Upaya Pencegahan Higiene TINJAUAN PUSTAKA

yaitu anemia berat, diare bercampur darah, sakit perut, mual dan muntah, dehidrasi, dan berat badan turun Brown, 1983. Pada infeksi cacing hookworms pula, akan timbulnya gejala rasa gatal pada tempat tembusnya larva memasuki kulit. Gejala klinik yang ditimbulkan adalah lemah, lesu, pucat, sesak nafas bila bekerja berat, tidak enak perut, perut buncit, anemia, dan malnutrisi. Ancylostoma duodenale dapat menyebabkan kehilangan darah 0.05-0.30ml per cacing dewasa, sementara Necator americanus 0.01-0.40ml Pearson dan Gillespie, 2001. Infeksi cacing memberikan dampak yang besar terhadap sumber daya manusia. Kecacingan mempengaruhi pemasukan intake, pencernaan digestive, penyerapan arbsorpsion, dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi kecacingan dapat menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya. Dampak dari anak yang terinfeksi kecacingan akan kelihatan letih, lesu, malas makan, kurus. Hal tersebut dapat mengakibatkan IQ anak menurun atau anak menjadi kurang cerdas Zulkoni, 2010.

2.4. Upaya Pencegahan

Pencegahan primer cacing STH ini dapat dilakukan dengan memutuskan rantai daur hidup dengan cara berdefekasi di jamban, menjaga kebersihan, mandi dan cuci tangan secara teratur. Melakukan Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang baik dan higiene perorangan serta cara menghindari infeksi cacing seperti tidak membuang tinja di tanah, tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman, membiasakan mencuci tangan sebelum makan, membiasakan menggunting kuku secara teratur, membiasakan diri buang air besar di jamban, membiasakan diri membasuh tangan dengan sabun sehabis buang air besar, membiasakan diri memakai alas kaki bila keluar rumah, membiasakan diri mencuci semua makanan lalapan mentah dengan air yang bersih. Pencegahan sekunder cacing usus ini dapat dilakukan dengan memeriksakan diri secara teratur ke Universitas Sumatera Utara Puskesmas, Rumah Sakit serta menganjurkan makan obat cacing 6 bulan sekali khususnya masyarakat yang rentan terinfeksi cacing

2.5. Higiene

Higiene yang belum memadai merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi kecacingan. Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan Azwar 1996. Higiene adalah seluruh kondisi atau tindakan untuk meningkatkan kesehatanMerriam 2009. Higiene merupakan ilmu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Pengertian higiene juga mencakup usaha perawatan diri personal hygiene. Menurut Depkes 2000 Faktor –faktor yang mempengaruhi personalhygiene adalah: 1. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. 2. Praktik Sosial Pada anak –anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. 3. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. 4. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya. Universitas Sumatera Utara 5. Budaya Pada sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. 6. Kebiasaan Seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain. 7. Kondisi Fisik atau Psikis Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. Menurut Hendrik L. Blum Notoadmodjo, 1997, masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat komplek, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatannya sendiri, tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat-sakit” atau kesehatan tersebut. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi, baik individu, kelompok, maupun masyarakat, dikelompokkan menjadi empat berdasarkan urutan besarnya atau pengaruh terhadap kesehatan yaitu sebagai berikut: lingkungan yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor tersebut di samping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, bila mana keempat faktor tersebut bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, Keadaan higiene yang tidak baik seperti tangan dan kuku yang kotor, kebersihan diri dan penggunaan alas kaki hal ini dapat menimbulkan infeksi kecacingan. Usaha pencegahan penyakit cacingan antara lain adalah menjaga kebersihan badan, kebersihan lingkungan dengan baik, makanan dan minuman yang baik dan bersih, memakai alas kaki, membuang air besar di jamban, memelihara kebersihan diri dengan baik seperti memotong kuku dan mencuci tangan sebelum makan Depkes RI 2001. Universitas Sumatera Utara Kebiasaan mencuci tangan yang baik adalah dengan menggunakan sabun. Tangan perlu dicuci sebelum makan, setelah selesai menggunakan kamar kecil, selesai melakukan aktiviti yang melibatkan kotoran dan tanah. Anak-anak paling sering terserang penyakit cacingan karena biasanya jari-jari tangan mereka dimasukkan ke dalam mulut, atau makan nasi tanpa cuci tangan, namun demikian sesekali orang dewasa juga perutnya terdapat cacing Oswari, 1991. Kuku sebaiknya selalu dipotong pendek untuk menghindari penularan cacing dari tangan ke mulut. Kekerapan memotong kuku yang baik adalah sekali seminggu atau sekali dalam dua minggu. Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva ialah tanah gembur pasir, humus dengan suhu optimum untuk Necator americanus 28-32 ⁰C sedangkan untuk Ancylostoma duodenale lebih kuat. Cara penularan kedua cacing tersebut adalah dengan larva infeksius menembus kulit manusia. Untuk menghindari infeksi, antara lain ialah memakai alas kaki sandal atau sepatu. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen

Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Higiene adalah kebersihan responden yang terdiri dari kebersihan kuku, kebiasaan mencuci tangan memakai sabun, frekuensi mandi, kebiasaan buang air besar, kebiasaan memakai alas kaki, kebiasaan bermain tanah. Cara ukur : Angket. Alat ukur : Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 14 dengan 3 pilihan jawaban. Skor jawaban buruk adalah 0, skor jawaban sedang adalah 1 dan skor jawaban baik adalah 2. Hasil ukur : 1. Baik apabila skor≥75 2. Sedang apabila skor 41 -74 3. Buruk apabila skor ≤ 40 Skala pengukuran : Ordinal 3.2.2. Infeksi soil transmitted helminths adalah penemuan telur cacing pada feses yang diambil dari siswa-siswi SD Negeri No.101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Cara ukur : Pemeriksaan feses Alat ukur : Pemeriksaaan Kato-Katz Hasil ukur : Telur ditemukan positif Higiene Infeksi soil transmitted helminths Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Prestasi Akademik Siswa-Siswi SD. Negeri No. 101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

3 70 56

Hubungan Infeksi Ascaris lumbricoides dengan Status Gizi pada Siswa-Siswi SD Negeri No.101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

1 55 52

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

1 18 100

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 13

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 4

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 15

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 3

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 38

Hubungan antara Higiene Perorangan dengan Infeksi Cacing Usus (Soil Transmitted Helminths) pada Siswa SDN 25 dan 28 Kelurahan Purus, Kota Padang, Sumatera Barat Tahun 2013

0 0 8