Secara umum pajak adalah pungutan oleh pejabat pajak kepada wajib pajak tanpa tegenprestasi secara langsung dan bersifat memaksa sehingga penagihannya
dapat dipaksakan. Sebenarnya pajak merupakan pungutan yang bersifat memaksa sebagaimana tersirat dalam Pasal 23A UUD 1945. Pajak dipungut oleh pajak pejabat
sebagai pihak yang mewakili negara tanpa tegenprestasi secara langsung kepada wajib pajak. Sifat yang dimiliki oleh pajak adalah memaksa yang terjelma dari aspek
penagihannya dengan ancaman hukuman berupa sanksi administrasi maupun sanksi kepidanaan.
B. Sumber Pendapatan Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004, disebutkan bahwa Pemerintahan Daerah
memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah, yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah.. Menurut Undang-Undang No. 34 Menurut UU No. 33 Tahun 2004 juga menjelaskan tentang Dana Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan masyarakat di daerah dan
memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Pendapatan Daerah digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan otonomi daerah
yaitu hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
Universitas Sumatera Utara
tangganya sendiri, pembangunan secara berkesinambungan, dan pelayanan pada masyarakat.
Salah satu sumber pendapatan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah adalah Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
Pajak daerah, pajak yang diadakan oleh daerah serta penagihannya dilakukan oleh pejabat pajak yang ditugasi mengelola pajak-pajak daerah. Objek pajak daerah
terbatas jumlahnya karena objek yang telah menjadi objek pajak negara tidak boleh digunakan oleh daerah. Lapangan pajak daerah adalah lapangan pajak yang belum
digunakan oleh negara, agar tidak terjadi pajak ganda nasional yang dapat memberatkan wajib pajak. Dengan demikian, penentuan objek pajak daerah harus
diperhatikan terlebih dahulu objek pajak negara. Menurut wilayah pemungutannya Pajak Daerah dibagi menjadi dua jenis,
yaitu Pajak Provinsi dan Pajak KabupatenKota. Pajak provinsi terdiri dari : 1.
Pajak Kendaraan Bermotor. 2.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. 3.
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. 4.
Pajak Air Bawah dan Air Permukaan. 5.
Pajak Rokok.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Pajak Kabupaten dan Kota yang terdiri dari : 1.
Pajak Hotel. 2.
Pajak Restoran. 3.
Pajak Hiburan. 4.
Pajak Reklame 5.
Pajak Penerangan Jalan. 6.
Pajak Parkir. 7.
Pajak Mineral Bahan Logamdan Batuan. 8.
Pajak Air Tanah 9.
Pajak Sarang Burung Walet. 10.
Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. 11.
BPHTB.
C. Gambaran Pajak Kendaraan Bermotor