banyak dijumpai adalah Aglaia edulis, sedangkan dari famili Euphorbiaceae yang paling banyak yaitu marak bangkong Endospermum diadenum. Marak bangkong
merupakan  salah  satu  tanaman  yang  menjadi  tanaman  yang  digunakan  sebagai tanaman  pioner  pada  areal  restorasi  Sei  Betung,  karena  tanaman  ini  merupakan
tanaman  yang cepat tumbuh dan dapat bertahan dalam kondisi cuaca  yang panas dan kering.
D. Korelasi Fenologi dengan Jumlah Sarang Orangutan Sumatera
Aktivitas  orangutan  baik  aktivitas  makan,  bergerak,  istirahat  dan  membuat sarang berkaitan erat dengan produktivitas pohon yang merupakan sumber pakan
paling besar bagi orangutan. Berikut korelasi buah, bunga dan daun muda  dengan
jumlah sarang orangutan sumatera.
Tabel  8.  Korelasi  Buah,  Bunga  dan  Daun  Muda  Pohon  dengan  Jumlah  Sarang Orangutan Sumatera Selama Enam  Bulan
No Variabel Korelasi
Pearson Correlatian Sig. 2-tailed
1 Buah  keseluruhan  Jlh sarang
-0,422 0,405
2 Bunga keseluruhan  Jlh sarang
-0,722 0,105
3 Daun muda keseluruhan  Jlh sarang
0,193 0,715
13 Buah  pohon pakan  Jlh sarang
-0.572 0,236
14 Bunga pohon pakan Jlh sarang
-0.769 0,074
15 Daun muda pohon pakan  Jlh sarang
0,288 0,580
Berdasarkan  analisis  korelasi  dengan  Pearson  Correlation  dapat  dilihat korelasi  antara  buah  dengan  sarang  orangutan  secara  keseluruhan  menghasilkan
angka -0,422. Angka tersebut berarti kedua variabel memiliki korelasi yang sangat sedang, namun tanda negatif memiliki makna hubungan yang berlawanan.
Berdasarkan  nilai  probabilitas  yaitu  jika  probabilitas    0,05  maka  tidak terdapat  korelasi  dan  sebaliknya  jika  probabilitas    0,05  maka  terdapat  korelasi
Universitas Sumatera Utara
karena  angka  signifikansi  yang  digunakan  dalam  analisis  adalah  0,05. Berdasarkan  analisis  yang  dilakukan,  maka  tingkat  signifikansi  variabel
kelimpahan  buah  dan  sarang  orangutan  sumatera  adalah  0,405.  Angka  tersebut berarti hubungan antara produktivitas bunga dengan jumlah sarang selama 6 bulan
tidak signifikan 0,405  0,05.
Gambar 18. Korelasi Buah dengan Sarang Orangutan Korelasi  bunga  dengan  jumlah  sarang  orangutan  memiliki  hubungan  yang
kuat  namun  berlawanan.  Berlawanan  maksudnya  yaitu  apabila  jumlah  bunga melimpah  maka  jumlah  sarang  pada  pohon  tersebut  akan  sedikit.  Hal  ini  dapat
dilihat dari angka yang diperoleh yaitu -0,722.
Gambar 20. Korelasi Bunga dengan Sarang Orangutan
y = -0,0639x + 4,0551 R² = 0,1778
2 4
6 8
10
20 40
60
Ju m
la h
s a
ra n
g
Total skor produktivitas buah
sarang Linear sarang
y = -0,0789x + 5,5784 R² = 0,5208
-2 2
4 6
8 10
50 100
Ju m
la h
S a
ra n
g
Total skor produktivitas bunga
sarang Linear sarang
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  analisis  yang  dilakukan,  maka  tingkat  signifikansi  variabel kelimpahan  buah  dan  sarang  orangutan  sumatera  adalah  0,105.  Angka  tersebut
berarti hubungan antara produktivitas bunga dengan jumlah sarang selama 6 bulan tidak signifikan 0,105  0,05.
Berdasarkan  Tabel  8  dapat  lihat  korelasi  antara  daun  muda  dengan  sarang orangutan menghasilkan angka 0,193. Angka tersebut menunjukkan korelasi yang
sangat  lemah  antara  daun  muda  dengan  sarang  karena  nilai  yang  diperoleh  lebih kecil  dari  0,20.  Sedangkan  untuk  tingkat  signifikansi  variabel  kelimpahan  daun
muda  dengan  sarang  orangutan  sumatera  adalah  0,715.  Angka  tersebut  berarti hubungan  antara  produktivitas  daun  muda  dengan  jumlah  sarang  selama  6  bulan
tidak signifikan 0,724  0,05.
Gambar 21. Korelasi Bunga dengan Sarang Orangutan Faktor  yang  diduga  mempengaruhi  tidak  adanya  korelasi  antara
produktivitas  buah,  bunga  dan  daun  muda  di  atas  terhadap  sarang  adalah  karena faktor  jelajah  orangutan  pada  hutan  dalam  mencari  pakan  dan  pohon  yang
dikorelasikan di atas bukan pohon pakan secara keseluruhan. Selain itu dapat juga dipengaruhi  faktor  orangutan  membuat  sarang  di  luar  jalur  pengamatan  setelah
mencari  pakan  di  sekitar  jalur  pengamatan.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan
y = 0,0029x - 2,8747 R² = 0,0371
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1000 2000
3000
Ju m
la h
S a
ra n
g
Total skor produktivitas daun
sarang Linear sarang
Universitas Sumatera Utara
Tarigan  2013  yang  menyatakan  bahwa  aktivitas  makan  orangutan  dapat dilakukan  dalam  berbagai  posisi,  misalnya  sambil  duduk  pada  batang  pohon,
dapat juga sambil bergantung pada dahan dan sambil berjalan atau bergerak. Uji  korelasi  juga  dilakukan  terhadap  pohon  pakan.  Berdasarkan  Tabel  8
dapat  lihat  korelasi  antara  buah  pohon  pakan  dengan  sarang  orangutan menghasilkan  angka  -0,527.  Angka  tersebut  menunjukkan  korelasi  yang  sedang
namun  berlawanan  antara  buah  dengan  sarang  orangutan.  Untuk  tingkat signifikansi  variabel  kelimpahan  buah  dengan  sarang  orangutan  sumatera  adalah
0,236.  Angka  tersebut  berarti  hubungan  antara  produktivitas  daun  muda  dengan jumlah sarang selama 6 bulan tidak signifikan 0,236 0,05.
Gambar 22. Korelasi Buah Pohon Pakan dengan Sarang Orangutan Pada Tabel 8 dapat dilihat pula korelasi antara bunga pohon pakan dengan sarang
orangutan  pada  ketiga  jalur  menghasilkan  angka  -0,769.  Angka  tersebut menunjukkan  korelasi  yang  kuat  namun  berlawanan  antara  pohon  pakan  dengan
sarang.  Sedangkan  untuk  tingkat  signifikansi  variabel  kelimpahan  bunga  dengan sarang orangutan sumatera adalah 0,074. Angka tersebut berarti hubungan antara
y = -0,1597x + 4,1501 R² = 0,3267
-1 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 20
30
Ju m
la h
s a
ra n
g
Total skor produktivitas pohon pakan
Sarang Linear Sarang
Universitas Sumatera Utara
produktivitas bunga pohon pakan dengan jumlah sarang pada jalur selama 6 bulan tidak signifikan karena nilainya  0,05.
Gambar 23. Korelasi Bunga Pohon Pakan dengan Sarang Orangutan Uji  korelasi  juga dilakukan antara daun muda pohon pakan dengan jumlah
sarang  orangutan.  Hasil  yang  diperoleh  yaitu  nilai  korelasi  diperoleh  0,288.  Ini menunjukkan  hubungan  yang  lemah  antara  daun  muda  pohon  pakan  dengan
sarang  orangutan.  Nilai  signifikansi  yang  diperoleh  sebesar  0,580  yang  artinya korelasi  antara  daun  muda  pohon  pakan  dengan  jumlah  sarang  orangutan  tidak
signifikan atau dapat dikatakan tidak ada korelasi.
Gambar 24. Korelasi Daun Muda Pohon Pakan dengan Sarang Orangutan
y = -0,2154x + 5,4794 R² = 0,5917
-1 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 20
30
Ju m
la h
s a
ra n
g
Total produktivitas bunga pohon pakan
Sarang Linear Sarang
y = 0,0077x - 5,3209 R² = 0,0828
1 2
3 4
5 6
7 8
9
500 1000
1500
Ju m
la h
s a
ra n
g
Total produktivitas daun muda pohon pakan
Sarang Linear Sarang
Universitas Sumatera Utara
Hasil  uji  korelasi  menyatakan  bahwa  hubungan  antara  fenologi  pohon dengan  jumlah  sarang  sangat  lemah,  berlawanan  dan  dapat  dinyatakan  tidah  ada
hubungan. Selain itu untuk signifikansinya juga dapat dinyatakan tidak signifikan. Hal  ini  dapat  disebabkan  oleh  sedikitnya  perjumpaan  sarang  orangutan  sumatera
selama penelitian. Perjumpaan sarang yang jarang dapat dipengaruhi oleh sebaran temporal  aktivitas  orangutan  yang  dipengaruhi  oleh  distribusi  sumber  pakan
dalam  hutan.  Apabila  di  sekitar  sarang  terdapat  pohon  buah,  biasanya  aktivitas makan  akan  dimulai  sesaat  setelah  orangutan  bangun  tidur,  namun  apabila  tidak
terdapat  pohon  buah,  maka  orangutan  akan  bergerak  mencari  sumber  pakan terdekat  atau  orangutan  dapat  juga  menjelajah  menemukan  pakannya.  Hasil
berlawanan yang diperoleh dapat disebabkan oleh tidak digunakannya pohon yang berbunga  dan  berbuah  sebagai  termpat  bersarang  untuk  menghindari  hewan  lain
yang  memanfaatkan  pohon  yang  sama  seperti  yang  dinyatakan  oleh  Rijksen 1978  bahwa  orangutan  menghindari  menggunakan  pohon  yang  berbuah  untuk
menghindari satwa lain yang menggunakan pohon yang sama.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Jenis  pohon  pakan  pada  hutan  primer  Resort  Sei  Betung,  Desa  Halaban
TNGL  sebanyak  38  jenis  dengan  total  837  pohon  pakan  dan  pohon  pakan paling banyak yaitu Polyalthia sumatrana.
2. Tidak terdapat korelasi antara fenologi musim buah, bunga dan daun muda
pada pohon dengan jumlah sarang orangutan sumatera  Pongo abelii pada hutan primer Resort Sei Betung.
3. Musim  buah,  bunga,  dan  daun  muda  pada  hutan  primer  Resort  Sei  Betung
belum dimulai pada bulan Maret-Agustus diakibatkan belum masuk musim penghujan dan cuaca yang tergolong panas.
Saran
Disarankan kepada tim Tim Reseacrh Orangutan Sumatera Pongo abelii di Resort  Sei  Betung  agar  menandai  pohon  pakan  dan  lokasi  perjumpaan  dengan
orangutan  agar  lebih  mudah  dalam  monitoring  dan  mencari  orangutan  dan menambah  plot  pengamatan  fenologi  untuk  menambah  daftar  kelimpahan  pakan
orangutan di Resort Sei Betung.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Umum Lokasi