g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
h. Mengadakan penghentian penyidikan; i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau
mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana;
k. Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil
untukdiserahkan kepada penuntut umum; dan l. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
2. Tinjauan Tentang Narkotika a. Pengertian dan Jenis-Jenis Narkotika
Secara umum, yang dimaksud dengan narkotika adalah sejenis zat yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi orang-orang yang
menggunakannya, yaitu dengan cara memasukkan kedalam tubuh.
6
Istilah yang dipergunakan disini bukanlah “narcotics” pada farmasi, melainkan sa
ma artinya dengan “drug”, yaitu sejenis zat yang apabila dipergunakan akan membawa efek dan pengaruh-pengaruh tertentu pada tubuh si
pemakai, yaitu : a. Mempengaruhi kesadaran ;
6
Taufik Makarao, Suhasril, Moh.Zakky. Tindak Pidana Narkotika, Penerbit Ghalia
Indonesia,
Jakarta, 2003, hal 16
Universitas Sumatera Utara
b. Memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku manusia ; c. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa :
1. Penenang ; 2. Perangsang bukan rangsangan sex
3. Menimbulkan halusinasi pemakainya tidak mampu membedakan antara khayalan dan kenyataan, kehilangan kesadaran akan waktu dan tempat.
7
Menurut Prof. Sudarto S.H., dalam bukunya Kapita Selekta Hukum Pidana bahwa :
Perkataan narkotika berasal dari perkataan Yunanai “Narke”, yang berarti Terbius sehingga tidak merasa apa-
apa.”
8
Menurut Smith Kline dan French Clinical Staff, narkotika adalah zat-zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan
zat-zat tersebut bekerja mempengaruhi susunan syaraf sentral.
9
Pengertian narkotika menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 yaitu :
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang ini.”
7
Soedjono D. “Segi Hukum Tentang Narkotika di Indonesia, penerbit PT. Karya Nusantara, Bandung, 1976, halaman 14.
8
Djoko Prakosa, bambang Riyadi Lany dan Mukhsin, “Kejahatan-Kejahatan yang Merugikan dan Membahayakan Negara,” penerbit Bina Aksara, halaman 480.
9
Hari Sasangka. Narkotika dan Psikotropika Dalan Hukum Pidana, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 2003, hal 33
Universitas Sumatera Utara
Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa narkotika digolongkan menjadi 3 tiga,
yaitu narkotika golongan I, narkotika golongan II, dan narkotika golongan III. a.
Narkotika golongan I Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Pada lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang termasuk narkotika golongan I ada 65 jenis. Dibawah ini delapan
diantaranya yaitu sebagai berikut : 1.
Tanaman Papaver Somniferum L dan semua bagian bagiannya termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya.
10
Tumbuhan Papaver Somniferum L adalah tumbuhan warna keputih- putihan tegak dengan tinggi 30-100 cm dan mengandung getah.
Memperbanyak diri dengan biji. Biji tanaman Papaver kecil-kecil mengandung minyak berwarna putih. Daunnya lebar berbentuk bulat telur,
lonjong, bergigi kasar, tangkainya besar. Bunganya hermaphrodite, diameter sampai 18 cm, berwarna putih atau merah. Bila bunganya mulai
berjatuhan kira-kira 10-15 hari kemudian buahnya sudah dapat dipetik. Buah yang belum masak berbentuk bola dengan garis tengah 5-7 cm,
dalam bahasa inggris disebut Poppy. Bila buah muda ini digores akan mengeluarkan getah seperti susu, juice atau opium. Jika menjadi kering
10
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
Universitas Sumatera Utara
berwarna coklat kehitam-hitaman. Yang disebut candu mentah raw opium, yakni bahan mentah candu. Tanaman ini tidak tumbuh subur di
dataran rendah tropika, oleh karena itu tanaman ini tidak ada di Indonesia, disamping memang dilarang.
11
2. Opium Mentah
Merupakan getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver Somniferum L yang hanya mengalami pengolahan sekedar untuk
pembungkus dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinnya. 3.
Opium masak terdiri dari : a. candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan
pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud mengubahnya
menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan. b. jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah
candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain. c. jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.
4. Tanaman koka, tanaman dari semua genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae termasuk buah dan bijinya.
5. Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk serbuk
dari semua
tanamangenus Erythroxylon
dari keluarga
Erythroxylaceae yang menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan kimia.
11
Hari Sasangka. Narkotika dan Psikotropika Dalan Hukum Pidana, Penerbit Mandar
Maju, Bandung, 2003, hal 36
Universitas Sumatera Utara
6. Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina.
7. Kokaina, metil ester-1-bensoil ekgonina. 8. Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian
dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis.
Tanaman Cannabis merupakan tanaman setahun yang mudah tumbuh tanpa memerlukan pemeliharaan istimewa. Tanaman ini tumbuh pada
daerah beriklim sedang. Pohonnya cukup rimbun dan tumbuh segar di daerah tropis. Ia dapat ditanam dan tumbuh liar di semak belukar. Pohon
ganja merupakan tumbuhan berumah dua, artinya pohon yang satu hanya berbunga jantan, yang satu lagi berbunga betina. Yang jantan pohonnya
agak tinggi dibanding pohon yang betina. Pada bunga betina terdapat hidung tudung bulu-bulu runcing yang mengeluarkan sejenis dammar
harsa. Dan ganja berbentuk runcing berjari-jari ganjil 5, 7, atau 9.
12
Yang popular disalahgunakan adalah tanaman Genus Cannabis dan kokaina. Cannabis di Indonesia dikenal dengan nama ganja atau biasa disebut
cimeng, Sedangkan untuk Kokaina adalah bubuk putih yang diambil dari daun pohon koka dan menjadi perangsang yang hebat.
13
12
Hari Sasangka. Narkotika dan Psikotropika Dalan Hukum Pidana, Penerbit Mandar
Maju,
Bandung, 2003, hal 48
13
O.C. Kaligis, Narkoba dan Peradilannya di Indonesia Reformasi hukum Pidana melalui Perundangandan Peradilan, Alumni, Bandung, 2002, hlm 254.
Universitas Sumatera Utara
Ad. Narkotika golongan II Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Narkotika golongan II ada 86 jenis. Dibawah ini delapan diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Alfasetilmetadol
2. Alfameprodina
3. Alfametadol
4. Alfaprodina
5. Alfentanil
6. Morferidina
7. Morfin metobromida dan turunan morfina nitrogen pentafalent lainnya
termasuk bagian turunan morfina-N-oksida, salah satunya kodeina-N- oksida
8. Nikomorfina
Yang paling populer digunakan adalah jenis heroin yang merupakan keturunan dari morfin. Heroin dibuat dari pengeringan ampas bunga opium yang
mempunyai kandungan morfin dan banyak digunakan dalam pengobatan batuk dan diare. Ada juga heroin jenis sintetis yang digunakan untuk mengurangi rasa
sakit disebut pelhipidine dan methafone. Heroin dengan kadar lebih rendah dikenal dengan sebutan putauw.
14
Putauw merupakan jenis narkotika yang paling
14
Ibid., hlm 253
Universitas Sumatera Utara
sering disalahgunakan. Sifat putauw ini adalah paling berat dan paling berbahaya. Putauw menggunakan bahan dasar heroin dengan kelas rendah dengan kualitas
buruk dan sangat cepat menyebabkan terjadinya kecanduan. Ad. Narkotika golongan III
Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Pada lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
yang termasuk narkotika golongan III ada 14 macam. Dibawah ini delapan diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Asetildihidrokodeina
2. Dekstropropoksifena
3. Dihidrokodeina
4. Etilmorfina
5. Kodeina
6. Nikodikodina
7. Nikokodina
8. Norkodeina
Perbedaan mendasar dari ketiga golongan narkotika ini adalah sebagai berikut :
1. Narkotika Golongan I : Berguna untuk ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan untuk terapi dengan resiko ketergantungan sangat tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2. Narkotika Golongan II : Berguna untuk pengobatan dan digunakan sebagai
alternative pengobatan terakhir serta sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dangan resiko ketergantungan tinggi.
3. Narkotika Golongan III : Berguna untuk pengobatan, terapi dan
pengembangan ilmu pengetahuan dengan resiko ketergantungan rendah.
15
b. Pengertian Penyalahgunaan