Bidang Cipta Karya Penanganan Kawasan Kumuh

Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 | 20 3 Tanah 18,800 - - 0,720 3,830 0,720 3,830 18,080 96,170 - - 18,080 96,170 JUMLAH 609,440 330,740 54,269 197,130 32,346 527,870 86,616 60,600 9,944 20,970 3,441 81,570 13,384 Dan sesuai Keputusan Bupati No. 272 Tahun 2015 tentang Penetapan Status Jalan Desa di Kabupaten Bantul maka panjang ruas jalan desa yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Bantul adalah 164, 47 km. Kondisi jalan provinsi di Kabupaten Bantul hampir seluruhnya dalam kondisi mantap, sehingga sangat mendukung peningkatan perekonomian dan akses hubungan antar wilayah. Adapun jalan provinsi yang berada di wilayah Kabupaten Bantul antara lain Jalan Palbapang- Samas, Jalan Sedayu-Pandak, dan lainnya.

2.3.2 Bidang Cipta Karya Penanganan Kawasan Kumuh

Kebutuhan rumah yang terus meningkat tiap tahun khususnya di wilayah perkotaan yang jumlah penduduknya relatif banyak dan padat, sempitnya lahan dan mahalnya harga tanah di di wilayah perkotaan mendorong munculnya permukiman kumuh. Permukiman kumuh di Kabupaten Bantul teridentifikasi berada di Kawasan kumuh tepi sungai yaitu di Desa Jagalan, Desa Potorono Kecamatan Banguntapan, dan Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon; Kawasan kumuh sekitar pusat kegiatan yaitu di Desa Bantul Kecamatan Bantul, Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan, dan Desa Singosaren Kecamatan Banguntapan; serta Kawasan kumuh pinggiran kota yaitu di Desa Ringinharjo dan Desa Trirenggo Kecamatan Bantul Dalam rangka mengurangi dan mengatasi kawasan permukiman kumuh diwilayah perkotaan telah dibangun rumah susun sederhana sewa Rusunawa . Sampai dengan tahun 2015 Kabupaten Bantul terdapat 3 Rusunawa yang difasilitasi Pemda Bantul yaitu Rusunawa di desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon sejumlah 2 twin blok dengan kapasitas 196 unit, Rusunawa di Kasihan sejumlah 1 twin blok dengan kapasitas 98 unit dan Rusunawa di Kecamatan Banguntapan dengan kapasitas 196 unit yang diperuntukkan bagi masyarakat berpengahsilan rendah MBR. Khusus rusunawa Banguntapan baru dimanfaatkan 1 TB karena infrastruktur air bersih belum sempurna. Sedang pada tahun 2015 telah dibangun Rusunawa di Tamanan Banguntapan Bantul yang diperuntukkan bagi pekerja sebanyak 2 blok dengan rincian 1 blok tipe 24 kapasitas 104 hunian dengan sasaran bagi pekerja yang belum berkeluarga dan 1 blok tipe 36 sebanyak 66 hunian untuk pekerja yang sudah berkeluarga. Tabel 2.2 Rusunawa di Kabupaten Bantul No Rusunawa Lokasi Twin Block Kapasit as Keterangan 1 Projotamansari I 2009 Panggungharjo, Sewon, Bantul 2 TB 196 MBR Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 | 21 2 Projotamansari II 2010 Tambak, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul 1 TB 98 MBR 3 Projotamansari III 2013 Banguntapan, Bantul 2 TB 196 MBR 4 2015 Tamanan Banguntapan 2 Blok 170 Untuk Pekerja Pelayanan Air Bersih Sumber air minum sebagian besar berasal dari air tanah, baik air tanah dangkal yang berupa sumur gali, sumur bor, mata air, penampungan air hujan dan perpipaan. Sebagian besar penduduk menggunakan sumur gali, mencapai 53,2 dan hanya sebagian kecil menggunakan air dari perpipaan termasuk dari PDAM lebih kurang 8,60 sedangkan yang masih menggunakan penampungan air hujan ada 0,48. Jumlah pelanggan PDAM pada tahun 2014 sebanyak 19.546 meningkat dari tahun 2013 sebanyak 19.242, sedang air bersih yang disalurkan oleh PDAM pada tahun 2014 sebanyak 3.412.848 m3 meningkat dari tahun 2013 sebanyak 3.294.224 m3. Jumlah pelanggan PDAM dan air bersih yang disalurkan tahun 2011-2014 disajikan pada Tabel dibawah Tahun Jumlah Pelanggan Air Bersih Yang Disalurkan 2011 15.635 3.294.224 2012 17.083 2.927.293 2013 19.242 2.738.498 2014 19.546 3.412.848 Penyediaan Pengelolaan Air Bersih dilaksanakan Dinas PU bekerjasama dengan PDAM Kabupaten Bantul. Dalam rangka penanganan di lokasi rawan kekeringan dan belum terjangkau jaringan PDAM, selama lima tahun terakhir telah dibangun Hidran Umum HU, pembangunan Sistem Instalasi Perpipaan Air Sederhana SIPAS. Selain itu, untuk mendukung kawasan siap bangunlingkungan siap bangun KasibaLisiba Bantul Kota Mandiri dibangun sistem pengolahan air minum SPAM di IKK Pajangan. Penanganan Air Limbah Sistem pembuangan air limbah di Kabupaten Bantul pada kegiatan domestikrumah tangga maupun home industry saat ini masih dikelola secara individualsendiri-sendiri on site sanitation yang dialirkan ke saluran pembuangan umum ke dalam tanah. Kenyataan tersebut dapat menimbulkan terjadinya pencemaran terhadap tanah dan air yang pada Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 | 22 akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Sampai dengan tahun 2015 ini telah terbangun 26 unit sanitasi komunal yang bersumber dari APBDDAK yang berada di wilayah Pleret, Jetis, Imogiri, Sedayu dan Bantul dengan kapasitas sambungan tiap unit 30-120 KK tergantung dengan kepadatan penduduk sehingga dari 26 unit tersebut dapat mengampu sekitar 1059 KK. Dan dari dana APBN pada tahun 2012 melalui program USRI telah terbangun 23 ipal komunal dengan total kapasitas sekitar 1840 KK. Sedang untuk sambungan rumah air limbah Terpusat di APY sampai tahun 2015 ini telah tersambung 1795 SR terpusat ke IPAL Sewon. Penanganan Sampah Pada subbidang persampahan, pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir TPA masih rendah. Jumlah TPS di Kabupaten Bantul pada tahun 2015 sebanyak 165 unit yang tersebar di 16 Kecamatan, sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 919.440 jiwa. Rasio jumlah TPS per satuan penduduk pada tahun 2015 adalah 1 : 5.572 sehingga masih jauh dari ideal. Rasio Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2011 – 2015 Kabupaten Bantul Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah TPS unit 116 124 135 150 165 Jumlah daya tampung TPS m 3 122,89 131,37 141,75 157,5 173,25 Jumlah penduduk jiwa 921.263 930.276 938.433 968.632 919.440 Rasio daya tampung TPS per 1000 penduduk m 3 1000 penduduk 0,133 0.141 0,151 0,163 0.188 Dengan terbitnya Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan tentang hak dan kewajiban masyarakat serta wewenang pemerintah, pemerintah daerah untuk melaksanakan pelayanan publik dalam bidang pengelolaan sampah. Pengaturan hukum pengelolaan sampah didasarkan asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Skenario pengelolaan persampahan ramah lingkungan didasarkan pada pendekatan 3 R Reduce, Reuse, Recycle pada skala rumah tangga, selanjutnya pada skala kawasan dikembangkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST. Pengelolaan sampah pada skala regional di Kawasan Perkotaan Yogyakarta KPY masih dilakukan dengan sistem controlled landfill pada TPA Piyungan di Bantul. Renstra Dinas PU Kabupaten Bantul 2016-2021 | 23

2.3.3 Bidang Tata Ruang