BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Gelandangan dan pengemisan serta praktek tuna susila sebagai isu
permasalahan sosial di Kota Medan, maraknya jumlah gelandangan dan anak-anak jalanan di tengah- tengah kota besar tentu mengindikasikan
meningkatnya tingkat kemiskinan kota yang pada akhirnya mengemisan dan gelandangan bukan nasib tapi pilihan mereka. Namun hakekatnya
persoalan mereka bukanlah kemiskinan belaka, melainkan juga eksploitasi, manipulasi, ketidakkonsistenan terhadap cara-cara pertolongan baik oleh
mereka sendiri maupun pihak lain yang menaruh perhatian terhadap Anak Jalanan dan Gepeng.
2. Larangan Gelandangan dan Pengemisan serta Praktek Tuna Susila
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2003. Dilarang melakukan penggelandangan dan pengemisan berkelompok atau
perorangan atau dengan cara apapun dengan mempengaruhimenimbulkan belas kasihan orang lain. Dilarang dengan sengaja memperalat orang lain
seperti bayi, anak kecil dan atau mendatangkan seseorangbeberapa orang untuk maksud melakukan pengemisan. Dilarang membujuk atau memikat
orang lain dengan dengan perkataan-perkataan dan isyarat dan atau dengan perbuatan lainnya dengan maksud mengajak melakukan perbuatan
pelacuran dijalan umum dan atau tempat yang diketahuidikunjungi oleh
orang lain baik perorangan atau beberapa orang. Dilarang dengan sengaja memanggilmendatangkan seseorang, beberapa orang untuk maksud
melakukan perbuatan-perbuatan pelacuran tuna susila 3.
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2003 Tentang Larangan Gelandangan Dan Pengemisan serta Praktek Tuna
Susila.
B. Saran
1. Kepada pemerintah daerah Kota Medan agar berperan aktif dalam
penanganan gelandangan dan pengemisan itu sendiri harus bersungguh- sungguh dan meningkatkan kinerja dalam memberikan pembinaan dan
pelatihan bagi para gepeng sehingga memiliki keterampilanskill yang bisa mereka kembangkan sebagai modal mereka untuk mandiri sehingga dapat
membantu unutuk memenuhi kebutuhan perekonomian mereka dan tidak
menggepeng lagi.
2. Peraturan daerah yang dibuat hendaknya lebih substansif terhadap muatan
materi peraturan daerah agar tidak menabrak aturan yang lebih tinggi dan merupakan permasalahan sosial yang bersifat lokal sehingga dapat berdaya
laku efektif di masyarakat.
BAB II GELANDANGAN DAN PENGEMISAN SERTA PRAKTEK TUNA
SUSILA SEBAGAI ISU PERMASALAHAN SOSIAL DI KOTA MEDAN
A. Pengertian Gelandangan dan Pengemisan serta Praktek Tuna Susila