yaitu ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreatifitas. Ranah afektif juga terbagi ke dalam 5 tingkatan yaitu penerimaan, penanggapan,
penghargaan, pengorganisasian dan penjatidirian. Ranah psikomotorik terbagi menjadi 4 tingkatan yaitu peniruan, manipulasi, artikulasi, dan pengalamiahan.
Penetapan hasil belajar dibedakan atas dua dasar acuan penilaian, yaitu Penetapan Acuan Patokan PAP dan Penilaian Acuan Norma PAN. PAP
adalah pemberian nilai yang didasarkan pada kemutlakan penguasaan siswa atas tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sedangkan PAN adalah
pemberian nilai yang didasarkan atas penguasaan relatif siswa keseluruhan pada tujuan yang telah dirumuskan tersebut. PAP dan PAN adalah sistem
penilaian yang mempunyai masing-masing keunggulan dan kelemahan, sehingga dalam memilih sistem penilaian yang akan digunakan harus penuh
pertimbangan.Dalam suatu penelitian lebih tepat menggunakan PAP, karena hakekat pencapaian tujuan penelitian itu sendiri adalah bersifat objektif
Arikunto, 2006.
2. Hakikat Umpan Balik
Menurut Merril seperti dikutip oleh Gultom 1994 umpan balik diartikan dengan memberitahukan kembali kembali kepada siswa hasil
pemahamannya yang salah atau kurang tepat serta memberitahukannya konsep sebenarnya dan seharusnya dikuasai oleh siswa. Umpan balik tidak hanya
diberikan untuk menunjukkan sisi kelemahan saja, namun juga untuk menunjukkan sisi kelebihan dari kinerja siswa Arends, 2004.
Pengertian di atas sejalan dengan pemikiran dari Slavin 2009 yang menyatakan bahwa umpan balik memiliki arti informasi tentang hasil upaya
seseorang, dalam hal ini mencakup kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki siswa. Pemberian umpan balik sangat penting untuk meningkatkan
motivasi siswa dan juga menghasilkan hasil belajar yang lebih baik lagi. Dengan umpan balik siswa akan mengetahui seberapa jauh perkembangan
yang telah dihasilkan Brophy Good, 1987. Cole and Chan 1994 mengatakan bahwa umpan balik adalah
informasi yang diberikan kepada individu atas aktivitasnya yang berbentuk
Universitas Sumatera Utara
skor dari suatu hasil ujian, komentar dalam tugas, dan jawaban atas pertanyaan. Hal senada juga dikemukakan oleh Sales 1993 yang
mengemukakan bahwa umpan balik dapat memberikan gambaran informasi yang akurat tentang respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam
pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Gagne 1979 bahwa umpan balik terhadap siswa diperlukan sebagai suatu koreksi internal dalam
konteks pembelajaran. Pentingnya peranan umpan balik juga dikemukakan oleh Wiggins
dalam Khalsa, 2008 yang mengingatkan pengajar jangan melewatkan memberikan umpan balik kepada peserta didik. Pemberian umpan balik baik
berupa pujian ataupun koreksi sangat penting oleh karena membantu peserta didik melanjutkan mengerjakan hal yang ingin dikerjakan atau dengan kata
lain mampu memotivasi peserta didik. Adanya umpan balik menawarkan kepada peserta didik berupa informasi untuk pengubahan positif serta
mendukung pemahaman peserta didik sehingga siswa dapat berpikir mendalam mengenai pembelajaran dan belajar dengan rasa percaya diri positif.
Di sisi lain, bagi pengajar umpan balik dapat berfungsi untuk mengoreksi bahan dan proses pengajaran, serta dapat memonitor kemajuan
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan Tessmer, 1995. Oleh karena itu, umpan balik terhadap peserta didik adalah suatu komponen yang
sangat penting dalam pembelajaran, seperti yang diungkapkan juga oleh Dick and Carey 1985 bahwa umpan balik adalah hal yang tidak bisa ditinggalkan
begitu saja. Dengan demikian, umpan balik yang diberikan kepada peserta didik
mampu berfungsi memperbaiki serta meningkatkan hasil belajar, sedangkan bagi pengajar umpan balik berfungsi memperbaiki proses pembelajarannya.
Dalam hal ini manfaat positif dapat dirasakan oleh keduanya secara seimbang. Pemberian umpan balik yang baik juga perlu memperhatikan beberapa
hal yakni: a diberikan segera setelah dievaluasi, b umpan balik dilakukan secara spesifik, jelas, tidak bias, c fokus pada perilaku yang terlihat atau
ditampilkan pada pekerjaan, d umpan balik diberikan secara tepat untuk menjaga kondisi afeksi siswa, e memberikan pujian pada sisi kelebihan yang
Universitas Sumatera Utara
ditampilkan, f ketika memberikan umpan balik terhadap sisi kelemahan siswa, harus dilakukan secara hati-hati, g membantu siswa untuk fokus pada
proses bukan semata pada hasil atau nilainya saja Brophy Good, 1987. Wiggins dalam Khalsa, 2008 juga mengemukakan bahwa ketika
pengajar memberikan umpan balik kepada siswa harus diberikan dengan cara yang positif, tidak bersifat menyerang atau tidak secara emosional. Kondisi
demikian akan mampu mengubah perilaku dan mempertahankan momentum atas apa yang diinginkan terjadi.
Umpan balik dapat diberikan melalui evaluasi. Evaluasi selalu dihubungkan dengan dua fungsi. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven
seperti dikutip oleh Sanjaya, 2008 yakni evaluasi sebagai fungsi formatif dan evaluasi sebagai fungsi sumatif. Evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai
keberhasilan peserta didik setelah berakhir suatu program pembelajaran, maka evaluasi sumatif dilakukan di akhir semester. Evaluasi formatif dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung dan untuk melihat kemajuan belajar siswa. Hasil dari evaluasi formatif dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi
pengajar dalam upaya memperbaiki kinerja. Melalui umpan balik dapat diverifikasi dan dielaborasi materi pembelajaran secara spesifik berdasarkan
identifikasi kesalahan secara umum, serta melibatkan siswa untuk memperbaiki. Dengan demikian umpan balik evaluasi formatif adalah
informasi tentang hasil upaya seseorang yang dilakukan selama program pembelajaran tersebut berlangsung.
Dalam hal penyajian umpan balik dapat dilakukan dalam beberapa tingkat Race, 2000 yaitu 1 umpan balik berupa keterangan mengenai hasil
yang dicapai oleh peserta didik 2 umpan balik berupa keterangan mengapa suatu jawaban benar atau salah, 3 umpan balik berupa keterangan bagaimana
menghasilkan jawaban benar dan 4 umpan balik berupa keterangan seperti apa jawaban benar. Keempat tingkatan umpan balik tersebut dapat diberikan
secara individual dan kelompok. Umpan balik dapat dilakukan dengan cara membagikan hasil koreksi
tugas yang disertai dengan petunjuk. Pendekatan yang dapat dilakukan dalam pemberian umpan balik dari sisi komunikasinya ada dua hal yakni pendekatan
Universitas Sumatera Utara
secara individual dan kelompok Schmuck Schmuck, 1983. Pemilahan pendekatan demikian juga dilakukan oleh Race, 1999 yang membagi
pemberian umpan balik secara individual dan kelompok. Pemikiran tersebut juga sejalan dengan pendapat Brophy Good 1987 yang menyatakan bahwa
pemberian umpan balik dapat dibedakan yaitu secara individual dan kelompok. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pendekatan individual dan kelompok.
a. Umpan balik Individual
Umpan balik secara individual adalah salah satu cara penyajian umpan balik yang dalam proses pemberiannya terjadi dalam proses interaksi spesifik
secara individual antara pemberi umpan balik dalam hal ini pengajar dengan peserta didik sebagai penerima umpan balik . Umban balik ini dilakukan
untuk: 1 menginformasikan kinerja siswa, 2 menginformasikan benar atau salahnya jawaban peserta didik terhadap latihan , 3 memberikan koreksi serta
penjelasan terhadap latihan dengan dilakukan secara tanya jawab dan diskusi tatap muka secara individual.
Posisi peserta didik dalam umpan balik secara individual adalah menerima dan memberikan informasi dua arah tentang nilai yang diperoleh,
koreksi atau pembetulan terhadap latihan yang jawabannya kurang lengkap serta ditambahi penjelasan melalui lembar kerja peserta didik tentang alternatif
pemecahan masalah. Pemberian umpan balik individual merupakan strategi menstimuli kembali pengetahuan yang dimiliki peserta didik agar dengan
pengetahuan yang dimiliki dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Oleh karena itu, umpan balik individual menghendaki peserta didik belajar secara
mandiri untuk mengkaji dan menelaah secara individual terhadap koreksi pengajar.
Pendekatan umpan balik individual ini memiliki beberapa kelebihan seperti yang dikemukakan oleh Broophy Good 1987 bahwa1 peserta
didik merasa lebih diperhatikan, 2 mengurangi rasa malu, 3 meningkatkan hubungan antara pengajar dan peserta didik. Di sisi lain beberapa
kelemahannya adalah 1 memakan waktu yang lama, 2 untuk beberapa siswa
Universitas Sumatera Utara
hal ini dapat menimbulkan rasa kurang nyaman karena melibatkan interaksi secara individual.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umpan balik individual adalah cara penyajian informasi kinerja yang dalam proses pemberiannya
terjadi dalam proses interaksi spesifik secara individual antara pemberi umpan balik dalam hal ini pengajar dengan peserta didik sebagai penerima umpan
balik dan melibatkan informasi secara dua arah antara penerima dan pemberi umpan balik.
b. Umpan balik Kelompok
Untuk mengantisipasi kekeliruan atau kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menjawab maupun mengerjakan tugas, serta mempercepat proses
perbaikan dan pemahaman terhadap materi belajar, maka salah satu pendekatan umpan balik yang diberikan adalah melalui pendekatan kelompok. Umpan
balik secara kelompok adalah cara penyajian umpan balik yang dalam proses pemberiannya terjadi dalam proses interaksi di dalam kelompok yang terdiri
dari beberapa individu antara pemberi umpan balik dalam hal ini pengajar dengan peserta didik sebagai penerima umpan balik yang terbentuk di dalam
kelompok yang ditentukan oleh pengajar. Menurut Race 2000 melalui kelompok dapat merangsang peserta didik untuk saling berinteraksi satu sama
lainnya, tumbuh rasa sosial dan bersama-sama memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat Broophy yang
menyatakan bahwa umpan balik kelompok merupakan pendekatan yang efiesien dalam proses pembelajaran.
Dalam penyajian umpan balik secara kelompok, para peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk membahas dan
menelaah hasil jawaban yang telah dikoreksi pengajar, sehingga mendapatkan jawaban yang benar.
Tujuan pemberian umpan balik melalui pendekatan kelompok menurut Broophy Good 1987 adalah untuk membangkitkan interaksi yang efektif
antara anggota kelompok melalui diskusi, sehingga terjadi komunikasi multi arah. Oleh karena itu melaui diskusi dalam kelompok mampu mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
kondisi sebagai berikut: 1 melatih siswa dalam mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, mengemukakan pendapat, menafsirkan
dan menyimpulkan bahasan, 2 melatih siswa untuk berpikir kritis dan terbuka, 3 melatih berpikir verbal dengan cara mengkonstruksi dan
merekonstruksi pengetahuan siswa. Pemberian umpan balik dengan pendekatan kelompok diketahui memiliki
beberapa keunggulan yang bisa disebutkan, antara lain 1 meningkatkan rasa sosial, 2 berpeluang untuk berinteraksi dalam kelompok sebaya, 3
berpeluang mengembangkan skill, 4 dapat mengembangkan kreativitas 6 saling memberi dan menerima gagasan, 7 mendorong peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam kelompok. Selain memiliki keunggulan, umpan balik kelompok ternyata juga
memiliki beberapa kelemahan antara lain : 1 beberapa peserta didik pada awalnya merasa sulit untuk diterima sebagai anggota kelompok, 2 seringkali
pembahasan keluar dari isu yang dibicarakan, 3 penilaian formal secara individual yang dilakukan oleh peserta didik ternyata sering mengalami
kesulitan. Untuk memanfaatkan kelebihan dan meminimalisasi keterbatasan pada
setiap pendekatan pemberian umpan balik tersebut di atas, maka pengajar dalam menerapkan umpan balik secara kelompok dalam proses pembelajaran
tentunya perlu sekali untuk : 1 menetapkan secara jelas fokus materi yang akan dibahas, 2 menetapkan secara jelas prosedur pembahasan, 3
memotivasi semua peserta didik harus berpartisipasi di dalam kelas, 4 menetapkan batasan waktu secara tepat, 5 memberi kesimpulan yang logis
terhadap hasil kerja masing-masing kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian umpan balik
kelompok adalah cara penyajian informasi kinerja yang dalam proses pemberiannya terjadi dalam proses interaksi di dalam kelompok yang terdiri
dari beberapa individu antara pemberi umpan balik dalam hal ini pengajar dengan peserta didik sebagai penerima umpan balik.
Universitas Sumatera Utara
2. Hakikat Dimensi Kepribadian