tepat indikasi karena pasien di diagnosis CAD.
Kodein diindikasikan dapat menekan refleks batuk atau sebagai antitusif yang digunakan untuk batuk tidak berdahak Katzung, 1997. Pemberian kodein
kurang tepat, karena pasien mengalami batuk berdahak. Edotin diindikasikan sebagai mukolitik pada gangguan saluran pernafasan
akut dan kronik ISFI, 2009. Erdostein merupakan turunan tiol yang digunakan untuk pengobatan bronkitis kronis obstruktif, termasuk eksaserbasi infeksi akut
dari bronkitis kronis. Pemberian erdostein sudah tepat indikasi untuk pasien
Universitas Sumatera Utara
bronkitis disertai dengan batuk berdahak yang memerlukan mukolitik untuk mengeluarkan mukusnya.
Asetilsistein diindikasikan sebagai mukolitik. Mukolitik adalah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran nafas dengan jalan memecah benang-benang
mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum Ari, 2007. Pemberian asetil sistein tepat indikasi untuk mengeluarkan sputum pasien yang berlebih.
Teofillin diindikasikan untuk meringankan dan mengatasi asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema paru ISFI, 2009. Jadi pemberian teofillin tepat
indikasi untuk pasien bronkitis yang mengalami sesak nafas. ISDN diindikasikan untuk angina pektoris, infark jantung, gagal jantung
kongestif dengan cara meningkatkan suplai meningkatkan aliran koroner atau menurunkan kebutuhan oksigen atau menurunkan kerja jantung Suyatna, 2007.
Pemberian ISDN sudah tepat indikasi untuk meringankan sesak nafas pasien. Pemberian Alprazolam sudah tepat indikasi untuk pasien yang mengalami
gelisah dan susah tidur di malam hari karena merupakan obat golongan benzodiazepin yang merupakan obat antiansietas dan kecemasan Wawaimuli,
2007. Pemberian alprazolam tepat indikasi. Azitromisin mempunyai indikasi untuk infeksi saluran nafas atas, infeksi
saluran nafas bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak Istiantoro, 2007. Pemberian azitromisin tepat indikasi bagi pasien bronkitis.
Clopidogrel di indikasikan untuk mengurangi keparahan ateroskeloris seperti infark miokardis, strok pada pasien aterosklerosis yang mengalami strok,
Universitas Sumatera Utara
infark miokard dan sakit pembuluh arteri ISFI, 2009. Pemberian klopidogrel tepat indikasi bagi pasien CAD.
Neurodex
®
di indikasikan untuk mencegah defisiensi vitamin B yang disebabkan karena pemberian antibiotik. Jadi pemberian neurodex tepat indikasi.
Nebule ventolin
®
adalah obat- obat agonis agonis adrenoseptor selektif β
2
yang memberikan efek bronkodilatasi Katzung, 1997. Jadi pemberian nebule ventolin
®
tepat indikasi untuk mengobati sesak nafas yang dialami pasien
4.3 Pengkajian Tepat Dosis