Latar Belakang Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak empat dasawarsa yang lalu manusia mulai disibukkan dengan kegiatan untuk memikirkan cara yang lebih efektif dan lebih muda dalam rangka mengembangkan bisnis yang terutama berkaitan dengan pembayaran suatu transaksi. Pada awal tahun 1950, business card merupakan salah satu pemecahan yang dianggap paling baik dalam rangka menanggulangi pembayaran suatu transaksi, dengan tanpa harus membawa sejumlah alat pembayaran sah, yang kadang tidak disadari bahwa hal itu mengurangi kebebasan bergerak individu. Pada awal tahun 1950-an sebagai modifikasi atas penggunaan dan kemudahan dari alat pembayaran cek perjalanan traveller’s cheque, para pakar keuangan dan innovator di Amerika Serikat berupaya melakukan penggabungan unsur-unsur kemudahan yang dimiliki cek perjalanan dan teknologi, menjadikan kartu kredit, suatu alat pembayarn yang unik pengganti uang tunai yang dapat diterima oleh masyarakat internasional. Dari Amerika Serikat pula berkembanglah perusahaan- perusahaan raksasa yang sampai saat ini menjadi induk organisasi penyelenggara kartu kredit, kelima perusahaan yang melakukan bisnis kartu kredit tersebut adalah Diners Club Inc., America n Express Compa ny, Visa Interna tiona l, Ma ster Interna tiona l, da n Discover. Kartu Kredit semula merupakan alat pembayaran yang berkembang di negara- negara maju, baru kemudian merambah ke negara-negara berkembang, termasuk 1 Universitas Sumatera Utara 2 Indonesia. Penerbit kartu kredit pertama adalah The Diners Club Inc. di Amerika Serikat pada tahun 1950-an, kemudian diikuti oleh American Express Company pada tahun 1958. Sedangkan bank pertama yang menerbitkan kartu kredit adalah The First Na tiona l Ba nk Long Isla nd pada tahun 1951. 1 Kartu kredit dapat dipergunakan untuk transaksi di mana saja pada pedagang- pedagang, yakni pedagang yang memiliki toko, usaha jasa, mulai kelas department store, superma rket, hotel, tra vel, a irlines, resta ura nt, dan a rt shop . Akhir-akhir ini bahkan sudah makin meluas hingga ke sektor usaha tukang jahit, salon, studio foto, rumah sakit, klinik, laboraturium, apotek, dokter gigi, fitness, and sport centre, business centre, bengkel, variasi mobil, advertising, car rental, dan lain-lain. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa para wisatawan di Indonesia telah merasakan manfaat menerima pelayanan dengan kartu kredit dan nampak terlihat sudah mulai membudayakannya. Salah satu keunggulan kartu kredit adalah jangkauan penggunaan yang luas, hampir 5,7 juta merchant di 160 negara telah mengikatkan diri untuk selalu melayani para pemegang kartu kredit mendapatkan uang tunai selama 24 jam pelayanan setiap hari. Kartu khusus yang diakui sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai ditempat-tempat yang sudah ditentukan merchant sesuai dengan ketentuanbatasan yang ditetapkan oleh bank atau institusi pengelola credit ca rd . Secara umum orang mengenal kartu kredit meliputi plastic card, pengganti uang tunai, alat pembayaran universal, dan simbol statusprestige 2 . 1 Gustav Fawa Raharja, Buku Pintar Kartu Kredit , Jakarta : Flash Books, 2013, hal 72 2 Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta : PT. Salemba Empat, 2011, hal. 272 Universitas Sumatera Utara 3 Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 1111PBI2009 tentang Penyelengaraan Alat Pembayaran dengan menggunakan kartu, yang dimaksud dengan kartu kredit credit card adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan danatau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus charge card ataupun secara angsuran 3 . Perkataan “kredit” telah lazim digunakan pada praktik perbankan dalam pemberian berbagai fasilitas yang berkaitan dengan pinjaman. Kata yang sama dijumpai pula dalam penerbitan kartu yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan, baik Bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB, secara mandiri ataupun bekerjasama. Pengertian “kredit” dalam penggunaan yang semakin meluas perlu untuk ditelusuri, sejauhmana relevansi penggunaannya dalam praktik bisnis umumnya dan perbankan khususnya. Kata” kredit” berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti percaya atau “credo” atau “creditum”yang berarti saya percaya. Black’s Law Dictionary memberi pengertian bahwa kredit adalah : 3 Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia No. 1111PBI2009 tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, Pasal 1 angka 4 Universitas Sumatera Utara 4 “The ability of a businessman to borrow money, or obtain goods on time, in consequence of the fa vourable opinion held by the pa rticula r lender, a s to his solvency and relia bility ” Artinya: “Kemampuan seorang pelaku usaha untuk meminjamkan uang, atau memperoleh barang-barang secara tepat waktu, sebagai akibat dari argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya keandalan dan kemampuan membayarnya”. 4 Sedangkan Dictionary of economics menguraikan pengertian “credit card” sebagai berikut: “Plastic card or token used to finance the purchase of product by gaining point of sa le credit. Credit ca rd a re issued by commercia l Ba nks, hotel cha ins, a nd la rger reta ile r.” Terjermahan bebas: ‘’Kartu plastik atau sejenis kartu pembiayaan yang digunakan pembelian produk secara kredit. Kartu kredit dikeluarkan oleh Bank komersial, jaringan hotel, dan pedagang”. 5 John Marti dan Anthony Zeilinger mengemukakan pendapatnya tentang kartu kredit sebagai berikut : “Over quite a long period there have been predictions of the imminent arrival of the ‘cashless society’. First, it was suggested that cash coins and Banknotes would be repla ced a s a mea ns of pa yment by cheques, bilyet giro tra nsfers a nd other 4 Johannes Ibrahim, Kartu Kredit Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan Bandung : PT. Refika Aditama, 2004, hal.7 5 Collins, Dictionary of Economics , Collins Reference, Cambridge, 1998, hal.105 Universitas Sumatera Utara 5 from of ‘paper money’; later, that it would be replaced by credit cards, charge cards and other forms of ‘plastic money’; and most recently, that it would be replaced by va rious kinds o f electronics payments systems.” Terjemahan bebas: “Dalam periode yang panjang telah diramalkan akan terjadi suatu ‘komunitas tanpa menggunakan uang.’ Pertama, telah diusulkan cara pembayaran secara tunai koin dan banknotes akan digantikan dengan alat pembayaran berupa cek, bilyet giro sebagai pen gganti dari uang kertas’; kemudian, alat pembayaran ini akan digantikan oleh kartu kredit, dalam format uang plastik’; dan terakhir akan digantikan oleh berbagai macam sistem pembayaran elektronika”. 6 A.F. Elly Erawaty dan J.S.Badudu menjelaskan pengertian kartu kredit sebagai : “Kartu yang dikeluarkan oleh Bank atau lembaga lain yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan uang, barang atau jasa secara kredit”. 7 Di samping penjelasan tentang “credit card” dalam konteks yang sama dijelaskan pula tentan g “credit card crime” yaitu: “ A person commits an offense if he uses a credit card for the purpose of obta ining property of services with knowledge tha t: 1 the ca rd is stolen or forged; or 2 the ca rd ha s been revoked or ca ncelled; or 3 for a ny other rea son his use of the card is unauthorized.” Terjemahan bebas: 6 John Marti dan Anthony Zeilinger, Micro Sand Money : New Technology in Banking and Shopping , Policy Studies Institute, London, 1982, hal.5 7 A.F. Elly Erawaty dan J.S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi, Elips , Jakarta, 1996, hal. 27 Universitas Sumatera Utara 6 “Seseorang melakukan sesuatu yang bersalah jika dirinya menggunakan suatu kartu kredit untuk kepentingan memperoleh propertikebendaan, atau jasa dengan cara 1 kartu yang dicuri atau ditempa; atau 2 kartu yang telah ditarik kembali atau dibatalkan; atau 3 apapun alasannya penggunaan kartu adalah tidak sah’. 8 Dari definisi di atas, disimpulkan bahwa kartu kredit atau credit card adalah uang plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga finance charge atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan. Sejauhmana unsur-unsur kredit dapat diterapkan dalam prosedur penerbitan kartu kredit : Unsur kepercayaan. Merupakan hal yang prinsip dalam penerbitan kartu kredit Bank dalam menilai kelayakan dari pemohon mempertimbangkan berdasarkan kelengkapan data yang diserahkan oleh pemohon bersama dengan aplikasi atau formulir yang telah ditandatanganinya. Unsur waktu. Penerbitan kartu kredit baik untuk pemegang kartu utama maupun kartu tambahan dalam tenggang waktu yang diperjanjikan, umumnya 12 dua belas bulan. Unsur prestasi. Baik pihak Bank ataupun pemegang kartu secara timbal balik memberikan prestasi. Bank akan merekomendasikan setiap penggunaan ataupun penarikan tunai yang dilakukan oleh pemegang kartu harus membayar biaya-biaya; terdiri dari biaya tahunan untuk pemegang kartu utama dan kartu tambahan disesuaikan dengan jenis kartu yang diterbitkan, biaya penarikan uang tunai cash a dvance akan dikenakan biaya administrasi sebesar 4 empat prosen dari jumlah 8 Collins, Op. Cit, hal. 369 Universitas Sumatera Utara 7 penarikan dan bunga penarikan uang tunai cash advance sebesar 3,5 tiga lima per sepuluh prosen, biaya keterlambatan pembayaran minimal payment dari batas waktu yang ditentukan sebesar 5 lima prosen dan bunga untuk sisa pembayaran dikenakan sebesar 2,5 dua lima persepuluh prosen, biaya penggunaan melewati batas kredit, biaya permintaan salinan tagihan dan biaya-biaya lainnya yang diperjanjikan. Unsur risiko. Penerbitan kartu kredit memiliki risiko tinggi, dikarenakan dalam pemberian fasilitas kredit umumnya tidak disyaratkan adanya agunan. Bank sangat berisiko, jika tidak dikaitkan secara cross collateral dengan fasilitas kredit yang dimiliki pada Bank tersebut. Sejauhmana prinsip-prinsip kelayakan dalam penilaian kredit menjadi acuan dalam penerbitan kartu kredit. Bank dalam menilai kelayakan dapat menelusuri data yang diserahkan pada sumber-sumber yang diyakini dapat dipercaya. Tindakan yang dilakukan oleh Bank secara hukum dapat dibenarkan dengan merujuk atas persetujuan yang tercantum dalam aplikasi atau formulir yang telah ditanda-tangani oleh pemohon, berbunyi : “Semua informasi dalam formulir ini adalah lengkap dan benar. Dengan menanda-tangani formulir ini sayakami memberi kuasa kepada Bank untuk memeriksa semua kebenaran data adanya dengan cara bagaimanapun dan menghubungi sumber manapun yang layak menurut Bank. Sayakami mengerti bahwa Bank berhak menolak permohonan ini tanpa harus memberikan alasan apapun pada sayakami dan semua dokumen yang telah diserahkan tidak akan dikembalikan. Universitas Sumatera Utara 8 Bila kartu sayakami disetujui akan terikat oleh syarat-syarat dan ketentuan dari perjanjian pemegang kartu yang akan dikirim bersama dengan kartunya”. 9 Kartu kredit merupakan salah satu kartu yang diterbitkan oleh Bank atau dikenal sebagai Bank Card. Yang dimaksud dengan Bank Card merupakan “uang plastik” yang dikeluarkan oleh Bank. Kegunaannya sebagai alat pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti pasar swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan dan tempat lainnya. Penggunaan berbagai jenis kartu plastik disebabkan beberapa faktor untuk keamanan, kenyamanan, kemudahan dan unsur prestise bagi pemegangnya. 10 Dalam perkembangan penggunaan kartu plastik ini, sekilas dibahas oleh Dury bahwa Edward Bellamy, seorang pengacara Amerika yang beralih profesi menjadi wartawan, menulis sebuah buku pada tahun 1887 dan diterbitkan setahun kemudian dengan judul Looking Backward yang menjadi salah satu buku terlaris pada masanya. Dalam buku tersebut Bellamy mengambil lokasi di Boston, Amerika Serikat untuk tahun 2000. Dalam percakapan disebutkan bahwa pada tahun 2000, yaitu seratus tiga belas tahun setelah penulisan buku dimaksud, uang sebagai alat pembayaran saat itu akan tergeser oleh kartu kredit, di mana pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan menggunakan kartu yang dimaksud. Prediksi dari Bellamy membuktikan kebenarannya dan dimulai pada tahun 1950 atau sekitar 63 tahun kemudian terdapat suatu kejadian di New York, di mana seorang wiraswastawan terkenal mengundang mitra bisnisnya untuk bersantap bersama dalam melakukan 9 A.F.Elly Erawaty.Op. Cit, hal. 32 10 Lakstanto Utomo, Aspek Hukum Kartu Kredit dan Perlindungan Konsumen , Jakarta : Alumni, 2011, hal.25 Universitas Sumatera Utara 9 negosiasi bisnis. Setelah selesai dan akan melakukan pembayaran, wiraswastawan tersebut terkejut karena dompetnya tertinggal. Dengan perasaan malu ia memberikan kartu identitas kepada restoran yang kemudian dikenal dengan nama Frank Mc Namara, mengilhaminya untuk menciptakan mekanisme pembayaran dengan menggunakan instrument kartu. Metode pembayaran tersebut dinilai lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan uang tunai. Kartu plastik pertama yang dikeluarkan olehnya adalah Dinners Club. 11 Keberhasilannya diikuti oleh berbagai industri penerbit lainnya, terutama dalam dekade tahun 1970-an dengan berbagai merk yang sangat popular, di antaranya Visa ca rd yang dikeluarkan oleh Visa International dan Mastercard oleh Mastercard Interna tiona l.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 51 120

Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah (Studi Kasus Pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta

0 6 103

KARTU KREDIT DAN NASABAH ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank dan Pemegang Kartu Kartu Kredit Dan Nasabah ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank Dan Pemegang Kartu Kredit Di Kantor Cabang Utama Bank Bca Surakarta ).

0 3 19

SKRIPSI Kartu Kredit Dan Nasabah ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank Dan Pemegang Kartu Kredit Di Kantor Cabang Utama Bank Bca Surakarta ).

0 3 12

PENDAHULUAN Kartu Kredit Dan Nasabah ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank Dan Pemegang Kartu Kredit Di Kantor Cabang Utama Bank Bca Surakarta ).

0 4 16

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 2

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 9

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 9

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 1

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 26