3. Spesimen dipasang pada pencekam.
4. Atur jarum penunjuk pada keadaan awal.
5. Hidrolik dihidupkan.
4. Katup hidrolik dibuka perlahan, tunggu sampai spesimen patah
5. Matikan hidrolik, dan buka katup.
6. Lepaskan spesimen dan grafik.
3.3.2 Uji Kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Departemen Teknik Mesin USU dengan menggunakan Brinell Hardness Tester
tipe BH-3CF dengan kapasitas maksimal 3000 kg, seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.11.
Spesifikasi : Type
: BH-3CF Kapasitas max : 3000 Kgf
Bola indentasi : 3, 5, dan 10 mm
Gambar 3.11 Brinell Hardness Tester
Prosedur pengujian uji kekerasan adalah sebagai berikut: 1.
Siapkan spesimen dan alat uji.
Universitas Sumatera Utara
2. Ganti bola indentasi dengan ukuran 5 mm.
3. Letakkan spesimen di meja uji.
4. Tutup katup hirolik.
5. Tekan tuas hingga 500 kg, tahan 15 detik.
6. Buka katup hidrolik dan lepaskan spesimen.
7. Amati jejak yang terjadi dan konversikan ke-Brinell Hardness
Number kemudian di catat.
3.3.3 Observasi Metalografi
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Departemen Teknik Mesin USU, dengan menggunakan mikroskop optik seperti yang
diperlihatkan pada gambar 3.12. Spesifikasi:
Merk : Rax Vision 3
Pembesaran Optik : 50X, 100X, 200X, 500X, dan 800X Conector : USB 2.0 to Computer
Resolusi : 2 MP
Gambar 3.12 Mikroskop Optik
3.3.3.1 Mounting Spesimen Observasi Metalografi
Mounting berguna agar pada proses polish spesimen dapat dipegang dengan baik. Untuk spesimen observasi metalografi bahan akan di-mounting
Universitas Sumatera Utara
menggukan resin, dengan cetaka bulat bebentuk tabung , hasil mounting adalah seperti yang diperlihatkan gambar 3.13.
Gambar 3.13 Spesimen yang sudah di-Mounting
3.3.3.1.1 Persiapan Bahan Mounting
Bahan yang dipergunakan adalah spesimen hasil dari Termomekanikal yang ditunjukkan pada gambar 3.13, bahan kemudia dipotong kecil dengan
ukuran 1,5 x 1.5 cm. sedangkan untuk resin dan hardener yang dipergunakan merk Eposchon.
3.3.3.1.2 Prosedur Mounting
Adapun prosedur mounting adalah sebagai berikut : 1.
Siapkan spesimen dan alat 2.
Spesimen dipotong kecil dengan ukuran 1,5 x 1,5 cm 3.
Buat campuran resin dan rardener dengan perbandingan 2 : 1 4.
letakkan spesimen didasar cetakan dan masukkan campuran kedalam cetakan.
5. Tunggu sampai mengeras kemudian keluarkan spesimen dari
cetakan.
3.3.3.2 Polishing Spesimen Observasi Metalografi
Polishing berguna untuk menghaluskan permukaan spesimen sebelum di- Etching. Polishing dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Departemen
Teknik Mesin USU, dengan menggunakan mesin polisher.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3.3 Etching Spesimen Observasi Metalografi
Pengetsaan Etching adalah membilas permukaan spesimen dengan larutan kimia dengan tujuan untuk menampilkan struktur yang lebih detail untuk
pengamatan makro atau mikro. Etsa akan mempertegas ketajaman, kontras dan ukuran dari fasa pori dan batas butiran.
Pada penelitian ini etsa digunakan adalah Keller`s Reagent, yang mempunyai komposisi kimia sebagai berikut :
1. 95 ml Destilled H
2
O 2. 2,5 ml HNO
3
3. 1.5 ml HCL 4. 1 ml HF
Prosedur untuk Etching adalah sebagai berikut : 1.
Siapkan spesimen yang telah di-polish. 2.
Buat campuran etsa Kellers Reagent . 3.
Teteskan esta pada spesimen, tunggu 3 – 5 menit. 4.
Kibaskan spesimen untuk membuang etsa yang tersisa, dan tunggu sampai sisa etsa mengering.
3.3.3.4 Proses Observasi Metalografi
Setelah melalui proses mounting , polishing dan etching maka spesimen siap untuk diobservasi untuk melihat mikrostruktur-nya.
Adapun prosedur dari observasi metelografi adalah sebagai berikut : 1.
Siapkan spesimen yang telah di mounting , polishing dan etching. 2.
Hidupkan Mikroskop Optik, sambungkan dengan komputer yang telah ter-install sofware di dalamnya.
3. Letakkan spesimen di meja pengujian.
4. Pilih ukuran lensa yang akan digunakan.
5. Amati gambar pada layar.
6. Save gambar yang diperlukan untuk nantinya akan di-analisa.
3.4 Diagram Alir Penelitian