Proil Perusahaan
Company Proile
Pendahuluan
Preface
Laporan Manajemen
Management’s Report
Tinjauan Pendukung Bisnis
Business Supporting Review
KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG
Kemampuan Membayar Hutang Bank SulutGo dalam hal untuk membayar semua kewajiban, baik jangka pendek maupun
jangka panjang digambarkan dalam perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas sebagai berikut:
1. RASIO LIKUIDITAS
Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan Bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban
yang sudah jatuh tempo. Rasio Likuiditas diukur melalui perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap
jumlah simpanan LFR untuk mengetahui kemampuan Bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang
telah menyimpan dananya dengan kredit dan pembiayaan yang telah diberikan kepada para debitur sebagai sumber likuiditasnya.
Loan to Funding Ratio LFR
Sampai dengan akhir tahun 2015, LFR Bank SulutGo tercatat sebesar 95,09. Terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2014.
Bank Indonesia yang menetapkan batas bawah LFR sebesar 78 dan batas atas LDR sebesar 94, sehingga rasio LFR Bank
SulutGo pada tahun 2015 sebesar 95,09 mencerminkan bahwa likuiditas Bank SulutGo dalam kondisi baik, meskipun
pada posisi batas atas sedikit dari yang ditetapkan Bank Indonesia. Artinya Bank mampu memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya.
2. RASIO SOLVABILITAS
Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan Bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjang atau kemampuan Bank
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi Bank. Rasio Solvabilitas diukur melalui Rasio Kecukupan Modal
CAR, merupakan salah satu indikator kesehatan dari modal Bank yang menunjukkan seberapa besar modal Bank telah
memadai untuk menunjang kebutuhannya dan sebagai dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha Bank.
Rasio Kecukupan Modal CAR
Sampai dengan akhir tahun 2015, rasio kecukupan modal CAR Bank SulutGo untuk risiko kredit, pasar dan operasional
dapat terjaga pada posisi 13.79 meskipun menurun dari posisi 14.16 di tahun 2014. Rasio tersebut berada di atas
standar Bank Indonesia yang ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen sampai dengan kurang dari 11 sebelas persen
dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3 tiga. Melalui kebijakan permodalan Bank SulutGo, manajemen
senantiasa berupaya agar Rasio CAR Bank SulutGo secara berkesinambungan dapat terus tumbuh.
ABILITY TO PAY DEBTS
Debt Paying Ability Bank SulutGo in regard to payment of all liabilities, both short term and long term are reflected in the
calculation of the liquidity ratio, solvency and profitability as follows:
1. LIQUIDITY RATIO
Liquidity ratio reflects the Bank’s ability to meet its short-term liabilities or liabilities that were due. Liquidity ratio measured by
the ratio of total loans to total deposits LFR to determine the ability of the Bank to repay obligations to customer who deposit
their funds with loans and financing granted to the debtor as a source of liquidity.
Loan to Funding Ratio LFR
By the end of 2015, LFR Bank SulutGo was 95.09. Increase compared to 2014. Bank Indonesia set a lower threshold of LFR
78 and the upper limit of the LDR of 94, so that the LFR ratio of Bank SulutGo in 2015 amounted to 95.09, reflecting
the Bank SulutGo liquidity in good condition, although the position limit up slightly from Bank Indonesia. This means that
the Bank is able to meet its short-term obligations.
2. SOLVENCY RATIO
Solvency ratio reflects the Bank’s ability to meet long-term liabilities or the Bank’s ability to meet obligations in the event
of liquidation of the Bank. Solvency ratio measured by Capital Adequacy Ratio CAR, is one indicator of the sound of the
Bank’s capital which shows how much the Bank has adequate capital to support their needs and as a basis for assessing the
prospects of the continuation of the Bank.
Capital Adequacy Ratio CAR
By the end of 2015, the capital adequacy ratio CAR of the Bank SulutGo for loan risk, market and operational position can
be maintained at 13.79 despite a decrease of 14.16 in 2014. The ratio is above the standard set by Bank Indonesia
at 10 ten percent to less than 11 eleven percent of risk- weighted assets for banks with a risk profile rating of 3 three.
Through the Bank SulutGo capital policy, management strives to CAR Bank SulutGo continuously can continue to grow.
Analisis Pembahasan Manajemen
Management’s Discussion Analysis
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance Report
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Laporan Keuangan
Financial Statement
Level rasio CAR Bank SulutGo tersebut menunjukkan struktur permodalan bank memiliki kapabilitas untuk mengimbangi risiko
pasar, risiko kredit dan risiko operasional dimana rasio tersebut lebih tinggi dari rasio kecukupan minimum yang ditetapkan Bank
Indonesia dan struktur modal Bank sudah memenuhi Peraturan Bank Indonesia. Hal ini berarti bahwa Bank telah mengelola
dengan baik modal Bank dan memiliki kecukupan modal untuk melindungi dari risiko solvabilitas.
Rasio Kredit Bermasalah NPL dan Tingkat Kolektibilitas Piutang
Rasio Kredit Bermasalah NPL terdiri dari NPL gross dan NPL net. NPL gross membandingkan jumlah kredit yang berstatus
kurang lancar, diragukan dan macet terhadap jumlah kredit yang disalurkan. Sedangkan NPL net hanya membandingkan
jumlah kredit yang berstatus macet terhadap jumlah kredit yang disalurkan. Sampai dengan akhir tahun 2015, rasio NPL gross
Bank SulutGo mengalami penurunan menjadi sebesar 0.97 dari angka sebelumnya sebesar 1.29 di tahun 2014.
Sedangkan rasio NPL Net Bank SulutGo mengalami penurunan menjadi sebesar 0.55 dari angka sebelumnya sebesar 0.93
di tahun 2014. Penurunan rasio NPL di tahun 2015 disebabkan terus membaiknya kolektibilitas kredit. Meskipun terus membaik,
Manajemen tetap berupaya untuk menjaga kualitas kredit Bank SulutGo.
Berdasarkan rasio NPL gross yang tercatat pada tahun 2015, kredit yang disalurkan memiliki kualitas sangat baik sehingga
tingkat kolektibilitas piutang Bank SulutGo pada tahun 2015 memiliki risiko kemungkinan tidak tertagih sangat kecil.
3. RASIO RENTABILITAS