hidup dari wanita yang pernah kawin untuk mendapatkan angka harapan hidup dengan menstandarkan terhadap nilai minimum 25 tahun dan nilai maksimum 85 tahun.
b. Tingkat Pendidikan
Dalam perhitungan IPM, komponen tingkat pendidikan diukur dari dua indikator, yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Angka melek huruf adalah persentase dari
penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis dalam huruf latin atau huruf lainnya. Rata-rata lama sekolah yaitu rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh
penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani atau sedang menjalani. Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan yang tertinggi yang
ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang diduduki.
c. Standar Hidup Layak
Untuk mengukur dimensi standar hidup layak, UNDP menggunakan indikator yang dikenal dengan pengeluaran riil perkapita daya beli. Untuk mengukur daya beli
penduduk, BPS menggunakan data rata-rata konsumsi komoditi terpilih dari Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS yang dianggap paling dominan dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia dan telah distandarkan agar bisa dibandingkan antar daerah dan antar waktu yang disesuaikan.
2.9.3 Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia
Angka IPM berkisar antara 0 hingga 100. Semakin mendekati 100, maka hal tersebut merupakan indikasi pembangunan manusia yang semakin baik. Berdasarkan nilai IPM,
Universitas Sumatera Utara
UNDP membagi status pembangunan manusia suatu wilayah ke dalam empat golongan, yaitu:
Tinggi :
��� ≥ 80,0 Menengah Atas
: 66,0
≤ ��� ≤ 79,9 Menengah Bawah :
50,1 ≤ ��� ≤ 65,9
Rendah :
��� ≤ 50,0 Adapun komponen IPM disusun dari tiga komponen, yaitu lamanya hidup diukur
dengan harapan hidup pada saat lahir tahun, tingkat pendidikan diukur dengan kombinasi antara persentase angka melek huruf pada penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah
tahun, dan tingkat kehidupan yang layak yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan rupiah.Rumus umum yang dipakai adalah UNDP, 2004 :
��� = 1
3 ������ �
1
+ ������ �
2
+ ������ �
3
keterangan: �
1
=lamanya hidup �
2
=tingkat pendidikan �
3
=tingkat kehidupan yang layak
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik BPS adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan,
kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik
dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam
penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.
Setiap sepuluh tahun sekali, BPS menyelenggarakan sensus penduduk. Di samping itu, BPS juga melakukan pengumpulan data, menerbitkan publikasi statistik nasional maupun
daerah, serta melakukan analisis data statistik yang digunakan dalam pengambilan kebijakan pemerintah. BPS juga terdapat di setiap provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Dinamakan perwakilan BPS di daerah, karena BPS merupakan instansi vertikal, yakni instansi pemerintah pusat yang berada di daerah, sehingga bukan merupakan bagian dari
instansi milik daerah, Tugas lain BPS di daerah adalah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan statistik regional. Setiap sepuluh tahun
sekali BPS menyelenggarakan: 1. Sensus Penduduk SP yaitu pada setiap tahun berakhiran 0 nol,
2. Sensus Pertanian ST pada setiap tahun berakhiran 3 tiga, dan 3. Sensus Ekonomi SE pada setiap tahun berakhiran 6 enam.
Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
3.1.1 Masa pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan Directeur Van Landbouw Nijverheid en Hendle dan
berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan memublikasi data statistik.
Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal kantoor Voor de Statistik CKS atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta.
Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen IUA yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.
3.1.2 Masa pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perangmiliter. Pada masa ini CKS
diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu
3.1.3 Masa kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI
Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia. Tahun 1946 Kantor KAPPURI
Universitas Sumatera Utara
dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
3.1.4 Masa orde baru sampai sekarang
Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat,
akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.
3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik
Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.
3.2.1 Tugas
BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.2.2 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.
2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.
Universitas Sumatera Utara
3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar. 4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan
statistik; dan 5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.
3.2.3 Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai kewenangan: 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. 3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional; 5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yaitu: 1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik.
2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.
3.3 Visi dan Misi BPS
3.3.1 Visi
Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Misi
1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.
2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.
3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.
5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional SSN
yang efektif dan efisien.
3.4 Struktur Organisasi BPS
Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan
struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian.
Universitas Sumatera Utara
Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu untuk
menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan seksi di lingkungan perwakilan dan cabang perwakilan BPS.
Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS Provinsi
Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu dalam
rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang
ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai staf tersebut.
K E P A L A
Bagian Tata Usaha
Bidang I ntegrasi Pengolahan
Diseminasi Statistik Bidang
Neraca Wilayah Analisis Statistik
Bidang Stat. Distribusi
Bidang Stat. Produksi
Bidang Stat. Sosial
Seksi St at ist ik Kependudukan
Seksi St at ist ik Ket ahanan Sosial
Seksi St at ist ik Kesej aht eraan
Rakyat Seksi St at ist ik
Konst ruksi, Pert am- bangan Energi
Seksi St at ist ik I ndust ri
Seksi St at ist k Pert anian
Seksi St at ist k Niaga Jasa
Seksi St at ist k Keuangan Harga
Produsen Seksi St at ist k
Harga Konsumen Perdag. Besar
Seksi Analisis St at ist ik
Lint as Sekt or Seksi
Neraca Konsumsi Seksi
Neraca Produksi
Seksi Diseminasi dan
Layanan St at ist ik Seksi
Jaringan dan Ruj ukan St at ist ik
Seksi I nt egrasi
Pengolahan Dat a SubBag
Bina Program SubBag
Urusan Dalam SubBag
Kepegaw aian dan Hukum
SubBag Keuangan
SubBag Perlengkapan
Tenaga Fungsional
Universitas Sumatera Utara
Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur spesialisasi kerja,
standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan
suatu kelompok kerja.
Adapun tujuan dari struktur organisasi dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik BPS adalah :
a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.
b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen. c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati bagaimana
pelaksanaan dari keputusan tersebut.
3.5 Logo BPS