Analisis sistem pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara : laporan kerja praktek

(1)

ANALISIS SISTEM PENGOLAHAN DATA

ARUS LALU LINTAS ANGKUTAN UDARA

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

Oleh:

Nama : Nurul Faisal

NIM

: 10506444

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

Asalammualaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan baik.

Adapun judul laporan yang penulis buat adalah “ANALISIS SISTEM PENGOLAHAN DATA ARUS LALU LINTAS ANGKUTAN UDARA DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan kerja praktek ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi atau materi maupun kalimat atau sistematika penulisannya. Hal ini dikarenakan pengalaman dan pengetahuan penulis yang masih terbatas. Dengan kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-sebesarnya atas kerja sama, bantuan dan dorongan banyak pihak terutama kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan memberikan kemudahan dalam melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan ini.

2. Kepada kedua orang tua saya yang selalu memberi dukungan baik secara moril dan materil.

3. Bapak Dadang Munandar, SE, M.SI selaku dosen wali dan Ketua Jurusan Manajemen Informatika.


(3)

4. Dosen-dosen jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia yang telah membantu dalam perkuliahan.

5. Ibu Musdalifa Muslimin selaku pembimbing kerja praktek.

6. Pegawai Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Divisi Direktorat Angkutan Udara yang telah membantu semua kegiatan dalam melaksanakan kerja praktek sehingga berjalan dengan lancar dan baik.

Dan buat rekan-rekan yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dengan berlipat ganda.

Wasalammualaikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2010


(4)

iii

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ……….. iii

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR GAMBAR ………. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ………. 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ……….. 4

1.2.1 Identifikasi Masalah ……… 4

1.2.2 Rumusan Masalah ………... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ………. 5

1.4 Batasan Masalah ……….. 5

1.5 Metode Penelitian ……… 6

1.6 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ……… 7

1.7 Sistematika Pelaporan Kerja Praktek ………... 8

BAB II LANDASAN TEORI ………. 10

2.1 Pengertian Sistem ………. 10

2.1.1 Elemen Sistem ………. 11

2.1.2 Karakteristik Sistem ……… 12

2.1.3 Klasifikasi Sistem ……… 14

2.2 Pengertian Informasi ……… 17

2.3 Pengertian Sistem Informasi ……… 18

2.3.1 Komponen Sistem Informasi ………... 19

2.3.2 Kegiatan Sistem Informasi ……….. 20

2.4 Basis Data ………. 21

2.5 Pemodelan Data ……… 22

2.6 Analisis Sistem ………. 23

2.6.1 Flow Map ………. 24

2.6.2 Diagram Konteks ………. 25

2.6.3 Data Flow Diagram (DFD) ……….. 26

2.6.4 Kamus Data ……….. 28

2.6.5 Perancangan Basis Data ………... 28


(5)

iv

2.8 Client Server ………. 33

2.9 TCP/IP ……….. 33

2.10 Perangkat Aplikasi ……… 34

2.10.1Program ……… 34

2.10.2Pemrograman ………... 34

2.11 Pengenalan SQL ………... 35

2.12 Pengenalan HTML ………... 36

2.12.1World Wide Web ………. 36

2.12.2HTML ……….. 37

2.12.3Browser dan Editor ……….. 37

2.13 Pengenalan PHP ………... 38

2.14 Ajax ……….. 40

BAB III PROFIL PERUSAHAAN ……… 42

3.1 Profil Tempat Kerja Praktek ………. 42

2.3.1 Sejarah Perusahaan ……….. 42

2.3.2 Visi dan Misi Perusahaan ………. 43

2.3.3 Tujuan Perusahaan ………... 44

2.3.4 Strategi Perusahaan ……….. 45

2.3.5 Logo Perusahaan ……….. 46

2.3.6 Badan Hukum ……….. 47

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ……… 48

3.3 Deskripsi Kerja ………. 50

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN ………. 52

4.1 Analisis Sistem yang berjalan ………... 52

4.1.1 Analisis Dokumen ……… 52

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan ……….. 53

4.1.2.1 Flow Map yang sedang berjalan ………... 54

4.2 Usulan Perancangan Sistem ………. 55

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ………. 55

4.2.2 Perancangan Prosedur yang diusulkan ………. 55

4.2.2.1 Flow Map yang diusulkan ………. 56

4.2.2.2 Diagram Konteks yang diusulkan ………. 57

4.2.2.3 Data Flow Diagram yang diusulkan ………. 57

4.2.2.4 Spesifikasi Proses ………. 59

4.2.2.5 Kamus Data ………... 61


(6)

v

5.2 Saran ………. 64 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR PUSTAKA

[ 1] Jogiyanto HM,1989.Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI, Yogyakarta

[ 2] Jogiyanto HM, 1995.Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI, Yogyakarta

[3] H.M, Jogianto. (1999), Pengantar Ilmu Komputer, Andi, Yogyakarta. [4] Abdul Kadir,2009. Mastering Ajax dan PHP, ANDI, Yogyakarta.

[5] http://www.google.com/kumpulan artikel konsep dasar sistem, diakses

tanggal 27 November 2010.

[6] http://www.google.com/nugroho.cmsindo.com, diakses tanggal 30

November 2010.

[7] http://www.scribd.com/doc/5460957/bab-ii-hal-2, diakses tanggal 30


(8)

1

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Manusia adalah makhluk sosial, disamping sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan utamanya, maka sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan media untuk berkomunikasi diantara sesamanya sebagai kebutuhan utama untuk dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Maka mulailah manusia mencari dan menciptakan sistem dan alat untuk saling berhubungan tersebut, mulai dari melukis bentuk (menggambar) di dinding gua, isyarat tangan, isyarat asap, isyarat bunyi, huruf, kata, kalimat, tulisan, surat, sampai dengan telepon dan internet. Alat dan Sistem Komunikasi yang diciptakan manusia tersebut kemudian dikenal dengan nama Teknologi Informasi atau yang lebih dikenal dengan istilah Information Technology (IT).

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.


(9)

2

Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita, bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara merupakan suatu Departemen Pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur, perizinan, pengawasan, pengendalian, penegakan hukum/tindakan korektif serta evaluasi dan pelaporan di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Departemen Perhubungan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dipimpin oleh Direktur Jenderal.


(10)

Salah satu tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah mengatur serta mengawasi arus lalu lintas angkutan udara. Departemen ini juga memberikan perizinan penerbangan kepada operator-operator perusahaan jasa penerbangan dan menentukan tarif dasar konsumen.

Berdasarkan hasil observasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam proses pengolahan data seperti penginputan data arus lalu lintas angkutan udara masih dilakukan secara manual, yaitu masih menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel. Belum adanya program yang efektif untuk melakukan suatu pendataan, sehingga menimbulkan terjadinya berbagai kesalahan yang menghambat kinerja para pegawai dalam bekerja.

Agar kesalahan tersebut tidak terjadi maka perlu adanya peningkatan kualitas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengolahan data dan meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan, dapat mempermudah pihak-pihak dalam pelayanan informasi secara efisien dan akurat, dan memperkecil kesalahan yang mungkin saja terjadi dalam pengolahan data.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dirancang sebuah aplikasi yang dapat mempermudah proses pengolahan data. Sehingga dalam pengolahannya tidak akan terjadi lagi kesalahan dan tidak ada lagi terjadi masalah yang akan datang. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan diatas, penulis membuat analisis dan

perancangan sistem informasi dengan judul “Analisis Sistem Pengolahan Data Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara”.


(11)

4

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pada laporan kerja praktek ini penulis mencoba membahas mengenai bagaimana menganalisis sistem pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Proses pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara yang masih dilakukan dengan menggunakan Ms. Excel sehingga penyajian data arus lalu lintas angkutan udara memakan waktu yang cukup lama

2. Proses pembuatan laporan yang sedikit lambat akibat dari pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara yang kurang baik

3. Masih terdapat kesalahan dalam pembuatan laporan arus lalu lintas angkutan udara

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pikiran diatas dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk rancangan sistem pengolahan data arus lalu lintas di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang dapat digunakan secara efektif dan efisien

2. Bagaimana bentuk program aplikasi yang dapat membantu proses Sistem Informasi pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara


(12)

1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Maksud dari dilaksanakannya kerja praktek ini adalah menganalisis sistem pengolahan data lalu lintas angkutan udara di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Sedangkan tujuan dari dilaksanakannya kerja praktek di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk rancangan sistem pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara yang dibutuhkan di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 2. Untuk mengetahui bentuk program aplikasi sistem pengolahan data arus lalu

lintas di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari analisis sistem pengolahan data lalu lintas angkutan udara di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah:

1. Aplikasi yang dibuat mencakup pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel

2. Penggunaan sistem ditujukan hanya pada bagian Direktorat Angkutan Udara Divisi Sistem Informasi Data dan Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara


(13)

6

1.5 Metode Penelitian

Dalam analisis sistem pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan adalah dimana penulis terjun langsung ketempat kerja di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, tepatnya Gedung Karya Departemen Direktorat Angkutan Udara Divisi Sistem Informasi Data dan Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara Lantai 21, yang berlokasi di JL. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110 Telepon: +62-21-3503345. Tujuan dari observasi lapangan ini adalah untuk mengetahui situasi dan kondisi pada bagian Subdirektorat Sistem dan Data Angkutan Udara agar penulis dapat mendapatkan data yang diperlukan secara langsung.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan cara mewawancarai pembimbing kerja praktek ibu Musdalifa Muslimin untuk mendapatkan sumber informasi di bagian Subdirektorat Sistem dan Data Angkutan Udara. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan data yang akurat langsung dari narasumber.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka ini tujuannya adalah untuk mendapatkan referensi mengenai laporan yang akan penulis buat dan sebagai landasan teori.


(14)

1.6 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Pelaksanaan kerja praktek dilakukan di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, tepatnya Gedung Karya Departemen Direktorat Angkutan Udara Divisi Sistem Informasi Data dan Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara Lantai 21, yang berlokasi di JL. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110 Telepon: +62-21-3503345.

Waktu pelaksanaan praktikan menjalani kerja praktek selama kurang lebih 1 bulan, yaitu dimulai 09 Agustus 2010 s/d 22 September 2010. Adapun jadwal kegiatan kerja praktek yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek

No. Aktivitas I II III IV

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Pengarahan Kerja Praktek

2. Input Data

3. Pengumpulan Informasi

4. Input Data

5. Pengumpulan Informasi


(15)

8

1.7 Sistematika Peloporan Kerja Praktek

Sistematika peloporan kerja praktek yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membahas tentang latar belakang kerja praktek, perumusan masalah, maksud dan tujuan kerja praktek, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika pelaporan kerja praktek.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis menjelaskan teori-teori yang relevan dengan masalah kerja praktek. Teori-teori yang diambil umumnya didasarkan pada judul penelitian yang akan dilakukan.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai sejarah perusahaan tempat kerja praktek, kedudukan perusahaan, bentuk dan badan hukum perusahaan, bidang pekerjaan perusahaan, bidang pekerjaan divisi/departemen tempat kerja praktek, dan struktur organisasi perusahaan.

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang sistem yang sedang berjalan dan sistem yang diusulkan pada perusahaan tempat kerja praktek, serta penulis memperlihatkan masalah dan pemecahannya.


(16)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis membuat kesimpulan yang dibuat berdasarkan kepada rumusan masalah yang dibuat, sehingga apa yang menjadi masalah pada rumusan tersebut bisa terjawab dan membuat saran yang memuat suatu deskripsi tentang hal-hal yang perlu disarankan kepada perusahaan terkait sistem yang berjalan dan yang dirancang.


(17)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan.

Pengertian sistem menurut Andri Kristanto (2008) adalah “Sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan

suatu sasaran tertentu”.

Lain halnya menurut Azhar Susanto (2000) “Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai

satu tujuan tertentu”.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai suatu sasaran tertentu dibutuhkan suatu komponen-komponen atau elemen-elemen yang mendukung, sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai.


(18)

2.1.1 Elemen Sistem

Sistem terdiri dari elemen-elemen yang saling berkaitan, elemen tersebut dapat menyusun sebuah sistem yang terdiri dari:

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan, entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tah terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem sistem yang lain berbeda.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi , saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, dan kemampuan sistem.


(19)

12

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. 7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:

1. Komponen/Elemen (Component)

Suatu sistem terdiri dari komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen dari suatu sistem biasanya dikenal dengan subsistem. Subsistem ini mempunyai sifat-sifat dari sistem itu sendiri dalam menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem juga mempunyai sistem yang lebih besar yang dikenal dengan Suprasistem.


(20)

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang satu dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Dengan adanya batas sistem ini maka sistem dapat membentuk suatu kesatuan, karena dengan batas sistem ini fungsi dan tugas dari subsistem yang satu dengan lainnya berbeda tetapi tetap saling berinteraksi. Dengan kata lain batas sistem ini merupakan ruang lingkup atau scope dari sistem/subsistem itu sendiri.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Segala sesuatu diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi dari suatu sistem disebut Lingkungan luar sistem (environment). Lingkungn luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Lingkungan luar yang bersifat menguntungkan harus dipelihara dan dijaga agar tidak hilang pengaruhnya, sedangkan lingkungan yang bersifat merugikan harus dimusnahkan dan dikendalikan agar tidak mengganggu operasi dari sistem. 4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung Sistem merupakan suatu media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya untuk membentuk satu kesatuan, sehingga sumber-sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem lainnya. Dengan kata lain melalui penghubung ini output dari suatu subsistem akan menjadi input dari subsistem lainnya.


(21)

14

5. Masukan (Input)

Energy yang dimasukkan ke dalam suatu sistem disebut input. Masukan ini dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input) yaitu energi yang dimasukkan supaya sistem itu dapat beroperasi.

6. Pengolah (Process)

Suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah input menjadi output.

7. Keluaran (Output)

Keluaran adalah hasil dari energy yang diolah. Keluaran ini dapat diklasifikasikan sebagai keluaran yang berguna dan keluaran yang tidak berguna yang dikenal sebagai sisa pembuangan.

8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan Sistem (Goal)

Setiap sistem pasti mempunyai tujuan ataupun sasaran yang mempengaruhi input yang dibutuhkan dan output yang akan dihasilkan. Dengan kata lain, suatu sistem akan dikatakan berhasil kalau pengoperasian sistem itu mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Dari berbagai sudut pandang, sistem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Deterministic System

Sistem dimana operasi-operasi (input/output) yang terjadi didalamnya dapat ditentukan/diketahui dengan pasti.


(22)

2. Probabilistic System

Sistem yang input dan prosesnya dapat didefinisikan, tetapi output yang dihasilkan tidak dapat ditentukan dengan pasti (selalu ada sedikit kesalahan/penyimpangan terhadap ramalan jalannya sistem.

3. Open System

Sistem yang mengalami pertukaran energi, materi atau informasi dengan lingkungannya. Sistem ini cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

4. Closed System

Sistem fisik di mana proses yang terjadi tidak mengalami pertukaran materi, energi atau informasi dengan lingkungan di luar sistem tersebut.

5. Relatively Closed System

Sistem yang tertutup tetapi tidak tertutup sama sekali untuk menerima pengaruh-pengaruh lain. Sistem ini dalam operasinya dapat menerima pengaruh dari luar yang sudah didefinisikan dalam batas-batas tertentu.

6. Artificial System

Sistem yang meniru kejadian dalam alam. Sistem ini dibentuk berdasarkan kejadian di alam di mana manusia tidak mampu melakukannya. Dengan kata lain tiruan yang ada di alam.

7. Natural System


(23)

16

8. Manned System

Sistem penjelasan tingkah laku yang meliputi keikut sertaan manusia. Sistem ini dapat digambarkan dalam cara-cara sebagai berikut:

a. Sistem manusia-manusia

Sistem yang menitik beratkan hubungan antar manusia. b. Sistem manusia-mesin

Sistem yang mengikutsertakan mesin untuk suatu tujuan. c. Sistem mesin-mesin

Sistem yang otomatis di mana manusia mempunyai tugas untuk memulai dan mengakhiri sistem, sementara itu manusia dilibatkan juga untuk memonitor sistem.

Mesin berinteraksi dengan mesin untuk melakukan beberapa aktifitas. Pengotomatisan ini menjadikan bertambah pentingnya konsep organisasi, di mana manusia dibebaskan dari tugas-tugas rutin atau tugas-tugas fisik yang berat.


(24)

2.2 Pengertian Informasi

Informasi sangatlah penting dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi tidak akan bisa bekerja dengan baik, menjadi lemah dan berakhir.

Menurut Azhar Susanto (2000), “Informasi merupakan hasil dari pemrosesan data, akan tetapi tidak semua dari hasil pemrosesan data tersebut bisa menjadi informasi”.

Menurut Raymon Mc Leod dalam Azhar Susanto (2000) mendefinisikan

Informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya”.

Pengertian informasi menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen, “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau yang akan datang”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah sehingga menghasilkan nilai yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi penerimanya. Kualitas suatu informasi tergantung dari 4 hal berikut:

1. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya. 2. Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan serta

informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

3. Tepat pada waktunya, informasi yang diterima terlambat tidak akan berguna. 4. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap.


(25)

18

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sebelum kita membangun sistem informasi, sebaiknya perlu mengetahui terlebih dahulu definisi dari sistem informasi tersebut. Dimana Sistem Informasi tersebut dapat didefiniskan sebagai berikut:

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. 2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan

memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

3. Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sistem informasi dalam sebuah sistem meliputi pemasukan data (input) kemudian diolah melalui suatu model dalam pemrosesan data dan hasil informasi akan ditangkap kembali sebagai suatu input dan seterusnya sehingga membentuk siklus informasi yang dapat diperoleh dari sistem informasi sebagai sistem khusus dalam organisasi untuk mengolah informasi tersebut.

Menurut Robert A. Leitch (1983) “Sistem Informasi adalah suatu sistem di

dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang


(26)

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Sedangkan komponen fisik dari Sistem Informasi yaitu:

1. Perangkat keras komputer, CPU, storage, perangkat Input/Output, terminal untuk interaksi, media komunikasi data.

2. Perangkat lunak komputer, perangkat lunak sistem, perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi). 3. Basis data, penyimpanan data pada media penyimpanan komputer.

4. Prosedur, langkah-langkah penggunaan sistem.

5. Personil untuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi sebagai berikut: a. Clerical Personnel

Untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan operator. b. First Level Manager

Untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi, dan pengambilan keputusan.

c. Staff Specialist

Digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan pelaporan.

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi

Hardware (Perangkat keras)

Software (perangkat

lunak)

DATA Procedures

(prosedur)

People (manusia)


(27)

20

2.3.2 Kegiatan Sistem Informasi

Kegiatan yang terdapat dalam sistem informasi adalah sebagai berikut: 1. Input

Menggambarkan bagaimana suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses.

2. Process

Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output

Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari process. 4. Storage

Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data. 5. Control

Suatu kegiatan untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.


(28)

2.4 Basis Data

Basis data (data base) adalah sekumpulan informasi bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam tata cara yang khusus. Komponen utama dalam Basis Data antara lain:

1. Perangkat Keras (Hardware) 2. Sistem Operasi (Software) 3. Data

4. Aplikasi

5. Pemakai (User)

Pengguna sistem basis data dapat melakukan berbagai operasi: 1. Menambahkan data baru ke sistem basis data.

2. Mengosongkan berkas dan mengubah data pada suatu berkas. 3. Menyisipkan data ke suatu berkas.

4. Mengambil data yang terdapat pada suatu berkas.


(29)

22

2.5 Pemodelan Data

Pemodelan sistem merupakan peranan yang penting dalam pengembangan sistem. Pemodelan data kadang-kadang disebut pemodelan database karena model data kadang-kadang diimplementasikan dengan ERD (Entity Relationship Diagram).

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu diagram yang digunakan untuk menghubungkan antar elemen (Relational Condition), dimana pada tahap selanjutnya dapat diimplementasikan ke dalam bentuk tabel relasi.

ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data, pada dasarnya ada 3 macam simbol yang digunakan, yaitu:

1. Entity

Adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkaran pemakaian dan sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang dibuat.

2. Atribut

Elemen dari sebuah entity yang berfungsi mendeskripsikan karakter entity. 3. Hubungan

Sebagaimana halnya entity maka dalam hubungan pun harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan entity dengan isi dari hubungan itu sendiri.


(30)

2.6 Analisis Sistem

Menurut Jogiyanto (1990), mendefinisikan analisis sistem sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mendefinisikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Sedangkan menurut Abdul Kadir (2003), analisis sistem merupakan tahapan yang dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Dimana permintaan dapat datang dari seorang manajer di luar departemen sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau menemukan adanya peluang baru, sehingga tujuan utama analisis sistem adalah untuk menentukan hal-hal detail yang akan dikerjakan oleh sistem yang akan diusulkan.

Tahap analisis sistem dilakukan sebelum tahap desain sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Istilah analisis sistem memang tepat, karena memang itulah yang akan dikerjakan oleh analisis sistem untuk menemukan kelemahannya sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai, oleh karena itu yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dimana meliputi penyebab masalah, titik keputusan, ataupun personil kunci.


(31)

24

Selain mengidentifikasi masalah langkah yang harus diambil adalah memahami kerja dari sistem yang ada saat ini, dimana untuk memahami harus dilakukan penelitian terlebih dahulu. Jenis penelitian yang dapat digunakan antara lain yaitu wawancara, observasi, daftar pertanyaan, atau pengambilan sampel.

Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan antara lain yaitu:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem saat ini.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Tools yang dapat digunakan untuk membuat laporan hasil analisis antara lain dokumen-dokumen maupun sistem bagan alir (Flow Map), dimana dari tools tersebut akan menjelaskan kondisi sistem yang terjadi saat ini.

2.6.1 Flow Map

Flow Map atau bagan alir dokumen merupakan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir program ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan dalam bagan alir sistem yang menggambarkan suatu prosedur dalam sistem.


(32)

Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flow Map

Simbol Penjelasan

Dokumen

Menunjukan dokumen berupa dokumen input dan output pada proses manual dan proses komputer.

Proses Manual

Menunjukan proses yang dilakukan secara manual. Arah Alir Dokumen

Menunjukan media penyimpanan data file pada proses berbasis komputer.

Arah Alir Dokumen

Menunjukan alir dokumen antar bagian yang terkait pada suatu sistem.

Penghubung

Menunjukan alir dokumen yang terputus atau terpisah pada halaman alir dokumen yang sama.

Proses Komputer

Menunjukan proses yang dilakukan secara komputerisasi. Pengarsipan

Menunjukan file non-komputer yang diarsipkan. Input Keyboard

Menunjukan input yang dimasukan melalui keyboard. Penyimpanan Manual

Menunjukan media penyimpanan data secara manual.

2.6.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah suatu diagram alir tingkat tinggi yang menggambarkan seluruh jaringan, masukan dan keluaran. Sistem yang dimaksud adalah untuk menggambarkan sistem yang sedang berjalan. Mengidentifikasikan awal dan akhir data, awal dan akhir yang masuk keluaran sistem.


(33)

26

Diagram ini merupakan gambaran umum sistem yang nantinya akan dibuat. Secara uraian dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi siapa saja yang memberikan data (inputan) ke sistem serta kepada siapa data informasi yang harus dihasilkan sistem. Jadi dalam diagram ini yang dibutuhkan adalah:

1. Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem. 2. Data apa saja yang diberikannya ke sistem.

3. Kepada siapa saja sistem harus memberikan informasi atau laporan. 4. Apa saja isi atau jenis laporan yang harus dihasilkan sistem.

2.6.3 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram Arus Data (Data Flow Diagram) menggambarkan sistem yang berjalan dengan lebih terperinci. Terdapat 4 (empat) macam symbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram, diantaranya:

1. Kesatuan luar (external entity) atau batas sistem (boundary) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

2. Arus Data (Data Flow) mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity) yang menunjukkan arus dari data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti.

3. Proses (process) adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.


(34)

4. Simpanan Data (Data Store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa:

a. Suatu file atau database di sistem komputer. b. Suatu arsip atau catatan manual.

c. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. d. Suatu tabel acuan manual.

e. Suatu agenda atau buku.

Tabel 2.2 Simbol-Simbol Data Flow Diagram

Simbol Penjelasan

Simbol ini menunjukan pemrosesan data / informasi.

Simbol ini menunjukan arah aliran dokumen.

Simbol ini menunjukan media penyimpanan data berbasis komputer.

Simbol ini menunjukan media penyimpanan data non-komputer.


(35)

28

2.6.4 Kamus Data

Kamus data adalah daftar yang mencatat tentang banyaknya proses yang terjadi dalam sebuah sistem. Secara umum kamus data diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. Kamus Data Elementer, yaitu daftar tentang semua elemen data yang berhubungan dengan sistem sehingga data yang mengalir dapat didefinisikan dan dapat tersimpan secara lengkap.

2. Kamus Data Komposit, yaitu daftar tentang semua elemen data yang berhubungan dengan sistem dimana elemen data komponen ini terdiri dari dua elemen data elementer yang saling berkaitan.

2.6.5 Perancangan Basis Data

Merancang database merupakan suatu hal yang sangat penting. Kesulitan utama dalam merancang database adalah bagaimana merancang sehingga database dapat memuaskan dan berguna untuk keperluan saat ini dan masa yang akan datang.

Definisi perncangan database menurut George M. Scoot. Principle of Management Information System (New York McGraw, 1986), hal 518 yang disadurkan oleh Jogiyanto H.M (1999:196) adalah: “Perancangan database menentukan bagaimana satu sistem akan menyelesaikan apa yang diselesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap


(36)

1. Normalisasi

Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi, seperti apakah ada kesulitan pada saat menambah (insert), menghapus (delete), mengubah (update), membaca (retrieve) pada proses database. Konsep dasar yang harus diketahui pada proses normalisasi ini adalah mengenai field atau atribut kunci dan ketergantungan fungsi (Fungsional Depedency), dimana kedua hal tersebut sangat mendukung relasi-relasi antar file. (Kristanto, 1998:18)

a. Bentuk Tidak Normal (Unormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang dapat direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

b. Bentuk Normal Pertama (INF/First Normal Form)

Bentuk ini sangat sederhana, aturannya sebuah tabel tidak boleh mengandung kelompok yang terulang.

c. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)

Aturan Normalisasi kedua berbunyi bahwa bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu dan setiap file yang tidak bergantung sepenuhnya pada kunci primer harus dipindahkan ke tabel yang lain.


(37)

30

d. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)

Aturan Normalisasi yang ketiga berisi bahwa relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan tidak boleh ada ketergantungan antara field-field non-kunci (ketergantungan transitif).

2. Tabel Relasi

Model struktur data ini menjelaskan kepada pemakai (user) tentang hubungan logik antar data dalam basis data dengan menggambarkan ke dalam bentuk tabel-tabel yang terdiri dari sejumlah baris dan kolom yang menunjukan atribut tertentu.

Hubungan ini disebut model data logika (logical data modeling) yang terdefinisi sebagai satu bentuk teknik untuk menjelaskan dengan baik struktur informasi dan aturan-aturan sebagai masukan pada proses perancangan database. Sesuai dengan yang telah didefinisikan oleh David Maser : The Theory of Relational Database; 1989, yang disadur oleh Ir. Harianto Kristanto

(1998:45) adalah “Model Data Logika (Logical Data Modelling) adalah suatu teknik untuk menjelaskan dengan baik struktur informasi bisnis dan aturan-aturan sebagai masukan pada proses perancangan database”.


(38)

Langkah-langkah dalam model data logika ditunjukan dalam satu set kriteria untuk mendapatkan model data logika yang optimal.

a. Kebenaran struktur, konsistensi dengan jalur definis bisnis dan informasi organisasi.

b. Kemudahan, mudah untuk dimengerti oleh orang yang tidak mempunyai pendidikan khusus atau pemakai sistem yang bukan professional dalam bidang komputer.

c. Tidak Redudancy, tidak mempunyai informasi yang berlebihan seperti tertulis berkali-kali, usahakan untuk satu potong informasi hanyalah disimpan benar-benar di satu tempat.

d. Dapat dipakai bersama (sharability), kondisi data tidak sangat spesifik dan hanya dapat dibaca oleh satu atau dua aplikasi atau teknologi, namun diharapkan dapat diakses oleh beberapa aplikasi.

e. Mudah dikembangkan (extensibility), mampu untuk menerima kebutuhan baru dengan akibat ringan terhadap perubahan data dasarnya.

f. Kesatuan (integrity), konsistensi dengan jalur bisnis yang digunakan dalam pengelolaan informasi. (Kristanto, 1998:46)


(39)

32

Relasi antara dua file atau dua tabel dapat dikategorikan menjadi tiga macam: a. One to One

Hubungan antara lain file pertama dan file kedua adalah satu berbanding satu.

b. One to Many Relationship

Hubungan antara lain file pertama dan file kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik menjadi dua lawan satu.

c. Many to Many Relationship

Hubungan antara lain file pertama dan file kedua adalah banyak berbanding banyak.

2.7 Pengolahan Data

Pengolahan Data adalah serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Tujuan utama dalam pengolahan data dalam sebuah database adalah agar kita dapat memperoleh kembali data (yang kita cari) dengan mudah dan cepat, selain itu pemanfaatan database memiliki beberapa tujuan. Secara lengkap pemanfaatan database dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) antara lain:

1. Kecepatan dan kemudahan (Speed) 2. Efisiensi ruang (Space)

3. Ketersediaan (Availabilty) 4. Kelengkapan (Completely) 5. Keamanan (Security)


(40)

2.8 Client Server

Client adalah komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas Work Station bagi komputer-komputer lain di dalam jaringan.

Konsep Client-Server yang berbasis pada aturan bahwa server hanya akan mengirim data yang dibutuhkan oleh Client, dimana proses penyiapan data dilakukan pada komputer server, proses tersebut sedikit banyak dapat mengurangi beberapa permasalahan, baik dari segi lalu lintas data maupun sumberdaya dan biaya komputerisasi, karena kini sebuah perusahaan dapat menggunakan komputer berkemampuan rendah sebagai Client dan member alokasi dana lebih besar untuk memperoleh komputer server dengan kemampuan lebih baik disamping itu keamanan data lebih terjamin.

2.9 TCP/IP

TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protocol) adalah sekelompok komponen protokol yang mengatur komunikasi data komputer di internet, komponen yang terhubung ke internet berkomunikasi dengan protokol TCP/IP karena menggunakan bahasa yang sama, perbedaan jenis komponen dan windows dapat berkomunikasi dengan komputer MacIntosh atau dengan SPARC yang menjalankan Solans.

Jadi jika sebuah komputer menggunakan protokol TCP/IP dan terhubung langsung ke internet maka komputer tersebut dapat terhubung dengan komputer dibelahan dunia manapun yang juga terhubung ke internet.


(41)

34

2.10 Perangkat Aplikasi

Perangkat lunak aplikasi atau lebih dikenal dengan nama software. Jogiyanto (1995:6) mendefinisikan bahwa : “Software atau perangkat lunak adalah program yang diperlukan untuk menjalankan sistem komputer, diantaranya language software, operating software, dan application software”.

2.10.1 Program

Untuk menyusun suatu program, maka dibutuhkan suatu bahasa komputer. Bahasa komputer adalah kumpulan dari karakter-karakter, kata-kata, dalam aturan penulisan tertentu yang dapat digunakan untuk menulis sebuah program komputer.

Definisi program menurut Jogiyanto (1995:19) adalah : “Program komputer

adalah kumpulan dari instruksi (instruction) atau deklarasi (declaration) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat

memproses input data menjadi output”.

2.10.2 Pemrograman

Pemrograman merupakan suatu kegiatan melakukan penyusunan program yang antara lain merencanakan secara terperinci dalam urutan langkah-langkah prosedur yang dibuat dan menjalankan prosedur tersebut dengan baik. Hal tersebut sama dengan apa yang dikemukakan Jogiyanto (1995:19) bahwa :

“Proses pembuatan program komputer disebut dengan pemrograman dan orang


(42)

2.11 Pengenalan SQL

Structure Query Language (SQL) merupakan bahasa yang banyak digunakan dalam berbagai produk database. SQL dibangun di laboratorium IBM-San Jose California sekitar akhir tahun 70-an. Pertama kali dikembangkan sebagai bahasa di produk database DB2 yang sampai saat ini merupakan produk database

andalan IBM. SQL sering dilafalkan dengan “sequel”.

Saat ini organisasi standar America (ANSI) menetapkan standar bahasa SQL yaitu ANSI-92 standard. Masing-masing vendor database memiliki dialeknya sendiri sebagian besar spesifikasinya mengacu pada standar ANSI tersebut dengan berbagai ekstensi tambahan. SQL Server menggunakan bahasa Transact-SQL dalam produknya, sedangkan Oracle menggunakan PL/SQL.

Fungsi paling dasar dari SQL adalah untuk menampilkan data dari database. Data tersebut selanjutnya dapat difilter dan dimanupulasi sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Perintah-perintah dalam SQL terbagi dalam 2 kelompok besar:

1. Data Manipulation Language 2. Data Definition Language


(43)

36

2.12 Pengenalan HTML

HTML adalah bahasa dengan tanda-tanda khusus yang digunakan diawal era web untuk menyajikan informasi.

2.12.1 World Wide Web

Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan suatu network dengan network lainnya di seluruh dunia, TCP / IP menjadi protokol penghubung antara jaringan-jaringan yang beragam di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi.

World Wide Web (WWW) merupakan bagian dari internet yang paling cepat berkembang dan paling popular. WWW bekerja mendasarkan pada tiga mekanisme berikut:

1. Protokol, standard aturan yang digunakan untuk berkomunikasi pada komputer networking. Hypertext Transfer Protocol (HTTP) adalah protokol untuk WWW.

2. Address WWW memiliki aturan penamaan alamat web yaitu URL (Uniform Resource Locator) yang digunakan sebagai standard alamat internet.


(44)

2.12.2 HTML

Hypertext Markup Language merupakan standard bahasa yang digunakan untuk menampilkan dokumen web, yang bisa anda lakukan dengan HTML yaitu: 1. Mengontrol tampilan dari web page dan contentnya.

2. Mempublikasikan dokumen secara online sehingga bisa diakses dari seluruh dunia.

3. Membuat online form yang bisa digunakan untuk menangani pendaftaran, transaksi secara online.

4. Menambahkan objek-objek seperti image, audio, video dan juga java applet dalam dokumen HTML.

2.12.3 Browser dan Editor

Browser merupakan software yang diinstall di mesin Client yang berfungsi untuk menterjemahkan tag-tag HTML menjadi halaman web. Browser yang sering digunakan biasanya Internet Explorer, Netscape Navigator, Mozilla Firefox, Opera, dan masih banyak yang lainnya.

Sedangkan editor merupakan program yang digunakan untuk membuat dokumen HTML, ada banyak HTML editor yang bisa anda gunakan diantaranya Ms. FrontPage, Dreamweaver, Notepad, dan UltraEdit.


(45)

38

2.13 Pengenalan PHP

PHP (akronim dari PHP Hypertext Preprocessor) yang merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data dinamis.

PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.

Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan server (dapat dilihat pada gambar di bawah). Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka server akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Membaca permintaan dari client/browser. 2. Mencari halaman/page di server.

3. Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.

4. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau intranet.


(46)

(47)

40

2.14 AJAX

Ajax memiliki kepanjangan Asynchronous Javascript And XML merupakan suatu teknik baru dalam dunia web. Sejak dikembangkan sekitar 2-4 tahun yang lalu, AJAX mulai dilirik oleh para web desainer dan web programmer. Dengan adanya AJAX, akses data ke server yang dikirim melalui client via web dapat lebih cepat daripada mekanisme biasa. Hal ini dikarenakan AJAX tidak perlu melakukan proses loading page (refresh page) atau pindah ke page yang lain.

AJAX dapat diintegrasikan dengan server side programming seperti PHP, ASP, JSP, dll. Perhatikan mekanisme AJAX menggunakan PHP berikut ini

Gambar 2.3 Mekanisme AJAX menggunakan PHP

Pada mekanisme di atas, proses berawal dari web client. Web client merequest sebuah halaman PHP ke server melalui Javascript. Selanjutnya server akan merespon dan menjalankan script PHP. Script PHP akan menghasilkan respon dalam bentuk XML dan data XML tersebut akan dikirim kembali ke web client sebagai output tanpa harus merefresh halaman web.


(48)

Bandingkan dengan mekanisme biasa dalam menjalankan PHP seperti yang ditunjukan pada gambar berikut

Gambar 2.4 Mekanisme PHP

Pada mekanisme biasa, respon yang dihasilkan oleh server berupa HTML yang mengakibatkan halaman web akan merefresh tampilan. Dilihat dari sisi efisiensi, hal ini akan membutuhkan lebih banyak waktu dan byte data untuk melakukan load daripada XML.

Dengan demikian AJAX ini merupakan teknologi baru yang merupakan hasil perkawinan sempurna antara client side programming (Javascript) dan server side programming. AJAX tidak hanya dapat diimplementasikan menggunakan PHP, namun juga server side programming yang lain, seperti ASP, JSP, dsb. Sedangkan kekurangan AJAX dibandingkan mekanisme biasa adalah memiliki tingkat kesukaran pemrograman yang lebih tinggi, karena programmer harus menguasai 4 hal yaitu HTML-(XHTML), Javascript, XML dan juga server side programming.


(49)

42 BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Profil Tempat Kerja Praktek 3.1.1 Sejarah Perusahaan

Seiring waktu dan berbagai dinamika yang harus diadaptasi, seperti perkembangan teknologi, regulasi, dan pasar, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mengalami beberapa perubahan , diantaranya:

1. Menurut KM. 43 Tahun 2005, Direktorat Angkutan Udara terdiri dari: Subdirektorat Sistem dan Data Angkutan Udara, Subdirektorat Angkutan Udara Dalam Negeri, Subdirektorat Angkutan Udara Luar Negeri, Subdirektorat Pengembangan Usaha Angkutan Udara, Subdirektorat Pengembangan Usaha Bandar Udara, Subbagian Tata Usaha.

2. Menurut KM. 20 Tahun 2008, Direktorat Angkutan Udara terdiri dari: Subdirektorat Sistem Data dan Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara, Subdirektorat Angkutan Udara Niaga Berjadwal, Subdirektorat Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal dan Non Niaga, Subdirektorat Kerjasama Angkutan Udara, Subdirektorat Pengembangan dan Pembinaan Usaha Angkutan Udara, Subbagian Tata Usaha.


(50)

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Dalam menjalankan perusahaan kearah yang lebih maju maka diperlukan sebuah Visi dan Misi yang jelas agar kemajuan suatu perusahaan dapat tercapai, adapun visi dan misi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah sebagai berikut.

Visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

1. Andal : Mempunyai keunggulan dan memenuhi aspek ketersediaan, ketepatan waktu, kelaikan, keselamatan dan keamanan dalam menyelenggarakan transportasi udara.

2. Berdaya Saing : Efektif, efisien, berkualitas, ramah lingkungan, berkelanjutan, SDM yang professional, mandiri dan produktif.

3. Nilai Tambah : Dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Misi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

1. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan. 2. Menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal,

optimal dan terintegrasi.

3. Mewujudkan iklim usaha jasa transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable).

4. Mewujudkan kelembagaan yang efektif, efisien didukung oleh SDM yang professional dan peraturan perundang-undangan yang komprehensif serta menjamin kepastian hukum.


(51)

44

3.1.3 Tujuan Perusahaan

Dalam rangka penentuan arah pembangunan transportasi udara yang lebih baik, maka tujuan yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam jangka panjang adalah sebagai berikut:

1. Terjaminnya kualitas pelayanan, kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan transportasi udara.

2. Terwujudnya pertumbuhan Sub Sektor Transportasi Udara yang stabil sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan (sustainable growth).

3. Terwujudnya peningkatan perolehan devisa dari penyelenggaraan jasa transportasi udara, sehingga dapat ikut memberikan kontribusi terhadap pemantapan neraca pembayaran nasional.

4. Terwujudnya kontinuitas pelayanan jasa transportasi udara yang terjangkau ke seluruh pelosok tanah air, sehingga dapat ikut mendorong pemerataan pembangunan, kelancaran distribusi, stabilitas harga barang dan jasa, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Sarana pendidikan bagi masyarakat untuk menghargai profesionalisme dan peningkatan kualitas hidup manusia.

6. Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf internasional dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan efektif sehingga dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal dan berdaya saing.


(52)

3.1.4 Strategi Perusahaan

Adapun strategi yang dimiliki Direktorat Jenderal Perhubungan Udara demi terwujudnya tujuan tersebut, diantaranya:

1. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum serta menyempurnakan dan atau melengkapi peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan jasa transportasi udara.

2. Meningkatkan kualitas dan produktifitas pelayanan jasa transportasi udara melalui penerapan manajemen mutu dalam rangka memenuhi kebutuhan (demand) jasa transportasi udara.

3. Menciptakan iklim usaha jasa angkutan udara dalam persaingan sehat dan kondusif dalam rangka menciptakan industri penerbangan yang efisien, efektif dan kompetitif dalam pasar global serta mempunyai kelangsungan hidup jangka panjang.

4. Meningkatkan efisiensi nasional bidang jasa transportasi udara dan mendorong minat investor untuk berinvestasi di bidang industri penerbangan. 5. Memperluas jangkauan jaringan pelayanan jasa transportasi udara.


(53)

46

3.1.5 Logo Perusahaan

Logo Direktorat Jenderal Perhubungan Udara merupakan logo Departemen Perhubungan Indonesia yang berupa suatu bentuk simbolis yang menggambarkan keluarga besar Perhubungan sebagai pengikat batin dan kesatuan jiwa seluruh aparatur serta merupakan pengejawatahan misi DEPHUB dalam keikutsertaan mewujudkan cita-cita Bangsa dan Negara.

Adapun logo dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Logo Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

Logo terdiri dari bentuk lingkaran mempunyai unsur-unsur roda bergigi, jangkar, burung Garuda, dan bulatan bumi. Arti dari unsur logo tersebut ialah:

1. Roda bergigi berarti matra Perhubungan Darat. 2. Jangkar berarti matra Perhubungan Laut.

3. Burung Garuda berarti matra Perhubungan Udara.

4. Bulatan bumi berarti lingkup pelayanan jasa Perhubungan.

Warna logo terdiri dari warna biru langit (cerulean blue) berarti kedamaian dan kuning berarti keagungan.


(54)

3.1.6 Badan Hukum

Sesuai dengan Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen.

Peraturan Menteri Perhubungan No. 20 Tahun 2008 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 1 Tahun 2008 Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan.


(55)

48

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan bangunan fungsi bagian-bagian manajemen yang tersusun dari suatu kesatuan hubungan yang menunjukan tingkatan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam manajemen perusahaan.

Penerapan struktur organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berbentuk garis dan staff, dimana wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya untuk semua bidang pekerjaan bantuan. Struktur organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai berikut:

Direktorat Keselamatan Penerbangan

Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara

Direktorat Angkutan Udara

Direktorat Teknik Bandar Udara

Sekretariat Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Direktorat Fasilitas Elektronika dan

Listrik Penerbangan


(56)

Direktur Angkutan Udara

Subdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal

dan Non Niaga Subdit Angkutan Udara Niaga Berjadwal Subbagian Tata Usaha Subdit Kerjasama Angkutan Udara Subdit Sistem Data dan Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara Subdit Pengembangan dan Pembinaan Usaha Angkutan Udara Seksi Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara Seksi

Sistem dan Data Angkutan Udara

Seksi Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal

dan Non Niaga Luar Negeri Seksi

Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal

dan Non Niaga Dalam Negeri Seksi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Luar Negeri Seksi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Seksi Kerjasama Multilateral dan Lembaga Internasional Seksi Kerjasama Bilateral dan Perusahaan Angkutan Udara Seksi Tarif Jasa Pelayanan

Angkutan Udara Seksi

Bimbingan Usaha Angkutan Udara


(57)

50

3.3 Deskripsi Kerja

Uraian tugas Departemen Direktorat Angkutan Udara pada Direktorat Jenderal Angkutan Udara adalah sebagai berikut:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang system data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara.

2. Penyusunan standarisasi, norma, pedoman, criteria dan prosedur di bidang system data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara.

3. Pelaksanaan pemberian izin di bidang penyelenggaraan pelayanan angkutan udara.

4. Pelaksanaan perjanjian angkutan udara bilateral dan multilateral serta kerjasama lembaga internasional di bidang angkutan udara.

5. Pelakasanaan penerbitan persetujuan kerjasama perusahaan angkutan udara. 6. Pelaksanaan pertemuan di bidang fasilitas pelayanan angkutan udara

internasional.

7. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk fasilitasi pelayanan angkutan udara internasional.


(58)

9. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang system data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama dan angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan.

10.Penegakan hukum/tindakan korektif terhadap pelanggaran pelaksanaan kebijakan, standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama dan angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan. 11.Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat. 12.Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang sistem data dan standarisasi

pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara.

Adapun wewenang yang dimiliki Direktorat Angkutan Udara pada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara:

1. Memberikan izin rute penerbangan dalam negeri ataupun luar negeri. 2. Mengeluarkan batas tarif atas airline.

3. Mengeluarkan izin usaha perusahaan angkutan udara. 4. Mengeluarkan flight approval.

5. Memberikan sanksi administrasi kepada pelanggar peraturan terkait angkutan udara.


(59)

52 BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Analisis Sistem yang berjalan

Analisis sistem adalah menguraikan suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya untuk mengidentifikasi data dan mengevaluasi permasalahan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

Analisis sistem dalam suatu perusahaan sangat penting karena berfungsi untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem berjalan sehingga dapat menghasilkan yang diinginkan dan dapat mencapai tujuan yang direncanakan. 4.1.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen bertujuan untuk mengetahui dokumen apa saja yang terkait dalam sistem serta hal-hal apa saja yang berkaitan dengan dokumen tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan informasi sebagai masukan pada pengembangan sistem yang diusulkan. Dokumen yang terdapat di Direktorat Angkutan Udara, antara lain:

1. Surat Keterangan Biaya Transportasi Udara 2. Surat Tata Niaga Ticketing

3. Surat Izin Jalur Penerbangan


(60)

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan

Prosedur yang sedang berjalan di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Divisi Direktorat Angkutan Udara adalah sebagai berikut:

Pihak penyedia jasa angkutan udara yaitu Badan Usaha Angkutan Udara disebut juga sebagai Operator Penerbangan membuat laporan kegiatan penerbangan angkutan udara yang dilakukan. Laporan dibuat berdasarkan format yang telah ditentukan oleh Direktorat Angkutan Udara, periode laporan kegiatan penerbangan yaitu per minggu.

Laporan penerbangan diserahkan ke Direktorat Angkutan Udara melalui bagian Tata Usaha. Laporan tersebut akan didata terlebih dahulu oleh bagian Tata Usaha kemudian baru diberikan ke bagian Sisdata.

Setelah laporan penerbangan diterima oleh bagian Sisdata, laporan tersebut akan direkap ulang dengan menginputkan data-data penerbangan tersebut ke dalam program Ms. Excel yang telah dibuat. Laporan penerbangan yang sudah diinputkan kemudian diarsipkan.

Dari laporan penerbangan tersebut dapat dibuat Laporan Arus Lalu Lintas Angkutan Udara. Laporan Arus Lalu Lintas Angkutan Udara yang telah dibuat diserahkan kepada Pimpinan Sisdata dan disimpan. Laporan Arus Lalu Lintas Angkutan Udara tersebut akan dipergunakan kembali oleh bagian lain yang membutuhkan.


(61)

54

4.1.2.1 Flow Map yang sedang berjalan

Diagram alir dokumen (Flow Map) merupakan gambar hubungan antara entity yang terlihat, berupa aliran-aliran dokumen yang ada.

Aliran Proses Pengolahan Data Arus Lalu Lintas Angkutan Udara

Tata Usaha Sisdata Pimpinan

Operator

Laporan Penerbangan

Laporan Penerbangan

Mendata Dokumen yang masuk

Laporan Penerbangan

Laporan Penerbangan

Mendata Dokumen yang masuk

Laporan Penerbangan

Merekap Laporan Penerbangan

File LLAU

Buat & Cetak Laporan

Laporan LLAU Laporan LLAU Arsip


(62)

4.2 Usulan Perancangan Sistem

Setelah menganalisa dan mengevaluasi sistem yang berjalan, maka dibuatlah perancangan sistem pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara dengan menggunakan komputerisasi, dimana cara kerja atau prosedur sistem yang dirancang tidah jauh berbeda dari sistem yang lama.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Perubahan ini diharapkan dapat membantu dan mengatasi permasalahan yang timbul pada sistem yang lama. Tujuan perancangan sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru serta menghasilkan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan akan penyelesaian mengenai permasalahan yang ada sekarang ini.

Sedangkan tujuan perancangan sistem secara khusus adalah meningkatkan efektifitas prosedur kerja, mendayagunakan sumber daya baik dari segi brainware, hardware, dan software guna menghasilkan informasi yang berkualitas, akurat, tepat waktu, dan terperinci.

4.2.2 Perancangan Prosedur yang diusulkan

Di dalam perancangan prosedur yang diusulkan akan dibuat Flow Map (diagram alir dokumen), DFD (Data Flow Diagram) dan Kamus Data yang akan menguraikan bagaimana prosedur sistem yang akan dibuat.


(63)

56

4.2.2.1 Flow Map yang diusulkan

Aliran Proses Pengolahan Data Arus Lalu Lintas Angkutan Udara

Bagian Tata Usaha Bagian SisData Pimpinan SisData Operator Laporan Penerbangan Laporan Penerbangan Laporan Penerbangan Laporan Penerbangan Memeriksa Format Lap. Penerbangan Merekap Data LLAU Arsip Format Sesuai Ya Angkutan Udara Laporan Penerbangan Tidak Laporan Penerbangan Laporan Penerbangan Mendata Dokumen Masuk Mendata Dokumen Keluar

Buat & Cetak Laporan

Laporan LLAU Laporan LLAU


(64)

4.2.2.2 Diagram Konteks yang diusulkan

Diagram konteks merupakan alat-alat untuk struktur analisa. Pendekatan terstruktur ini mencoba untuk menggambarkan sistem secara garis besar atau keseluruhan. Pada diagram konteks ini sistem yang dibuat akan menghasilkan sumber informasi yang dibutuhkan dan tujuan informasi yang akurat.

SisData

Diagram Konteks yang diusulkan

1

Sistem Pengolahan Data Arus Lalu Lintas

Angukutan Udara Pimpinan SisData Tata Usaha No. Surat Tgl Surat Perihal No. Surat Tgl Surat Perihal Laporan LLAU Data Operator Data Pesawat Data Bandara Data Penerbangan Data LLAU

Gambar 4.3 Diagram Konteks

4.2.2.3 Data Flow Diagram yang diusulkan

Data Flow Diagram adalah sistem secara logical, gambar ini tidak bergantung pada perangkat lunak, struktur data atau organisasi file. Keuntungan menggunakan DFD adalah untuk memudahkan pemakaian (user) yang akan dikembangkan atau dikerjakan pada proses DFD dapat merupakan kumpulan program. Penyimpanan data dapat berupa disket, pita magnetic ataupun hardisk.


(65)

58

SisData

Data Flow Diagram yang diusulkan

1.1 Mendata Dokumen

Masuk

Pimpinan SisData Tata Usaha PenerbanganLaporan

Angkutan Udara 1.2 Mendata Dokumen Keluar No. Surat Tgl Surat Perihal No. Surat Tgl Surat Perihal No. Surat Tgl Surat Perihal 1.3 Merekap Data LLAU 1.4 Buat & Cetak Laporan LLAU Data Operator Data Pesawat Data Bandara Data Penerbangan Laporan LLAU Data LLAU Data LLAU


(66)

4.2.2.4 Spesifikasi Proses

Spesifikasi proses dari sistem pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara adalah sebagai berikut:

1.1 Mendata Dokumen Masuk

Pada proses mendata dokumen masuk ini, bagian Tata Usaha melakukan pendataan surat masuk yang diterima dan kemudian disimpan di Database Angkutan Udara.

Tabel 4.1 Spesifikasi Proses Mendata Dokumen Masuk Identifikasi

Nomor 1.1

Nama Mendata Dokumen Masuk

Tujuan Melakukan pendataan surat masuk

Deskripsi Bagian Tata Usaha melakukan pendataan surat masuk, seperti laporan penerbangan angkutan udara

Kondisi Akhir Menyimpan data surat masuk di database angkutan udara

1.2 Mendata Dokumen Keluar

Pada proses ini bagian Tata Usaha melakukan pendataan surat yang akan keluar dan kemudian data tersebut disimpan di Database Angkutan Udara.

Tabel 4.2 Spesifikasi Proses Mendata Dokumen Keluar Identifikasi

Nomor 1.2

Nama Mendata Dokumen Keluar

Tujuan Melakukan pendataan surat keluar

Deskripsi Bagian Tata Usaha melakukan pendataan surat keluar Kondisi Akhir Menyimpan data surat keluar di database angkutan udara


(67)

60

1.3 Merekap Data LLAU

Pada proses ini bagian SisData melakukan proses manipulasi data seperti menambah data, mengedit data, dan menghapus data LLAU.

Tabel 4.3 Spesifikasi Proses Merekap Data LLAU Identifikasi

Nomor 1.3

Nama Merekap Data LLAU

Tujuan Melakukan manipulasi data LLAU Deskripsi

Bagian SisData melakukan manipulasi data seperti menambah data, mengedit data, dan menghapus data LLAU

Kondisi Akhir Menyimpan data LLAU di database angkutan udara

1.4 Buat & Cetak Laporan LLAU

Pada proses ini bagian SisData melakukan proses membuat laporan LLAU dan mencetak laporan LLAU, kemudian laporan tersebut diserahkan kepada Pimpinan SisData.

Tabel 4.4 Spesifikasi Proses Buat & Cetak Laporan LLAU Identifikasi

Nomor 1.3

Nama Buat & Cetak Laporan LLAU

Tujuan Membuat laporan LLAU dan mencetak laporan LLAU Deskripsi

Bagian SisData membuat laporan LLAU dengan

mengambil data LLAU dari database kemudian mencetak laporan LLAU


(68)

4.2.2.5 Kamus Data

Kamus data atau data dictionary adalah catalog data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi untuk memudahkan pembuatan dari sistem (program). Kamus data program yang diusulkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Kamus Data

1. Nama Mendata Dokumen Masuk

Pemakai dan Pengguna Bagian Tata Usaha Deskripsi Berisi data surat masuk

Struktur Data no_surat+tgl_surat_masuk+perihal no_surat tgl_surat_masuk perihal [0…9] [0…9] [A…Z][a…z]

2. Nama Mendata Dokumen Keluar Pemakai dan Pengguna Bagian Tata Usaha

Struktur Data no_surat+tgl_surat_keluar+perihal no_surat tgl_surat_keluar perihal [0…9] [0…9] [A…Z][a…z]

3. Nama Merekap Data LLAU

Pemakai dan Pengguna Bagian SisData

Deskripsi Memanipulasi data LLAU Struktur Data data_pesawat+data_operator

+data_bandara+data_penerbangan data_pesawat data_operator data_bandara data_penerbangan [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9]

4. Nama Buat dan Cetak Laporan LLAU Pemakai dan Pengguna Bagian SisData

Deskripsi Membuat Laporan & Mencetak Lap LLAU Struktur Data data_pesawat+data_operator

+data_bandara+data_penerbangan data_pesawat data_operator data_bandara data_penerbangan [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9]


(69)

62

4.3 Evaluasi terhadap sistem yang diusulkan

Setelah dilakukan observasi dan wawancara dapat diketahui sistem yang sedang berjalan saat ini dalam hal pengolahan datanya masih manual, sehingga masih banyak ditemukan human error dan system error dalam melakukan pemrosesan data dan informasi, seperti dalam pencarian data dan pembuatan laporan masih sangat sulit mengingat banyanya dokumen yang tidak tersusun secara rapi.

Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya efektifitas dan efisiensinya suatu pekerjaan dikarenakan proses yang dilakukan bisa memakan waktu yang cukup lama. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu diadakan komputerisasi pengolahan data agar pelaksanaan sistem dapat dikerjakan lebih cepat.


(70)

63

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari praktikan selama melakukan kerja praktek di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Uraian yang dikemukakan pada bab ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan Manajemen Informatika yang ingin melakukan kerja praktek di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, selain itu juga dapat memberikan masukan positif bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Divisi Direktorat Angkutan Udara dalam meningkatkan kinerjanya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan atas hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan pada Sistem Pengolahan Data Arus Lalu Lintas Angkutan Udara pada Direktorat Jenderal Angkutan Udara, maka kesimpulan yang didapat:

1. Terjadinya kesalahan pada data ganda diakibatkan karena pengolahan data pada sistem yang sedang berjalan masih manual.

2. Kesalahan yang sering terjadi pada data penerbangan udara disebabkan karena human error.

3. Kesalahan pada data jumlah penumpang penerbangan udara sering terjadi dikarenakan bentuk format laporan yang diberikan oleh pihak Badan Usaha Angkutan Udara tidak sesuai dengan format yang telah ditentukan oleh pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.


(71)

64

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang dapat diperbaiki untuk mengatasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Dari segi informasi yang disajikan mungkin belum sepenuhnya sempurna, oleh karena itu ada baiknya dengan menambah beberapa informasi yang lebih lengkap.

2. Perlu adanya peningkatan sumber daya manusia untuk meminimalisasikan kesalahan dalam pengolahan data.

3. Perlu adanya perbaikan dan pengembangan di dalam sistem pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara agar dalam pengolahan datanya dapat lebih maksimal.


(1)

4.2.2.4 Spesifikasi Proses

Spesifikasi proses dari sistem pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara adalah sebagai berikut:

1.1 Mendata Dokumen Masuk

Pada proses mendata dokumen masuk ini, bagian Tata Usaha melakukan pendataan surat masuk yang diterima dan kemudian disimpan di Database Angkutan Udara.

Tabel 4.1 Spesifikasi Proses Mendata Dokumen Masuk Identifikasi

Nomor 1.1

Nama Mendata Dokumen Masuk

Tujuan Melakukan pendataan surat masuk

Deskripsi Bagian Tata Usaha melakukan pendataan surat masuk, seperti laporan penerbangan angkutan udara

Kondisi Akhir Menyimpan data surat masuk di database angkutan udara

1.2 Mendata Dokumen Keluar

Pada proses ini bagian Tata Usaha melakukan pendataan surat yang akan keluar dan kemudian data tersebut disimpan di Database Angkutan Udara.

Tabel 4.2 Spesifikasi Proses Mendata Dokumen Keluar Identifikasi

Nomor 1.2

Nama Mendata Dokumen Keluar

Tujuan Melakukan pendataan surat keluar

Deskripsi Bagian Tata Usaha melakukan pendataan surat keluar Kondisi Akhir Menyimpan data surat keluar di database angkutan udara


(2)

60

1.3 Merekap Data LLAU

Pada proses ini bagian SisData melakukan proses manipulasi data seperti menambah data, mengedit data, dan menghapus data LLAU.

Tabel 4.3 Spesifikasi Proses Merekap Data LLAU Identifikasi

Nomor 1.3

Nama Merekap Data LLAU

Tujuan Melakukan manipulasi data LLAU Deskripsi

Bagian SisData melakukan manipulasi data seperti menambah data, mengedit data, dan menghapus data LLAU

Kondisi Akhir Menyimpan data LLAU di database angkutan udara

1.4 Buat & Cetak Laporan LLAU

Pada proses ini bagian SisData melakukan proses membuat laporan LLAU dan mencetak laporan LLAU, kemudian laporan tersebut diserahkan kepada Pimpinan SisData.

Tabel 4.4 Spesifikasi Proses Buat & Cetak Laporan LLAU Identifikasi

Nomor 1.3

Nama Buat & Cetak Laporan LLAU

Tujuan Membuat laporan LLAU dan mencetak laporan LLAU Deskripsi

Bagian SisData membuat laporan LLAU dengan

mengambil data LLAU dari database kemudian mencetak laporan LLAU


(3)

4.2.2.5 Kamus Data

Kamus data atau data dictionary adalah catalog data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi untuk memudahkan pembuatan dari sistem (program). Kamus data program yang diusulkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Kamus Data

1. Nama Mendata Dokumen Masuk

Pemakai dan Pengguna Bagian Tata Usaha Deskripsi Berisi data surat masuk

Struktur Data no_surat+tgl_surat_masuk+perihal no_surat tgl_surat_masuk perihal [0…9] [0…9] [A…Z][a…z]

2. Nama Mendata Dokumen Keluar

Pemakai dan Pengguna Bagian Tata Usaha

Struktur Data no_surat+tgl_surat_keluar+perihal no_surat tgl_surat_keluar perihal [0…9] [0…9] [A…Z][a…z]

3. Nama Merekap Data LLAU

Pemakai dan Pengguna Bagian SisData

Deskripsi Memanipulasi data LLAU

Struktur Data data_pesawat+data_operator +data_bandara+data_penerbangan data_pesawat data_operator data_bandara data_penerbangan [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9]

4. Nama Buat dan Cetak Laporan LLAU

Pemakai dan Pengguna Bagian SisData

Deskripsi Membuat Laporan & Mencetak Lap LLAU Struktur Data data_pesawat+data_operator

+data_bandara+data_penerbangan data_pesawat data_operator data_bandara data_penerbangan [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9] [A…Z][a…z] [0…9]


(4)

62

4.3 Evaluasi terhadap sistem yang diusulkan

Setelah dilakukan observasi dan wawancara dapat diketahui sistem yang sedang berjalan saat ini dalam hal pengolahan datanya masih manual, sehingga masih banyak ditemukan human error dan system error dalam melakukan pemrosesan data dan informasi, seperti dalam pencarian data dan pembuatan laporan masih sangat sulit mengingat banyanya dokumen yang tidak tersusun secara rapi.

Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya efektifitas dan efisiensinya suatu pekerjaan dikarenakan proses yang dilakukan bisa memakan waktu yang cukup lama. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu diadakan komputerisasi pengolahan data agar pelaksanaan sistem dapat dikerjakan lebih cepat.


(5)

63

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari praktikan selama melakukan kerja praktek di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Uraian yang dikemukakan pada bab ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan Manajemen Informatika yang ingin melakukan kerja praktek di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, selain itu juga dapat memberikan masukan positif bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Divisi Direktorat Angkutan Udara dalam meningkatkan kinerjanya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan atas hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan pada Sistem Pengolahan Data Arus Lalu Lintas Angkutan Udara pada Direktorat Jenderal Angkutan Udara, maka kesimpulan yang didapat:

1. Terjadinya kesalahan pada data ganda diakibatkan karena pengolahan data pada sistem yang sedang berjalan masih manual.

2. Kesalahan yang sering terjadi pada data penerbangan udara disebabkan karena human error.

3. Kesalahan pada data jumlah penumpang penerbangan udara sering terjadi dikarenakan bentuk format laporan yang diberikan oleh pihak Badan Usaha Angkutan Udara tidak sesuai dengan format yang telah ditentukan oleh pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.


(6)

64

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang dapat diperbaiki untuk mengatasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Dari segi informasi yang disajikan mungkin belum sepenuhnya sempurna, oleh karena itu ada baiknya dengan menambah beberapa informasi yang lebih lengkap.

2. Perlu adanya peningkatan sumber daya manusia untuk meminimalisasikan kesalahan dalam pengolahan data.

3. Perlu adanya perbaikan dan pengembangan di dalam sistem pengolahan data arus lalu lintas angkutan udara agar dalam pengolahan datanya dapat lebih maksimal.