4.2.2. Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
1. Grafik
Pengujian dengan grafik histogram dengan kriteria pola distribusi yang tidak menceng ke kiri dan kekanan maka dapat
dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot,
dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan  bahwa distribusi data berasal dari
populasi yang terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 P-plot Normalitas Data
Berdasarkan hasil   histogram dan diagram  P-P Plot diatas dapat diketahui bahwa  grafik histogram mmeberikan pola
distribusi yang normal dan   titik-titik menyebar di sekitar garis lurus, seperti tampak pada gambar p-plot  di atas. Hal ini berarti
bahwa data penelitian ini telah diambil dari populasi yang terdistribusi  normal.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test K-S. Uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 = Data residual terdistribusi normal.
H1 = Data residual tidak terdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dalam  uji K-S adalah sebagai
berikut: a.
Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.
b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statik
maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal. Tabel 4.2 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 102
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 12.89693952
Most Extreme Differences Absolute
.148 Positive
.091 Negative
-.148 Kolmogorov-Smirnov Z
1.493 Asymp. Sig. 2-tailed
.023 a. Test distribution is Normal.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengolahan data tersebut, besar nilai Kolmogorov-Smirnov  adalah 1,493 dan signifikansi pada 0,23
maka disimpulkan data  terdistribusi secara normal karena p=0,130,05 yang menunjukkan Ho diterima.  Hal ini sejalan
dengan hasil yang didapatkan dari uji grafik normal diagram dan plot data.
4.2.2.2 Uji Multikolineritas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan apakah ubahan atau variabel bebas pada penelitian ini dapat
diasumsikan tidak saling berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat. Kriteria dinyatakan bahwa variabel bebas
tidak saling intervensi satu sama lain ketika
1. Jika nilai tolerance  10 persen dan nilai VIF  10, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance  10 persen dan nilai VIF  10, maka
dapa disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Pengujian multikoleniaritas dapat ditunjukkan sebagai berikut:
c. Calculated from data.
Sumber: SPSS 17 Data diolah 2011
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Sumber: SPSS 17, Data diolah 2011
Pada tabel   rangkuman  hasil uji multikolinearitas di atas, diperoleh  harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10 dan
Tolerance  0,  10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut  tidak terdapat masalah multikolinieritas
antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residu pada model regresi bersifat heterogen atau homogen.
Apabila bersifat heterogen, akan menyebabkan model regresi tidak mampu  meramalkan dengan akurat, karena memiliki residu yang
tidak teratur. Pada  penelitian ini untuk mengatahui ada atau
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 TA
.874 1.144
KAP .847
1.181 AO
.933 1.071
a. Dependent Variable: AR
Universitas Sumatera Utara
tidaknya problem  heteroskedastisitas digunakan scatter plot. Kriterianya adalah apabila titik-titik pada scatter plot atau diagram
pencar tidak membentuk pola tertentu,  maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas.
Gambar 4.2 Uji Heterokedasitas Data
Berdasarkan grafik scatter plot   diatas dapat disimpulkan bahwa  model regresi tidak terkendala  heteroskedastisitas, karena
diagram pencar tidak membentuk pola tertentu.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Masalah autokorelasi biasanya terjadi ketika penelitian memiliki data yang terkait dengan unsur waktu times series. Data
pada penelitian ini memiliki unsur waktu karena didapatkan antara tahun 2008 –  2010, sehingga perlu mengetahui apakah model
regresi akan terganggu oleh autokorelasi atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah apabila harga Dw diantara Du sampai dengan
4 – Du. Tabel 4.4  Uji Autokorelasi Data
T a
b e
l
Sumber: SPSS 17 Data diolah 2011
Pada penelitian ini memiliki 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat,  atas dasar hal tersebut maka dapat diketahui Du yang
diperoleh dari tabel  Durbin Watson sebesar 1,625.  Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai signifikansi  5, jumlah sampel 102
dan jumlah variable 3 sehingga k=3. Berdasarkan  harga tersebut, harga  du adalah 1,613,  sehingga dapat ditentukan batas du adalah
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .338
a
.114 .087
13.093 1.625
a. Predictors: Constant, AO, TA, KAP b. Dependent Variable: AR
Universitas Sumatera Utara
1,613 dan 2,387 4-du. Oleh karena nilai DW 1,625 lebih besar dari batas du 1,613 dan kurang dari 2,387,  maka dapat
disimpulkan bahwa  model  regresi tidak terganggu oleh adanya autokorelasi.
4.3 Persamaan Regresi