Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
17
8. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; dan
9. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas
f. UPT Kebersihan, Pertamanan, Persampahan, dan Pemakaman
Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis akan diatur dalam Peraturan Bupati tentang pembentukan Unit Telaksana Teknis.
a. Sub Bagian Tata Usaha.
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas : a.
menyusun rencana dan program kegiatan sesuai bidangnya; b.
mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data sesuai bidangnya; c.
melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai bidangnya dalam rangka memperoleh angka kredit sesuai peraturan dan pedoman yang berlaku;
d. memberikan saran-saran atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah-
langkah yang diambil sesuai bidangnya; e.
menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan. Adapun Peran Dinas PU Kabupaten Bantul dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan, meliputi : a.
Bidang kebinamargaan jalan bertanggungjawab untuk melaksanaan pengelolaan jalan dan jembatan yang berstatus Jalan dan Jembatan Kabupaten, baik yang terkait
pemeliharaan rutin, rehabilitasi, peningkatan maupun pembangunan dari jaringan jalan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul.
b. Bidang keciptakaryaan melaksanakan ketugasan penyediaan infrastruktur dasar
basic infrastructure untuk peningkatan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, peningkatan layanan masyarakat, dan kelestarian lingkungan di perkotaan dan
perdesaan. Ruang lingkup pelayanan ini meliputi: 1 Permukiman, 2 Air Minum, 3 Air Limbah, 4 Persampahan, 5 Drainase, dan 6 Penataan Bangunan dan
Lingkungan. c.
Di bidang penataan ruang, pemerintah daerah berkewajiban untuk menyusun merencanakan tata ruang skala kabupaten, serta melakukan pemanfaatan dan
pengendalian atas rencana tata ruang yang menjadi ketugasan Pemerintah Kabupaten.
d. Bidang Jasa Konstruksi, kewenangan lebih terfokus pada sub bidang pemberdayaan
dan pembinaan jasa konstruksi.
2.2. SUMBER DAYA SKPD
2.2.1. Sumber Daya Manusia
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
18
Jumlah Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul per 1 Januari 2015 ada 184 orang, yang apabila dikatagorikan berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan,
pendidikan dan gender sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel di bawah ini:
Jumlah Pegaw
ai Jenis
Kelamin Pangkat Golongan
Tingkat Pendidikan Laki
2 Wan
ita I
II III
IV SD
SLTP SLTA
DIII S1
S2
184 176
8 24
99 52
9 15
39 90
4 29
7
2.2.2. Aset Yang Dikelola
Aset yang dikelola oleh Dinas PU Kabupaten Bantul per 1 Januari 2016 berdasarkan Buku Induk Inventaris, antara lain : Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan,
Jalan Irigasi dan Jaringan, Aset tetap lainnya seperti terlihat pada Tabel dibawah. No
Jenis Aset Nilai
1 Tanah
Tanah untuk jalan 7.565.820.810
Tanah untuk gedungbangunan 3.130.454.500
Tanah untuk bangunan air 296.874.550
2 Peralatan dan Mesin
Alat alat besarberat 8.145.289.000
Alat alat angkutan 5.496.497.100
Alat alat bengkel alat ukur 138.694.500
Alat alat kantorrumah tangga 681.358.150
Alat alat studio dan komunikasi 127.740.000
Alat alat laboratorium 142.540.000
3 Gedung dan Bangunan
Bangunan Gedung 53.013.185.280
Bangunan lain makam, lansdcape dll 5.121.414.650
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan jembatan 1.371.077.048.788
Bangunan airirigasi 11.374.866.094
Instalasi 10.532.053.349
Jaringan 1.693.514.640
5 Aset Tetap Lainnya
Buku dan perpustakaan 222.300.500
Barang bercorak kebudayaan 45.810.000
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
19
6 Konstruksi dalm Pengerjaan
Jumlah 1.478.805.461.911
2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD
Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Dinas PU Kabupaten Bantul berdasarkan sasarantarget tahun sebelumnya
menurut SPM untuk urusan wajib, danatau indikator kinerja pelayanan SKPD danatau indikator lainnya.
2.3.1. Bidang Jalan
Panjang jaringan jalan tahun 2015 beraspal dengan kondisi baik sepanjang 611,925 km. Namun demikian masih terdapat ruas-ruas jalan kabupaten dengan kondisi sedang,
rusak, ataupun rusak berat dimana proporsinya menurun dari tahun ke tahun. Panjang jaringan jalan berdasarkan kondisi di Kabupaten Bantul ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2011-2015
Kabupaten Bantul No
Kondisi Jalan Panjang Jalan km
2011 2012
2013 2014
2015
1 Kondisi Baik
407,25 417,405
418,54 441,620
438,535 2
Kondisi Sedang 285,58
244,02 240,03
235,955 219,140
3 Kondisi Rusak
159,9 171,9
174,15 160,150
180,000 4
Kondisi Rusak Berat 43,00
40,00 39,60
33,40 33,45
5 Jalan Kabupaten
895,725 873.325
872,13 871,125
871,125 6
Jalan Propinsi 136,05
122,975 122,95
122,95 122,95
7 Jalan Nasional
30,58 74,465
74,97 74,97
74,97
Jumlah secara keseluruhan 1062,36
1070.77 1069,57
1069,57 1069,57
Berdasarkan statusnya, jalan yang ada di Kabupaten Bantul terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan desa. Total panjang jalan di Kabupaten Bantul
pada Tahun 2015 adalah 871,125 km berdasar SK status jalan kabupaten lama. Sedang sesuai Perbup No. 315 Tahun 2015 tentang Jalan Kabupaten Bantul, panjang jalan
Kabupaten Bantul yang menjadi kewnangan Pemerintah Kabupaten adalah 609,440 km seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 KONDISI JALAN KABUPATEN SESUAI PERBUP NOMOR 315 TAHUN 2015
EDISI : JULI 2015
NO JENIS
PEMUKAAN PANJANG
KM KONDISI MANTAP
KONDISI TIDAK MANTAP BAIK
KM SEDANG
KM JUMLAH
KM RUSAK
KM RUSAK
BRT KM
JUMLAH KM
1 Aspal
567,180 330,740
58,313 191,890
33,832 522,630
92,145 31,710
5,591 12,840
2,264 44,550
7,855
2 BatuKerikil
23,460 -
- 4,520
19,267 4,520
19,267 10,810
46,078 8,130
34,655 18,940
80,733
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
20
3 Tanah
18,800 -
- 0,720
3,830 0,720
3,830 18,080
96,170 -
- 18,080
96,170 JUMLAH
609,440 330,740
54,269 197,130
32,346 527,870
86,616 60,600
9,944 20,970
3,441 81,570
13,384
Dan sesuai Keputusan Bupati No. 272 Tahun 2015 tentang Penetapan Status Jalan Desa di Kabupaten Bantul maka panjang ruas jalan desa yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kabupaten Bantul adalah 164, 47 km.
Kondisi jalan provinsi di Kabupaten Bantul hampir seluruhnya dalam kondisi mantap, sehingga sangat mendukung peningkatan perekonomian dan akses hubungan antar wilayah.
Adapun jalan provinsi yang berada di wilayah Kabupaten Bantul antara lain Jalan Palbapang- Samas, Jalan Sedayu-Pandak, dan lainnya.
2.3.2 Bidang Cipta Karya Penanganan Kawasan Kumuh
Kebutuhan rumah yang terus meningkat tiap tahun khususnya di wilayah perkotaan yang jumlah penduduknya relatif banyak dan padat, sempitnya lahan dan mahalnya harga
tanah di di wilayah perkotaan mendorong munculnya permukiman kumuh. Permukiman kumuh di Kabupaten Bantul teridentifikasi berada di Kawasan kumuh tepi sungai yaitu di
Desa Jagalan, Desa Potorono Kecamatan Banguntapan, dan Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon; Kawasan kumuh sekitar pusat kegiatan yaitu di Desa Bantul Kecamatan Bantul, Desa
Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan, dan Desa Singosaren Kecamatan Banguntapan; serta Kawasan kumuh pinggiran kota yaitu di Desa Ringinharjo dan Desa Trirenggo Kecamatan
Bantul
Dalam rangka mengurangi dan mengatasi kawasan permukiman kumuh diwilayah perkotaan telah dibangun rumah susun sederhana sewa Rusunawa . Sampai dengan tahun
2015 Kabupaten Bantul terdapat 3 Rusunawa yang difasilitasi Pemda Bantul yaitu Rusunawa di desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon sejumlah 2 twin blok dengan kapasitas
196 unit, Rusunawa di Kasihan sejumlah 1 twin blok dengan kapasitas 98 unit dan Rusunawa di Kecamatan Banguntapan dengan kapasitas 196 unit yang diperuntukkan bagi
masyarakat berpengahsilan rendah MBR. Khusus rusunawa Banguntapan baru dimanfaatkan 1 TB karena infrastruktur air bersih belum sempurna. Sedang pada tahun
2015 telah dibangun Rusunawa di Tamanan Banguntapan Bantul yang diperuntukkan bagi pekerja sebanyak 2 blok dengan rincian 1 blok tipe 24 kapasitas 104 hunian dengan sasaran
bagi pekerja yang belum berkeluarga dan 1 blok tipe 36 sebanyak 66 hunian untuk pekerja yang sudah berkeluarga.
Tabel 2.2 Rusunawa di Kabupaten Bantul
No Rusunawa
Lokasi Twin
Block Kapasit
as Keterangan
1 Projotamansari I
2009 Panggungharjo,
Sewon, Bantul 2 TB
196 MBR
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
21
2 Projotamansari II
2010 Tambak,
Ngestiharjo, Kasihan, Bantul
1 TB 98
MBR
3 Projotamansari III
2013 Banguntapan, Bantul 2 TB
196 MBR
4 2015
Tamanan Banguntapan
2 Blok 170
Untuk Pekerja
Pelayanan Air Bersih
Sumber air minum sebagian besar berasal dari air tanah, baik air tanah dangkal yang berupa sumur gali, sumur bor, mata air, penampungan air hujan dan perpipaan. Sebagian
besar penduduk menggunakan sumur gali, mencapai 53,2 dan hanya sebagian kecil menggunakan air dari perpipaan termasuk dari PDAM lebih kurang 8,60 sedangkan yang
masih menggunakan penampungan air hujan ada 0,48. Jumlah pelanggan PDAM pada tahun 2014 sebanyak 19.546 meningkat dari tahun
2013 sebanyak 19.242, sedang air bersih yang disalurkan oleh PDAM pada tahun 2014 sebanyak 3.412.848 m3 meningkat dari tahun 2013 sebanyak 3.294.224 m3. Jumlah
pelanggan PDAM dan air bersih yang disalurkan tahun 2011-2014 disajikan pada Tabel dibawah
Tahun Jumlah
Pelanggan Air Bersih Yang
Disalurkan 2011
15.635 3.294.224
2012 17.083
2.927.293 2013
19.242 2.738.498
2014 19.546
3.412.848
Penyediaan Pengelolaan Air Bersih dilaksanakan Dinas PU bekerjasama dengan PDAM Kabupaten Bantul. Dalam rangka penanganan di lokasi rawan kekeringan dan belum terjangkau
jaringan PDAM, selama lima tahun terakhir telah dibangun Hidran Umum HU, pembangunan Sistem Instalasi Perpipaan Air Sederhana SIPAS. Selain itu, untuk mendukung kawasan siap
bangunlingkungan siap bangun KasibaLisiba Bantul Kota Mandiri dibangun sistem pengolahan air minum SPAM di IKK Pajangan.
Penanganan Air Limbah
Sistem pembuangan air limbah di Kabupaten Bantul pada kegiatan domestikrumah tangga maupun home industry saat ini masih dikelola secara individualsendiri-sendiri on
site sanitation yang dialirkan ke saluran pembuangan umum ke dalam tanah. Kenyataan tersebut dapat menimbulkan terjadinya pencemaran terhadap tanah dan air yang pada
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
22
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Sampai dengan tahun 2015 ini telah terbangun 26 unit sanitasi komunal yang bersumber dari APBDDAK
yang berada di wilayah Pleret, Jetis, Imogiri, Sedayu dan Bantul dengan kapasitas sambungan tiap unit 30-120 KK tergantung dengan kepadatan penduduk sehingga dari 26
unit tersebut dapat mengampu sekitar 1059 KK. Dan dari dana APBN pada tahun 2012 melalui program USRI telah terbangun 23 ipal komunal dengan total kapasitas sekitar 1840
KK. Sedang untuk sambungan rumah air limbah Terpusat di APY sampai tahun 2015 ini telah tersambung 1795 SR terpusat ke IPAL Sewon.
Penanganan Sampah
Pada subbidang persampahan, pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir TPA masih rendah.
Jumlah TPS di Kabupaten Bantul pada tahun 2015 sebanyak 165 unit yang tersebar di 16 Kecamatan, sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 919.440
jiwa. Rasio jumlah TPS per satuan penduduk pada tahun 2015 adalah 1 : 5.572 sehingga masih jauh dari ideal.
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2011 – 2015 Kabupaten Bantul
Uraian 2011
2012 2013
2014 2015
Jumlah TPS unit 116
124 135
150 165
Jumlah daya tampung TPS m
3
122,89 131,37
141,75 157,5
173,25 Jumlah penduduk jiwa
921.263 930.276
938.433 968.632
919.440
Rasio daya tampung TPS per 1000 penduduk m
3
1000 penduduk
0,133 0.141
0,151 0,163
0.188
Dengan terbitnya Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan tentang hak dan kewajiban masyarakat serta wewenang
pemerintah, pemerintah daerah untuk melaksanakan pelayanan publik dalam bidang pengelolaan sampah. Pengaturan hukum pengelolaan sampah didasarkan asas keadilan,
asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Skenario pengelolaan persampahan ramah lingkungan didasarkan pada
pendekatan 3 R Reduce, Reuse, Recycle pada skala rumah tangga, selanjutnya pada skala kawasan dikembangkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST. Pengelolaan sampah
pada skala regional di Kawasan Perkotaan Yogyakarta KPY masih dilakukan dengan sistem controlled landfill pada TPA Piyungan di Bantul.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
23
2.3.3 Bidang Tata Ruang
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatanruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Permasalahan penataan
ruang di Kabupaten Bantul saat ini adalah meningkatnya alih fungsi lahan. Hal ini dikarenakan Kabupaten Bantul merupakan bagian pengembangan Kawasan Perkotaan
Yogyakarta KPY yang mendorong masuknya kegiatan investasi di berbagai sektor.
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Produk
perencanaan tata ruang yang telah dimiliki Kabupaten Bantul sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada table.
Meskipun dokumen RDTR seluruh kecamatan telah disusun, namun sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 tahun 2011 tentang pedoman penyusunan RDTR dan
peraturan zonasi, RDTR harus disertai dengan peraturan zonasi dan peta skala 1:5000, sedangkan RDTR yang telah disusun belum dilengkapi peraturan zonasi dan peta yang
dibuat masih skala 1:25.000 sehingga perlu dilakukan review RDTR. Hal ini dikarenakan hampir seluruh dokumen RDTR disusun sebelum terbitnya PermenPU tersebut
PRODUK PERENCANAAN TATA RUANG 1.
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 20011 Kabupaten Bantul tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030
2. Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung
3. Peraturan Daerah No. 33 Tahun 2008 tentang Rencana Detail Tata Ruang
RDTR Kecamatan Sewon 4.
Peraturan Bupati Bantul Nomor 34 Tahun 2011 tentang Izin Mendirikan Bangunan
5. Peraturan Bupati Bantul Nomor 35 Tahun 2011 tentang Garis Sempadan
6. Peraturan Bupati Bantul Nomor 36 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembangunan
Perumahan di Kabupaten Bantul 7.
Peraturan Bupati Bantul Nomor 37 Tahun 2011 tentang Pengaturan Bangunan Bukan Gedung
8. Dokumen Rencana Detail Tata Ruang RDTR, 17 Kecamatan
9. Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Paseban Bantul
10. Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Strategis
Gabusan-Manding-Tembi GMT 11.
Dokumen Rencana Tindak Kawasan GMT 12.
DED Kawasan Paseban Bantul 13.
DED Kawasan Pantai Kuwaru 14.
DED Kawasan Kotagede 15.
DED Kawasan Parangtritis 16.
DED Kawasan Parangkusumo Untuk dokumen Rencana Detail Tata Ruang RDTR, sampai dengan tahun 2015 dari 17
kecamatan telah direview dan dilengkapi dengan Peraturan Zonasi sebanyak 13 Kecamatan. Sedang 4 kecamatan dilaksanakan review tahun berikutnya.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
24
Berkaitan dengan diberlakukannya UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang maka Pemerintah Kabupaten Bantul telah melakuan peninjauan kembali terhadap RTRW
Kabupaten akibat terjadinya bencana alam gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Penataan Ruang meliputi:
1 Pengembangan Struktur ruang melalui pemantapan, pengembangan hirarki system perkotaan, dan peningkatan kualitas jangkauan pelayanan jaringan sarana prasarana ke
seluruh Kabupaten Bantul. 2 Pengembangan pola ruang untuk kawasan lindung, budidaya, dan kawasan strategis
dengan memperhatikan antara lain: a Pemeliharaan, perwujudan kelestarian lingkungan hidup
b Penetapan daerah rawan bencana alam dan pembatsan pembangunan di daerah rawan bencana
c Perwujudan, peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya 3 Pengembangan kawasan strategis dengan pelestarian dan peningkatan nilai kawasan
dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan nilai-nilai budaya serta pelestarian lingkungan hidup.
Adapun strategi yang akan ditempuh dalam mendukung kebijakan tersebut diatas adalah: 1 Penetapan pusat pertumbuhan wilayah secara berjenjang sesuai dengan potensi.
2 Pengembangan sistem transportasi secara terpadu 3 Pembentukan pola ruang dengan menempatkan kawasan lindung, dan kawasan
budidaya sehingga terwujud tata ruang yang tertib, teratur, efisien, selaras serta terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
4 Pengembangan kawasan bencana dengan membatasi pertumbuhan di daerah yang berpotensi tinggi terhadap bencana alam.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
25
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD
Selanjutnya tantangan masing-masing bidang urusan penataan ruang, pekerjaan umum, perumahan dan permukiman diuraikan di bawah ini.
2.4.1. Tantangan pembangunan Bidang ke Bina Marga-an
Tantangan pembangunan bidang Jalan meliputi : 1. Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang mendukung sistem transportasi wilayah
harus memenuhi standar keselamatan jalan dan berwawasan lingkungan dalam menunjang sektor riil dan sistem logistik daerah dan nasional.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna maupun pemanfaat jalan dalam memanfaatkan prasarana jalan yang tersedia.
3. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan serta operasi dan pemeliharaan prasarana jalan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap
prasarana jalan yang ada. 4. Mempertahankan peran dan fungsi prasarana jaringan jalan sebagai pengungkit dan
pengunci dalam pengembangan wilayah di antara berbagai gangguan bencana alam, maupun kesalahan penggunaan dan pemanfaatan jalan, disamping juga memenuhi
kebutuhan aksesibilitas kawasan produksi dan industri serta outlet. 6. Mengantisipasi pertumbuhan persentase kendaraan dibandingkan jalan yang terus akan
mengalami peningkatan seiring perkembangan dan kompetisi global, terutama pada wilayah perkotaan.
7. Meningkatkan keterpaduan sistem jaringan transportasi dan penyelenggaraan jalan dan meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan jalan.
8. Mengupayakan pengarusutamaan jender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub- bidang jalan, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.
2.4.2. Bidang ke Cipta Karya-an
Tantangan pembangunan bidang ke-Cipta Karya-an dan Tata Ruang meliputi : 1. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang masih rendah,
sementara konflik sosial yang berkaitan dengan pengelolaan TPA sampah sampai saat ini masih sering terjadi di samping ketersediaan sarana dan prasarana persampahan
yang masih belum memadai.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
26
2. Meningkatkan keterpaduan penanganan drainase dari lingkungan terkecil hingga wilayah yang lebih luas.
3. Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan akan menuntut pelayanan sanitasi sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis.
4. Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah
kota dan sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan. 5. Mendorong dan meningkatkan keterlibatan dunia usaha swasta dalam pendanaan
pembangunan prasarana air minum. 6. Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air minum baik dalam
pengolahan maupun pembiayaan penyediaan air minum. 7. Mengupayakan pengarusutamaan jender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub-
bidang infrastruktur permukiman, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.
2.4.3. Bidang Tata Ruang
Tantangan pembangunan bidang Tata Ruang meliputi : 1. Melengkapi peraturan perundang-undangan dan Norma, Standar, Prosedur, dan
Kriteria NSPK di bidang penataan ruang untuk mendukung implementasi penataan ruang di lapangan.
2. Meningkatkan pemanfaatan Rencana Tata Ruang secara optimal dalam mitigasi dan penanggulangan bencana, peningkatan daya dukung wilayah, dan pengembangan
kawasan. 3. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
terutama melalui dukungan sistem informasi dan monitoring penataan ruang di daerah untuk mengurangi terjadinya konflik pemanfaatan ruang antarsektor, antarwilayah, dan
antarpelaku. 4. Meningkatkan kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan
ruang. 5. Meningkatkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat termasuk perempuan dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
2.4.4. Sekretariat Dinas Tantangan Sekretariat Dinas meliputi :
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
27
1. Peningkatan kebutuhan pembangunan infrastruktur berbagai wilayah dan kualitas pelayanannya kepada masyarakat membutuhkan SDM yang handal.
2. Peningkatan peran koordinasi penyelenggaraan infrastuktur pekerjaan umum antar tingkatan pemerintahan dan antarpelaku pembangunan.
3. Penyelenggaraan good governance yang efektif untuk mengimbangi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan
pembangunan. 4. Pengembangan kapasitas SDM untuk mendukung perubahan peran ke depan yang
diharapkan berubah dari yang semula lebih dominan sebagai operator-regulator menjadi dominan regulator-fasilitator.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
28
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD
Perencanaan Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 , adalah perencanaan pembangunan yang merupakan keberlanjutan dari pembangunan
tahun-tahun sebelumnya, sehingga dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi pembangunan kedepan tidak lepas dari kondisi riil capaian pembangunan tahun
sebelumnya. Pelaksanaan pembangunan daerah telah menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup berarti namun masih menyisahkan berbagai permasalahan pembangunan
daerah yang merupakan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan yang bermuara pada tercapainya peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi peluang
yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan infrastruktur dapat dipecahkan dan diselesaikan
dengan baik,
tiap-tiap permasalahan
juga diidentifikasi
faktor-faktor penentu
keberhasilannya dimasa datang. Faktor faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam
memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Identifikasi permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja pembangunan dan hasil evaluasi pembangunan tahun tahun
sebelumnya sebagai berikut : 1. Sekretariat
a. Masih kurangnya tenaga pengelola kegiatan dan administrasi keuangan yang bersertifikat.
b. Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Dinas Pekerjaan Umum Kabupten Bantul belum optimal.
c. Belum optimalnya data dan informasi Dinas PU Kabupaten Bantul yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 |
29
2. Bidang Jalan Belum seluruhnya jalan dan jembatan kabupaten dalam kondisi mantap, sesuai dengan
kapasitas jalan kabupaten. 3. Bidang Cipta karya
a. Belum sepenuhnya pengelolaan TPA Regional Piyungan, ditangani dengan baik, karena pengelolaannya masih dilakukan bersama kabupatenkota dalam
Kartamantul yang dilakukan secara bergantian antara kabupaten kota b. Belum sepenuhnya masyarakat mendapatkan akses terhadap air minum yang layak,
c. Belum optimalnya peran kabupatenkota dalam menyadarkan masyarakat tentang pengelolaan air limbah yang benar,
d. Belum optimalnya sarana dan prasarana dasar pendukung aksebilitas masyarakat miskin di perkotaan dan perdesaan, dikarenakan keterbatasan anggaran Daerah,
3. Bidang Tata Ruang a. RDTR yang telah disusun belum dilengkapi peraturan zonasi dan peta yang dibuat
masih skala 1:25.000 sehingga perlu dilakukan review RDTR b. Belum sepenuhnya Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul menjadi acuan
dalam penyusunan program-program pembangunan dan panduan bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang yang sesuai rencana tata ruang.
c. Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang, khususnya yang terkait dengan alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan lain.
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH