Biaya Tetap dan Biaya Variabel Penerimaan

Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras mesin press di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5, ampas tebu 90 dan sisanya berupa tetes molasse dan air wilkipedia b , 2009. Gula adalah bentuk dari karbohidrat, jenis gula yang paling sering digunakan adalah kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk merubah rasa dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana seperti glukosa yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel. Dalam istilah kuliner, gula adalah tipe makanan yang diasosiasikan dengan salah satu rasa dasar, yaitu manis wilkipedia b , 2009.

5. Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Ditinjau dari hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap fixed cost adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk suatu periode tertentu. Biaya ini tidak akan naik atau turun meskipun volume kegiatannya bervariasi. Semakin besar volume kegiatan maka semakin kecil biaya tetap per unitnya. Sebaliknya semakin kecil volume kegiatan maka semakin besar biaya tetap per unitnya. Jadi, biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap untuk satu periode tertentu dan per unitnya berubah-ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan, contoh misalnya biaya depresiasi, biaya gaji tetap, asuransi, dll. Biaya variable variable cost adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara proporsional dengan variasi volume kegiatan, tetapi jumlah per unitnya tetap. Biaya bahan baku, komisi penjualan berdasarkan persentase penjualan, dan biaya telepon berdasarkan lamanya penggunaan merupakan contoh biaya variable Sugiri dan Sulastiningsih, 2004.

6. Penerimaan

Penerimaan adalah pembayaran yang diterima perusahaan dari penjualan barang atau jasa Soeharto, 1997. Sedangkan menurut Soekartawi 1986 penerimaan tunai usaha adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha. Dengan kata lain penerimaan ini merupakan hasil perkalian dari jumlah produk total dengan harga per satuan. Menurut Soekartawi 1995, penerimaan adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: TR = Q x Pq Keterangan: TR = Total penerimaan Rp Q = Jumlah produk Pq = Harga produk Rp Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi harga per unit produk yang bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka penerimaan total yang diterima oleh produsen semakin kecil. Berdasarkan harga pasar dan jumlah output perusahaan, maka penerimaan total perusahaan adalah jumlah output perusahaan dikalikan dengan harga pasar. Apabila terjadi perubahan jumlah output berarti memerlukan perubahan pemakaian input sama artinya dengan terjadi perubahan biaya. Selain itu akan mengakibatkan terjadinya perubahan penerimaan perusahaan Herlambang, 2002. Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya total. Biaya ini dalam kenyataannya, dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel Soekartawi, 2001. Bila penerimaan yang dikurangi dengan biaya produksi atau seluruh biaya produksi tertutup maka sisanya itu disebut keuntungan kotor. Bila keuntungan kotor dipotong lagi dengan pajak itulah bagian yang diterima oleh pemilik modal sebagai keuntungan bersih. Sebaliknya adalah rugi bila biaya produksi tidak tertutup dari hasil penjualan Rasyaf, 2002.

7. Analisis Titik Impas Break Even Point