Tata Cara PelaksanaanPembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

TATA CARA PELAKSANAAN PEMBAYARAN

PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN UTARA

O L E H

NAMA : HADELLA JUNINSI NIM : 102600007

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2O13


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat–Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, serta shalawat beserta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Adapun Tugas Akhir penulis yang berjudul : TATA CARA PELAKSANAAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN UTARA. Penulis sangat tertarik dengan judul ini, karena menurut penulis hingga saat ini kendaraan bermotor tidak lepas dalam kehidupan masyarakat. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah salah satu objek yang akan meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak dan berjasa bagi penulis, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimak kasih kepada :


(3)

1. Papa KAHARUDDIN HARAHAP dan Mama LENA MEGAWATI LUBIS tercinta, yang tiada henti selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, nasehat, motivasi, semangat, dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pa, Ma kalian adalah inspirasi dalam hidupku. Aku Cinta Papa dan Mama Karena Allah. 2. Terima kasih kepada Alm. Opung tersayang Hj. Siti Fatimah Pohan, S.Pd

yang memberikan semangat sampai disaat terakhirnya sehingga saya dapat melanjutkan kuliah di Universitas Sumatera Utara.

3. Buat Kedua Adikku Hagaansyah Dijaya dan Haura Padilsyah yang sangat aku sayangi, kalian adalah Hero in my heart.

4. Buat Tulang Sehat Tua Hamonangan Lubis, Amd yang memberikan motivasi kepada penulis.

5. Buat Kakak sepupuku yang telah memberi support, Lidya Veerly Yuniety Siregar dan Rizki Milliani Siregar, kalian kakak-kakakku yang paling baik.

6. Bapak Prof. DR. Badaruddin, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan Drs. Zakaria, M.SP selaku pembantu Dekan I.

7. Bapak Drs. Alwi Hasyim Batubara, M. Si selaku Ketua Jurusan Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.


(4)

8. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan arahan kepada penulis.

9. Bapak Drs. H. Baharuddin, SH, M.si selaku Kepala UPT. SAMSAT Medan Utara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset.

10.Bapak Ahmad Ampera, S.Sos selaku Kasubag Tata Usaha di UPT. Samsat Medan Utara.

11.Abangda Ali Aman Saragih, SH selaku pegawai SAMSAT Medan Utara yang telah membantu dan membimbing penulis dalam memperoleh data-data, guna untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.

12.Seluruh Pegawai Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU atas informasinya dalam segala urusan administrasi.

13.Buat kedua temanku Mila Winda dan Nur Ainun Siagian yang selama kuliah selalu bersama-sama. Don’t Forget To Me My Friends Cew CheChalPie.

14.Buat dedek Endang Arischa yang telah setia menemani penulis tiap malam dalam mengerjakan Tugas Akhir, buat dedek Ney Lubis, dedek Amel Rtg, dan Opi yang telah memberi kehebohan dikos sehingga penulis semangat mengerjakan Tugas Akhir.


(5)

15.Buat teman-teman stambuk 2010 khusus Tax A yang aku sayangi. Semoga kita kedepannya menjadi orang sukses, Amin dan buat teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Harapan penulis semoga laporan Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak dan mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Juli 2013

Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI………...v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri....……….1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri………...…..5

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri………...……....5

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri…………...…………..6

C. Uraian Teoritis………/...………...8

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri………..……....15

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri………...……….15

F. Metode Pengumpulan Data………...………...17

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri…….…18

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum SAMSAT Medan Utara... 21

B. Struktur Organisasi SAMSAT Medan Utara... 26

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi... 28

D. Visi, Misi, Motto, Strategi dan Komitmen... 32


(7)

BAB III : GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

A.Pengertian Pajak... 35

B.Sumber Pendapatan Daerah... 37

C.Gambaran Pajak Kendaraan Bermotor... 38

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA A.Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran PKB... 61

B.Data Realisasi Penerimaan PKB Di SAMSAT Medan Utara... 66

C.Upaya Dalam Peningkatan Penerimaan PKB... 68

D.Sanksi-Sanksi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor... 70

BAB V : PENUTUP A.Kesimpulan... 71

B.Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern, Perguruan Tinggi di tuntut untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan setiap unsurnya termasuk mahasiswa sebagai elemen penting masa depan agar menjadi yang mandiri, kreatif dan solutif dalam menyikapi perkembangan yang terjadi dalam era globalisasi. Ilmu pengetahuan sangat berperan penting karena ilmu pengetahuan akan bersifat teoritis dan tidak akan berkembang jika tidak dibarengi dengan praktik kerja di lapangan kerja.

Disamping itu, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan salah satunya adalah perkembangan ilmu politik di Indonesia yang begitu cepat khususnya dibidang Pemerintahan Daerah. Pembangunan Nasional kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik material dan spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan khususnya dalam sektor perpajakan.

Menurut UU No. 33 Tahun 2004, disebutkan bahwa Pemerintahan Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah, yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain


(9)

pendapatan Asli Daerah yang sah. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 juga menjelaskan tentang Dana Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan masyarakat di daerah dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Pendapatan Daerah digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan otonomi daerah yaitu hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, pembangunan secara berkesinambungan, dan pelayanan pada masyarakat.

Pajak Daerah merupakan pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik yang diatur dalam Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana Pajak Daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak Provinsi terdiri dari :

1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Bawah dan Air Permukaan 5. Pajak Rokok


(10)

1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Parkir

7. Pajak Mineral Bahan Logam dan Batuan 8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Sarang Burung Walet

10.Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 11.BPHTB

Salah satu Pajak Daerah Provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB ). PKB adalah Pajak Bagi Hasil pengelolaan atau pengutipannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Provinsi atau Cabang Dinas provinsi yang berada di Daerah Kabupaten/Kota. Pada Daerah Provinsi dan Daerah kabupaten/kota pengelolaan pengutipan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur terkait dalam pengelolaannya. Pelaksanaan pengutipan satu kantor ini dikenal dengan istilah Sistem Administrasi Satu Atas (SAMSAT). Keputusan pembentukan tentang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri yaitu Menhankam, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Tahun 1976 yaitu : No. Pol Kep/13/XII 1976,


(11)

Kep/199/MK/12/1976 tertanggal 28 September 1976 tentang Peningkatan Kerjasama Antara Daerah Provinsi, Komando Daerah Kepolisian dan Aparat Departemen Keuangan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta pendapatan daerah khususnya mengenai Pajak Kendaraan Bermotor yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( On Line Room Operation ).

Unsur terkait dan bertugas pada kantor SAMSAT tersebut adalah kepolisian sebagai pengelola administrasi kendaraan bermotor, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah ( DISPENDA ) provinsi sebagai kas penerima pajak dan PT. Jasa Raharja sebagai klaim Jasa Raharja bagi pemilik kendaraan bermotor.

Kantor SAMSAT sebagai pelaksana tugas membuat atau merancang konsepsi-konsepsi untuk memberdayakan segala kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas dalam Pajak Kendaraan Bermotor secara efektif.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka disini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( SAMSAT ) Medan Utara” sebagai objek pajak yang menarik untuk dijadikan wadah Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(12)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas atau pihak instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah yang dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

.

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun kegiatan yang menjadi tujuan dalam penelitian melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ), yaitu:

1.1. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara Dinas Pendapatan Sumatera Utara.

1.2. Untuk mengetahui data penerimaan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara Dinas Pendapatan Sumatera Utara. 1.3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh SAMSAT Medan Utara


(13)

1.4. Untuk mengetahui seberapa besar sanksi atau denda yang diterapkan oleh fiskus kepada Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya dalam Pajak Kendaraan Bermotor.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2.1Bagi Mahasiswa

a. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Sistem Adminstrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) dan masalah-masalah apa saja yang dihadapi penulis dalam pelaksanaan PKLM

b. Mempelajari bentuk kerja tim dan bekerja sama, serta meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain.

c. Menambah motivasi untuk belajar mengetahui bagaimana situasi dunia kerja yang sebenarnya dan menjadikan mahasiswa sebagai tenaga ahli yang siap bekerja.

d. Mengetahui secara langsung praktek kerja yang sesungguhnya dan penanganan masalah yang dihadapi.

e. Untuk meningkatkan komunikasi maupun pendekatan pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara.


(14)

2.2Bagi Kantor SAMSAT Medan Utara

a. Membina kerja sama antara lembaga pendidikan dengan instansi pemerintah.

b. Sebagai sarana dalam pengadaan pegawai atau sumber–sumber kemampuan dalam menciptakan ide baru untuk masa yang akan datang.

c. Sebagai salah satu sarana untuk menyebar luaskan informasi mengenai Pajak Kendaraan Bermotor.

d. Dapat mempromosikan image instansi serta mendorong loyalitas instansi.

2.3Bagi Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan hubungan kerja sama antara pihak Universitas dengan Instansi Pemerintah khususnya Kantor SAMSAT Medan Utara.

b. Mempromosikan sumber daya manusia di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

c. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan melalui bangku perkuliahan khususnya dibidang perpajakan.


(15)

C. Urairan Teoritis 1. Pengertian Pajak

Sebelum membahas mengenai Pajak Kendaraan Bermotor lebih jauh, kita harus mengetahui defenisi pajak. Adapun pengertian pajak ialah:

Defenisi Pajak berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi dan Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar–besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH (Salemba Empat : 2010) “Pajak adalah Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

2. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui pada pengertian pajak, ada 2 (dua) fungsi pajak, yaitu:

2.1Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak yang berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah, contoh: dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.


(16)

2.2Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi, contoh: dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras, sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh Orang Pribadi atau Badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggara pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

3. Pajak Kendaraan Bermotor

3.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih, beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik, berupa motor atau peralatan lain yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak.

Jadi Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kenderaan di Atas Air.


(17)

3.2Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Termasuk dalam objek PKB adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat, antara lain: di kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan, kehutanan, pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, dan sarana olahraga dan rekreasi. Yang termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

Pelaksanaan Objek Pajak Kendaraan Bermotor dikecualikan terhadap kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, yaitu:

a. Kereta api, kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara.

b. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga internasional.

c. Pabrikan atau importir Kendaraan Bermotor Baru yang tersedia untuk diperlukan, untuk dijual dan tidak dipergunakan dalam lalu lintas biasa.


(18)

d. Wisatawan Asing yang berada di Daerah dalam wilayah Indonesia untuk waktu yang tidak lebih lama dari 90 (sembilan puluh) hari berturut-turut.

e. Yang tidak digunakan, karena disegel dan disita oleh negara f. Orang pribadi/badan atas Kendaraan Air di Atas Air perintis.

g. Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang memiliki Kapal Pandu Kapal Tunda untuk keperluan keselamatan.

3.3Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai Kendaraan Bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah:

a. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasa atau ahli warisnya.

b. Untuk badan adalah perpajakan diwakili oleh pengurus atau badan kuasa tersebut.

3.4Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, Tarif Pajak, dan Nilai Jual Pajak Kendaraan Bermotor


(19)

a. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DP PKB) dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok, yaitu Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) dan Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Nilai Jual Kendaraan Bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak diketahui, maka nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti:

• Isi silinder dan/atau satuan daya. • Penggunaan kendaraan bermotor. • Jenis kendaraan bermotor.

• Merek kendaraan bermotor.

• Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

• Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang dizinkan.


(20)

• Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor.

Bobot sebagaimana dimaksud di atas dihitung berdasarkan faktor-faktor, sebagai berikut:

• Tekanan gandar.

• Jenis bahan bakar kendaraan bermotor.

• Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor.

b. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Adapun Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berlaku sama pada setiap provinsi yang memungut PKB. Tarif PKB ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Pasal 5 tarif PKB dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenis penguasaan kenderaan bermotor, yaitu sebesar:

a. 1,5% (satu koma lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum.

b. 1% (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum, yaitu kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.


(21)

c. 0,5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

3.5 Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor

Besarnya pokok Pajak Kendaraan Bermotor yant terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan PKB adalah sesuai dengan rumus berikut:

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)

3.6 Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftran kendaraan bermotor.

Pada PKB pajak terutang dikenakan untuk masa pajak dua belas bulan berturut-turut terhtitung mulai saat pendaftran kendaraan bermotor. PKB dibayar sekaligus di muka untuk masa pajak dua belas bulan kedepan.


(22)

PKB yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kendaraan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, yaitu: 1. Mengetahui tentang tata cara pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor.

2. Bentuk-bentuk sanksi ataupun denda yang akan dikenakan kepada pemilik kendaraan bermotor.

3. Persyaratan administrasi yang wajib dipenuhi oleh wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) bagi warga yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor dilaksanakan dibagian pendaftaran

4. Masalah atau kekeliruan didalam pelaksanaan pembayaran Pajak Kenderaan Bermotor.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang telah dibuat sesuai


(23)

dengan ketentuan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis akan melakukan beberapa persiapan, mulai dari penetuan topik yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal, penentuan tempat pelaksanaan praktik, pemgurusan administrasi dan izin serta konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi Literarur

Pada tahap ini penulis juga mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan objek pembahasan untuk mendukung penulisan Laporan Tugas Akhir.

3. Observasi Lapangan

Pada tahap ini juga penulis melakukan observasi secara langsung sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi penulis mencari data dan informasi pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Utara. Serta mempelajari data–data yang berhubungan dengan masalah–masalah yang akan dibahas yang akan dinantinya dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.


(24)

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini juga penulis melakukan pengumpulan data mengenai topik yang akan dibahas. Data tersebut dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan nara sumber yang berkompeten, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan dokumentasi.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis dan evaluasi sehingga data yang diperoleh saling mendukung dan akurat dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriptif dan informatif.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data diatas sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Yaitu dengan mengadakan pembicaraan langsung terhadap pegawai dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.


(25)

2. Pengamatan (Observation)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

3. Studi dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data mengenai Pajak Kenderaan Bermotor yang ada di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang yang menjadi Pemikiran dalam penyusunan laporan, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(26)

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini diberikan gambaran umum mengenai lokasi penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam bab ini juga akan diuraikan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI

Dalam bab ini penulis juga menguraikan pengertian secara teoritis dan teori-teori yang berkaitan dengan tata cara pelaksanaan pembayaran pajak kenderaan bermotor serta peran dan upaya yang dilakukan Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara untuk mengoptimalkan Pajak Kenderaan Bermotor di Kota Medan.


(27)

BAB IV : ANALISA Dan EVALUASI DATA

Dalam bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi masalah yang dihadapi , mengenai masalah yang timbul dalam Pajak Kenderaan Bermotor dan cara pemecahannya.

BAB V : KESIMPULAN Dan SARAN

Bab ini meliputi kesimpulan dari uraian sebelumnya, di samping itu untuk dikemukakan juga saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dibidang perpajakan.


(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA

A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan daerah dibawah naungan Biro Keuangan pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera Utara tentang Susunan dan Tata Cara Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.

Dengan demikian, tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Dengan terbentuknya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 21 Maret 1975 No. 137/II/GSU, maka Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1 September 1975, keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, yang sebelumnya dibawah naungan Direktorat Pendapatan Daerah, yang namanya diubah menjadi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.


(29)

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GSU dengan persetujuan Dewan Perwakilan Daerah Sumatera Utara (DPDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976.

Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dengan membentuk cabang-cabang dinas. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri KUPD 7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978, dibentuklah cabang Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara di seluruh Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di Sumatera Utara.

Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No. 061/2743/S tanggal 22 November 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat tersebut, nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah menjadi Dinas Pendapatan Provinsi. Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor, maka pemerintah membentuk Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaraan Kenderaan Bermotor yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu


(30)

Atap atau selanjutnya disingkat menjadi SAMSAT.

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap terdiri atas gabungan 4 instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang berdomisili di Sumatera Utara. Keempat instansi tersebut adalah:

1. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (DISPENDASU).

2. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU. 3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan. 4. Bank Sumut.

Tujuan pembentukan SAMSAT ialah:

1. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), khususnya di daerah Sumatera Utara.

2. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan penerimaan sektor Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

3. Meningkatkan penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Medan yang merupakan Aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara.


(31)

4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban, kelancaran, dan pengadaan Administrasi Kendaraan Bermotor.

Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara sampai saat ini telah membentuk 14 cabang daerah (Kabupaten/Kota) di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang tertera di dalam tabel 1.1.


(32)

Tabel 1.1 UPT PROVINSI SUMATERA UTARA

NO UNIT WILAYAH KERJA

1. UPTD Medan Utara Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan.

2. UPTD Medan Selatan Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu.

3. UPTD Binjai Kota Binjai dan Kabupaten Langkat.

4. UPTD Pematang Siantar Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

5. UPTD Kisaran Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai.

6. UPTD Rantau Parapat Kabupaten Labuhan Batu.

7. UPTD Padangsidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan.

8. UPTD Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi.

9. UPTD Kabanjahe Kabupaten Karo.

10. UPTD Sibolga Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah.

11. UPTD Sidikalang Kabupaten Dairi.

12. UPTD Gunung Sitoli Kabupaten Nias.

13. UPTD Balige Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir.

14. UPTD Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

15. UPTD Lubuk Pakam Lubuk Pakam.

16. UPTD Tarutung Tarutung.

17. UPTD Stabat Stabat.

18. UPTD Tanjung Balai Tanjung Balai. Sumber: UPT. Medan Utara


(33)

B. Struktur Organisasi UPT. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi, arus tanggung jawab dan wewenang. Dalam pengertian luas dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Kantor UPT Medan Utara menerapkan struktur lini dan staf. UPT Medan Utara dipimpin oleh seorang Kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah. UPT Medan Utara terdiri dari 5 seksi, yaitu Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Seksi pendapatan Lain-lain (PLL), Seksi Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/ Air Bea Balik Nma Angkutan di Atas Air (PA3/BBNA3).


(34)

STRUKTUR ORGANISASI UPT. SAMSAT MEDAN UTARA

Sumber : UPT. SAMSAT Medan Utara.

K.a UPT

Kasi PKB

Kasi PPL

Kasi ABT/APU

Kasi Retribusi

Kasi PA3/BBNA3 Kasubag Tata Usaha


(35)

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Unit Pelaksana Teknis Tugas dan Fungsi :

1.1 Melaksanakan koordinasi, kerja sama dengan pihak terkait, pembinaan pengendalian teknis dan evaluasi penggalian potensi, pemberdayaan potensi dan pemungutan Sumber Pendapatan Daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

1.2 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya masing-masing.

1.3 Menyempurnakan konsep standar-standar pendapatan potensi, pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.

2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas dan Fungsi :

2.1 Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub Bagian Tata Usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah selesai diproses.


(36)

2.2 Mencatat dalam pembukuan pemasukanyang telah ditentukan inventaris dan Alat Tulis Kantor (ATK).

3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor Tugas dan Fungsi :

3.1 Menghubungi penunggak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.

3.2 Membuat laporan pembayaran penunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.

3.3 Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidangnya.

4. Seksi Pendapatan Lain-lain Tugas dan Fungsi :

4.1 Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan melaporkannya kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT).

4.2 Menerima, menyalurkan dan mempertanggungjawabkan SPT dan Materai Leges jalur SAMSAT.


(37)

4.3 Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU)

Tugas dan Fungsi :

5.1 Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PBB-KB).

5.2 Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan ABT/APU sesuai standar yang ditetapkan.

5.3 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang teknisnya.

6. Seksi Retribusi Tugas dan Fungsi :

6.1 Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi bagi hasil pajak dan bukan pajak, pembukuan, dan pelaporannya.


(38)

6.2 Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data/bahan untuk penyempurnaan dan penyusunan jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target retribusi.

6.3 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala, sesuai dengan bidang teknisnya.

7. Seksi Pajak Angkutan Di Atas Air/Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3)

Tugas dan Fungsi :

7.1 Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan Wajib Pajak mengenai Pajak Angkutan Di Atas Air dan Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3), sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku. 7.2 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan

bidang tugasnya.

7.3 Memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.


(39)

D. Visi, Misi, Motto, Strategi, dan Komitmen UPT. SAMSAT Medan Utara

1. Visi UPT. SAMSAT Medan Utara ialah: “Terwujudnya Pelayanan yang Berorientasi Good Governance dan Berbasis Teknologi”.

2. Misi UPT. SAMSAT Medan Utara ialah:

2.1 Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

2.2 Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor.

2.3 Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2.4 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2.5 Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan berkualitas.

3. Motto UPT. SAMSAT Medan Utara ialah: “Profesional kerjaku dan kepuasaan masyarakat tujuanku”.

4. Strategi UPT. SAMSAT Medan Utara ialah: 4.1Peningkatan pelayanan kepada masyarakat:

a. Menyederhanakan sistem dan prosedur.

b. Menerapkan pelayanan prima secara konsisten. c. Sosialisasi yang berkesinambungan.


(40)

4.2Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor:

a. Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data kendaraan bermotor.

b. Meningkatkan teknologi dalam pengarsipan data kendaraan bermotor.

c. Tertib pemungutan, tertib pembukuan dan tertib laporan.

4.3Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan negara:

a. Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efisien. b. Tertib pemungutan, tertib pembukuan dan tertib laporan. 4.4Meningkatkan sumber daya manusia:

a. Meningkatkan disiplin dan etos kerja. b. Meningkatkan kompetensi.

c. Meningkatkan kesejahteraan.

5. Komitmen UPT. SAMSAT Medan Utara:

5.1Secara terus menerus memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen mutu.


(41)

E. Gambaran Umum Pegawai dan Karyawan SAMSAT Medan Utara

Secara umum gambaran daripada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Karyawan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara UPT Medan Utara menurut golongan kepangkatan sebagai berikut :

Tabel 1.2 Gambaran Umum Pegawai dan Karyawan UPT Medan Utara

No Tamatan Jumlah Dalam Persentase Jumlah Pegawai

1. Sarjana (S1) 90 % 96 Orang

2. Diploma III (D3) 1 % 1 0rang

3 SMA Sederajat 9 % 10 orang

Jumlah 100% 107 Orang


(42)

BAB III

GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

A. Pengertian Pajak

Sebelum membahas lebih jauh mengenai Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) lebih jauh, kita harus mengetahui defenisi pajak. Adapun pengertian pajak ialah:

Defenisi Pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH Pajak adalah Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Pajak menurut Prof. Dr. M. J. H. Smeets adalah Prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma hukum dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat di tujukan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Sedangkan defenisi Pajak berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang pribadi dan Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.


(43)

Secara umum pajak adalah pungutan oleh pejabat pajak kepada wajib pajak tanpa tegenprestasi secara langsung dan bersifat memaksa sehingga penagihannya dapat dipaksakan. Sebenarnya pajak merupakan pungutan yang bersifat memaksa sebagaimana tersirat dalam Pasal 23A UUD 1945. Pajak dipungut oleh pajak pejabat sebagai pihak yang mewakili negara tanpa tegenprestasi secara langsung kepada wajib pajak. Sifat yang dimiliki oleh pajak adalah memaksa yang terjelma dari aspek penagihannya dengan ancaman hukuman berupa sanksi administrasi maupun sanksi kepidanaan.

B. Sumber Pendapatan Daerah

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004, disebutkan bahwa Pemerintahan Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah, yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.. Menurut Undang-Undang No. 34 Menurut UU No. 33 Tahun 2004 juga menjelaskan tentang Dana Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan masyarakat di daerah dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Pendapatan Daerah digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan otonomi daerah yaitu hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah


(44)

tangganya sendiri, pembangunan secara berkesinambungan, dan pelayanan pada masyarakat.

Salah satu sumber pendapatan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah adalah Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Pajak daerah, pajak yang diadakan oleh daerah serta penagihannya dilakukan oleh pejabat pajak yang ditugasi mengelola pajak-pajak daerah. Objek pajak daerah terbatas jumlahnya karena objek yang telah menjadi objek pajak negara tidak boleh digunakan oleh daerah. Lapangan pajak daerah adalah lapangan pajak yang belum digunakan oleh negara, agar tidak terjadi pajak ganda nasional yang dapat memberatkan wajib pajak. Dengan demikian, penentuan objek pajak daerah harus diperhatikan terlebih dahulu objek pajak negara.

Menurut wilayah pemungutannya Pajak Daerah dibagi menjadi dua jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak provinsi terdiri dari :

1. Pajak Kendaraan Bermotor.

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. 4. Pajak Air Bawah dan Air Permukaan. 5. Pajak Rokok.


(45)

Sedangkan Pajak Kabupaten dan Kota yang terdiri dari : 1. Pajak Hotel.

2. Pajak Restoran. 3. Pajak Hiburan. 4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan. 6. Pajak Parkir.

7. Pajak Mineral Bahan Logamdan Batuan. 8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Sarang Burung Walet.

10.Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. 11.BPHTB.

C. Gambaran Pajak Kendaraan Bermotor

1. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih, beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan listrik, berupa motor atau peralatan lain yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak dan alat-alat besar yang dalam


(46)

operasinya menggunakan roda, motor dan tidak melekat secara permanen sera kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

Jadi Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

Adapun dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ialah sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

2. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

3. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

4. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 7 Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.


(47)

7. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera utara.

8. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 26 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan, Ketetapan Pajak dan Pengurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak serta Penghapusan Piutang Pajak Kadaluarsa Atas Pajak Daerah.

9. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 11 Tahun 2012 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2012.

2. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Termasuk dalam objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat, antara lain: di kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan, kehutanan, pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, dan sarana olahraga dan rekreasi. Yang termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima


(48)

Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor adalah : a. Kereta api.

b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara.

c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah.

d. Pabrikan atau importir Kendaraan Bermotor Baru yang tersedia untuk diperlukan dalam lalu lintas biasa.

e. Turis asing yang berada di daerah untuk jangka waktu enam piluh hari. f. Kendaraan pemadam kebakaran.

g. Kendaraan bermotor yang disegel atau disita oleh negara.

3. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

Secara terminologi yang disebut dengan subjek pajak bagi pajak daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah. Berkaitan dengan Pajak Kendaraan Bermotor, maka subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor.


(49)

a. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau Badan yang memiliki kendaraan bermotor.

b. Dalam hal Wajib Pajak Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa Badan tersebut.

4. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan pajak merupakan ukuran atau pengakuan nilai tertentu yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak. Nilai yang menjadi dasar pengenaan pajak tersebut harus diukur. Ukuran nilai objektif adalah nilai penyerahan barang, senhingga berkaitan dengan Pajak Kendaraan Bermotor, maka nilai penyerahan dapat berupa nilai jual beli, nilai tukar menukar, dan lain sebagainya.

Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok :

4.1 Nilai Jual Kendaraan Bermotor.

Nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan Harga Pasaran Umum atas suatu Kendaraan Bermotor. Dalam Harga Pasaran Umum suatu Kendaraan Bermotor tidak diketahui, Nilai Jual Kendaraan Bermotor dapat ditentukan berdasarkan sebagian atau seluruh faktor-faktor sebagai berikut :


(50)

b. Penggunaan kendaraan bermotor. c. Jenis kendaraan bermotor.

d. Merek kendaraan bermotor.

e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

f. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan.

g. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor.

4.2 Bobot Yang Mencerminkan Secara Relatif Tingkat Kerusakan Jalan Dan/Atau Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan Kendaraan Bermotor.

Unsur bobot adalah unsur yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor, bobot dinyatakan sebagai koefisien tertentu, koefisien bobot sama dengan 1, berarti kendaraan bermotor tersebut membawa pengaruh terhadap kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan. Bobot dihitung berdasarkan, antara lain sebagai berikut :

a. Tekanan gandar, yang dibedakan atas dasar jumlah sumbu/as, roda, dan berat Kendaraan Bermotor.

b. Jenis bahan bakar Kendaraan Bermotor yang bedakan menurut solar, bensin, gas, listrik, tenaga surya, atau jenis bahan bakar lainnya.


(51)

c. Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, dan ciri-ciri mesin Kendaraan Bermotor yang dibedakan berdasarkan jenis mesin 2 tak atau 4 tak, dan isi silinder.

Penetapan bobot kendaraan bermotor adalah sebagai berikut :

a. Bobot kendaraan bukan umum seperti jenis sedan, jeep, sepeda motor dan sejenisnya ditetapkan sebesar 1,00.

b. Bobot kendaraan umum seperti jenis mobil barang/beban ditetapkan sebesar 1,30.

c. Bobot kendaraan bermotor jenis alat-alat berat dan alat-alat besar sebesar 1,00.

5. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang terutang, dihitung dengan cara mengalihkan tarif dasar pengenaan pajak. Adapun tarif Pajak Kendaraan Bermotor ditetapkan sebagai berikut :

a. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor pertama paling rendah sebesar 1% (satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen).

b. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor kedua dan seterusnya tarif dapat ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% (dua persen) dan paling tinggi sebesar 10%(sepuluh persen).


(52)

c. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor angkutan umum, ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, dan kendaraan lain yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah, ditetapkan paling rendah sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 1% (satu persen). d. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar

ditetapkan paling rendah sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dan paling tinggi sebesar 0,2% (nol koma dua persen).

Berdasarkan unsur-unsur diatas, besarnya Pajak Kendaraan Bermotor dapat dihitung sebagai berikut :

Berdasarkan contoh perhitungan dasar pengenaan pajak yang dikemukakan dapat dihitung besarnya pajak terutang, yaitu :

1. Zacky dikota Medan provinsi Sumatera Utara memperpanjang STNK Honda Civic. Mobil kedua miliknya yang jatuh tempo 20 Maret 2012. Bila NJKB Honda Civic berdasarkan Kependagri ditetapkan Rp 200.000.000, bobot untuk sedan 1,00 dan tarif Perda Provinsi Sumatera Utara ditetapkan 2%. Berapa PKB yang harus dibayar zacky pada maret 2013 ?

Jawaban :


(53)

PKB = Tarif x (NJKB x Bobot)

= 2% x (Rp 200.000.000 x 1,00) = Rp 4.000.000

2. Nyonya Kania memiliki mobil Kijang yang akan memperpanjang STNK bermotor miliknya jenis Kijang Kapsul LGX. Tahun pembuatan 1998 yang jatuh tempo tanggal 25 Juli 2012. Nilai jual kendaraan bermotor ditetapkan RP.95.000.000. Hitunglah PKB yang harus dibayar nyonya Kania.

Jawaban :

Jumlah PKB terutang = Tarif x (Nilai jual kendaraan x bobot) = 0,5% x(Rp.95.000.000 x 1,30)

= RP.617.500

3. Tuan Mario Maurer membeli mobil Volvo dari Tuan Fahri di kota Medan. Adapun jenis Volvo V3RGC, tahun pembuatan 2006 yang jatuh tempo 18 Juni 2008. Diketahui nilai jual kendaraan bermotor tersebut sebesar Rp.400.000.000,00, koefisien bobotnya 1,0. Hitunglah berapa PKB terutang yang harus dibayar oleh Tuan Mario Maurer ?

Jawaban :

Jumlah PKB terutang = Tarif x (Nilai jual kendaraan x bobot) = 1,75% x (RP.400.000.000 x 1,0) = Rp.7.000.000


(54)

6. Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.

Pada PKB pajak terutang dikenakan untuk masa pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pemungutan PKB merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi kendaraan bermotor lainnya. PKB dibayar sekaligus di muka untuk masa pajak 12 (dua belas) bulan kedepan. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum 12 (dua belas) bulan karena sesuatu hal, besarnya pajak yang terutang dihitung berdasarkan jumlah bulan berjalan. Hal ini berarti PKB yang karena suatu dan lain hal masa pajaknya tidak sampai 12 (dua belas) bulan, dapat dilakukan restitusi. Pengertian suatu dan lain hal antara lain kendaraan bermotor didaftarkan di daerah lain (mutasi daerah tempat pendaftaran kendaraan bermotor) atau kendaraan bermotor yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi karena force majeure.

PKB yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kendaraan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaran bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.


(55)

Prosedur pemungut Pajak Kendaraan Bermotor berdasarkan SAMSAT Medan Utara yang dikaitkan dengan pendaftaran, pengeluaran dan penelitian ulang STNK sekaligus dengan pembayaran SWDKLLJ.

1. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan adalah suatu rangkaian dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetoran. Pajak daerah dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau kata lain dibayar oleh wajib pajak, wajib pajak yang membayar pajaknya sendiri dengan menggunakan Surat Keputusan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

2. Proses Pemungutan PKB/BBN-KB

2.1 Pendaftaran dan Penetapan PKB/BBN-KB 1. Penelitian dan Registrasi Identifikasi

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menerima, meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan.

b. Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang dan daftar pemblokiran.


(56)

c. Membubuhkan paraf pada resi formulir pendaftaran yang diterima, memotong dan memberikan resi tersebut kepada pemohon.

d. Menerima dan meneliti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor untuk dicross check dengan dokumen kendaraan bermotor dan apabila adanya perbedaan dan kejanggalan, ataupun tercantum dalam daftar pencarian dan pemblokiran berkas, maka permohonan tersebut diselesaikan scara khusus sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Memberikan dan menetapkan Nomor Polisi dan Nomor BPKB serta menuliskannya pada formulir SPPKB yang juga formulir permohonan STNK, serta membubuhkan paraf pada formulir tersebut.

f. Meneruskan berkas permohonan kepada otorisasi data statis kendaraan.

g. Khusus untuk pendaftaran STCK dan TCKB, petugas Kepolisian Republik Indonesia dan Jasa Raharja melaksanakan tugas :

1. Menerima biaya administrasi STCK, TCKB, BTCK, dan SWDKLLJ.


(57)

3. Verifikasi STCK. 4. Menyiapkan TCKB. 5. Menyerahkan berkas.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah : 1. 1 (satu)orang petugas Kepolisian Republik Indonesia. 2. 1 (satu) orang petugas PT. Jasa Raharja (Persero).

2. Otorisasi Data Statis Kendaraan

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Membuat Kartu Induk Kendaraan Bermotor bagi kendaraan baru.

b. Memberikan Nomor Kartu Induk Kendaraan secara sistematis.

c. Menuliskan identifikasi kepemilikan, jenis, golongan, fungsi kendaraan pada Kartu Induk Kendaraan Bermotor untuk kepentingan penetapan besarnya PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ.

d. Membuat order TNKB untuk proses pencetakan TNKB bagi kendaraan baru, perpanjangan STNK dan Penggantian Nomor kendaraan lainnya.


(58)

e. Melaksanakan penyimpanan dan penataan Kartu Induk Kendaraan sesuai dengan bulan dan tahun penerbitan Kartu Induk Kendaraan.

f. Meneruskan berkas permohonan kepada penetapan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

2 (dua) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia.

3. Penetapan PKB dan BBN-KB

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menetapkan besarnya PKB dan BBN-KBB serata denda dalam SKPD.

b. Memberikan Nomor SKUM dan kohir pada SKPD. c. Membukukan dalam buku Produksi Pajak.

d. Menyelesaikan secara khusus apabila terjadi kesalahan penetapan sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Meneruskan berkas yang telah disahkan PKB/BBN-KB dan dendanya kepada Penetapan SWDKLLJ.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :


(59)

4. Penetapan SWDKLLJ

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menetapkan SWDKLLJ dan denda serta membubuhkan paraf pada SKPD.

b. Membubuhkan penetapan.

c. Meneruskan berkas yang telah ditetapkan SWDKLLJ dan dendanya kepada Penetapan Biaya Administrasi STNK/TNKB.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah : 1 (satu) orang petugas PT. Jasa Raharja (Persero).

5. Penetapan Biaya Administrasi STNK/TNKB Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menetapkan biaya administrasi dan biaya TNKB serata membubuhkan paraf.

b. Membukukan biaya administrasi.

c. Menyerahkan berkas pendaftaran kepada Korektor.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :


(60)

6. Pelayanan Korektor

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Memeriksa kebenaran besarnya penetapan dan denda. b. Memberikan paraf pada SKPD.

c. Memeriksa/meneliti berkas pendaftaran kendaraan bermotor. d. Menyerahkan KTP asli, BPKB asli, dan SKPD asli kepada

pemohon.

e. Meneruskan berkas ke unit pembayaran.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1. 1 (satu) orang petugas Dispenda.

2. 1 (satu) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia. 3. 1 (satu) orang petugas PT. Jasa Raharja (Persero).

7. Pembayaran

Pada bagian pembayaran pajak yang menjadi tanggung jawab dari hasil pembayaran pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak (WP) adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menerima pembayaran dari wajib pajak. b. Membukukan hasil penerimaan.


(61)

c. Mencetak SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah). d. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK e. Menyampaikan berkas pada petugas arsip.

f. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pada bendahara.

g. Menghimpun berkas yang belum dibayar ke petugas penagihan.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1 (satu) orang Dispenda.

8. Penerima Pembayaran

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menerima pembayaran sesuai dengan SKPD dan membubuhkan validasi pada SKPD.

b. Meneruskan berkas dan tindakan SKPD kepada tugas pencetak STNK/pengesahan STNK.

c. Menyerahkan lembar asli SKPD yang telah divalidasi kepada pemohon.

d. Mendistribusikan tindakan SKPD kepada Dispenda dan PT. Jasa Raharja (Persero).


(62)

e. Menyetorkan uang penerimaan kepada Instansi atau pihak yang berhak menerima paling lambat 1 x 24 jam.

f. Membukukan dalam Buku Kas Umum dan peenerima perjenis :

1. PKB/BBN-KB. 2. SWDKLLJ.

3. Administrasi STNK dan TNKB.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1. 1 (satu) orang Bendaharawan Khusus Penerima. 2. 1 (satu) orang Kasir Dispenda.

3. 2 (dua) orang tenaga pembukuan.

9. Validasi STNK/Pencetakan STNK dan Penyediaan TNKB Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Mencetak STNK baru/perpanjangan/pengesahan. b. Mencetak TNKB.

c. Menerima berkas dan tindakan SKPD dari penerima pembayaran.


(63)

e. Meneruskan berkas kepada unit penyerahan STNK, TNKB dan Peneng.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1. 1 (satu) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia. 2. 1 (satu) orang Dispenda.

10.Penyerahan STNK, TNKB, dan Peneng Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

menyerahkan STNK, TNKB, SKPD, dan Peneng.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1. 1 (satu) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia atau Dispenda.

2. 1 (satu) orang petugas PT. Jasa Raharja (Persero).

11.Pengelolaan Arsip

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menerima berkas dari Unit Pelayanan Penyerahan.

b. Menyiapkan dan menyerahkan berkas arsip yang diminta oleh sub unit pelayanan penelitian berkas.


(64)

c. Melaksanakan tata usaha berkas kedalam kelompok sehingga memudahkan pencarian kembali.

d. Membukukan arsip yang diterima dan dikeluarkan. e. Menyusun berkas sesuai dengan Nomor Polisi.

f. Menyusun dan menyiapkan berkas Surat Kendaraan Bermotor (SKB) untuk data perpanjangan.

g. Memisahkan berkas kendaraan bermotor yang diblokir.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah : 1. 1 (satu) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia. 2. 1 (satu) orang petugas Dispenda.


(65)

Gambar 1.3

Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Di UPT SAMSAT Medan Utara

L O K E T I PENDAFTARAN 1. Pengambilan formulir

SPT/Permohonan STNK formulir khusus pengesahan.

2. Pengisian formulir SPT. 3. Berkas .

4. Menyampaikan berkas pada pengurus checking.

DISPENDA POLRI L O K E T II PENELITIAN BERKAS

1. Check persyaratan dan kelengkapan berkas.

2. Pendataan (entry).

3. Menyampaikan berkas ke penetapan


(66)

PENETAPAN

1. Membuat perhitungan penetapan Wajib Pajak (WP).

2. Membuat nomor kohir 3. Mengisi data notice pajak. 4. Menyampaikan berkas pada kasir

DISPENDA JASA RAHARJA

KOREKTOR

1. Meneliti kebenaran dan penetapan kepada Wajib Pajak.

2. Meneliti data pajak dalam ketentuan sementara.

PEMBAYARAN

1. Menerima pembayaran dari Wajib Pajak.

2. Membuka hasil penerimaan.

3. Mencetak SKPD.

4. Menyampaikan SKPD pada loket embrossing/pencetak STNK. 5. Menyampaikan berkas pada petugas

kartu box (arsip).

6. Menyetor hasil penerimaan kasir pada bendahara (Validasi).

7. Menyampaikan berkas yang belum bayar kepetugas penagihan. 8. Menghimpun berkas yang belum

bayar.

DISPENDA JASA RAHARJA


(67)

L O K E T III

EMBOSSING/PENCETAK STNK 1. Melaksanakan embossing/pencetak

STNK.

2. Menyampaikan SKPD/STNK ke

loket pengambilan STNK/plat motor.

DISPENDA

Penyerahan SKPD/STNK dan Plat Motor


(68)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini, penulis akan membahas analisis dan evaluasi data yang bersumber dari bab-bab sebelumnya. Pada bab terdahulu dijelaskan secara terperinci tentang data Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada SAMSAT Medan Utara. Akan tetapi, untuk menjelaskannya penulis menguraikan tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan secara kualitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan sistematis.

A. Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor SAMSAT Medan Utara

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Kantor SAMSAT Medan Utara, maka penulis akan menyajikan tentang tatacara dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor. Adapun syarat-syarat yang diperlukan adalah :

1. KTP Asli dan masih berlaku yang sesuai dengan data pemilik motor di STNK.

2. Buku BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor). 3. STNK Asli.


(69)

4. Foto copy semua masing-masing 2 (dua) lembar dan dijadikan satu (usahakan sebelum ke Kantor SAMSAT Medan Utara dipersiapkan terlebih dahulu).

5. Jika semuanya sudah lengkap, maka pertama-tama mengambil formulir terlebih dahulu.

6. Setelah mendapat formulir, formulir tersebut diisi sesuai dengan contoh yang dibuat oleh SAMSAT Medan Utara.

7. Jika selesai si wajib pajak harus membeli map khusus yang dipakai untuk memasukkan berkas atau syarat tersebut, biasanya map tersebut sudah dikantor SAMSAT Medan Utara atau SAMSAT setempat.

8. Setelah semuanya selesai si wajib pajak mengambil nomor antrian, tunggu hingga nomor antrian dipanggil oleh pegawai SAMSAT Medan Utara.

9. Jika nomor antrian dipanggil, si wajib pajak menyerahkan berkas yang sudah disiapkan dalam map tersebut.

10.Si wajib pajak membayar biaya administrasi dalam mengurus Pajak Kendaraan Bermotor.

11.Setelah membayar biaya administrasinya, maka wajib pajak akan diberikan bukti pembayaran yang digunakan untuk mengambil STNK yang sudah diperbaharui.


(70)

12.Wajib pajak menunggu panggilan dari pegawai SAMSAT Medan Utara, wajib pajak memberikan bukti pembayaran dan STNK yang baru bisa diambil.

Dalam hal mengenai pendaftaran kendaraaan akibat mutasi sama saja proses pendaftaran sebelum mutas. Adapun proses persyaratan kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi sebagai berikut :

1. Pendaftaran Pertama Kendaraan Bermotor yang Baru Adapun yang menjadi persyaratannya adalah :

a. Mengisi formulir Surat Persyaratan Pendaftaran Kendaraan Bermotor (SPPKB).

b. Identitas :

1. Untuk Perorangan : Tanda jati diri yang sah + 1 (satu) lembar fotocopy, bagi yang berhalangan melampirkan Surat Kuasa bermaterai.

2. Untuk Badan Hukum : Salinan Akta Pendirian + 1 (satu) lembar fotocopy, keterangan domisili, Surat Kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum yang bersangkutan.


(71)

3. Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) : Surat Tugas/Surat Kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap instansi yang bersangkutan. c. Faktur.

d. Sertifikat uji tipe, tanda bukti lulus, uji tipe atau buku tanda bukti lulus uji berkala, sertifikat NIK (VIN) dan tanda pendaftaran tipe.

e. Kendaraan bemotor yang mengalami perubahan bentuk harus melampirkan surat keterangan dari perusahaan karoseri yang mendapat izin.

f. Surat keterangan bagi kendaraan bermotor angkutan umum yang telah memenuhi persyaratan.

g. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

2. Pengesahan STNK Setiap Tahun

Adapun yang menjadi persyaratan adalah :

a. Mengisi formulir SPPKB yang sekaligus berfungsi sebagai pernyataan terjadi perubahan spesifikasi Kendaraan Bermotor. b. Identitas :

1. Untuk Perorangan : Tanda Jati diri yang sah, bagi yang berhalang melampirkan Surat Kuasa bermaterai.


(72)

2. Untuk Badan Hukum : Salinan Akta Pendirian, Surat Kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi Badan Hukum yang bersangkutan.

3. Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) : Surat Tugas/Surat Kuasa bermaterai dan ditanda tangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap instansi yang bersangkutan. c. STNK asli.

d. BPKB asli.

e. Kwitansi pembelian yang sah.

f. Bukti pelunasan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah divalidasi) tahun terakhir.

g. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

B. Data Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada SAMSAT Medan Utara Tahun 2011-2012

Penghimpunan data Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara mulai penghimpunan data wajib pajak, penghitungan pajak, serta menerapkan target dan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor untuk setiap tahunnya. Pada tabel dibawah ini merupakan Data Perbandingan Target dan Realisasi


(73)

Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada Knator SAMSAT Medan Utara untuk Tahun 2011 s/d 2012.

Tabel 1.4

Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor PAD Prov-SU

Pada SAMSAT Medan Utara Tahun 2011-2012

Tahun Target Realisasi Persentase (%)

2011 551.251.672.000 572.358.620.018 103,83%

2012 636.473.220.320 630.641.907.641 99,08%

Sumber : SAMSAT Medan Utara/DISPENDA Provinsi Sumatera Utara

Dari Tabel diatas dapat diperoleh data atau informasi mengenai jumlah perbandingan target dan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor SAMSAT Medan Utara selama 2 tahun berturut-turut yaitu mulai tahun 2011 sampai dengan 2012. Dari data tersebut dapat dilihat secara umum bahwa kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor menurun. Hal tersebut dapat kita lihat dari jumlah penerimaan dan realisasi yang telah dicapai.

1. Pada tahun 2011, target Pajak Kendaraan Bermotor adalah berjumlah Rp.551.251.672.000 dengan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp.572.358.620.018, dan pencapaian persentasenya sebesar 103,83%. Jadi pada tahun 2011 target realisasi penerimaannya meningkat.


(74)

2. Pada tahun 2012, terjadi penurunan dari jumlah penerimaannya dan realisasi yang dicapai tidak mencapai target yang diharapkan. Jumlah targetnya sebesar Rp.636.473.220.320 sedangkan realisasi penerimaannya Rp.630.641.907.641.

Menurut hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis, pihak SAMSAT Medan Utara berupaya untuk meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dari tahun ke tahun, yang dapat dilihat dari pencapaian target dan realisasinya. Diharapkan masyarakat dapat membantu SAMSAT Medan Utara untuk mencapai target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan agar tidak terjadi penurunan dengan tetap patuh dan taat membayar pajak yang hasilnya akan bermanfaat dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.

C. Upaya Yang Dilakukan SAMSAT Medan Utara Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis, adapun upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Utara dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan didukung prasarana kegiatan antara lain :


(75)

a. Memberikan nomor urut pendaftaran dalam mengurus Pajak Kendaraan Bermotor guna tertibnya dalam pelayanan pendaftaran. b. Menetapkan batas waktu proses pengurusan penyelesaian Pajak

Kendaraan Bermotor yang telah ditentukan. Waktu yang diberitahukan oleh pegawai SAMSAT Medan Utara dalam mengurus PKB, yaitu kurang lebih 15 menit.

c. Memberitahukan keseluruhan biaya dalam kepengurusan Pajak Kendaraan Bermotor secara rinci dan jelas, sesuai dengan yang tertera dikomputer/kwitansi/dikertas perincian biaya pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor.

d. Menyediakan papan informasi guna memberikan informasi kepada Wajib Pajak (WP).

e. Meningkatkan produk pelayanan yang dibuat atau dikeluarkan oleh pihak SAMSAT Medan Utara, berupa plat kendaraan bermotor yang harus diwajibkan bagi setiap pemilik kendaraan bermotor. Karena kualitas plat kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh pihak SAMSAT Medan Utara sudah sesuai dan sangat bagus.

2. Menyurati Wajib Pajak yang menunggak Pajak Kendaraan Bermotor. 3. Melakukan pemeriksaan terhadap berkas Wajib Pajak.


(76)

4. Melakukan himbauan kepada masyarakat melalui media massa, media cetak, maupun media elektronik.

5. Menambahkan fiskus/petugas pajak ke daerah yang jauh dari pusat kota dengan dilakukannya SAMSAT Keliling sehingga pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor tetap berjalan dengan baik.

6. Melakukan kerjasama yang baik dan saling berkesinambungan antara Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara, Polisi Daerah Sumatera Utara, dan PT. Jasa Raharja, khususnya dalam pembayaran PKB di Sumatera Utara yang dapat dilakukan pembayaranny melalui Bank Sumut.

7. Memberikan Sanksi yang tegas kepada Wajib Pajak yang tidak membayar Pajak Kendaraan Bermotor atau tidak mengurus Bea Balik Kendaraan Bermotornya.

8. Membuat tata tertib dalam proses pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor agar tidak terjadi pelanggaran dan kesemrautan.

9. Memperbaiki segala koneksi jaringan agar tidak mengganggu dalam proses pelaksanaan pelayanan.


(77)

D. Sanksi-Sanksi Bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Yang Tidak Memenuhi Kewajiban Perpajakan

Sanksi Administrasi Berupa Bunga

Sanksi administrasi berupa bunga merupakan salah satu jenis sanksi administrasi yang dapat dikenakan kepada wajib pajak saat melakukan pelanggaran hukum pajak yang terkait dengan pelaksanaan kewajiban. Sanksi administrasi berupa bunga bersama dengan jumlah kekurangan pajak daerah yang terutang harus dibayar lunas dalam jangka waktu yang ditentukan.

Kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang. Sanksi administrasi berupa bunga tersebut untuk jangka waktu paling lama 24 bulan, terhitung sejak saat terutang pajak atau bagian tahun pajak atau tahun pajak sampai dengan diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP). Surat Tagihan Pajak (STP) yang diterbitkan, memuat jumlah kekurangan pajak yang terutang ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dan wajib dibayar lunas dalam jangka waktu yang ditentukan.


(78)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari keseluruhan isi penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai hasil dari Praktek Kerja Lapangan Mandiri yang dilakukan di Kantor SAMSAT Medan Utara, sebagai berikut :

1. Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air. 2. Dalam pembayaran pajak yang menjadi tanggung jawab dari hasil

pembayaran pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak adalah dengan melakukan hal-hal sebagai menerima pembayaran dari wajib pajak, membukukan penerimaan, mencetak SKPD, menyampaikan SKPD, menyampaikan berkas ke arsip, menyetor hasil penerimaan kebendahara, dan menghimpun berkas yang belum dibayar ke petugas penagihan.

3. Dalam penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor SAMSAT Medan Utara menunjukkan adanya penurunan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada tahun 2012, yang ditahun 2012 tidak mencapai target yang telah ditentukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara/UPT SAMSAT Medan Utara.


(79)

4. Dalam upaya peningkatan penerimaan yang telah dilakukan oleh SAMSAT Medan Utara dapat maksimal dilakukan, agar realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dapat meningkat setiap tahunnya. 5. Sanksi yang dikenakan kepada wajib pajak kendaraan bermotor yang

melanggar hukum pajak, dikenakan sanksi bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang. Sanksi administrasi berupa bunga untuk jangka waktu paling lama 24 bulan, terhitung sejak saat terutang pajak, atau bagian tahun pajak, atau tahun pajak sampai dengan diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP).

B. SARAN

Sebagai akhir dari isi laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam meningkatkan kinerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara/UPT SAMSAT Medan Utara.

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :

1. Memberikan inovasi-inovasi baru terhadap bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pengurus Pajak Kendaraan Bermotor.


(80)

2. Melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat tidak merasa dirugikan dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor dan masyarakat akan bangga dengan pelayanan SAMSAT Medan Utara.

3. SAMSAT Medan Utara lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor, serta menyadarkan pentingnya peran dan fungsi Pajak Kendaraan Bermotor dalam meningkatkan penerimaan daerah dan kemakmuran rakyat.

4. Memperluas basis penerimaan, dengan cara mengidentifikasi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan jumlah pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, serta menghitung kapasitas penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.


(81)

DAFTAR PUSTAKA

Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

Himpunan Undang-Undang Perpajakan 2010. PT. Indeks. Jakarta Barat.

Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT. Rajawali Grafindo, Jakarta.

Saidi, Djafar Muhammad. 2007. Pembaruan Hukum Pajak. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Brotohardjo, Santoso R. 2008. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Refika Aditama. Bandung.

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2009. Fokusmedia. Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Instruksi Bersama Menteri Pertahanan Keamanan Menteri dalam Negeri dan Menteri Keuangan Tentang Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap (SAMSAT).


(1)

4. Melakukan himbauan kepada masyarakat melalui media massa, media cetak, maupun media elektronik.

5. Menambahkan fiskus/petugas pajak ke daerah yang jauh dari pusat kota dengan dilakukannya SAMSAT Keliling sehingga pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor tetap berjalan dengan baik.

6. Melakukan kerjasama yang baik dan saling berkesinambungan antara Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara, Polisi Daerah Sumatera Utara, dan PT. Jasa Raharja, khususnya dalam pembayaran PKB di Sumatera Utara yang dapat dilakukan pembayaranny melalui Bank Sumut.

7. Memberikan Sanksi yang tegas kepada Wajib Pajak yang tidak membayar Pajak Kendaraan Bermotor atau tidak mengurus Bea Balik Kendaraan Bermotornya.

8. Membuat tata tertib dalam proses pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor agar tidak terjadi pelanggaran dan kesemrautan.

9. Memperbaiki segala koneksi jaringan agar tidak mengganggu dalam proses pelaksanaan pelayanan.


(2)

D. Sanksi-Sanksi Bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Yang Tidak Memenuhi Kewajiban Perpajakan

Sanksi Administrasi Berupa Bunga

Sanksi administrasi berupa bunga merupakan salah satu jenis sanksi administrasi yang dapat dikenakan kepada wajib pajak saat melakukan pelanggaran hukum pajak yang terkait dengan pelaksanaan kewajiban. Sanksi administrasi berupa bunga bersama dengan jumlah kekurangan pajak daerah yang terutang harus dibayar lunas dalam jangka waktu yang ditentukan.

Kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang. Sanksi administrasi berupa bunga tersebut untuk jangka waktu paling lama 24 bulan, terhitung sejak saat terutang pajak atau bagian tahun pajak atau tahun pajak sampai dengan diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP). Surat Tagihan Pajak (STP) yang diterbitkan, memuat jumlah kekurangan pajak yang terutang ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dan wajib dibayar lunas dalam jangka waktu yang ditentukan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari keseluruhan isi penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai hasil dari Praktek Kerja Lapangan Mandiri yang dilakukan di Kantor SAMSAT Medan Utara, sebagai berikut :

1. Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air. 2. Dalam pembayaran pajak yang menjadi tanggung jawab dari hasil

pembayaran pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak adalah dengan melakukan hal-hal sebagai menerima pembayaran dari wajib pajak, membukukan penerimaan, mencetak SKPD, menyampaikan SKPD, menyampaikan berkas ke arsip, menyetor hasil penerimaan kebendahara, dan menghimpun berkas yang belum dibayar ke petugas penagihan.

3. Dalam penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor SAMSAT Medan Utara menunjukkan adanya penurunan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada tahun 2012, yang ditahun 2012 tidak


(4)

4. Dalam upaya peningkatan penerimaan yang telah dilakukan oleh SAMSAT Medan Utara dapat maksimal dilakukan, agar realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dapat meningkat setiap tahunnya. 5. Sanksi yang dikenakan kepada wajib pajak kendaraan bermotor yang

melanggar hukum pajak, dikenakan sanksi bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang. Sanksi administrasi berupa bunga untuk jangka waktu paling lama 24 bulan, terhitung sejak saat terutang pajak, atau bagian tahun pajak, atau tahun pajak sampai dengan diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP).

B. SARAN

Sebagai akhir dari isi laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam meningkatkan kinerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara/UPT SAMSAT Medan Utara.

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :

1. Memberikan inovasi-inovasi baru terhadap bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pengurus Pajak Kendaraan Bermotor.


(5)

2. Melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat tidak merasa dirugikan dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor dan masyarakat akan bangga dengan pelayanan SAMSAT Medan Utara.

3. SAMSAT Medan Utara lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor, serta menyadarkan pentingnya peran dan fungsi Pajak Kendaraan Bermotor dalam meningkatkan penerimaan daerah dan kemakmuran rakyat.

4. Memperluas basis penerimaan, dengan cara mengidentifikasi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan jumlah pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, serta menghitung kapasitas penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

Himpunan Undang-Undang Perpajakan 2010. PT. Indeks. Jakarta Barat.

Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT. Rajawali Grafindo, Jakarta.

Saidi, Djafar Muhammad. 2007. Pembaruan Hukum Pajak. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Brotohardjo, Santoso R. 2008. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Refika Aditama. Bandung.

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2009. Fokusmedia. Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Instruksi Bersama Menteri Pertahanan Keamanan Menteri dalam Negeri dan Menteri Keuangan Tentang Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap (SAMSAT).