Sosial Ekonomi, Pendidikan dan Agama Ekonomi Penduduk

2.3 Sosial Ekonomi, Pendidikan dan Agama Ekonomi Penduduk

Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah petani. Jenis lapangan usaha pertanian menduduki 49,22 dan selebihnya adalah industri pengolahan 8,42, perdagangan 18,24 serta bidang jasa 13,04. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dihitung berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan. PDRB merupakan salah satu pencerminan kemajuan perekonomian suatu daerah, yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun. Berdasar data dari BPS Kabupaten Gunungkidul, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul cenderung naik dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan PDRB tahun 2011 sebesar 4,33 sedangkan PDRB konstan sebesar Rp 3.474.288,00. PDRB Kabupaten Gunungkidul banyak ditopang dari lapangan usaha sektor pertanian 33,84 diikuti oleh sektor jasa yang memberikan andil 17,30 dan sektor perdagangan yang memberikan andil sebesar 14,60. Pola konsumsi rumah tangga merupakan indikator yang dapat memberikan gambaran kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi pendapatan, maka porsi pendapatan untuk pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan. Pola konsumsi rumah tangga di kabupaten Gunungkidul pada tahun 2014 masih didominasi oleh kelompok makanan sebesar 53,85, dengan sumbangan terbesar pada kelompok makanan dan minuman jadi 26,98 dan kelompok tembakau dan sirih menyumbang terbesar keempat 8,3 terhadap total pengeluaaran BPS, Gunungkidul Dalam Angka 2013. Hukum Engel menyatakan bahwa dengan meningkatnya tingkat pendapatan penduduk, maka porsi makanan akan semakin berkurang. Hasil tersebut menunjukkan masyarakat masih belum sejahtera, karena makin sejahtera masyarakat, konsumsi non pangan akan lebih tinggi dari konsumsi pangan. Pola pembelanjaan yang lebih cenderung untuk keperluan pangan disini mengindikasikan status ekonomi yang masih rendah. Perilaku penggunaan anggaran rumah tangga di Kabupaten Gunungkidul tahun 2014 seperti pada tabel berikut : 6 Tabel 2.3 Konsumsi Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan Lalu di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 Sumber Data : Gunungkidul Dalam Angka 2014 Konsumsi tembakau dan sirih masih cukup tinggi yang dipengaruhi oleh jumlah perokok. Konsumsi ikan masih rendah meskipun Kabupaten Gunungkidul berbatasan langsung dengan laut yang notabene merupakan penghasil ikan laut. Alokasi biaya kesehatan tergolong sangat minim dibandingkan dengan jenis konsumsi lain. Hal ini dimungkinkan karena adanya jaminan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat khususnya masyarakat miskin. 7 Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga Rp. 1. Konsumsi pangan Padi-padian 192.145 Umbi-umbian 8.659 Ikan 32.366 Daging 45.014 Telur dan susu 51.337 Sayur-sayuran 109.469 Kacang-kacangan 50.297 Buah-buahan 36.228 Minyak dan lemak 43.656 Bahan minuman 55.588 Bumbu-bumbuan 15.316 Konsumsi lainnya 22.890 Makanan dan minuman jadi 260.081 Minuman yang mengandung alkohol Tembakau dan sirih 90.922 1.013.968 2. Konsumsi bukan pangan Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga 224.647 Aneka barang dan jasa 143.844 Biaya Pendidikan 44.364 Biaya Kesehatan 47.439 Pakaian dan Sandang Lainnya 33.947 Barang tahan lama 67.856 Pajak, Iuran, dan Asuransi 17.454 Keperluan pesta 14.325 Pendidikan dan Agama Masyarakat yang maju sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk. Kabupaten Gunungkidul pada tahun 20132014 memiliki jumlah sekolah dasar sebanyak 485, Madrasah Ibtidaiyah 77 dengan peserta didik yang tercatat sebanyak 51.851 murid, sedangkan jumlah siswa tercatat untuk sekolah lanjutan pertama SLTP sebanyak 25.203 murid. Agama yang dianut oleh penduduk di Kabupaten Gunungkidul terdiri dari agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Agama yang dianut sebagian besar penduduk adalah Islam 96,76 disusul dengan Kristen 1,53 dan Katholik 1,28. 8

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN