Hasil capaian indikator program TB tahun 2014 rata-rata terjadi kenaikan kearah yang lebih baik dari pada tahun sebelumnya.
Pengobatan terhadap penderita TBC-Paru diberikan secara cuma- cuma melalui obat program TB dari Pusat. Keteraturan minum obat pada
penderita TB sangat mempengaruhi keberhasilan pengobatan penyakit TBC.
g. Penyakit HIV-AIDS
Penyakit HIV-AIDS muncul pertama di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2005 1 orang dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Jumlah kasus HIV-AIDS di Gunungkidul yang tercatat pada tahun 2014 sebanyak 34 orang dengan kasus AIDS 15 orang lebih kecil dibanding
kasus HIV 19 orang dan jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 0 kasus. Data ini menunjukkan bahwa pasien HIV-AIDS datang ke sarana pelayanan
kesehatan sebagian besar sudah dalam keadaan terlambat. Sebagian besar penderita telah mendapatkan pengobatan di Rumah
Sakit sedangkan pemantauan tetap dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan beserta petugas Puskesmas di lokasi penderita.
Dari analisa data kelompok resiko tinggi penularan HIV-AIDS diketahui bahwa, penyebaran HIV-AIDS banyak diakibatkan oleh perilaku yang tidak
sehat yang cenderung dilakukan oleh : PSK, homosek, pencandu narkoba. Pada perkembangannya, saat ini penyakit HIV-AIDS ternyata juga banyak
ditemukan pada ibu rumah tangga. Hal ini juga dimungkinkan akibat tertular dari suami pengidap HIV-AIDS.
Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran penyakit HIV-AIDS ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul beserta masyarakat
dan swasta melakukan beberapa langkah, antara lain: -
Melakukan KIE kepada masyarakat terutama kepada kelompok RISTI. -
Penyululan melalui kegiatan ABAT Aku Bangga Aku tahu -
Survielans HIV dengan kegiatan serro survey, untuk memantau perkembangan kasus termasuk penyebarannya.
- VCT di RSUD Wonosari
- Pendampingan bagi pengidap HIV atau ODHA Orang Dengan
HIVAIDS, termasuk rujukan. -
Menjaga kerahasiaan penderita dari kemungkinan penolakan masyarakat dan pelanggaran HAM.
- Membentuk Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Daerah KPAD.
20
i. PD3I Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang dilaksanakan di Puskesmas antara lain : Diptheri, Portusis, Tetanus Neonatorum, Campak,
Hepatitis B dan Polio. Pada Tahun 2014 diKabupaten Gunungkidul ditemukan kasus AFP
acut flacid parallisys sebanyak 3 kasus, dan tidak ditemukan kasus
campak, diptheri maupun tetanus neonatorum.
2. Penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular banyak diderita oleh penduduk golongan umur Lansia. Penyakit tidak menular pada tahun 2014 di Kabupaten Gunungkidul
diantaranya adalah: Hipertensi Primer, Gastritis, Asma, Rheumatoid Arthritis, Gangguan sendiAthralgia, Gastritis, dan Gangguan lain pada jaringan otot.
Penyakit tidak menular lain yang harus diwaspadai dan jumlah penderita semakin terlihat mencolok adalah gangguan jiwa
.
4.3.PENYEHATAN LINGKUNGAN
1. Jamban Keluarga.
Sanitasi dasar berkaitan dengan kepemilikan jamban keluarga, kepemilikan saluran pembuangan air limbah, tempat sampah maupun
penggunaan air bersih. Jenis kepemilikan jamban keluarga di Kabupaten Gunungkidul terdiri dari sarana jamban komunal, leher angsa, plengsengan
dan cemplung. Jenis leher angsa dan cemplung menduduki urutan tinggi dibanding jenis jamban yang lainnya.
Kepemilikan jamban keluarga di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2014 dapat dlihat pada gambar berikut:
21
Gambar 4.5 Jumlah Jamban menurut Jenis Jamban yang Digunakan Keluarga
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014
berdasar gambar di atas menunjukkan bahwa semakin banyak rumah tangga yang menggunakan fasilitas tempat buang air besar berupa WC Water
Closed berjenis leher angsa mengindikasikan bahwa kesadaran masyarakat untuk menggunakan fasilitas tempat buang air besar yang lebih sehat
semakin meningkat. Berdasar hasil survey BPS 2010 disebutkan bahwa rumah tangga di
Kabupaten Gunungkidul yang menggunakan kloset berjenis leher angsa mencapai 65,23. Angka ini merupakan persentase terendah jika
dibandingkan dengan kabupatenkota se DIY.
3. Sarana Air Bersih dan Sumber Air yang Digunakan
Sumber air bersih dan air minum penduduk di Kabupaten Gunungkidul terdiri dari ledeng, sumur pompa tangan, sumur gali, penampungan air
hujan PAH, mata air dan air dalam kemasan. Berdasar hasil kegiatan
kesehatan lingkungan pada tahun 2014 diperoleh angka sebagai berikut :
Tabel 4.4 Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan Keluarga
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014
No Jenis Sumber Air
Jumlah Sarana
1 Sumur Gali
47.246 2
Sumur Bur dengan pompa 462
3 Terminal air
1.720 4
Mata Air 4.272
5 Penampungan Air Hujan PAH
39.542 6
Perpipaan 64.697
Sumber : Seksi penyehatan Lingkungan Dinkes Kab. Gunungkidul
Berdasar tabel di atas, sumber air yang digunakan keluarga di Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah perpipaan disusul dengan
sumur gali dan berikutnya PAH. 22
Berdasar data dari BPS 2010 yang menyebutkan bahwa sumur merupakan sumber air minum yang paling banyak digunakan oleh rumah
tangga adalah sumur 43,36 sedangkan yang lain rata-rata menggunakan sumber air dari air hujan 17,50, ledeng 14,09 dan mata air 13,76.
2. Rumah Sehat dan Tempat Umum Sehat
Rumah sehat dan tempat-tempat umum sehat merupakan salah satu indikator dasar dari program kesehatan lingkungan. Hasil kegiatan program
kesehatan lingkungan di Gunungkidul berdasar data yang peroleh dari Puskesmas disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Rumah Sehat, TTU dan TPM Sehat di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2014 No
Jenis Sarana target 60 2014
1
Rumah Sehat 67,08
2
Tempat-tempat Umum sehat sarana pendidikan, kesehatan, hotel
88,7
3
Tempat Pengelolaan Makanan RestoranWarung Makanmakanan
jajanan 49,49
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kab. Gunungkidul
Cakupan rumah sehat di Kabupaten Gunungkidul pada Tahun 2014 meningkat dibanding tahun sebelumnya, tetapi masih menunjukan angka
kurang dari target yang diharapkan. Perumahan penduduk pada umumnya berkelompok. Jenis bangunan rumah penduduk umumnya berupa bangunan
perumahan yang permanentembok, dan sebagian semi permanen. Tempat-tempat umum yang terdiri dari sarana pendidikan, sarana
kesehatan dan hotel yang memenuhi syarat kesehatan menunjukkan angka yang lebih baik dibanding rumah sehat. Sedangkan untuk tempat
pengelolaan makanan yang sehat masih jauh dari yang diharapkan.
4.5 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Bayi, Balita dan ibu hamilnifas merupakan kelompok sasaran yang sangat rentan terhadap penyakit dan masalah kesehatan, sehingga program
perbaikan gizi masyarakat banyak diarahkan pada kelompok tersebut. Program perbaikan gizi yang telah dilaksanakan di Kabupaten
Gunungkidul antara lain: Pemberian Makanan Pendamping ASI MP-ASI 23
untuk anak umur 6 – 24 bulan, pemberian PMT untuk ibu hamil Kurang Energi kronis KEK pemberitan Vit A, Fe dan Kapsul Iodium.
Pemberian Vitamin A pada Balita diberikan pada dua tahap, yaitu pada Bulan Pebruari dan Agustus. Distribusi Vitamin A banyak dilakukan melalui
Posyandu. Cakupan pemberian Fe kepada ibu hamil sangat berkaitan dengan banyaknya kasus anemia yang ada di Kabupaten Gunungkidul.
Bentuk pemberian Fe untuk ibu hamilnifas berupa TTD tablet tambah darah.
Pemberian ‘ASI Thok’ selama 6 bulan pertama pada bayi berkaitan dengan perilaku ibu dan keluarga. Intervensi yang dilakukan di bidang
kesehatan lebih mengarah ke KIE komunikasi, edukasi dan informasi. Data selengkapnya sebagai berikut:
Tabel 4.6 Cakupan Pemberian Vit. A, Fe3 dan ASI Eksklusif
di Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2014
Intervensi Gizi 2012
2013 2014
Cakupan Pemberian Vit. A pada : anak Balita 1-4 tahun
100 100
100 Cakupan Bumil mendapat tablet Fe
Fe 3 92,89
86,82 90,22
Cakupan ASI Eksklusif 44,8
56,5 59,5
Sumber : Seksi Gizi, Dinkes Gunungkidul
Cakupan pemberian Vitamin A pada Balita dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang bagus. Cakupan pemberian Fe3 menunjukkan
angka yang semakin meningkat tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan. Hal ini tidak lepas dari hasil Pemantauan Wilayah Setempat
PWS yang dilakukan oleh petugasBidan Puskesmas. Cakupan pemberian Fe yang masih rendah perlu diwaspadai adanya peningkatan angka anemia
pada ibu hamil apabila kecukupan gizi ibu hamil kurang diperhatikan. Cakupan ASI eksklusif yaitu ‘ibu hanya memberikan ASI saja sampai
dengan umur 6 bulan E6’ atau ‘ASI Thok’, selama tiga terakhir menunjukkan angka ke arah lebih baik.
4.6 PELAYANAN FARMASI