2 d  4-d
L
Tolak  H koefisien  autokorelasi  lebih  kecil  dari  nol  berarti  ada
autokorelasi negatif. 3
d
U
d  4 – d
U
Terima H tidak ada autokorelasi
4 d
L
£ d £ d
U
atau 4–d
U
£ d £ 4 – d
L
Tidak dapat disimpulkan  Gujarati, 2006.
BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Alam
1. Letak Geografi
Kota  Surakarta  atau  yang  lebih  dikenal  dengan  Kota  Solo merupakan  salah  satu  kota  besar  di  Propinsi  Jawa  Tengah  dengan  luas
wilayah 44,06 km
2
, dan terletak antara 110º 45’ dan 110º 45’ Bujur Timur dan  antara  7º  36’  dan  7º  56’  Lintang  Selatan.  Secara  administratif,  Kota
Surakarta memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : a.
Sebelah Utara       : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar b. Sebelah Selatan    : Kabupaten Sukoharjo
c. Sebelah Timur      : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo
d. Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
2. Jenis Tanah dan Topografi
Jenis tanah di Kota Surakarta sebagian tanah liat berpasir termasuk regosol  kelabu  dan  alluvial.  Di  wilayah  bagian  utara  tanah  liat  grumosol,
wilayah  bagian  timur  laut  tanah  litosol  mediteran.  Berdasarkan topografinya,  wilayah  Kota  Surakarta  merupakan  dataran  rendah  dan
berada  di  antara  pertemuan  Sungai  Pepe,  Sungai  Jenes,  dan  Sungai Bengawan Solo. Surakarta mempunyai ketinggian tempat antara 80-130m
di  atas  permukaan  laut  dengan  kemiringan  tanah    0-15º.  Kota  Surakarta dibagi  menjadi  lima  Kecamatan,  yaitu  Kecamatan  Serengan,  dan
Kecamatan Pasar Kliwon  yang mempunyai ketinggian tempat sama  yaitu
80-100m,  untuk  Kecamatan  Laweyan  80-110m,  sedangkan  untuk Kecamatan  Jebres  dan  Banjarsari  memiliki  ketinggian  tempat  sama  yaitu
80-130m.  Melihat  jenis  tanah  dan  keadaan  topografinya,  Kota  Surakarta tidak  cocok  untuk  pembudidayaan  tanaman  sayuran  termasuk  tanaman
cabai  rawit,  sehingga  tidak  ada  wilayah  di  Kota  Surakarta  yang membudidayakan cabai rawit, dan dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi
masyarakat Kota Surakarta harus mendatangkan dari wilayah lain.
3. Keadaan Iklim
Iklim  merupakan  keadaan  rata-rata  dari  cuaca  pada  suatu  tempat tertentu  dan  dalam  waktu  tertentu.  Sedangkan  cuaca  sendiri  merupakan
keadaan  rata-rata  curah  hujan  suatu  daerah  pada  suatu  waktu  tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi iklim suatu daerah adalah curah
hujan,  angin,  suhu,  kelembaban.  Temperatur  udara  rata-rata  di  Kota Surakarta  berkisar  antara  24,7
-27,9 C  sedangkan  kelembaban  udara
berkisar antara 64-85. Untuk hari hujan terbanyak pada bulan Februari yaitu 25 dan curah hujan terbesar terjdi pada bulan Oktober yaitu 699 mm.
Sama halnya dengan jenis  tanah dan kondisi topografi, secara iklim Kota Surakarta  juga  tidak  sesuai  untuk  pembudidayaan  tanaman  cabai  rawit
karena suhu Kota Surakarta  yang relatif tinggi, sedangkan untuk tanaman sayuran termasuk cabai rawit membutuhkan suhu yang sedang agar dapat
tumbuh  dan  berkembang  dengan  baik.  Berikut  ini  merupakan  keadaan suhu,  kelembaban,  jumlah  hari  hujan  dan  curah  hujan  Kota  Surakarta
tahun 2008. Tabel  6.  Suhu  Rata-rata,  Kelembababan,  Jumlah  Hari  Hujan  serta  Curah
Hujan di Kota Surakarta pada Tahun 2008
No Bulan
Suhu
C
Kelembababan Curah Hujan         Hari Hujan
mm                    hr
31
Sumber: Surakarta Dalam Angka 2008
B. Keadaan Penduduk