1. Neraca,
2. Laporan laba rugi,
3. Laporan perubahan ekuitas,
4. Laporan arus kas,
5. Catatan atas laporan keuangan.
2.1.2 Audit dan Standar Auditing
Terdapat banyak pengertian tentang auditing, diantaranya menurut Arrens et al. 2008 auditing adalah sebagai berikut : “pengumpulan dan
dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan criteria yang telah ditetapkan.
Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.” Berdasar definisi di atas, dapat disimpulkan tiga elemen
fundamental dalam auditing, yaitu 1.
Seorang auditor harus independen, 2.
Auditor harus bekerja mengumpulkan bukti untuk mendukung pendapatnya, dan
3. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan.
Menurut Arens dkk 2008 , akuntan publik melakukan tiga jenis audit yaitu:
1. Audit operasional operational audit mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapakn
saran-saran untuk memperbaiki operasi. Mengevaluasi secara objektif apakah efisiensi dan efektivitas operasi sudah memenuhi criteria yang
telah ditetapkan jauh lebih sulit ketimbang audit ketaatan dan audit laporan keuangan.
2. Audit ketaatan compliance audit dilaksanakan untuk menentukan
apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil audit
Universitas Sumatera Utara
ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen bukan kepada pemakai luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang
berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan. Audit ketaatan banyak dijumpai dalam
pemerintahan.
3. Audit laporan keuangan financial statement audit dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan informasi yang diverifikasi telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya kriteria yang
berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar auditing yang telah
ditetapkan dan disajikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Standar umum, yaitu: 1.
Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi, dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3.
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.
b. Standar pekerjaan lapangan, yaitu : 1.
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi
dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian saat dilakukan.
3. Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang diaudit.
c. Standar pelaporan, yaitu : 1.
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4.
Laporan auditor harus memuat seuatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi.
2.1.3 Audit Report Lag