BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri yang memiliki laporan keuangan lengkap dari kuartal I 2009
– kuartal IV 2015. Berdasarkan metode purposive sampling yang telah ditetapkan pada bab
III, maka perolehan jumlah sampel adalah 1 yang memenuhi kriteria. Adapun prosedur pengambilan sampel tampak pada tabel 4.1
TABEL 4.1 PROSEDUR PEMILIHAN SAMPEL
No Kriteria
Keterangan 1
Bank Umum Syariah di Indonesia 11
2 BUS yang menyajikan laporan keuangan
triwulan lengkap pada periode I 2009 –
IV 2015 5
3
Periode tahun yang mempunyai laporan keuangan dengan lengkap yang berisi
rasio CAR, FDR, NPF, BOPO, QR dan ROA
5
4
Bank umum syariah yang memiliki jumlah aset tertinggi selama periode
2009-2015. 1
Jumlah Sampel 1
Sumber: Hasil Analisis Data, 2016 Berdasarkan pada tabel diatas dapat diperoleh sampel yang
memenuhi kriteria yaitu: PT. Bank Syariah Mandiri yang memiliki laporan
keuangan lengkap dari kuartal I 2009 – kuartal IV 2015 sebanyak 28
sampel.
Profil Bank Syariah Mandiri
Kehadiran BSM sejak tahun 1999 sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis multi-dimensi termasuk dipanggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat
terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang
didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteran Pegawai YKP, PT bank dagang negara dan PT mahkota prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha
keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan,
pemerintah melakukan penggabungan marger empat bank bank dagang negara, bank bumi daya, bank exim, dan bapindo menjadi satu bank baru
bernama PT Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank
Mandiri Persero Tbk, sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut keputusan merger, bank mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim pengembangan pjerbankan syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompokan perusahaan bank mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah dua banking system.
Tim pengembang perbankan syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT bank susilah bakti dari bank konvesional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, tim pengembangan perbankan syariah
segera mempersiapkan sistem infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang bveroperasi
berdasarkan prinsip sysriah dengan nama PT Bank syariah mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH No. 23 tanggal
8 september 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh gubernur bank indonesia melalui SK gubernur BI No. 124 KEP.BI1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui surat
keputusan deputi gubernur senior bank indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT bank syariah mandiri.
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT bank syariah mandiri secara resmi beroperasi sejak senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau
tanggal 1 november 1999.