B. Larangan Gelandangan dan Pengemisan serta Praktek Tuna Susila di
Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan
Meskipun ada panti-panti sosial yang katanya berfungsi untuk memberikan ketrampilan kepada para prostitut, faktanya peran pemberdayaan itu
justru tidak terlihat. Akhirnya, para prostitut yang telah keluar dari panti, akan kembali lagi menjadi prostitut. Bagai lingkaran setan yang tak putus-putus.
Para prostitut yang terkena razia, biasanya harus tinggal dipanti selama 3-7 bulan, tergantung apakah dia sudah pernah terkena razia atau belum. Panti ini
seharusnya menjadi tempat pemberdayaan bagi para prostitut, mereka di ajari bagaimana membuat kue, menjahit atau ketrampilan salon. Jika ada dari mereka
yang kemudian menjalani hidup dipanti, sekeluarnya mereka dari sana, mereka kembali lagi beraktivitas sebagai prostitut. Banyak hal yang membuat mereka
kembali seperti itu. Diantaranya adalah tidak adanya tindak lanjut dari program panti, misalnya menyalurkan mereka ke tempat-tempat dimana mereka bisa
mempraktekkan ketrampilan mereka. Para prostitut juga tidak memiliki modal uang yang cukup untuk membuka usaha mereka sendiri.
Ingin mengajak semua pihak agar mengubah cara pandang dalam menyikapi prostitusi. Bahwa prostitusi bukan persoalan moralitas melainkan
persoalan eksploitasi terhadap perempuan. Bahwa menyelesaikan persoalan prostitusi bukan dengan mengkriminalkan mereka. Bahwa mereka juga memiliki
hak-hak yang sama untuk dilindungi sebagai warga negara. Bahwa menyelesaikan persoalan prostitusi bukan dengan bersikap sok tahu akan apa kebutuhan prostitut,
tetapi juga sebaiknya menanyakan dan mendengarkan pengalaman mereka.
Dilarang melakukan penggelandangan dan pengemisan berkelompok atau perorangan atau dengan cara apapun dengan mempengaruhimenimbulkan belas
kasihan orang lain. Dilarang dengan sengaja memperalat orang lain seperti bayi, anak kecil dan atau mendatangkan seseorangbeberapa orang untuk maksud
melakukan pengemisan dilarang membujuk atau memikat orang lain dengan perkataan-perkataan dan isyarat dan atau dengan perbuatan lainnya dengan
maksud mengajak melakukan perbuatan pelacuran dijalan umum dan atau tempat yang diketahuidikunjungi oleh orang lain baik perorangan atau beberapa orang.
Dilarang dengan sengaja memanggilmendatangkan seseorang, beberapa orang untuk maksud melakukan perbuatan-perbuatan pelacurantuna susila barang siapa
mengetahui, melihat, melanggar, ada perbuatan sebagaimana dimaksud ayat 1, 2, 3, dan 4 pasal ini berkewajiban melaporkan kepadapihak yang berwenang.
C. Instansi Pemerintah Daerah yang Berwenang dalam penanggulangan