Hakikat Dimensi Kepribadian Kajian Teoretis. 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar.

2. Hakikat Dimensi Kepribadian

Menurut Eysenck 1998 kepribadian adalah jumlah total aktual atau pola potensi perilaku organisme yang ditentukan oleh hereditas dan lingkungan yang berasal dan dihasilkan melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama kedalam pola perilaku. Keempat sektor tersebut adalah sektor kognitif inteligensi, sektor konatif karakter, sektor afektif temperamen, dan sektor somatik konstitusi. Dengan mengikutsertakan peran dari hereditas dan lingkungan dalam defenisi ini, Eysenck memperhatikan proposisi bahwa individu adalah terbentuknya dipengaruhi oleh herediter dan pengalaman. Eysenck menggaris bawahi ketertarikannya dalam hubungan aspek perilaku kepribadian ke dasar struktur dan fungsi psikologis. Usaha terbesar Eysenck adalah menginvestigasi hubungan yang mungkin antara perilaku yang dapat di observasi dan fungsi dari bermacam-macam bagian otak dalam Hall, 1985. Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Eysenck juga berpendapat bahwa tingkah laku dipelajari dari lingkungan, selain berasal dari faktor herediter atauketurunan. Eysenck menggunakan metode faktor analitis dan sukses dalam mengidentifikasi tiga dimensi dasar kepribadian yakni sebagai dimensi introvert-ekstrovert, dimensi neurotisme, dan dimensi psikotisme Schultz, 1994. Dalam penelitian ini pembatasan dilakukan hanya ada dimensi introvert- ekstrovert, dengan pertimbangan bahwa dimensi ini lebih tepat untuk dilihat pada subjek penelitian di kalangan mahasiswa. Berhubung penelitian ini dilakukan di kalangan mahasiswa, maka pemilihan dimensi lebih difokuskan pada dimensi introvert-ekstrovert. a. Dimensi Ekstrovert Eysenck 1998 mengemukakan bahwa dimensi kepribadian ekstrovert adalah salah satu ujung dari dimensi kepribadian introvert-ekstrovert yang memiliki kecenderungan individu mengarah pada keterbukaan terhadap dunia luar. Karakteristik individu berdimensi ekstrovert, adalah bersifat aktif active, senang terlibat dengan aktivitas yang melibatkan banyak orang sociable, Universitas Sumatera Utara tertarik untuk mengikuti hal-hal baru dan spontan sensation seeking, empati, peka terhadap perasaan orang lain lively, berjiwa petuaang, suka menempuh resiok terhadap aktiviatas yang dilakukan venturesome, tidak terlalu menghiraukan perkataan maupun perbuatan orang lain, mudah memaafkan, menyukai pekerjaan yang tidak menyita waktu dan tenaga carefree, suka mempengaruhi orang lain dan mempertahankan pendapat dominant, menganggap segala sesuatu yang dihadapi sebagai tantangan dalam hidup surgent, mampu mengutarakan isi pikiran dan hari, cepat dalam berbicara assertive. Dimensi ektstrovert ini menurut Eysenck dalam Schultz, 1994 memiliki ciri khasnya adalah mudah bergaul, suka berpesta, mempunyai banyak teman, membutuhkan teman untuk bicara, dan tidak suka membaca atau belajar sendiri. Individu dengan dimensi kepribadian ekstrovert sangat membutuhkan kegembiraan, mengambil tantangan, sering menentang bahaya, berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu, dan biasanya suka menurutkan kata hati, senang bergurau, memiliki kesiapan yang baik untuk menjawab dan pada umumnya suka dengan perubahan, ceria, optimistis, serta senang tertawa. Individu dengan dimensi ekstrovert lebih suka untuk tetap bergerak dalam melakukan aktivitas, cenderung menjadi agresif dan cepat hilang kemarahannya, semua perasaannya tidak disimpan di bawah kontrol dan tidak selalu dapat dipercaya. Selain itu ia juga memiliki ambang rangsang yang tinggi dan menunjukkan daya juang fisik yang tinggi, dapat melaksanakan dengan baik ketika menghadapi tugas yang memiliki taraf kesukaran tinggi, ramah, impulsive, tidak suka diatur dan dilarang, terlibat dalam aktivitas kelompok, pandai membawa diri dalam lingkungannya, mudah gembira, memiliki keterikatan sosial, dapat memanfaatkan kesempatan yang ada, bertindak cepat, agresif dan sulit menahan perasaannya Westen, 1999. Dengan demikian dimensi kepribadian ekstrovert dapat disimpulkan sebagai bentuk abstraksi karakteristik individu yang berkaitan dengan kecenderungan senang menjalin interaksi dengan orang lain, memiliki sikap keterbukaan, sifat keceriaan, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan sulit menahan perasannya. Universitas Sumatera Utara b. Dimensi Kepribadian Introvert Eysenck 1998 mengemukakan bahwa introvert adalah salah satu ujung dari dimensi kepribadian introvert-ekstrovert yang cenderung mengarah pada ketertutupan individu terhadap dunia luar. Dimensi introvert ditandai dengan karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari resiko. Dimensi kepribadian ini juga memiliki sifat yang sabar, serius, sensitive, lebih suka beraktivitas sendiri, mudah tersinggung, saraf otonom labil, mudah terluka, rendah diri, suka melamun dan gugup. Lebih lanjut lagi Aiken dalam Hall Lindzey, 2005 mengatakan bahwa individu yang introvert juga cenderung menjauhkan diri, tidak mudah bergabung dengan orang lain dan susah mengekspresikan ide-idenya pada orang lain. Teori Eysenck dijabarkan lebih lanjut oleh Westen 1999 dengan menjelaskan bahwa dimensi introvert ditandai dengan ciri khasnya yakni cenderung senang menyendiri, tidak memiliki banyak teman, berhati-hati dan serius dalam menghadapi segala hal. Individu dengan dimensi ini kurang berani mengambil tantangan, berperilaku dengan berpikir terlebih dahulu, dan banyak pertimbangan, cenderung pesimis, dan tidak begitu suka bergerak dalam melakukan aktivitas. Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Watson dan Clark di tahun 1997 di berbagai Perguruan Tinggi dalam Pervin, Daniel, Olever, 2005 diperoleh beberapa hasil yang menarik yaitu : 1 Mahasiswa dengan dimensi kepribadian introvert menunjukkan prestasi akademis lebih baik dibandingkan mahasiswa dengan dimensi ekstrovert khususnya untuk mata kuliah pada umumnya diketahui sulit. Mahasiswa yang putus kuliah dengan alasan masalah akademis lebih banyak dialami oleh mahasiswa ekstrovert, namun mahasiswa yang putus kuliah dengan alasan problem kepribadian dialami oleh mahasiswa dengan dimensi kepribadian introvert, 2 Mahasiswa dengan dimensi kepribadian ekstrovert lebih mudah diyakinkan pendapatnya atau diberi sugesti dibandingkan dengan mahasiswa yang introvert, 2 Mahasiswa dengan dimensi kepribadian ektrovert lebih senang Universitas Sumatera Utara bergabung dengan pekerjaan yang banyak berintraksi dengan banyak orang, melakukan pesta, sedangkan mahasiswa introvert cenderung lebih senang dengan pekerjaan bersifat menyendiri dan tidak menyukai kegiatan pesta di kalangan mahasiswa. Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh Campbell dan Hawley di tahun 1982 dalam Pervin, dkk, 2005 pada kalangan mahasiswa diperoleh hasil bahwa mahasiswa dengan dimensi kepribadian ekstrovert lebih banyak mengalami putus kuliah dibanding mahasiswa introvert. Hasil tersebut menandakan bahwa prestasi belajar mahasiswa introvert lebih baik daripada mahasiswa yang ekstrovert. Dengan demikian dimensi kepribadian introvert dapat disimpulkan sebagai bentuk abstraksi karakteristik individu yang berkaitan dengan kecenderungan ketertutupan terhadap dunia luar, terlihat dari indikasinya kurang senang menjalin interaksi dengan orang lain, memiliki sikap yang tertutup, kurang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan cenderung mampu menahan perasannya. B.Hasil Penelitian yang relevan Pemberian umpan balik dalam proses belajar mengajar adalah pemberian informasi balikan kepada siswa tentang benar atau salahnya hasil pekerjaan, tugas dan hasil ujiannya. Dengan umpan balik juga dapat diberitahukan cara- cara menyelesaikan masalah, serta langkah-langkah yang tepat sehingga dapat menolong bagi peserta didik. Pemberian umpan balik dapat berbeda-beda dilihat dari bentuknya, ada yang secara lisan dan tertulis, menurut waktunya ada yang tertunda dan segera dan dilihat dari pendekatan pemberiannya dapat dibedakan secara individual dan kelompok. Penelitian terdahulu yang tergolong relevan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Herman Paneo 2007 bahwa ada pengaruh pemberian umpan balik evaluasi formatif dan kepribadian siswa terhadap hasil belajar matematika pada siswa SMU di Gorontalo, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara Universitas Sumatera Utara siswa yang diberi umpan balik individual dengan yang diberi umpan balik kelompok, tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa introvert dengan siswa ekstrovert, terdapat interaksi antara pemberian umpan balik dan kepribadian siswa. 2. Penelitian Sibarani 2007 membandingkan antara pemberian umpan balik secara tertulis dengan lisan pada mata pelajaran Fisika siswa menyimpulkan bahwa pemberian umpan balik secara lisan memberikan hasil belajar siswa yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemberian umpan balik secara tertulis pada siswa kelas II SMP. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Jerry 2010 di Medan terhadap subjek penelitian mahasiswa Fakultas Psikologi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek ditinjau dari dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert. Ingatan jangka pendek kelompok introvert lebih baik dibandingkan dengan kelompok ekstrovert ketika dalam suasana tanpa kebisingan. Sebaliknya, daya ingat kelompok ekstrovert lebih baik ketika dalam suasana kebisingan dibandingkan daya ingat kelompok introvert.

C. Keterkaitan Hasil Belajar KAU dengan Pemberian Umpan Balik