BAB 4 TA DITA

BAB IV
PROSES PRODUKSI

4.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan teh celup hitam walini
adalah jenis teh Camellia sinesis yang diperoleh dari perkebunan teh milik
PT. Perkebunan Nusantara VIII. Karena produk yang diharapkan harus benarbenar original dari perkebunan PT. Perkebunan Nusantara.
Jenis teh yang digunakan untuk produk teh celup hitam walini oleh
Industri Hilir Teh PTPN VIII Cibiru, Bandung adalah campuran dari jenis teh
hitam dengan mutu grade 2. Teh hitam dengan mutu grade 2 salah satunya
adalah jenis FANN dan jenis Peko fanning II. Teh hitam grade 2 jenis FANN
merupakan teh hasil pengolahan secara crushing, tearing dan curling dimana
partikel teh terbentuk butiran agak bulat banyak mengandung tulang dan serat
serta lolos ayakan mesh no 16 dan tertahan ayakan mesh no 24. Sedangkan
teh hitam PF II merupakan teh hitam hasil pengolahan dengan metode
orthodox dimana partikel teh pendek, agak kecil, hitam sedikit merah,
terpilin, agak keriting tetapi lebih banyak mengandung serat dan lolos ayakan
mesh No. 20 dan tertahan pada ayakan mesh No. 24.
Ekstrak yang digunakan di IHT PTPN VIII adalah bentuk
encapsulated. Ekstrak tersebut di impor dari Jerman, untuk mendapatkan
ekstrak dengan kualitas tinggi, sehingga teh yang dihasilkan memiliki kualitas

baik.
Ekstrak ini mampu memberikan flavor yang lebih lama dan lebih baik
dibandingkan dengan essence, sehingga ketika seduhan teh telah dingin tetap
memberikan aroma yang khas sesuai dengan ekstrak yang ditambahkan.

4.2 Proses Pengolahan
Proses Pengolahan Teh Celup Hitam Walini di Industri Hilir Teh
PTPN VIII Cibiru Bandung, dengan tahapan pengolahan sebagai berikut :
Penerimaan bahan baku, penerimaan bahan kemas, Blending, pengisian tea
bag, pengemasan metalizing, pengemasan sekunder (dus), wrapping dus,
pengemasan master carton.

4.2.1 Penerimaan Bahan Baku
Kondisi bahan baku ketika penerimaan harus dalam kondisi
baik, berkualitas tinggi sesuai dengan kriteria atau standar teh celup.
Standar tersebut digunakan untuk menghasilkan produk yang seragam
dan memberikan kualitas terbaik pada produk. Maka dari itu
dibutuhkan penanganan yang baik terutama pada saat pendistribusian
dan penerimaannya.
Truk pengangkut bahan baku yang digunakan harus beratap yang

dilengkapi dengan rak/hambatan dan pintu penutup dengan tujuan
untuk meminimalisasi terjadinya kontaminasi dari luar seperti asap
kendaraan yang berlebihan. Kendaraan harus dalam keadaan bersih dari
kotoran seperti debu, ceceran pucuk ataupun kontaminasi lain yang
akan memungkinkan terjadinya kontaminasi silang antara bahan baku
teh dengan lingkunagn di sekitarnya.
Teh hitam yang datang diperiksa terlebih dahulu inner dan outer
qualitynya oleh petugas uji mutu (quality control) sebelum diterima
dibagian gudang yang meliputi, tingkat kadar air (MC), density, partikel
powdery size, enam penilaian terhadap air seduhan berupa rasa, warna,
aroma, kebersihan (ampas), kerataan dan penampakan.
Sampel diambil dari setiap karung dengan kapasitas 50 kg secara
acak yaitu dari bagian atas, tengah dan bawah dengan menggunakan
pipa khusus pengambil sampel kemudian dimasukkan ke dalam plastic
sampel. Selanjutnya 5-8 plastik sampel dicampur untuk selanjutnya
diuji sesuai dengan pedoman penerimaan bahan baku teh celup hitam
walini.
Pada saat penerimaan bahan baku teh, tidak semua teh dapat lolos
pada saat Quality Control. Untuk teh yang tidak memenuhi standar
dikembalikan lagi pada supplier teh dan dicatat dalam lembar

ketidaksesuaian bahan baku Complain/Berita Acara Pengembalian.

4.2.2 Penerimaan Bahan Kemasan
Bahan kemasan merk sendiri (own brand) yang datang dari supplier
diperiksa terlebih dahulu kualitas maupun kuantitasnya oleh petugas uji mutu
antara lain: ukuran, jumlah, segel, kenampakan, dimana bentuk tidak boleh benjol
terutama tag dan filter paper, tanggal pembuatan, warna dan bau. Setiap bahan
kemasan yang telah dicek diberikan tanda atau identitas menggunakan spidol pada
saat bahan kemasan disusun diatas palet, hal tersebut untuk mempermudah

pendokumentasian, mempermudah pengecekan apabila suatu saat ada kesalahan
yang terjadi. Sedangkan bahan kemasan co-brand dan makloon cukup diperiksa
kuantitasnya saja. Bahan kemasan yang diterima harus diberi tanda atau identitas
“OK” dan diselesaikan dokumennya oleh petugas gudang sedangkan bahan
kemasan yang tidak diterima diberi identitas “NOK” dikembalikan kepada
supplier dan dibuatkan berita acara dan dikonfirmasi ke bagian pengadaan.
Pencatatan hasil pemeriksaan ditulis pada buku uji mutu kemasan oleh
petugas uji mutu sedangkan pencatatan jumlah bahan kemasan yang diterima
ditulis pada buku penerimaan bahan kemas oleh petugas gudang.
4.1.1


Pencampuran

Pencampuran merupakan salah satu kegiatan awal sebelum masuk ke
tahap berikutnya, seperti pengepakan baik pengepakan tea bag ataupun
pengepakan dus. Tujuan dari proses pencampuran adalah untuk mendapatkan
campuran yang sesuai dengan karakter produk agar diperoleh rasa, aroma, warna
seduhan dan kecepatan larut yang diinginkan. Pencampuran teh celup hitam
walini klasik menggunakan mesin blending semi otomatis, dimana pengangkutan
campuran teh ke dalam mesin dilakukan oleh manusia.
Sebelum dimulai proses pencampuran, ada beberapa hal yang harus di
persiapkan terlebih dahulu, seperti menjalankan penghisap debu (air compressor)
terlebih dahulu di ruang pencampuran agar pada saat pencampuran debu yang
tidak diinginkan tidak masuk ke dalam mesin pencampuran. Selain itu persiapkan
label identitas hasil pencampuran untuk produk yang akan di produksi dan
memastikan semua peralatan dan mesin dalam keadaan bersih serta setting waktu
proses mesin blending selama ± 3 mesin yang merupakan waktu yang optimum
dalam sekali proses sebanyak 150 – 180 kg, waktu ± 3 menit bertujuan agar teh
tidak rusak karena terlalu lama dalam mesin blending.
Persiapan bahan baku dan bahan penunjang dilakukan, kemudian

ditimbang terlebih dahulu dengan persentase yang telah ditentukan dan
disesuaikan dengan kapasitas dari mesin pencampuran. Setelah siap masukkan
bahan baku teh yang telah sesuai standar ke dalam mesin pencampuran. Bila
mesin telah berhenti kemudian buka klep pengeluaran, kemudian teh hasil
pencampuran seberat 25 – 30 kg dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam karung.
Pengujian teh hitam hasil blending, diambil 50 gram dari setiap batch. Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas teh celup walini dan mengawasi
penyimpangan yang terjadi pada produk hasil blending sebelum dikemas.
Pencatatan hasil blending ditulis pada form blend sheet beserta tanggal, jenis
produk no batch dan peruntukannya.
4.2.4 Pengemasan Tea Bag

Pengemasan tea bag merupakan kegiatan tahap kedua dan merupakan
kegiatan utama dalam proses pengemasan. Tujuan pengemasan tea bag
dimaksudkan untuk mempermudah penggunaan teh pada waktu penyeduhan,
mempertahankan umur layak minum dan tahan lama.
Pengemasan tea bag teh celup hitam walini klasik hanya menggunakan
satu sistem yaitu tea bag double chamber. Untuk pengisian tea bag di IHT PTPN
VIII Panyileukan Bandung menggunakan mesin Automatic Quantitative Tea-Bag
Packaging jenis PT 20. Prinsip pengisian teh ke dalam double chamber yaitu

memasukkan teh hitam ke dalam tea bag dengan alur pengisian dari atas ke
bawah, dimana posisi teh berada diatas dialirkan ke bawah dengan gaya gravitasi
dan dorongan dari mesin sehingga teh masuk ke dalam tea bag yang berada di
bawahnya. Tea bag di rekatkan serta labeling oleh mesin secara otomatis dengan
perekat sealer dan labeling yang direkatkan pada benang dengan lem.
Pengisian teh ke dalam tea bag menggunakan mesin otomatis, mempunyai
kapasitas penampungan bahan baku the 30 kg dengan kecepatan pengisian 175
tea bag/menit. Berat teh yang dimasukkan ke dalam tea bag 2 gram sedangkan
berat teh hitam celup walini klasik 2,4 gram (berat teh dan kemasan seberat 0,4
gram).
Mesin pengisian tea bag secara kontinyu dilakukan pengecekan terhadap
berat dari tea bag, apabila berat/bag lebih atau kurang, putar handle pada dosing
yang tersedia untuk menyesuaikan kembali berat pengisian teh ke dalam tea bag.
Pengecekan juga dilakukan terhadap lipatan, tag, kekuatan benang dan wirenya.
4.1.2

Packing Metalizing dan Pengemasan Dus

Tujuan dari packing metalizing yang merupakan pengemasan 2
dimaksudkan agar teh dapat bertahan lebih lama, mempertahankan umur layak

minum dan mengurangi kontaminasi dari udara sekitar lingkungan. Packing
metalizing teh celup hitam walini klasik menggunakan metalizing hard temper
dengan ketebalan 25 mikron. Metalizing yang digunakan untuk mengemas produk
teh celup walini klasik dilapisi dengan enamel untuk mencegah terjadinya
akumulasi gas hydrogen yang dapat menyebabkan terbentuknya gelembung gas

dan karat yang dapat berpengaruh terhadap kualitas dari teh celup hitam walini
klasik terutama aroma dari teh.
Pengisian tea bag ke dalam metalizing untuk produk teh celup hitam
walini klasik masih konvensional yaitu dengan menggunakan tenaga manusia.
Setiap satu kemasan metalizing berisi 25 tea bag teh celup hitam walini klasik.
Penutupan kemasan metalizing menggunakan hand sealer dan foot sealer.
Setelah pengemasan metalizing selesai, teh celup hitam walini klasik
kemudian dikemas dengan menggunakan kemasan dus (pengemasan 3). Tujuan
pengemasan dus untuk mempermudah penyusunan dan perapihan dalam proses
pemindahan atau distribusi, penempelan merk dagang dan informasi produk dan
menambah estetika kemasan agar lebih menatik serta untuk menahan benturan
yang dapat merusak produk.
Kemasan dus teh celup hitam walini klasik menggunakan bahan kertas
Regular Sizing mempunyai ketebalan 0,5 mm, hal ini dikarenakan fungsi dari

kemasan dus teh celup hitam walini klasik untuk memberikan informasi produk,
menambah estetika dan menahan benturan fisik saja.
4.1.3

Pembungkus (OPP)

Wrapping (Pengemasan 4) atau pembungkusan plastik luar yang disebut
dengan outer packaging plastic adalah proses pengemasan dus dengan plastik
sebelum dimasukkan ke dalam karton (pengkartonan). Tujuan dari wrapping
adalah untuk melindungi dus dari kotoran, debu, air dan melindungi dus agar tidak
mudah terbuka. Pengemasan dus dengan plastik menggunakan mesin wrapper.
Mesin wrapper yang digunakan di IHT PTPN WALINI Panyileukan Bandung
mempunyai penampang yang dapat disesuaikan dengan merek apapun sesuai
dengan ukuran banyaknya isi tea bag (max 100 tea bag) dan mempunyai
kecepatan wrapping 150 dus/menit dengan suhu wrapping 1500 C untuk ketiga
sealer, samping kiri, kanan dan tengah. Lebar OPP yang digunakan untuk merek
teh celup hitam walini klasik adalah 210 mm. Setelah wrapping selesai, kemasan
dus dikelompokkan menurut Chop yang dilengkapi identitas kuantum per jenis teh
dan kelengkapan lainnya.


4.1.4

Pengkartonan Master Carton

Proses pengemasan III merupakan tahap terakhir dari serangkaian proses
pengolahan teh celup hitam walini klasik. Tujuan dari pengepakan ini adalah
untuk melindungi produk teh celup hitam walini klasik dari kerusakan,
memudahkan transportasi dan effesiensi penyimpanan di gudang. Selain itu,
dengan adanya proses pengkartonan diharapkan tidak terjadi penurunan mutu baik
itu dalam hal perubahan warna, aroma, maupun rasa hingga sampai ke tangan
konsumen. Pemeriksaan Chop kelompok kemasan dus dilakukan untuk
dicocokkan dengan kemasan master carton yang dilengkapi identitas kuantum per
jenis teh dan kelengkapan lainnya, apabila ada kelengkapan yang kurang jelas
pisahkan terlebih dahulu. Adapun pengerjaan pengisian karton dengan dus
dilakukan secara manual oleh tenaga manusia. Hal ini dilakukan sebelum
pengkartonan.
Penulisan chop disesuaikan dengan yang tertera pada dus, setelah itu teh
celup hitam walini klasik dikemas ke dalam master carton kemudian ditumpuk
dalam ruang penyimpanan. Karton disusun diatas palet, dimana untuk produk
walini 1 palet terdiri dari 150 master carton dan jumlah satu chop adalah 1 palet

(1 chop = 150 master carton). Ketinggian maksimum 1 palet adalah 215 cm.
4.1.5

Diagram Alir Proses

Diagram alir proses pada pembuatan Teh Celup Hitam Walini Klasik di IHT
PTPN VIII secara umum terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Blending, filling tea
bag, pengemasan metalizing, pengemasan sekunder (dus), wrapping dus,
pengemasan master carton. Diagram alir proses pembuatan Teh Celup Hitam
Walini Klasik di IHT PTPN VIII dapat dilihat pada Gambar