40 diferensiasi sel-sel khusus. Penyembuhan ulkus diprakarsai oleh pembentukan
faktor pertumbuhan epidermal EGF-R dan faktor pertumbuhan yang berasal dari platelet PDGF. Selama penyembuhan granulasi  jaringan mengalami perbaikan
terus menerus, dimana sel-sel inflamasi muncul pada fase awal penyembuhan dilanjutkan oleh fibroblast dan mikrovaskular dalam fase penyembuhan akhir.
2.4 Asam Asetilsalisilat Aspirin 2.4.1 Uraian bahan
Rumus bangun : Asam Asetilsalisilat
Gambar 2.6 Rumus bangun asam asetil salisilat.
Rumus molekul :   C
9
H
8 4
Berat molekul :   180,16
Sinonim :   aspirin, asetosal
Asam asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5 dan tidak lebih dari 100,5 C
9
H
8 4
, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian
:   Hablur   putih,   umumnya   seperti   jarum   atau lempengan tersusun,   atau   serbuk   hablur   putih;   tidak   berbau  atau
berbau   lemah. Stabil   di   udara   kering;   di  dalam  udara lembab  secara  bertahap  terhidrolisa menjadi asam salisilat
dan asam asetat. Kelarutan
:   Sukar   larut   dalam   air;  mudah  larut  dalam etanol;  larut dalam   kloroform;  dan  dalam  eter agak  sukar larut dalam
41 eter mutlak.
Penyimpanan :   Dalam  wadah  tertutup  rapat  Depkes  RI, 1995.
2.4.2 Mekanisme terjadi ulkus pada lambung
Berbagai obat dikenal mencederai mukosa lambung. Obat ini mencakup aspirin dan obat-obat NSAID lain, asam empedu, enzim pankreatik dan etanol. Obat anti-
inflamasi nonsteroid AINS bertanggung jawab untuk sebagian besar ulkus lambung. Hal ini dianggap karena disebabkan secara primer pertahanan mukosa
berkurang oleh terhambatnya sintesis prostaglandin mukosa lambung Isselbacher, 2000.
Efek samping yang paling sering terjadi yang disebabkan oleh asam asetilsalisilat adalah induksi tukak peptik tukak duodenum dan tukak lambung yang kadang-
kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Dua mekanisme terjadinya iritasi lambung ialah: 1 iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan
difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan; 2 iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan PGE
2
dan PGI
2
. Kedua PG ini banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus
yang bersifat sitoprotektif. Mekanisme kedua ini terjadi pada pemberian parenteral. Uji klinik menyimpulkan bahwa gangguan saluran cerna  penghambat
selektif  COX-2  lebih  ringan  daripada  COX-1 Tanu, 2007. Aspirin dengan NSAID lain, toksik secara langsung terhadap mukosa lambung,
dan menghabiskan sama sekali prostaglandin mukosa endogen yang protektif dengan menghambat sintesis prostaglandin. Aspirin dan NSAID lain dapat
membantu perkembangan ulkus lambung dengan menghentikan sawar mukosa,
42 yang memungkinkan  difusi balik ion hidrogen yang dapat melukai mukosa
lambung. Obat ini mengurangi sekresi mukus lambung dan sekresi bikarbonat duodeni serta dapat meningkatkan sekresi asam lambung. Kehabisan
prostaglandin juga mengganggu penyusunan kembali sel epitelial setelah cedera Isselbacher, 2000.
Erosi yang disebabkan oleh obat-obatan AINS, terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh. Secara mikroskopik, terdapat erosi dengan
regenerasi epitel, dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang  minimal
Mansjoer, 1999. 2.5 Alginat
Alginat adalah salah satu kelompok polisakarida yang terbentuk dalam dinding sel algae coklat, dengan kadar mencapai 40 dari total berat kering dan memegang
peranan penting dalam mempertahankan struktur jaringan algae Rasyid, 2003. Alginat merupakan karbohidrat, seperti gula dan selulosa dan merupakan polimer
struktural pada ganggang laut sama seperti selulosa pada tanaman Andersen, dkk., 2012. Alginat adalah suatu polimer yang diperoleh dari alga coklat
Phaeophyceae.  Alginat yang terkandung  dalam rumput laut coklat merupakan polisakarida yang terdiri dari residu asam β – d – manuronat dengan asam α – l -
guluronat. Alginat yang biasa digunakan adalah dalam bentuk natrium alginat yang larut dalam air dan jika dilarutkan dalam larutan kalsium klorida segera
terbentuk gel kalsium alginat yang tidak larut dalam air Morris, dkk., 1980. Di Indonesia    yang    paling    banyak    ditemukan    adalah    jenis    Sargassum    dan
Turbinaria.  Produksi    tahunan    diperkirakan sekitar   38.000    ton    per    tahun.
43 Selain  itu,  alginat  yang  berbeda  dapat diproduksi  oleh  bekteri   dengan   cara
fermentasi  Andersen, dkk., 2012. Karakteristik natrium alginat adalah:
Pemerian :   Serbuk   tidak   berbau   dan   berasa,  putih   sampai   coklat
kekuningan pucat. Kelarutan
:   Larut   dalam  air,  praktis  tidak  larut  dalam   etanol,   eter, pelarut organik dan asam.
Tak tercampurkan  :   Dengan  turunan acridine, kristal violet, fenilmerkuri  asatat dan nitrat, garam kalsium, logam berat.
2.5.1  Struktur alginat
Alginat  merupakan  kopolimer  linear  yang  mengandung  lebih  dari  700 residu asam    uronat    yaitu
β  –  d  –  manuronat    dan    asam  α  –  l  –  guluronat    dengan ikatan    1,4. Rantai   alginat    yang    hanya    mengandung    residu    asam manuronat
disebut    blok    M, rantai   alginat    yang    hanya    mengandung    residu asam guluronat  disebut  blok  G  dan  rantai  alginat  yang  mengandung  residu asam
manuronat    serta    asam    guluronat    disebut    blok    G-M    Draget,  dkk., 2005, seperti  Gambar  2.6  dibawah  ini.
Gambar 2.7 Struktur alginat Draget, dkk., 2005.
44
2.5.2 Sifat dan kegunaan alginat
Asam alginat diekstraksi dari ganggang coklat dan dinetralisasikan dengan natrium bikarbonat untuk membentuk natrium alginat.  Asam alginat tidak dapat
larut dalam air dan secara umum pada industri untuk melarutkannya dilakukan dengan  penambahan  natrium  ataupun  kalsium  Morris, dkk., 1980.
Kegunaan dari alginat didasarkan pada 3 sifat utamanya adalah: Kemampuan untuk larut dalam air serta meningkatkan viskositas larutan.
Kemampuannya untuk membentuk gel. Kemampuannya membuat film natrium  alginat serta serat kalsium
alginat. Dengan kemampuan alginat yang dapat membentuk gel, sehingga banyak
digunakan untuk berbagai aplikasi industri, termasuk makanan dan obat-obatan. Dalam beberapa tahun terakhir penelitian tentang alginat sebagian besar bergeser
ke arah aplikasi biomedis Andersen, dkk., 2012. Alginat banyak digunakan untuk keperluan medis, antara lain untuk bahan memperbaiki dan regenerasi
jaringan seperti pembuluh darah, kulit, tulang rawan, ikatan sendi, sistem penyampaian obat dan beberapa formulasi pencegahan terjadinya  refluks
gastroesofageal.  Hal ini disebabkan karena sifatnya yang biodegradable  dan biocompatible, antibakteri, nontoksik, dan tidak menyebabkan alergi.  Dalam
memperbaiki jaringan dan organ-organ yang rusak alginat semakin banyak digunakan dalam berbagai bentuk fisik antara lain larutan, dispersi, gel, serat dan
lain-lain Sun dan Huaping, 2013. Sediaan alginat akan menyebar di dalam lambung dan melepaskan obat-obat yang
tergabung, ke dinding lambung dengan kemampuan menyebar lebih baik daripada
45 isi lumen lambung dengan pembentukan jel pada permukaan Tonnesen dan Jan,
2002.
2.5.2.1 Natrium alginat pada pengobatan ulkus lambung
Natrium alginat menutupimelapisi lesi, mencegah kerja merusak dari pepsin dan asam hidroklorida, dan melindungi permukaan mukosa daluran
pencernaan bagian atas. Studi juga menerangkan bahwa natrium alginat meningkatkan produksi heksosamin lambung pada ulkus lambung tikus yang
disebabkan oleh asam hidroklorida. Saat ini, ditegaskan efek natrium alginat pada ulkus lambung yang diinduksi dengan indometasin, dan perlindungan tambahan
pada kerusakan usus halus yang diakibatkan oleh indometasin, gejala anemia, mengurangi panjang usus halus, meningkatkan respon inlamasi, dan tekanan
oksidasi di usus halus telah diamati. Pada study baru-baru ini, natrium alginat juga menghambat penurunan kadar hemoglobin yang disebabkan oleh indometasin,
padahal rebamipid menunjukkan efek yang tidak signifikan. Sebab itu, kami menegaskan bahwa natrium alginat mendatangkan efek mukoprotektif dan efek
menhentikan perdarahan di saluran pencernaan bagian bawah dan juga efek perlindungan pada lambung. Natrium alginat mengurangi lebar ulkus yang
diinduksi dengan indometasin dan aktivitas myeloperoxidase  pada lambung dan usus. Natrium alginat mencegah peningkatan permeabilitas mikrovaskular, jumlah
dismutasi superoksida, aktivitas glutation peroksidase dan aktivitas katalase pada cedera usus halus oleh induksi indometasin. Natrium alginat juga mencegah
pengurangan sel darah merah dan sel darah putih pada cedera usus halus oleh induksi indometasin.  Terlebih lagi, natrium alginat menekan penipisan mukus
yang disebabkan oleh indometasin dan menghambat perembesan  enterobakteria
46 ke dalam usus halus. Natrium alginat memperbaiki cedera saluran cerna yang
diinduksi  oleh obat-obat antiinflamasi nonsteroid dengan cara menghilangkan bakteri-bakteri Yamamoto, dkk., 2014.
Pada lambung, natrium alginat meningkatkan kadar heksosamin, yaitu glikoprotein pada mukus lambung. Satoh et al melaporkaan bahwa makanan yang
mengandung serat pangan larut, memperbaiki lesi usus yang disebabkan oleh indometasin. Mereka melaporkan hubungan yang kuat antara viskositas dan sifat
mukoprotektif dari serat pangan larut. Natrium alginat dengan molekul kecil juga mencegah cedera usus halus, tetapi tidak dengan CMC-Na. Maka dari itu, kami
menegaskan bahwa efek protektif dari natrium alginat tidak tetgantung pada viskositasnya.  Barcelo  dkk  2000  juga melaporkan  bahwa natrium alginat
meningkatkan sekresi mucin, tetapi selulosa tidak, pada kolon tikus. Mereka melaporkan bahwa asam glukoronat dan asam galakturonat juga meningkatkan
jumlah mucin dan ditunjukkan bahwa asam uronat, yang merupakan gugus utama pada natrium alginat, memainkan peranaan penting dalam sekresi mukus. Hasil
penelitian menegaskan bahwa efek terapetik dari natrium alginat tidak tergantung pada viskositas. Oleh karena itu, natrium alginat dapat menjadi pengobatan efektif
untuk ulkus lambung yang disebabkan oleh NSAIDs dan cedera mukosa usus Yamamoto, dkk., 2014.
47
2.6 Omeprazol 2.6.1 Uraian bahan