ini berkaitan dengan luasnya cakupan tingkah laku yang diyakini mampu dilakukan Ariani, 2011. Dimensi yang ketiga adalah
strength, dimensi ini berfokus pada kekuatankeyakinan individu terhadap
kemampuan yang
dimilikinya dalam
pengelolaan penyakitnya Rini, 2011; Rhondianto, 2012.
e. Faktor yang mempengaruhi self-efficacy
Beberapa faktor yang mempengaruhi dengan self-efficacy, yaitu: 1 Usia
Self-efficacy berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dengan bertambahnya pengalaman dan perluasan lingkungan
pergaulan Wantiyah, 2010. Menurut Potter dan Perry usia 40-65 tahun disebut sebagai tahap keberhasilan, yaitu waktu untuk
pengaruh maksimal, membimbing, dan menilai diri sendiri, sehingga pasien memiliki self-efficacy yang baik Ariani, 2011.
2 Tingkat pendidikan Salah satu proses pembentukan self-efficacy adalah melalui
proses kognitif Ariani, 2011. Penelitian Wu et al., 2006 menunjukan bahwa dengan tingkat pendidikan tinggi maka
memiliki self-efficacy dan perilaku perawatan yang baik. Pasien DM dengan pendidikan tinggi lebih mudah mengakses informasi
terkai penyakitnya sehingga lebih yakin dalam melakukan perawatan diri untuk mencegah terjadinya komplikasi yang
diakibatkan oleh DM Ngurah Sukmayanti, 2014.
3 Lama menderita DM Pasien y
ang menderita DM ≥ 11 tahun memiliki self- efficacy lebih baik dari penderita DM 10 tahun, hal ini
disebabkan karena penderita DM tersebut telah berpengalaman mengelola penyakitnya Wu et al., 2006. Menurut Bai et al.,
2009 hal ini terjadi karena pasien dapat mempelajari perilaku perawatan diri berdasarkan pengalaman yang sudah diperolehnya
sehingga pasien memiliki keyakinan dalam aktivitas self carenya. 4 Penghasilan
Status sosial ekonomi dan pengetahuan mengenai DM mempengaruhi seseorang untuk melakukan manajemen perawatan
diri Firmansyah, 2015. Faktor penghasilan berkontribusi dalam self-efficacy karena hal tersebut membantu dalam mendapatkan
akses pelayanan kesehatan Rondhianto, 2012. 5 Dukungan keluarga
Pasien DM tipe 2 yang berada dalam lingkungan keluarga dan diperhatikan oleh anggota keluarganya dapat meningkatkan
motivasi dan kepatuhan dalam melaksanakan perawatan diri, adanya dukungan keluarga sangat membantu pasien DM dalam
meningkatkan keyakinannya dalam melakukan perawatan diri Kusuma Hidayati, 2013; Pertiwi, 2015.