13
menciptakan lapangan kerja. Bahkan jika dilihat dari target, capaian yang diperoleh masih sangat jauh dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut Burhanuddin Abdullah dalam tiap harinya, pengganguran bertambah 5.000 orang. Jumlah pengganguran terbuka pada Februari 2006 meencapai 11,1 juta orang.
Jumlah ini bertambah 200.000 orang jika dibandingkan penggangur terbuka pada Februari 2005. Sementara itu, jumlah penduduk yang bekerja pada februari 2006 sebesar
95,2 juta orang, bertambah 300.000 orang jika dibandingkan dengan kondisi di bulan Februari 2005, dan bertamabah 1,2 juta jika dibandingkan pada bulan November 2005.
12
12
ibid
14
Tabel 3: Penduduk usia 15 ke atas menurut kegiatan utama
Rincian Agustus
2004 Februari
2005 Novemb
er 2005 Februari
2006 Penduduk usia 15 ke atas juta
153,9 155,5
158,5 159,3
Angkatan kerja juta 104,0
105,8 105,9
106,3 -Bekerja
93,7 94,9
94,0 95,2
-Tidak bekerja
Penggangur Terbuka
10,3 10,9
11,9 11,1
Bekerja tidak penuh juta 27,9
29,6 28,9
29,9 -Sukarela
14,5 15,3
15,0 15,7
-Terpaksa 13,4
14,3 13,9
14,2 Bukan angkatan kerja juta
50,0 49,7
52,6 53,0
Tingkat partisipasi
angkatan kerja
67,5 68,0
66,8 66,7
Tingkat penggangur
terbukaTPT 9,9
10,3 11,2
10,4
Sumber:
Petrus Octavianus, Menuju Indonesia Jaya 2005-20300 dan Indonesia Adidaya 2030- 2055
15
Ada dua sebab pengganguran yang tinggi menurut Daniel Moh. Rosyid, yakni: kesempatan kerja yaang terbatas dan inkompetensi tidak terdidik dan terlatih baik
13
. Seperti yang teleh dissampaikan di awal, bahwa keterampilan menjadi salah satu modal
dalam menciptakan peluang usaha. Dari beberapa permasalahan yang dihadapi pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono, sejauh ini telah dilakukan beberapa cara dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut. Permasalahan pada infrastruktur dituangkan dalam program MP3EI, sedangkan permasalahan pengganguran pemerintah telah
mendorong UMKM, sebagaimana yang kita ketahui UMKM mampu menyerap tenaga kerja sehingga menmbantu pemertintah dalam pengurangan angka pengganguran.
Pembahasan lenbih lanjut mengenai hal ini akan kita bahas pada bab berikutnya
13
Petrus Octavianus, 0p, Cit
1
BAB IV UPAYA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING
MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Pada bagian ini, kita akan membahas lebih eksplisit tentang upaya Indonesia dalam meningkatkan daya saing untuk menghadapi Masyrakat Ekonomi ASEAN. Ada beberapa
upaya ataupun langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dalam mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas ASEAN ini. Diantara
upaya tersebut adalah pembentukan suatu badan yang diberi nama Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Peningkatan Daya Saing serta
gagasan tentang Perencanaan Strategis Penguatan daya Saing Usaha Mikro Kecil dan Menegah UMKM.
A. Pembentukan Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi
ASEAN
Sebelum masa akhir jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 tentang pembntukan
Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dikenal dengan sebagai Komite Nasional sebgaimana tercantum dalam pasal 1 satu. Adapun
tugas Komite Nasional ini sebagimana yang diatur dalam pasal 2 dua adalah sebagai berikut:
2
a. Mengoordinasikan persiapan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Association of
Southeast Asian Nations ASEAN b.
Mengoordinasikan percepatan peningkatan daya saing nasional dalam rangka pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN
c. Mengambil langkah-langkah penyelesaian hambatan dan permasalahan dalam
persiapan dan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN serta peningkatan daya saing nasional
d. Mengoordinasikan pelaksanaan sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan
stakeholder terhadap persiapan dan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN serta peningkatan daya saing nasional.
Adapun susunan keanggotaan dalam Komite Nasional ini diketua oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Wakil Ketua I oleh Menteri Luar Negeri, Wakil
Ketua II oleh Menteri Perdagangan, Wakil Ketua III oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Indusrti, dan Sekretaris oleh Ketua Umum Pengusaha Indonesia. Adapun yang
termaksuk kedalam keanggotan Komite Nasional adalah para Menteri-Mentri, Sekretaris-Sekretaris Kabinet, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kepala
Badan Standarisasi Nasional, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Ketua Forum Gubernur se-Sumatra, Ketua Forrum Gubenur se-Jawa, Ketua Forum Gubernurse-
Kalimantan, Ketua Forum Gubernur se-Sulawsi, Ketua Forum Gubernur se- Bali-Nusa Tenggara, Ketua Forum Gubernur se-Papua Kepulauan Maluku, para Rektor-Rektor
Universitas yang ada di Indonesia, dalam hal ini Rektor Univesitas Indonesia, Unversitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Univesitas Mulawarman, Univesitas Pettimura,