Latar Belakang Penelitian S SDT 1102970 Chapter1

Anna Aristiani, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN KARAKTER SISWA KELAS V SD LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengembangan pembelajaran karakter seperti yang ditekankan dalam kurikulum 2013 lebih difokuskan pada pembinaan sikap dan kepribadian peserta didik. Dalam hal ini pembelajaran karakter dimaknai sebagai suatu usaha untuk membantu membentuk karakter siswa secara optimal. Pembelajaran karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu, seperti rasa hormat, tanggung jawab, jujur, peduli, adil, membantu siswa untuk memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini sekolah dituntut untuk memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk menanamkan serta mengembangkan nilai-nilai yang baik. Mata pelajaran seni tari dalam lingkup pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya berkaitan dengan nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pendidikan seni budaya dan keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, matematika logis, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kerativitas, kecerdasan spiritual dan moral dan kecerdasan emosional. Dengan demikian pembelajaran Seni Budaya dapat menjadi salah satu cara untuk membangun karakter peserta didik menjadi sosok pribadi yang unggul. Afriawanto dalam Kasmawati Abbas, http:www.academia.edu3504441MODEL_PEMBELAJARAN_SENI_BUDAY A_TERINTEGRASI_PENDIDIKAN_KARAKTER Mencermati pendapat di atas, peran dan tanggung jawab proses pendidikan seni di sekolah memiliki peranan yang cukup penting yaitu untuk membentuk karakter perserta didik agar memiliki multi kecerdasan. Tidak hanya memiliki kecerdasan dalam menguasai berbagai bahasa atau ilmu pengetahuan, akan tetapi mesti memiliki kecerdasan dalam memahami keadaan dirinya dan keberadaan Anna Aristiani, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN KARAKTER SISWA KELAS V SD LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu orang lain. Kecerdasan ini penting dimiliki oleh siswa sebagai salah satu implikasi dari pembelajaran sikap yang mesti diperhatikan oleh guru di sekolah. Dalam hal ini ranah afektif mesti dicapai pula selain ranah kognitif dan psikomotor sebagai wilayah pencapaian hasil pembelajaran. Pengembangan pembelajaran karakter mesti diterapkan pada setiap mata pelajaran yang dicatumkan dalam kurikulum, termasuk dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan khususnya di tingkat sekolah dasar. Kondisi saat ini proses pembelajaran seni tari di tingkat sekolah dasar belum mencapai hasil optimal, karena banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil pembelajaran tersebut. Beberapa faktor pembelajaran yang diamati diantaranya faktor sosok guru yang mayoritas kurang memiliki kemampuan akademik dan keterampilan dibidang seni sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Selain itu, faktor sekolah dan kebijakan pemerintah tentang perubahan kurikulum yang mempengaruhi pemahaman guru dalam menerapkan konsep pembelajaran yang relevan. Beberapa faktor tersebut berimplikasi pada pencapaian hasil pembelajaran siswa yang kurang memiliki kemampuan utuh seperti yang dicita- citakan dalam kurikulum 2013. Konsep pembelajaran di tingkat sekolah dasar dikondisikan dalam bentuk pembelajaran tematik berbasis mata pelajaran, termasuk pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Upaya membangun pembelajaran tematik dalam pembelajaran seni budaya memerlukan kematangan guru untuk berpikir tinggi dalam mengaitkan tema-tema pembelajaran dengan konsep lintas mata pelajaran. Kenyataan ini kerap kali menjadi kesulitan para guru seni budaya untuk mengembangkan konsep pembelajaran yang dianggap ideal untuk siswa tingkat sekolah dasar. Konsep pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah Dasar khususnya seni tari hendaknya tetap bepijak dari kekayaan seni tari tradisional yang berbasis pendidikan karakter untuk menumbuhkan dan mengembangkan karakter siswa. Capaian kompetensi pembelajaran seni tari harus mencakup indikator yang melingkupi aspek psikomotor, afektif dan kognitif. Masing-masing indikator capaian pembelajaran terlah tersirat dengan tegas dan jelas yang dirumuskan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tercantum dalam Anna Aristiani, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN KARAKTER SISWA KELAS V SD LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kurikulum. Penekanan masalah kurikulum ini yang mesti diterjemahkan dan diinterpretasikan oleh guru sehingga mampu mewujudkan pembelajaran bermakna bagi siswa. Dalam kurikulum 2013 ditegaskan bahwa seyogianya suasana pembelajaran dapat dibangun dengan suasana yang menyenangkan, dinamis, inovatif, membangun kritis dan kreatif siswa serta mampu menciptakan interaksi pembelajaran yang dinamis dan produktif. Cita-cita ini bukan sesuatu yang sulit untuk diwujudkan apabila seorang guru memiliki naluri kreatif dan memiliki kematangan yang mapan dalam hal pengetahuan dan keterampilan di bidang seni tari. Sifat-sifat yang melekat dalam pembelajaran seni tari seperti kepekaan rasa, mengolah imajinasi dan melatih kemampuan kreatif mampu dikembangkan dalam pembelajarannya. Hasilnya akan mampu membentuk kompetensi peserta didik yang cenderung kreatif, kritis dan inovatif. Jika dikaji berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya pada krikulum 2013, pendidikan seni juga memiliki peranan yang cukup penting dalam pendidikan karakter peserta didik. Tentunya terdapat beberapa komponen dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya tersebut, salah satunya adalah seni tari. Pendidikan seni tari tidak hanya befikir “ Learning dance ”, tetapi “ how to dance ”, bagaimana anak mendapatkan pelajaran yang lain dari pendidikan seni tari. Dalam hal ini anak bukan hanya mempelajari suatu bentuk gerak atau tarian, tapi masuk ke dalam proses pemahaman suatu konsep menari, apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah tarian, apa saja keilmuan yang terkandung di dalamnya, dan seterusnya. Dalam tipe ini, kreativitas anak akan berkembang, karena akan selalu dilibatkan dalam proses pembelajaran tari, bagaimana siswa bereksplorasi, menyusun gerakan, membuat pola lantai dan seterusnya. Tari sebagai pendidikan bagi anak bukanlah merupakan tujuan akhir, akan tetapi merupakan suatu cara membina ekspresi artistik anak dengan baik dan kreatif, juga berguna bagi perkembangan kecerdasan anak secara wajar, sasaran lainnya adalah membantu proses kreatif yang memberikan pengalaman pada anak, sehingga menari dapat menjadi sarana untuk membantu perkembangan anak secara utuh. Melalui pendidikan seni tari dalam lingkup pembelajaran Seni Anna Aristiani, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN KARAKTER SISWA KELAS V SD LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Budaya dan Prakarya, pendidikan karakter sesuai dengan apa yang ada pada kompetensi inti dan kompetensi dasar harus bisa tersampaikan. Bagaimana pendidikan seni tari dapat menjadi media untuk peserta didik belajar menumbuhkembangkan karakter yang mereka miliki. Oleh karena itu, diperlukan metodologi tertentu agar pendidikan seni tari dapat mencapai kompetensi inti yang sudah ditetapkan. Pendidikan tari adalah sarana bagi usaha pembentukan pribadi anak. Hal ini mengingat usia anak-anak di tingkat Sekolah Dasar secara umum haus akan ekspresi, hal ini harus disalurkan dalam pendidikan kesenian, sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam penuangan ekspresi ketika anak SD itu menginjak sekolah lanjut. Di sinilah pentingnya pelajaran kesenian dipahami sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia. Dalam hal ini model pembelajaran Role Playing bermain peran termasuk ke dalam model pembelajaran sosial, model ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok belajarnya. Model ini juga menyokong beberapa cara dalam proses pengembangan sikap sopan dan demokratis dalam menghadapi masalah. Role playing berfungsi untuk 1 mengeksplorasi perasaan siswa, 2 mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai, dan persepsi siswa, 3 mengembangkan skill pemecahan masalah dan tingkah laku, dan 4 mengeksplorasi materi pelajaran dengan cara yang berbeda. Bermain peran ini dimulai dengan sebuah kondisi permasalahan dalam kehidupan siswa serta menjelaskan bagaimana nilai yang ada dalam diri mereka dapat menentukan tingkah laku dan menumbuhkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral. Efek langsung merupakan pemahaman terbaik mengenai sikap empati terhadap perbedaan-perbedaan nilai moral saat berinteraksi dengan orang lain. Efek langsung lain adalah strategi untuk memecahkan konflik dalam model yang tetap menghargai perbedaan sudut pandang tanpa mengabaikan kebutuhan adanya nilai- nilai kemanusiaan universal. Berangkat dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dalam mengimplementasikan model Anna Aristiani, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN KARAKTER SISWA KELAS V SD LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran Role playing yang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran seni dalam upaya menumbuh kembangkan karakter siswa sesuai dengan kompetensi inti pada kurikulum 2013 yang telah tersedia. Adapun judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Role Playing dalam Pembelajaran Seni Tari Sebagai Upaya Pengembangan Karakter Pada Siswa Kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI.

B. Identifikasi Masalah Penelitian