2.2. Cara Penularan
Berdasarkan huraian di atas, jelas dapat dilihat cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan hookworms dikelompokkan sebagai cacing yang ditularkan
melalui tanah soil transmitted helminths karena cara penularannya pada setiap orang sama yaitu melalui tanah. Adapun cara cacing ini menginfeksi manusia yakni dengan
menembus kulit manusia oleh larva infektif larva filariform matang atau menelan telur cacing yang lengket pada makanan atau minuman yang tidak dimasak dengan
matang. Secara gambaran epidemiologi, STH biasa terdapat di daerah beriklim tropis dan daerah beriklim sedang dan perbedaannya hanya terletak pada jenis spesies dan
beratnya penyakit yang ditimbulkan. Faktor lingkungan seperti tanah, air, tempat pembuangan tinja tercemar oleh
telur atau larva cacing serta ditambah dengan perilaku manusia yang tidak sehat akan dapat menimbulkan kejadian kecacingan Soemirat, 2005. Kebersihan diri yang
buruk merupakan cerminan dari kondisi lingkungan dan perilaku individu yang tidak sehat. Pengetahuan penduduk yang masih rendah dan kebersihan yang kurang baik
mempunyai kemungkinan lebih besar terkena infeksi cacing. Usaha kesehatan pribadi personal hygiene adalah daya upaya dari seseorang untuk memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatannya sendiri meliputi memelihara kebersihan diri mandi 2xhari, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, pakaian, rumah dan
lingkungannya BAB pada tempatnya, memakan makanan yang sehat dan bebas dari bibit penyakit, menghindari terjadinya kontak dengan sumber penyakit kontak
dengan tanah, dan melakukan pemeriksaan kesehatan.
2.3. Dampak Infeksi
Sebagian besar daripada cacing ini menyebabkan dampak kesehatan masyarakat di Indonesia. Dampak dari cacing-cacing ini berbeda mengikut jenis.
Pada askariasis, dapat terjadi pneumonitis dengan gejala batuk, dispnea, nyeri pada bagian substernal, demam dan kadang-kadang dapat ditemui sputum yang bercampur
darah. Kumpulan gejala klinis ini disebut sebagai Loeffler ’s syndrome Muller, 2002.
Pada infeksi Trichuris trichiura yang berat, satu gambaran klinis khas dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
yaitu anemia berat, diare bercampur darah, sakit perut, mual dan muntah, dehidrasi, dan berat badan turun Brown, 1983. Pada infeksi cacing hookworms pula, akan
timbulnya gejala rasa gatal pada tempat tembusnya larva memasuki kulit. Gejala klinik yang ditimbulkan adalah lemah, lesu, pucat, sesak nafas bila bekerja berat,
tidak enak perut, perut buncit, anemia, dan malnutrisi. Ancylostoma duodenale dapat menyebabkan kehilangan darah 0.05-0.30ml per cacing dewasa, sementara Necator
americanus 0.01-0.40ml Pearson dan Gillespie, 2001. Infeksi cacing memberikan dampak yang besar terhadap sumber daya
manusia. Kecacingan mempengaruhi pemasukan intake, pencernaan digestive, penyerapan arbsorpsion, dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi
kecacingan dapat menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat
menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya. Dampak dari anak yang terinfeksi kecacingan akan kelihatan letih, lesu, malas makan, kurus. Hal
tersebut dapat mengakibatkan IQ anak menurun atau anak menjadi kurang cerdas Zulkoni, 2010.
2.4. Upaya Pencegahan