untuk anak umur 6 – 24 bulan, pemberian PMT untuk ibu hamil Kurang Energi kronis KEK pemberitan Vit A, Fe dan Kapsul Iodium.
Pemberian Vitamin A pada Balita diberikan pada dua tahap, yaitu pada Bulan Pebruari dan Agustus. Distribusi Vitamin A banyak dilakukan melalui
Posyandu. Cakupan pemberian Fe kepada ibu hamil sangat berkaitan dengan banyaknya kasus anemia yang ada di Kabupaten Gunungkidul.
Bentuk pemberian Fe untuk ibu hamilnifas berupa TTD tablet tambah darah.
Pemberian ‘ASI Thok’ selama 6 bulan pertama pada bayi berkaitan dengan perilaku ibu dan keluarga. Intervensi yang dilakukan di bidang
kesehatan lebih mengarah ke KIE komunikasi, edukasi dan informasi. Data selengkapnya sebagai berikut:
Tabel 4.6 Cakupan Pemberian Vit. A, Fe3 dan ASI Eksklusif
di Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2014
Intervensi Gizi 2012
2013 2014
Cakupan Pemberian Vit. A pada : anak Balita 1-4 tahun
100 100
100 Cakupan Bumil mendapat tablet Fe
Fe 3 92,89
86,82 90,22
Cakupan ASI Eksklusif 44,8
56,5 59,5
Sumber : Seksi Gizi, Dinkes Gunungkidul
Cakupan pemberian Vitamin A pada Balita dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang bagus. Cakupan pemberian Fe3 menunjukkan
angka yang semakin meningkat tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan. Hal ini tidak lepas dari hasil Pemantauan Wilayah Setempat
PWS yang dilakukan oleh petugasBidan Puskesmas. Cakupan pemberian Fe yang masih rendah perlu diwaspadai adanya peningkatan angka anemia
pada ibu hamil apabila kecukupan gizi ibu hamil kurang diperhatikan. Cakupan ASI eksklusif yaitu ‘ibu hanya memberikan ASI saja sampai
dengan umur 6 bulan E6’ atau ‘ASI Thok’, selama tiga terakhir menunjukkan angka ke arah lebih baik.
4.6 PELAYANAN FARMASI
Upaya pengobatan sebagai pelayanan penunjang kesehatan didalamnya terdapat perlayanan kefarmasian yang meliputi permintaan, pengadaan,
24
penyimpanan, pemakaian dan distribusi obat, serta pemusnahan obat kadaluwarsa.
Dalam hal kecukupan obat di pelayanan kesehatan dasar Puskesmas menurut jenisnya prioritas utama adalah memenuhi obat esensial, termasuk
didalamnya obat program, dan obat generik. Capaian pemenuhan obat di Puskesmas secara rata-rata pada tahun 2014 telah mencapai 90, namun
menunjukkan angka yang sangat bervariasi antar jenis obat.
4.7. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN a. Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan
1. Akses Pelayanan Kesehatan Bagi Gakin
Pelayanan kesehatan di Kabupaten Gunungkidul bisa diakses oleh masyarakat miskin maupun non miskin yang bertempat tinggal di wilayah
Kabupaten Gunungkidul maupun di berbagai wilayah sekitar Gunungkiduldaerah perbatasan.
Masyarakat miskin yang bisa mengakses pelayanan kesehatan di instansi pemerintah adalah mereka yang terdaftar dalam Jamkesmas
sebanyak 442.720 jiwa. Bagi masyarakat miskin yang tidak tercakup dalam Jamkesmas, maka melalui APBD Pemerintah Daerah DIY telah disediakan
dana Jamkesos 86.612 jiwa dan sejak akhir tahun 2011 di Kabupaten Gunungkidul telah dikembangkan Jaminan Pelayanan Kesehatan Semesta
Jamkesta yang disediakan melalui dana APBD kabupaten. Sarana pelayanan yang kerjasama dengan Jamkesta adalah Puskesmas dan
beberapa rumah sakit di wilayah DIY. Jumlah kepesertaan jaminan kesehatan masyarakat Kabupaten Gunungkidul tahun 2014 dapat disajikan
pada gambar berikut:
Gambar 4.6
2. Kunjungan Puskesmas
Kunjungan Rawat Jalan
25
Kunjungan rawat jalan Puskesmas meliputi kunjungan aktif dan pasif. Kunjungan aktif dilakukan Puskesmas melalui kegiatan Puskesmas Keliling
yang biasanya dipadukan dengan kunjungan ke Posyandu Balita, Posyandu Usila, atau di Pos-pos tertentu yang telah ditentukan misalnya pos
pelayanan kesehatan di Pasar, Rumah tahanan, sekolah dan sebagainya. Kunjungan pasien rawat jalan Puskesmas pada tahun 2014 sebanyak
890.174 kunjungan, naik dibanding tahun 2013 602.176 kunjungan, dan tahun tahun 2012 724.798 kunjungan.
Kunjungan Rawat Inap Jumlah pasien rawat inap di Puskesmas pada tahun 2013 sebanyak
4.422 pasien, naik dibanding tahun 2012 3.449 pasien. Pasien rawat inap Puskesmas di Kabupaten Gunungkidul diperoleh data BOR yang sangat
kecil. Hal ini bukan berarti semua puskesmas jumlah pasiennya kecil, melainkan ada sebagian Puskesmas dengan rawat inap kurang optimal
penggunaanya dan juga ada 2 Puskesmas rawat inap yang dalam kondisi sedang diadakan rehab berat.
Jumlah pasien yang dirawat di rawat inap di tiga Rumah Sakit Di Gunungkidul RSUD Wonosari, RSU Pelita Husada, RSU Nurrohmah pada
tahun 2013 dan keluar baik hidup maupun mati sebanyak 17.144 atau turun dari tahun 2012 24.960 pasien dan hampir sama dibanding tahun 2011
17.390 pasien dengan kunjungan terbesar terdapat pada RSUD Wonosari dengan Bed Occupancy Rate BOR di RSUD Wonosari sebesar 86,11
yang mendekati angka batas maksimal yang ditargetkan 85, sedangkan BOR di RS Nur Rohmah sebesar 54,88 dan RS Pelita Husada sebesar
37,40.
b. Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan merupakan hal pokok yang menentukan kepuasan pelanggan. Pelanggan di Puskesmas meliputi pelanggan internal kayawan
Puskesmas dan pelanggan eksternal masyarakat. Dalam rangka memenuhi standar mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, maka
beberapa Puskesmas telah diterapkan sistem ISO. Lima Puskesmas telah memperoleh sertifikat ISO yaitu : Ponjong I, Nglipar I, Wonosari I, Patuk I
dan Panggang II. Untuk Puskesmas yang lain dirintis dengan penerapan model ISO yaitu dipilih dua Puskesmas Panggang I, Karangmojo II,
Rongkop dan Semin I. 26
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
5.1 SARANA KESEHATAN
Sarana Kesehatan merupakan input bagi berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan meliputi : sarana
kesehatan yang dimiliki pemerintah, sarana kesehatan bersumberdaya masyarakat dan sarana kesehatan swasta.
Sarana pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Gunungkidul telah tersebar di seluruh kecamatan. Sarana pelayanan kesehatan pemerintah
yang ada di Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 30 Puskesmas dan 110 Puskesmas Pembantu. Dari 30 Puskesmas tersebut, 14 diantaranya
merupakan Puskesmas dengan pelayanan rawat inap dan 16 Puskesmas non perawatan dengan pelayanan persalinan normal. Sarana Kesehatan
pemerintah yang dimiliki pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dan BUMN tidak ada di Gunungkidul.
Selain sarana pelayanan kesehatan pemerintah, di wilayah Kabupaten Gunungkidul juga telah banyak berdiri sarana pelayanan kesehatan swasta
yang meliputi: Rumah Sakit swasta, Balai Pengobatan BP, Bidan Praktek swasta BPS, Rumah Bersalin RB dan dokter praktek. Juga sarana
kesehatan penunjang seperti : apotik, laboratorium klinik, dan optical. Sarana kesehatan yang bersumberdaya masyarakat meliputi Polindes
dan Posyandu 1.465 Posyandu.
5.2 TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan adalah mereka yang bekerja di instansi kesehatan pemerintah dan berlatar belakang pendidikan kesehatan. Tenaga kesehatan
yang ada di Kabupaten Gunungkidul tersebar di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari, Puskesmas dan UPT Laboratorium. Jenis
tenaga kesehatan di Kabupaten Gunungkidul terdiri dari Dokter, Bidan, Perawat, Nutrisionis, Sanitarian, Kesehatan Masyarakat, Analis Kesehatan,
dan Teknisi Kesehatan.
27