17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan Salmonella pada telur setengah matang Sampel
BPW TBGB
Media Selektif BSA
HEA XLD
Telur Setengah Matang
- -
-
Tabel 4.2 Hasil penanaman Biakan murni Salmonella pada Perbenihan Selektif
Biakan murni sebagai Kontrol positif
Media Selektif BSA
HEA XLD
+ +
+ Keterangan:
: Telah dilakukan - :
Tidak ditemukan koloni bakteri + :
Ditemukan koloni bakteri
4.2 Pembahasan
Telur yang digunakan sebagai sampel berupa telur ayam ras yang diseduh dengan air panas tidak lebih dari 3 menit. Pemeriksaan Salmonella sp pada telur
setengah matang dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan pertama merupakan tahapan pra-pengkayaan pre-enrichment yang dilakukan menggunakan media
BPW. Dimana tahapan ini bertujuan untuk membebaskan sel bakteri yang mungkin terlindung partikel sampel serta menggiatkan kembali bakteri yang
lemah. Tahapan kedua adalah tahapan pengkayaan enrichment. Tahapan ini dilakukan untuk memperbanyak jumlah bakteri yang pada umumnya dalam
jumlah yang sangat sedikit bahkan terkadang dalam kondisi lemah. Setelah itu, hasil dari pengkayaan di goreskan pada media selektif, dimana media selektif
Universitas Sumatera Utara
18 yang digunakan adalah media BSA, HEA dan XLD. Dari hasil pemeriksaan pada
telur setengah matang, tidak ditemukan koloni bakteri pada ketiga media selektif yang digunakan.
Pengujian ini dilakukan bersamaan dengan penanaman biakan murni Salmonella sp. pada media selektif sebagai kontrol positif. Adapun biakan atau
kultur murni yang digunakan adalah Salmonella enteriditis. Setelah dilakukan penanaman kultur murni pada media BSA, HEA dan
XLD dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ºC, pada ketiga media ditemukan adanya pertumbuhan koloni. Pada media BSA, ditemukan koloni
berwarna hijau dengan daerah di sekelilingnya berwarna gelap. Pada media HEA, koloni yang tumbuh berwarna biru-hijau dengan bintik hitam. Sementara pada
media XLD, koloni yang temukan berwarna merah dengan bintik hitam pada bagian tengah.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pada telur setengah matang masih ditemukan bakteri Salmonella sp. Salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan Usman 2013 dengan jumlah sampel telur yang lebih banyak, ditemukan beberapa telur setengah matang masih mengandung bakteri Salmonella
sp.. Hal tersebut membuktikan bahwa bakteri Salmonella masih bisa hidup pada telur setengah matang jika memang telur yang digunakan telah terkontaminasi.
Dari pengujian ini disimpulkan, telur setengah matang aman dikonsumsi selama dapat dipastikan bahwa telur berasal dari ayam yang sehat, terjaga
kebesihan kandangnya, kulit telur dalam keadaan utuh, bersih dari kotoran dan disimpan dengan suhu tidak lebih dari 20 ºC maksimal 28 hari setelah diproduksi.
Namun, alangkah baiknya untuk tetap mengkonsumsi telur dengan tingkat
Universitas Sumatera Utara
19 kematangan yang sempurna karena bagaimanapun juga telur yang dimasak kurang
sempurna atau setengah matang akan tetap mempunyai resiko kontaminasi Salmonella yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN