2. Sistem Pemungutan Pajak
a.
Self Assessment
Sistem pemungutan pajak secara self assessment diletakkan kepada kesadaran aktivitas dari masyarakat itu sendiri, yaitu dimana wajib pajak
diberi kepercayaan untuk: -
Menghitung sendiri pajak yang terutang.
-
Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang
-
Membayar sendiri jumlah pajak yang terutang
-
Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang
b.
Official Assessment
Official assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana aparatur pajak yang menentukan sendiri di luar wajib pajak atau law
enforcement penegakan hokum dalam menentukan jumlah besarnya pajak yang terutang baik secara formal maupun material.
c. Withholding System
Withholding system adalah penghitungan, pemotongan, dan pembayaran pajak serta pelaporan pajak yang dipercayakan kepada pihak
ketiga oleh pemerintah. Withholding system adalah suatu system pemungutan pajak yang member wewenang kepada pihak ketiga untuk
memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.Irwansyah,2010:29.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai value added yang timbul akibat dipakainya faktor-faktor produksi di setiap
jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen.
Rusjdi,2007:01-3.
4. Fungsi Pajak Pertambahan Nilai
a. Penerimaan Negara
Salah satu fungsi pemungutan pajak yang umum adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Fungsi ini disebut juga sebagai fungsi Budgeter.
Begitupula Pajak Pertambahan Nilai, sebagai pajak Negara, penghasilan yang diperoleh dari pemungutan Pajak, dipergunakan sebagai sumber
pembiayaan Negara, sebagaimana tercantum dalam Anggaran pendapatan dan Belanja Negara. Sejak diterapkan, Undang-undang Pajak
Pertambahan Nilai telah cukup berperan sebagai sumber penerimaan utama yang semakin meningkat baik jumlah maupun jumlah relatifnya
apabila dibandingkan dengan penerimaan Negara lainnya. b.
Pemerataan Beban Pajak PPN sering dikatakan sebagai tambahan atau koreksi untuk Pajak
Penghasilan PPh. Karena PPh mengadakan pengecualian Subjek Pajak, ada Subjek Pajak yang dibebaskan dari pengenaan pajak. Dengan
diadakannya PPN, subjek pajak yang terbebaskan pada PPh, secara tidak
Universitas Sumatera Utara
langsung menjadi penanggung pajak melalui konsumsi yang dilakukannya. Dengan demikian, beban pajak akan terbebani pada setiap
orang, tanpa pengecualian. PPN dalam hal ini berperan sebagai alat untuk meratakan beban pajak.
c. Mengatur Pola Konsumsi
PPN sering juga disebut sebagai pajak atas konsumsi. Yang menjadi pemikul beban pajak ini adalah konsumen. Oleh karena itu PPN dapat
juga dijadikan alat untuk membentuk pola konsumsi, dengan mengenakan pajak atas barang-barang tertentu, dan tidak mengenakan pajak atas
barang lainnya sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian pola konsumsi masyarakat diharapkan dapat dipengaruhi dan diarahkan.
d. Mendorong Ekspor
Untuk mendorong dan meningkatkan daya saing barang ekspor di pasaran luar negeri, tarif atas penyerahan ekspor ditetapkan sebesar 0.
e. Mendorong Investasi
Dalam sistem Pajak Pertambahan Nilai, pajak yang dibayarkan atas perolehan atau impor barang modal, dibebaskandapat diminta kembali.
Pembebasanpengembalian PPN Barang Modal diharapkan akan mendorong investasi.
Universitas Sumatera Utara
f. Membantu Pengusaha Kecil
Dengan mengecualikan Pengusaha Kecil dari kewajiban memungut PPN, diharapkan akan lebih membantu pengusaha kecil mengembangkan
usahanya. Rusjdi,2007:01-5.
5. Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai