Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
17
8. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan
9. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas
f. UPT Kebersihan, Pertamanan, Persampahan, dan Pemakaman
Rincian  Tugas  Unit  Pelaksana  Teknis  akan  diatur  dalam  Peraturan  Bupati  tentang pembentukan Unit Telaksana Teknis.
a.  Sub  Bagian Tata Usaha.
g.  Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas : a.
menyusun rencana dan program kegiatan sesuai bidangnya; b.
mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data sesuai bidangnya; c.
melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai bidangnya dalam rangka memperoleh angka kredit sesuai peraturan dan pedoman yang berlaku;
d. memberikan  saran-saran  atau  pertimbangan  kepada  atasan  mengenai  langkah-
langkah yang diambil sesuai bidangnya; e.
menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan. Adapun  Peran  Dinas  PU  Kabupaten  Bantul  dalam  penyelenggaraan  urusan
pemerintahan, meliputi : a.
Bidang  kebinamargaan  jalan  bertanggungjawab  untuk  melaksanaan  pengelolaan jalan dan jembatan yang berstatus Jalan dan Jembatan Kabupaten, baik yang terkait
pemeliharaan  rutin,  rehabilitasi,  peningkatan  maupun  pembangunan  dari  jaringan jalan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul.
b. Bidang  keciptakaryaan  melaksanakan  ketugasan  penyediaan  infrastruktur  dasar
basic infrastructure untuk peningkatan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, peningkatan  layanan  masyarakat,  dan  kelestarian  lingkungan  di  perkotaan  dan
perdesaan. Ruang lingkup pelayanan ini meliputi: 1 Permukiman, 2 Air Minum, 3 Air  Limbah,  4  Persampahan,  5  Drainase,  dan  6  Penataan  Bangunan  dan
Lingkungan. c.
Di  bidang  penataan  ruang,  pemerintah  daerah  berkewajiban  untuk  menyusun merencanakan  tata  ruang  skala  kabupaten,  serta  melakukan  pemanfaatan  dan
pengendalian  atas  rencana  tata  ruang  yang  menjadi  ketugasan  Pemerintah Kabupaten.
d. Bidang Jasa Konstruksi, kewenangan lebih terfokus pada sub bidang pemberdayaan
dan pembinaan jasa konstruksi.
2.2. SUMBER DAYA SKPD
2.2.1. Sumber Daya Manusia
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
18
Jumlah  Pegawai  Dinas  Pekerjaan  Umum  Kabupaten  Bantul  per  1  Januari  2015    ada 184  orang,  yang  apabila  dikatagorikan  berdasarkan  Golongan  Ruang  Kepangkatan,
pendidikan dan gender sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel di bawah ini:
Jumlah Pegaw
ai Jenis
Kelamin Pangkat  Golongan
Tingkat  Pendidikan Laki
2 Wan
ita I
II III
IV SD
SLTP SLTA
DIII S1
S2
184 176
8 24
99 52
9 15
39 90
4 29
7
2.2.2. Aset Yang Dikelola
Aset yang dikelola oleh Dinas PU Kabupaten Bantul per 1 Januari 2016 berdasarkan Buku  Induk  Inventaris,  antara  lain  :  Tanah,  Peralatan  dan  Mesin,  Gedung  dan  Bangunan,
Jalan Irigasi dan Jaringan, Aset tetap lainnya seperti terlihat pada Tabel dibawah. No
Jenis Aset Nilai
1 Tanah
Tanah untuk jalan 7.565.820.810
Tanah untuk gedungbangunan 3.130.454.500
Tanah untuk bangunan air 296.874.550
2 Peralatan dan Mesin
Alat alat besarberat 8.145.289.000
Alat alat angkutan 5.496.497.100
Alat alat bengkel alat ukur 138.694.500
Alat alat kantorrumah tangga 681.358.150
Alat alat studio dan komunikasi 127.740.000
Alat alat laboratorium 142.540.000
3 Gedung dan Bangunan
Bangunan Gedung 53.013.185.280
Bangunan lain makam, lansdcape dll 5.121.414.650
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan jembatan 1.371.077.048.788
Bangunan airirigasi 11.374.866.094
Instalasi 10.532.053.349
Jaringan 1.693.514.640
5 Aset Tetap Lainnya
Buku dan perpustakaan 222.300.500
Barang bercorak kebudayaan 45.810.000
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
19
6 Konstruksi dalm Pengerjaan
Jumlah 1.478.805.461.911
2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD
Bagian  ini  menunjukkan  tingkat  capaian  kinerja  Dinas  PU  Kabupaten  Bantul berdasarkan  sasarantarget  tahun  sebelumnya
menurut  SPM  untuk  urusan  wajib,  danatau indikator kinerja pelayanan SKPD danatau indikator lainnya.
2.3.1.  Bidang Jalan
Panjang  jaringan  jalan  tahun  2015  beraspal  dengan  kondisi  baik  sepanjang  611,925 km.  Namun  demikian  masih  terdapat  ruas-ruas  jalan  kabupaten  dengan  kondisi  sedang,
rusak,  ataupun  rusak  berat  dimana  proporsinya  menurun  dari  tahun  ke  tahun.  Panjang jaringan jalan berdasarkan kondisi di Kabupaten Bantul ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2011-2015
Kabupaten Bantul No
Kondisi Jalan Panjang Jalan km
2011 2012
2013 2014
2015
1 Kondisi Baik
407,25 417,405
418,54 441,620
438,535 2
Kondisi Sedang 285,58
244,02 240,03
235,955 219,140
3 Kondisi Rusak
159,9 171,9
174,15 160,150
180,000 4
Kondisi Rusak Berat 43,00
40,00 39,60
33,40 33,45
5 Jalan Kabupaten
895,725 873.325
872,13 871,125
871,125 6
Jalan Propinsi 136,05
122,975 122,95
122,95 122,95
7 Jalan Nasional
30,58 74,465
74,97 74,97
74,97
Jumlah secara keseluruhan 1062,36
1070.77 1069,57
1069,57 1069,57
Berdasarkan statusnya, jalan yang ada di Kabupaten Bantul terdiri dari jalan nasional, jalan  provinsi,  jalan  kabupaten,  dan  jalan  desa.  Total  panjang  jalan  di  Kabupaten  Bantul
pada  Tahun  2015  adalah  871,125  km  berdasar  SK  status  jalan  kabupaten  lama.  Sedang sesuai  Perbup  No.  315  Tahun  2015  tentang  Jalan  Kabupaten  Bantul,  panjang  jalan
Kabupaten  Bantul  yang  menjadi  kewnangan  Pemerintah  Kabupaten  adalah  609,440  km seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 KONDISI JALAN KABUPATEN SESUAI PERBUP NOMOR 315 TAHUN 2015
EDISI : JULI 2015
NO JENIS
PEMUKAAN PANJANG
KM KONDISI MANTAP
KONDISI TIDAK MANTAP BAIK
KM SEDANG
KM JUMLAH
KM RUSAK
KM RUSAK
BRT KM
JUMLAH KM
1 Aspal
567,180 330,740
58,313 191,890
33,832 522,630
92,145 31,710
5,591 12,840
2,264 44,550
7,855
2 BatuKerikil
23,460 -
- 4,520
19,267 4,520
19,267 10,810
46,078 8,130
34,655 18,940
80,733
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
20
3 Tanah
18,800 -
- 0,720
3,830 0,720
3,830 18,080
96,170 -
- 18,080
96,170 JUMLAH
609,440 330,740
54,269 197,130
32,346 527,870
86,616 60,600
9,944 20,970
3,441 81,570
13,384
Dan  sesuai  Keputusan  Bupati  No.  272  Tahun  2015  tentang  Penetapan  Status  Jalan Desa di Kabupaten  Bantul  maka  panjang  ruas  jalan  desa  yang  menjadi  kewenangan  Pemerintah
Kabupaten Bantul adalah 164, 47 km.
Kondisi jalan provinsi di Kabupaten Bantul hampir seluruhnya dalam kondisi mantap, sehingga sangat mendukung peningkatan perekonomian dan akses hubungan antar wilayah.
Adapun jalan provinsi yang berada di wilayah Kabupaten Bantul antara lain Jalan Palbapang- Samas, Jalan Sedayu-Pandak, dan lainnya.
2.3.2  Bidang Cipta Karya Penanganan Kawasan Kumuh
Kebutuhan rumah yang terus meningkat tiap tahun khususnya di wilayah perkotaan yang  jumlah  penduduknya  relatif  banyak  dan  padat,  sempitnya  lahan  dan  mahalnya  harga
tanah  di  di  wilayah  perkotaan  mendorong  munculnya  permukiman  kumuh.  Permukiman kumuh  di  Kabupaten  Bantul  teridentifikasi  berada  di  Kawasan  kumuh  tepi  sungai  yaitu  di
Desa Jagalan, Desa Potorono Kecamatan Banguntapan, dan Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon; Kawasan kumuh sekitar pusat kegiatan yaitu di Desa Bantul Kecamatan Bantul, Desa
Tirtonirmolo  Kecamatan  Kasihan,  dan  Desa  Singosaren  Kecamatan  Banguntapan;  serta Kawasan  kumuh  pinggiran  kota  yaitu  di  Desa  Ringinharjo  dan  Desa  Trirenggo  Kecamatan
Bantul
Dalam  rangka  mengurangi  dan  mengatasi  kawasan  permukiman  kumuh  diwilayah perkotaan telah dibangun rumah susun sederhana sewa Rusunawa . Sampai dengan tahun
2015    Kabupaten  Bantul  terdapat  3  Rusunawa  yang  difasilitasi  Pemda  Bantul  yaitu Rusunawa di desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon sejumlah 2 twin blok dengan kapasitas
196  unit,    Rusunawa  di  Kasihan  sejumlah  1  twin  blok  dengan  kapasitas  98  unit  dan Rusunawa  di  Kecamatan  Banguntapan dengan  kapasitas  196  unit  yang diperuntukkan  bagi
masyarakat  berpengahsilan  rendah  MBR.  Khusus  rusunawa  Banguntapan  baru dimanfaatkan  1  TB  karena  infrastruktur  air  bersih  belum  sempurna.    Sedang  pada  tahun
2015  telah  dibangun  Rusunawa  di  Tamanan  Banguntapan  Bantul  yang  diperuntukkan  bagi pekerja sebanyak 2 blok dengan rincian 1 blok tipe 24 kapasitas 104 hunian dengan sasaran
bagi pekerja yang belum berkeluarga dan 1 blok tipe 36 sebanyak 66 hunian untuk pekerja yang sudah berkeluarga.
Tabel 2.2  Rusunawa di Kabupaten Bantul
No Rusunawa
Lokasi Twin
Block Kapasit
as Keterangan
1 Projotamansari I
2009 Panggungharjo,
Sewon, Bantul 2 TB
196 MBR
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
21
2 Projotamansari II
2010 Tambak,
Ngestiharjo, Kasihan, Bantul
1 TB 98
MBR
3 Projotamansari III
2013 Banguntapan, Bantul  2 TB
196 MBR
4 2015
Tamanan Banguntapan
2 Blok 170
Untuk Pekerja
Pelayanan Air Bersih
Sumber air minum sebagian besar berasal dari air tanah, baik air tanah dangkal yang berupa  sumur  gali,  sumur  bor,  mata  air,  penampungan  air  hujan  dan  perpipaan.  Sebagian
besar  penduduk  menggunakan  sumur  gali,  mencapai  53,2  dan  hanya  sebagian  kecil menggunakan air dari perpipaan termasuk dari PDAM lebih kurang 8,60 sedangkan yang
masih menggunakan penampungan air hujan ada 0,48. Jumlah  pelanggan    PDAM  pada  tahun  2014  sebanyak  19.546  meningkat  dari  tahun
2013  sebanyak  19.242,  sedang  air  bersih  yang  disalurkan  oleh  PDAM  pada  tahun  2014 sebanyak  3.412.848  m3  meningkat  dari  tahun  2013  sebanyak  3.294.224  m3.  Jumlah
pelanggan  PDAM  dan  air  bersih  yang  disalurkan  tahun  2011-2014  disajikan  pada  Tabel dibawah
Tahun Jumlah
Pelanggan Air Bersih Yang
Disalurkan 2011
15.635 3.294.224
2012 17.083
2.927.293 2013
19.242 2.738.498
2014 19.546
3.412.848
Penyediaan  Pengelolaan  Air  Bersih  dilaksanakan  Dinas  PU  bekerjasama  dengan  PDAM Kabupaten Bantul. Dalam rangka penanganan di lokasi rawan kekeringan dan belum terjangkau
jaringan  PDAM,  selama  lima  tahun  terakhir  telah  dibangun  Hidran  Umum  HU,  pembangunan Sistem  Instalasi  Perpipaan  Air  Sederhana  SIPAS.  Selain  itu,  untuk  mendukung  kawasan  siap
bangunlingkungan  siap  bangun  KasibaLisiba  Bantul  Kota  Mandiri  dibangun  sistem pengolahan air minum SPAM di IKK Pajangan.
Penanganan Air Limbah
Sistem pembuangan air limbah di Kabupaten Bantul pada kegiatan domestikrumah tangga  maupun  home  industry  saat  ini  masih  dikelola  secara  individualsendiri-sendiri  on
site  sanitation  yang  dialirkan  ke  saluran  pembuangan  umum  ke  dalam  tanah.  Kenyataan tersebut  dapat  menimbulkan  terjadinya  pencemaran  terhadap  tanah  dan  air  yang  pada
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
22
akhirnya  dapat  menyebabkan  terjadinya  penurunan  kualitas  lingkungan.  Sampai  dengan tahun  2015  ini  telah  terbangun  26  unit  sanitasi  komunal  yang  bersumber  dari  APBDDAK
yang  berada  di  wilayah  Pleret,  Jetis,  Imogiri,  Sedayu  dan  Bantul  dengan  kapasitas sambungan tiap unit  30-120 KK tergantung dengan kepadatan penduduk  sehingga dari 26
unit  tersebut  dapat  mengampu  sekitar  1059  KK.  Dan  dari  dana  APBN  pada  tahun  2012 melalui program USRI telah terbangun 23 ipal komunal dengan total kapasitas sekitar 1840
KK.    Sedang  untuk  sambungan  rumah  air  limbah  Terpusat  di  APY    sampai  tahun  2015  ini telah tersambung 1795 SR terpusat ke IPAL Sewon.
Penanganan Sampah
Pada  subbidang persampahan,  pembuangan  sampah  ke  Tempat  Pembuangan Akhir TPA masih rendah.
Jumlah TPS di Kabupaten Bantul pada tahun 2015 sebanyak 165 unit yang tersebar  di  16  Kecamatan,  sedangkan  jumlah  penduduk  pada  tahun  2015  sebanyak    919.440
jiwa. Rasio jumlah TPS per satuan penduduk pada tahun 2015 adalah 1 : 5.572 sehingga masih jauh dari ideal.
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2011 – 2015 Kabupaten Bantul
Uraian 2011
2012 2013
2014 2015
Jumlah TPS unit 116
124 135
150 165
Jumlah daya tampung TPS m
3
122,89 131,37
141,75 157,5
173,25 Jumlah penduduk jiwa
921.263 930.276
938.433 968.632
919.440
Rasio daya tampung TPS per 1000 penduduk m
3
1000 penduduk
0,133 0.141
0,151 0,163
0.188
Dengan  terbitnya  Undang-Undang  RI  Nomor  18  Tahun  2008  tentang  Pengelolaan Sampah  mengamanatkan  tentang  hak  dan  kewajiban  masyarakat  serta  wewenang
pemerintah,  pemerintah  daerah  untuk  melaksanakan  pelayanan  publik  dalam  bidang pengelolaan  sampah.  Pengaturan  hukum  pengelolaan  sampah  didasarkan  asas  keadilan,
asas  kesadaran,  asas  kebersamaan,  asas  keselamatan,  asas  keamanan,  dan  asas  nilai ekonomi.  Skenario  pengelolaan  persampahan  ramah  lingkungan  didasarkan  pada
pendekatan  3  R  Reduce,  Reuse,  Recycle  pada  skala  rumah  tangga,  selanjutnya  pada  skala kawasan  dikembangkan Tempat  Pengolahan  Sampah  Terpadu  TPST.  Pengelolaan  sampah
pada skala regional di Kawasan Perkotaan Yogyakarta KPY masih dilakukan dengan sistem controlled landfill pada TPA Piyungan di Bantul.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
23
2.3.3  Bidang Tata Ruang
Penataan    ruang    adalah    suatu    sistem    proses    perencanaan    tata    ruang, pemanfaatanruang,    dan    pengendalian    pemanfaatan    ruang.      Permasalahan    penataan
ruang   di    Kabupaten   Bantul    saat   ini    adalah   meningkatnya   alih    fungsi    lahan.    Hal    ini dikarenakan    Kabupaten    Bantul   merupakan   bagian    pengembangan    Kawasan  Perkotaan
Yogyakarta  KPY  yang  mendorong  masuknya  kegiatan  investasi  di berbagai sektor.
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses  untuk  menentukan struktur ruang dan pola    ruang    yang    meliputi    penyusunan    dan    penetapan    rencana    tata    ruang.    Produk
perencanaan tata ruang yang telah dimiliki  Kabupaten  Bantul sampai dengan tahun  2015 dapat dilihat pada table.
Meskipun dokumen RDTR seluruh kecamatan telah disusun, namun sesuai Peraturan Menteri  Pekerjaan  Umum  No.  20  tahun  2011  tentang  pedoman  penyusunan  RDTR dan
peraturan  zonasi, RDTR  harus  disertai  dengan  peraturan  zonasi  dan  peta  skala 1:5000, sedangkan  RDTR  yang  telah  disusun  belum  dilengkapi  peraturan  zonasi  dan  peta  yang
dibuat  masih  skala  1:25.000  sehingga  perlu  dilakukan  review  RDTR.  Hal  ini  dikarenakan hampir seluruh dokumen RDTR disusun sebelum terbitnya PermenPU tersebut
PRODUK PERENCANAAN TATA RUANG 1.
Peraturan  Daerah  Nomor  4  Tahun  20011  Kabupaten    Bantul  tentang  Rencana  Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030
2. Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung
3. Peraturan    Daerah    No.    33    Tahun    2008    tentang    Rencana    Detail    Tata    Ruang
RDTR Kecamatan Sewon 4.
Peraturan    Bupati    Bantul    Nomor    34    Tahun    2011    tentang    Izin    Mendirikan Bangunan
5. Peraturan Bupati Bantul Nomor 35 Tahun 2011 tentang Garis Sempadan
6. Peraturan  Bupati  Bantul  Nomor  36  Tahun  2011  tentang  Pedoman Pembangunan
Perumahan di Kabupaten Bantul 7.
Peraturan Bupati Bantul Nomor 37 Tahun 2011 tentang Pengaturan Bangunan Bukan Gedung
8. Dokumen Rencana Detail Tata Ruang RDTR, 17 Kecamatan
9. Dokumen Rencana  Tata  Bangunan dan  Lingkungan RTBL Kawasan  Paseban Bantul
10. Dokumen  Rencana  Tata  Bangunan  dan  Lingkungan  RTBL  Kawasan  Strategis
Gabusan-Manding-Tembi GMT 11.
Dokumen Rencana Tindak Kawasan GMT 12.
DED Kawasan Paseban Bantul 13.
DED Kawasan Pantai Kuwaru 14.
DED Kawasan Kotagede 15.
DED Kawasan Parangtritis 16.
DED Kawasan Parangkusumo Untuk  dokumen  Rencana  Detail  Tata  Ruang  RDTR,  sampai  dengan  tahun  2015  dari  17
kecamatan telah direview dan dilengkapi dengan Peraturan Zonasi sebanyak 13 Kecamatan. Sedang 4 kecamatan dilaksanakan review tahun berikutnya.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
24
Berkaitan  dengan  diberlakukannya  UU  No.  26  Tahun  2007  tentang  penataan  ruang maka  Pemerintah  Kabupaten  Bantul  telah  melakuan  peninjauan  kembali  terhadap  RTRW
Kabupaten  akibat  terjadinya  bencana  alam  gempa  bumi  pada  tanggal  27  Mei  2006. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Penataan Ruang meliputi:
1  Pengembangan  Struktur  ruang  melalui  pemantapan,  pengembangan  hirarki  system perkotaan, dan peningkatan kualitas jangkauan pelayanan jaringan sarana prasarana ke
seluruh Kabupaten Bantul. 2  Pengembangan  pola  ruang  untuk  kawasan  lindung,  budidaya,  dan  kawasan  strategis
dengan memperhatikan antara lain: a  Pemeliharaan, perwujudan kelestarian lingkungan hidup
b  Penetapan  daerah  rawan  bencana  alam  dan  pembatsan  pembangunan  di  daerah rawan bencana
c   Perwujudan, peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya 3  Pengembangan  kawasan  strategis  dengan  pelestarian  dan  peningkatan  nilai  kawasan
dalam  rangka  mendorong  pertumbuhan  ekonomi  dan  nilai-nilai  budaya  serta pelestarian lingkungan hidup.
Adapun strategi yang akan ditempuh dalam mendukung kebijakan tersebut diatas adalah: 1  Penetapan pusat pertumbuhan wilayah secara berjenjang sesuai dengan potensi.
2   Pengembangan sistem transportasi secara terpadu 3   Pembentukan  pola  ruang  dengan  menempatkan  kawasan  lindung,  dan  kawasan
budidaya  sehingga  terwujud  tata  ruang  yang  tertib,  teratur,  efisien,  selaras  serta terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
4  Pengembangan  kawasan  bencana  dengan  membatasi  pertumbuhan  di  daerah  yang berpotensi tinggi terhadap bencana alam.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
25
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD
Selanjutnya  tantangan  masing-masing  bidang  urusan  penataan  ruang,  pekerjaan umum, perumahan dan permukiman diuraikan di bawah ini.
2.4.1. Tantangan pembangunan Bidang ke Bina Marga-an
Tantangan pembangunan bidang Jalan meliputi : 1.  Pemenuhan  kebutuhan  prasarana  jalan  yang  mendukung  sistem  transportasi  wilayah
harus  memenuhi  standar  keselamatan  jalan  dan  berwawasan  lingkungan  dalam menunjang sektor riil dan sistem logistik daerah dan nasional.
2.   Meningkatkan  kesadaran  masyarakat  pengguna  maupun  pemanfaat  jalan  dalam memanfaatkan prasarana jalan yang tersedia.
3.   Meningkatkan  peran  masyarakat  dan  dunia  usaha  dalam  pembangunan  serta  operasi dan  pemeliharaan  prasarana  jalan  untuk  meningkatkan  rasa  memiliki  terhadap
prasarana jalan yang ada. 4.   Mempertahankan  peran  dan  fungsi  prasarana  jaringan  jalan  sebagai  pengungkit  dan
pengunci  dalam  pengembangan  wilayah  di  antara  berbagai  gangguan  bencana  alam, maupun  kesalahan  penggunaan  dan  pemanfaatan  jalan,  disamping  juga  memenuhi
kebutuhan aksesibilitas kawasan produksi dan industri serta outlet. 6.   Mengantisipasi pertumbuhan persentase kendaraan dibandingkan jalan yang terus akan
mengalami  peningkatan  seiring  perkembangan  dan  kompetisi  global,  terutama  pada wilayah perkotaan.
7.   Meningkatkan keterpaduan sistem jaringan transportasi dan penyelenggaraan jalan dan meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan jalan.
8.  Mengupayakan  pengarusutamaan  jender  dalam  proses  pelaksanaan  kegiatan  sub- bidang jalan, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.
2.4.2. Bidang ke Cipta Karya-an
Tantangan pembangunan bidang ke-Cipta Karya-an dan Tata Ruang meliputi : 1.   Tingkat  kesadaran  masyarakat  terhadap  pengelolaan  sampah  yang  masih  rendah,
sementara  konflik  sosial  yang  berkaitan  dengan  pengelolaan  TPA  sampah  sampai  saat ini  masih  sering  terjadi  di  samping  ketersediaan  sarana  dan  prasarana  persampahan
yang masih belum memadai.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
26
2.   Meningkatkan  keterpaduan  penanganan  drainase  dari  lingkungan  terkecil  hingga wilayah yang lebih luas.
3.   Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan akan menuntut pelayanan sanitasi sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis.
4.   Memperluas  akses  pelayanan  sanitasi  dan  peningkatan  kualitas  fasilitas  sanitasi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah
kota dan sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan. 5.   Mendorong  dan  meningkatkan  keterlibatan  dunia  usaha  swasta  dalam  pendanaan
pembangunan prasarana air minum. 6.   Mengembangkan  kemampuan  masyarakat  dalam  penyediaan  air  minum  baik  dalam
pengolahan maupun pembiayaan penyediaan air minum. 7.   Mengupayakan  pengarusutamaan  jender  dalam  proses  pelaksanaan  kegiatan  sub-
bidang  infrastruktur  permukiman,  baik  dari  segi  akses,  kontrol,  partisipasi,  maupun manfaatnya.
2.4.3. Bidang Tata Ruang
Tantangan pembangunan bidang Tata Ruang meliputi : 1.  Melengkapi  peraturan  perundang-undangan  dan  Norma,  Standar,  Prosedur,  dan
Kriteria  NSPK  di  bidang  penataan  ruang  untuk  mendukung  implementasi  penataan ruang di lapangan.
2.  Meningkatkan  pemanfaatan  Rencana  Tata  Ruang  secara  optimal  dalam  mitigasi  dan penanggulangan  bencana,  peningkatan  daya  dukung  wilayah,  dan  pengembangan
kawasan. 3.   Meningkatkan  kualitas  pemanfaatan  ruang  dan  pengendalian  pemanfaatan  ruang
terutama melalui dukungan sistem informasi dan monitoring penataan ruang di daerah untuk mengurangi terjadinya konflik pemanfaatan ruang antarsektor, antarwilayah, dan
antarpelaku. 4.   Meningkatkan  kepastian  hukum  dan  koordinasi  dalam  pengendalian  pemanfaatan
ruang. 5.   Meningkatkan  keterlibatan  seluruh  lapisan  masyarakat  termasuk  perempuan  dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
2.4.4. Sekretariat Dinas Tantangan Sekretariat Dinas meliputi :
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
27
1.   Peningkatan  kebutuhan  pembangunan  infrastruktur  berbagai  wilayah  dan  kualitas pelayanannya kepada masyarakat membutuhkan SDM yang handal.
2.  Peningkatan  peran  koordinasi  penyelenggaraan  infrastuktur  pekerjaan  umum  antar tingkatan pemerintahan dan antarpelaku pembangunan.
3.   Penyelenggaraan  good  governance  yang  efektif  untuk  mengimbangi  tuntutan masyarakat  yang  semakin  tinggi  terhadap  transparansi  dan  akuntabilitas  pelaksanaan
pembangunan. 4.   Pengembangan  kapasitas  SDM  untuk  mendukung  perubahan  peran  ke  depan  yang
diharapkan  berubah  dari  yang  semula  lebih  dominan  sebagai  operator-regulator menjadi dominan regulator-fasilitator.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
28
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI
3.1.   IDENTIFIKASI  PERMASALAHAN  BERDASARKAN  TUGAS  DAN  FUNGSI PELAYANAN SKPD
Perencanaan Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 , adalah  perencanaan  pembangunan  yang  merupakan  keberlanjutan  dari  pembangunan
tahun-tahun  sebelumnya,  sehingga  dalam  merumuskan  arah  kebijakan  dan  strategi pembangunan  kedepan  tidak  lepas  dari  kondisi  riil  capaian  pembangunan  tahun
sebelumnya.  Pelaksanaan  pembangunan  daerah  telah  menghasilkan  berbagai  kemajuan yang  cukup  berarti  namun  masih  menyisahkan  berbagai  permasalahan  pembangunan
daerah  yang  merupakan  kesenjangan  antara  kinerja  pembangunan  yang  dicapai  saat  ini dengan  yang  direncanakan  yang  bermuara  pada  tercapainya  peningkatan  kesejahteraan
masyarakat.  Potensi  permasalahan  pembangunan  daerah  pada  umumnya  timbul  dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi peluang
yang  tidak  dimanfaatkan,  dan  ancaman  yang  tidak  diantisipasi.  Untuk  mendapatkan gambaran  awal  bagaimana  permasalahan  infrastruktur  dapat  dipecahkan  dan  diselesaikan
dengan baik,
tiap-tiap permasalahan
juga diidentifikasi
faktor-faktor penentu
keberhasilannya  dimasa  datang.  Faktor  faktor  penentu  keberhasilan  adalah  faktor  kritis, hasil  kinerja,  dan  faktor-faktor  lainnya  yang  memiliki  daya  ungkit  yang  tinggi  dalam
memecahkan  permasalahan  pembangunan  atau  dalam  mewujudkan  keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Identifikasi  permasalahan  pada  tiap  urusan  dilakukan  dengan  memperhatikan capaian  indikator  kinerja  pembangunan  dan  hasil  evaluasi  pembangunan  tahun  tahun
sebelumnya sebagai berikut : 1.  Sekretariat
a.  Masih  kurangnya  tenaga  pengelola  kegiatan  dan  administrasi  keuangan  yang bersertifikat.
b.  Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Dinas Pekerjaan Umum Kabupten Bantul belum optimal.
c.   Belum optimalnya data dan informasi Dinas PU Kabupaten Bantul yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
29
2.   Bidang Jalan Belum seluruhnya jalan dan jembatan kabupaten dalam kondisi mantap, sesuai dengan
kapasitas jalan kabupaten. 3.  Bidang Cipta karya
a.  Belum  sepenuhnya  pengelolaan  TPA  Regional  Piyungan,  ditangani  dengan  baik, karena  pengelolaannya  masih  dilakukan  bersama  kabupatenkota  dalam
Kartamantul yang dilakukan secara bergantian antara kabupaten kota b.   Belum sepenuhnya masyarakat mendapatkan akses terhadap air minum yang layak,
c.   Belum optimalnya peran kabupatenkota dalam menyadarkan masyarakat tentang pengelolaan air limbah yang benar,
d.   Belum  optimalnya  sarana  dan  prasarana  dasar  pendukung  aksebilitas  masyarakat miskin di perkotaan dan perdesaan, dikarenakan keterbatasan anggaran Daerah,
3.  Bidang Tata Ruang a.   RDTR  yang  telah disusun  belum dilengkapi  peraturan  zonasi dan peta  yang  dibuat
masih skala 1:25.000 sehingga perlu dilakukan review RDTR b.  Belum sepenuhnya Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul menjadi acuan
dalam penyusunan program-program pembangunan dan panduan bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang yang sesuai rencana tata ruang.
c.   Belum  optimalnya  ketaatan  masyarakat  terhadap  rencana  tata  ruang,  khususnya yang terkait dengan alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan lain.
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH