Pengkreditan Pajak Masukan Mekanisme Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

H. Pengkreditan Pajak Masukan

Pembeli BKP, penerima JKP, pengimpor BKP, pihak yang memanfaatkan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, atau pihak yang memanfaatkan JKP dari luar Daerah Pabean wajib membayar PPN dan berhak menerima bukti pungutan pajak berupa Faktur Pajak. PPN yang sudah dibayar tersebut merupakan Pajak Masukan bagi pembeli BKP, atau penerima JKP, atau pengimpor BKP, atau pihak yang memanfaatkan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean yang berstatus PKP. Pajak Masukan yang wajib dibayar tersebut diatas oleh Pengusaha Kena Pajak dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang dipungutnya dalam Masa Pajak yang sama. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan pada Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lambat 3 tiga bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan. Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, maka selisihnya merupakan PPN yang harus dibayar oleh PKP ke Kas Negara. Sedangkan apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluarannya, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dimintakan kembali restitusi atau dikompensasikan pada Masa Pajak berikutnya. Universitas Sumatera Utara

I. Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai

Secara umum kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai terjadi karena hal-hal berikut ini: 1. Jumlah Pajak Masukan yang dibayar lebih besar daripada jumlah Pajak Keluaran yang dipungut dalam suatu Masa Pajak yang disebabkan oleh: a. Pembelian Barang Kena Pajak atau perolehan Jasa Kena Pajak yang dilakukan sebelum usaha dimulai atau pada awal usaha dimulai. Bagi Pengusaha orang pribadi, tidak tertutup kemungkinan melakukan pembelian BKP modal seperti mesin, gedung, dan pembelian bahan baku atau bahan pembantu atau perolehan JKP sebelum usaha dimulai. Bagi perusahaan yang berbentuk badan, kegiatan tersebut dilakukan pada awal usaha dimulai. Apabila pada saat itu pengusaha ini telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak maka PPN yang dibayar merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sementara Pajak Keluaran belum dipungut karena belum melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak. Jika telah melakukan Penyerahan Kena Pajak, jumlahnya pun masih relatif kecil. Oleh karena itu bagi Pengusaha Kena Pajak yang sudah dikukuhkan sebelum atau pada saat usaha dimulai, jumlah Pajak Masukan selalu lebih besar daripada jumlah Pajak Keluaran. Universitas Sumatera Utara b. Pengusaha Kena Pajak melakukan kegiatan ekspor Barang Kena Pajak. Seperti diketahui bahwa atas ekspor Barang Kena Pajak dikenakan PPN dengan tarif 0. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa jumlah Pajak Keluaran PK selalu nol atau lebih kecil daripada jumlah Pajak Masukan PM yang dibayar sehubungan dengan perolehan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak yang berhubungan langsung dengan kegiatan ekspor tersebut. c. Pengusaha Kena Pajak menyerahkan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pertambahan Nilai. Penyerahan BKP danatau JKP kepada Pemungut PPN hampir selalu mengakibatkan lebih bayar karena Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan belum sempat mengkreditkan Pajak Masukan yang telah dibayar dalam Masa Pajak yang sama, PPN terutang telah dipungut dan disetorkan ke Kas Negara oleh Pemungut PPN. d. Pengusaha Kena Pajak menyerahkan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak sehubungan dengan proyek milik pemerintah yang dananya berasal dari bantuan luar negeri baik berupa hibah maupun pinjaman. Kelebihan pembayaran Pajak Masukan ini adalah sebagai konsekuensi pemberian fasilitas PPN dan PPn BM yang terutang tidak dipungut atas penyerahan BKPJKP dan atau impor BKP dalam rangka proyek milik Pemerintah yang dibiayai dengan dana yang berasal dari luar negeri. 2. Disamping itu kemungkinan terjadi kelebihan pembayaran Pajak Masukan bukan disebabkan Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran, melainkan Universitas Sumatera Utara semata-mata disebabkan oleh kekeliruan pemungutan pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Peristiwa ini dinamakan kelebihan pembayaran pajak karena terjadi pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang. J. Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan Pajak Masukan pada akhir tahun buku. Dikecualikan dari ketentuan mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan pajak hanya pada akhir tahun buku PKP dapat mengajukan permohonan pengembalian pada setiap Masa Pajak yaitu oleh: 1. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud; 2. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai; 3. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainya tidak dipungut; 4. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; 5. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak; danatau Universitas Sumatera Utara 6. Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 2a Undang-Undang PPN. Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dapat disampaikan oleh Pengusaha Kena Pajak melalui: c. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dengan cara mengisi kolom “dikembalikan restitusi”; atau d. Surat Permohonan tersendiri, apabila kolom “dikembalikan restitusi” dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai tidak diisi atau tidak mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak Permohonan pengembalian disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan.. Permohonan pengembalian ditentukan 1 satu permohonan untuk 1 satu Masa Pajak. Bukt-bukti atau dokumen-dokumen yang harus disampaikan dalam rangka permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PPN adalah: 1. Dalam hal penyerahanperolehanpenerimaan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak serta pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan atau Barang Kena Pajak tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean di Dalam Daerah Pabean, yaitu Faktur Pajak Keluaran dan Faktur Pajak Masukan yang berkaitan dengan kelebihan pembayaran pajak yang dimintakan pengembalian, termasuk dokumen-dokumen pendukung yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Faktur PenjualanFaktur Pembelian apabila Faktur Pajak dibuat berbeda dengan Faktur PenjualanFaktur Pembelian b. Bukti penerimaan atau pengiriman barang, dan c. Bukti penerimaanpembayaran uang atas pembelianpenjualan barangjasa. 2. Dalam hal impor Barang Kena Pajak, dilampirkan: a. Pemberitahuan Impor barang PIB dan Surat Setoran Pajak atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut. b. Laporan Pemeriksaan Surveyor LPS, kecuali yang tidak wajib LPS c. Surat kuasa kepada atau dokumen lain dari Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan PPJK untuk pengurusan barang impor, dalam hal pengurusan dikuasakan kepada PPJK 3. Dalam hal ekspor Barang Kena Pajak, dilampirkan: a. Pemberitahuan Ekspor Barang PEB yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berwenang dan dilampiri dengan faktur penjualan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut. b. Instruksi pengangkutan Bill Of Lading melalui darat, udara atau laut yang dilegalisasi oleh pihak yang menerbitkan dan packing list. Universitas Sumatera Utara c. Fotokopi wesel ekspor atau bukti penerimaan uang lainnya dari bank yang telah dilegalisasi oleh bank yang bersangkutan atau fotokopi LC yang telah dilegalisasi oleh bank koresponden, dalam hal ekspor menggunakan LC. d. Asli atau fotokopi yang dilegalisasi polis asuransi Barang Kena Pajak BKP yang diekspor, dalam hal BKP yang diekspor diasuransikan. e. Sertifikasi dari instansi tertentu seperti Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, atau badan lain seperti kedutaan besar Negara tujuan, sepanjang diwajibkan adanya sertifikasi. 4. Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut PPN, dilampirkan: a. Kontrak atau Surat Perintah Kerja SPK atau surat pesanan atau dokumen sejenis lainnya b. Surat Setoran Pajak 5. Dalam hal permohonan pengembalian yang diajukan meliputi kelebihan pembayaran pajak akibat kompensasi dari Masa Pajak sebelumnya, maka bukti-bukti atau dokumen-dokumen yang harus disampaikan meliputi seluruh bukti-bukti atau dokumen-dokumen yang harus disampaikan sesuai dengan keadaan Pengusaha Kena Pajak yang berkenaan dengan kelebihan pembayaran pajak Masa Pajak yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. Mekanisme Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai