Hasil Pengujian Metalografi Metallography Test Pengukuran Diameter Butiran

Gambar 4.3 Hubungan antara temperatur dengan tegangan luluh dan tegangan batas pada deformasi 30

4.1.3 Hasil Pengujian Metalografi Metallography Test

Pengujian metalografi dilakukan untuk melihat mikrostruktur yang ada dipermukaan spesimen. Pengujian ini menggunakan Reflected Metallurgical Microscope dengan type Rax Vision No.545491, MM-10A,230V-50Hz. Pengujian mikrostruktur ini dilakukan untuk Aluminium melalui proses rolling setelah dipanaskan dengan furnance. Pengujian mikrostruktur dilakukan dengan pembesaran 100X, 200X dan 500X. Hasil foto mikro seperti diperlihatkan pada gambar-gambar berikut : a b 20 40 60 80 100 120 140 160 180 400 450 500 550 600 σ M p a Temperatur C Tegangan luluh Tegangan batas Universitas Sumatera Utara c Gambar 4.4 Foto mikro dengan pembesaran 100X, 200X dan 500X pada deformasi 30 Gambar struktur mikro dari spesimen menunjukkan besar butir yang berubah pada setiap suhu. Hal ini terlihat pada deformasi 30 : a b Gambar 4.5 Perbesaran 200X Aluminium setelah proses termomekanikal dengan deformasi 30 pada suhu 400 C a dan 450 C b Dari hasil foto mikro menunjukkan jumlah butiran yang diasumsikan berbentuk spherical. Pada gambar 4.4 melalui 3 kali pembesaran terlihat bahwa bentuk butir spherical hal ini sangat jelas terlihat pada pembesaran 500 x. pada gambar 4.5 terlihat diameter butiran mengecil akibat pengaruh suhu. Pada jumlah Universitas Sumatera Utara butiran dan diameter butiran mengecil sehingga buiran terlihat rapat antara satu dan lainnya hal ini membuktikan terjadinya penyusutan ukuran butiran terhadap kenaikan suhu pada kondisi temperatur 400 C menuju 450 C dengan kondisi deformasi 30 dari pengujian tarik terlihat bahwa kekutan specimen meningkat dari 151,1 MPa menjadi 170,7 MPa.

4.1.4 Pengukuran Diameter Butiran

Hasil perhitungan diameter ukuran butiran dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Pengukuran Butiran Badasarkan Metode Planimetri μm Ukuran Butiran pada deformasi 30 dapat dilihat bentuk grafik dapat ditunjukan seperti gambar 4.6 berikut ini. Gambar 4.6 HubunganTemperatur pada deformasi 30 terhadap besar butiran 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 350 400 450 500 550 600 Be sa r b ut ir an μ m Temperatur º C Suhu °C Deformasi Ketebalan 10 μm Deformasi Ketebalan 30 μm Deformasi Ketebalan 50 μm 400 C 40,2 39,26 42,33 450 C 33,4 32,26 34,9 500 C 39,3 38,1 37,16 550 C 34,5 37,3 41 600 C 43,6 43,03 39,86 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.3 dapat dilihat besar butir aluminium komersil pada level 400 C, 500 C, dan 600 C mengalami kenaikan yang besar dan pada level suhu 450 C dan 550 C mengalami penurunan . Dengan metoda Planimetri didapatkan diameter butir pada suhu 400 C sebesar 39,26 µm, kemudian pada suhu 450 C Besar butir menurun menjadi 32,26 µ m. dapat dilihat bahwa butiran mengalami penghalusan dari 39,26 µ m menjadi 32,26 µ m . Hal ini berbanding terbalik dengan kekerasan yang makin meningkat ketika besar butir menurun. Pada suhu 500 C ukuran besar butir kembali naik menjadi 38,1 µ m dan turun menjadi 37,3 µ m pada suhu 550 C . Penurunan ukuran butiran yang signifikan terjadi pada rentang suhu 450 C dan 550 C hal ini menunjukkan bahwa ukuran butir makin halus dari keadaan suhu sebelumnya. Selanjutnya pada suhu 600 C ukuran butiran menjadi 43,03 µ m yang merupakan ukuran butir terbesar pada deformasi 30 . Ukuran butiran mengalami kenaikan pada suhu 400 C ,500 C ,600 C.

4.2. Pembahasan