BAB III GAMBARAN DATA
A. Dasar Hukum
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai PPN adalah Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran PPN yang
disampaikan oleh Pengusaha Kena Pajak yang terjadi karena jumlah pajak masukan yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak keluaran yang dipungut.
Hak wajib pajak untuk mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai diatur dalam:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Tata
Cara Perpajakan Pasal 11 ayat 1. 2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Pasal 9 ayat 4.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72PMK 032010 tanggal 31 Maret 2010
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Universitas Sumatera Utara
B. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai
1. Subjek Pajak Pertambahan Nilai
a. Pengusaha
Pengusaha adalah orang pribadi atau Badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor
barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean b.
Pengusaha Kena Pajak Pengusaha Kena Pajak PKP adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak BKP dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak JKP yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak
Pertambahan Nilai, tidak termasuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil
yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. c.
Pengusaha Kecil Pengusaha Kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp. 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah.
Universitas Sumatera Utara
2. Objek Pajak Pertambahan Nilai Objek Pajak Pertambahan Nilai diatur dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Pajak.
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas : a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh Pengusaha; b. Impor Barang Kena Pajak;
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dilakukan di dalam Daerah Pabean oleh Pengusaha;
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
f. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.; g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;
h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak; i. Kegiatan Membangun Sendiri Yang dilakukan Tidak Dalam Kegiatan
Usaha Atau Pekerjaan;
Universitas Sumatera Utara
j. Penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak.
C. Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak